You are on page 1of 13

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan keperawatan di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perkembangan keperawatan secara global. Dengan jelas dapat diamati bahwa secara berkelanjutan keperawatan di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat, baik dibidang pendidikan maupun di tatanan praktek keperawatan. Pada masa lalu keperawatan dilakukan lebih berdasarkan intuisi dan tradisi sehingga keperawatan dianggap hanya sebagai kiat tanpa komponen ilmiah dan landasan keilmuan yang kokoh. Semakin berkembangnya ilmu keperawatan maka semakin besar pula tanggung jawab seorang perawat untuk memberikan asuhan keperawatan kepada seorang klien. Perkembangan ini juga berpengaruh pada bidang keperawatan medikal bedah khususnya tentang sistem perkemihan. Salah satu gangguan sistem perkemihan adalah tentang penyakit Cronic Kidney Disease. Chronic Kidney Disease (CKD) adalah kondisi ireversibel di mana fungsi ginjal menurun dari waktu ke waktu. CKD biasanya berkembang secara perlahan dan progresif, kadang sampai bertahun-tahun, dengan pasien sering tidak menyadari bahwa kondisi mereka perlahan parah. Kondisi fungsi ginjal

memburuk, kemampuan untuk memproduksi erythropoietin yang memadai terganggu, sehingga terjadi penurunan produksi baru sel-sel darah merah dan

akhirnya terjadi anemia. Dengan demikian, anemia merupakan komplikasi yang sering terjadi pada CKD. (Denise, 2007). Diseluruh dunia menurut National Kidney Foundation (2004), 26 juta orang dewasa Amerika telah mengalami CKD. Perhimpunan nefrologi Indonesia menunjukkan 12,5% dari penduduk Indonesia mengalami penurunan fungsi ginjal, itu berarti secara kasar lebih dari 25 juta penduduk mengalami CKD. Dari data Persatuan Nefrologi Indonesia (Perneftri) 2004,diperkirakan ada 70 ribu penderita gagal ginjal di Indonesia, namun yang terdeteksi menderita gagal ginjal kronis tahap terminal yang menjalani cuci darah (hemodialisis) hanya sekitar 4000-5000 saja. Berdasarkan data yang diperoleh dari Sistem Pelaporan dan Pencatatan Nefrologi Indonesia ( Perneftri 2004 ). diperoleh gambaran bahwa penyakit gagal ginjal menduduki peringkat ke empat dari sepuluh penyakit tidak menular yang menjadi penyebab kematian terbanyak di rumah sakit di Indonesia dengan

Prevalensi sebesar 3,16% (3047angka kematian). Sedangkan menurut data Profil Kesehatan Indonesia (2010), gagal ginjal menempati urutan ke 6 sebagai penyebab kematian pasien yang dirawat di RS di seluruh Indonesia. ( Rikesdas, 2009). Data dari Depkes Provinsi D.I. Yogyakarta menyebutkan bahwa sepanjang tahun 2011 terdapat 461 kasus baru penyakit gagal ginjal yang terbagi atas Kota Jogja 175 kasus, Kabupaten Bantul 73 kasus, Kabupaten Kulon Progo 45 kasus dan Kabupaten Sleman 168 kasus, serta pasien yang meninggal di Kota Jogja 19

orang, Bantul 8 orang, Kulon Progo 45 orang, Sleman 23 orang. Irmawati (2009) menjelaskan bahwa gagal ginjal kronik banyak dialami oleh usia dewasa dan lanjut usia dan lebih sering dijumpai pada wanita daripada laki-laki. Angka ini belum mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Penyakit ginjal merupakan fenomena gunung es, yang penderitanya lebih banyak tidak diketahui dan tidak tercatat (Harnawati, 2008). Berdasarkan pencatatan data yang diperoleh dari Medical Record khususnya di Bangsal Penyakit dalam Dahlia 4 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. penderita Gagal Ginjal kronik (CKD). dari bulan Juli 2010 sampai dengan bulan Juli 2012, tercatat sebanyak 231 orang. 134 Perempuan dan 97 orang laki laki. Ginjal adalah satu organ tubuh yang mempunyai satu dari tiga fungsi sebagai filtrasi seluruh cairan dan elekrolit dalam tubuh manusia, turut terkena dampak dari gaya hidup manusia yang semakin konsumtif. Melalui asuhan makanan dan minuman yang mengandung zat-zat asing tertentu, akan semakin memperberat kerja ginjal khususnya glomerulus untuk melakukan filtrasi. Jika Jika proses pada glomerulus terganggu, maka akan berpengaruh pada kadar kreatinin dalam darah Kreatinin serum merupakan indikator yang paling sensitif dari fungsi ginjal karena substansi ini dipengaruhi secara konstan oleh tubuh. Kreatinin plasma akan meningkat seiring dengan penurunan laju filtrasi oleh glomerulus, dimulai bila lajunya kurang dari 60 ml/mnt. Pada gagal ginjal kronik, konsentrasi kreatinin dibawah 1 mmol / L (Arif Manjoer, 2002 : 532)

Gejala-gejala yang khas pada gagal ginjal kronik di tandai dengan adanya uremia atau peningkatan ureum dalam darah. Ureum adalah sisa hasil ikatan metabolisme protein dan asam amino yang diekskresikan melalui ginjal, karena ginjal mengalami penurunan fungsi yang mengakibatkan retensi kadar ureum dalam darah. Toksin ureum inilah yang merusak sejumlah besar fungsi organ tubuh. Gejala-gejala uremia timbulnya begitu lambat sehingga klien dan keluarganya tidak mengetahui datangnya serangan. Manifestasi awal dari gejala uremia adalah nausea, apatis, kelemahan dan kelelahan. Gejala-gejala berlanjut menjadi muntah-muntah semakin lemah, dan confusion Kelainan klinis pada uremia yaitu terjadi gangguan keseimbangan cairan, elektroit dan asam basa. Pada stadium awal gagal ginjal kronik terjadi dehidrasi, poliuria dan nocturi. Pada stadium lanjut terjadi retensi garam dan air. Pada keseimbangan asam basa terjadi hiperkalemia, hiperfostemia dan hipokalemia. Fungsi kardiovaskuler mengalami hipertensi. Gagal jantung kongestif bila toksin uremia sampai ke rongga peri kardium terjadi infeksi pericarditis. Masalah hematology yang sering terjadi adalah klien mengalami anemia, karena mengalami penurunan eritrosit oleh ginjal, kekurangan asam folat dan besi. serta karena memendeknya pembentukan sel darah merah. Penurunan eritrosit mengakibatkan penurunan sel darah merah. Penurunan eritrosit mengakibatkan penurunan trombosit dan leukosit sehingga klien berisiko tinggi terjadi pendarahan dan infeksi. Toksin uremia yang menyerang paru terjadi gangguan fungsi paru, edema paru, dan respiratori sindrom. Sistem pencernaan juga meracuni ureum menyebabkan anoreksia, nousea, dan mutah-mutah. Komplikasi yang sering terjadi yaitu ulkus peptikum

sehingga meningkatkan resiko pendarahan gastrointestinal, Kelainan-kelainan klinis diatas karena uremia yang berada pada organ-organ tubuh sehingga mengalami penuruan fungsi pada organ yang diserang seperti yang dijelaskan diatas. Berbagai macam masalah yang ditimbulkan akibat gagal ginjal kronik membutuhkan ketrampilan dan pengetahuan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien dengan gagal ginjal kronik. Pengkajian harus dilakukan secara teliti dan komprehensif meliputi aspek biopsikososiokultural supaya dalam menegakkan diagnosa keperawatan menetapkan tujuan, memberikan tindakan keperawatan sesuai dengan masalah klien (Arif Manjoer, 2002 ) Mengingat begitu besar nya anggka kejadian kusus pada gagal ginjal kronik dan kompleksnya akibat yang ditimbulkan pada klien dengan gagal ginjal kronik serta berbagai komplikasi yang terjadi. Hal inilah yang melatar belakangi penulis mengambil karya tulis ilmiah dengan judul Asuhan Keperawatan pada Ny.T dengan gagal ginjal kronik diruang Dahlia 4 IRNA 1 RSUP Dr. suarjito Yogyakarta. .
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah kasus diatas adalah Bagaimana Asuhan Keperawatan pada pasien Ny. T dengan gagal ginjal kronik di ruang Dahlia 4 IRNA 1 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.? Dari rumusan masalah tersebut diatas penulis membuat sub masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana melakukan pengkajian pada pasien Ny. T dengan Chronic

Kidney Disease di Ruang Dahlia 4 IRNA I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta?.


2. Bagaimana membuat rumusan diagnosa keperawatan pada pasien Ny. T

dengan Chronic Kidney Disease di Ruang Dahlia 4 IRNA I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta?.

3. Bagaimana membuat perencanaan keperawatan pada pasien Ny. T dengan

Chronic Kidney Disease di Ruang Dahlia 4 IRNA I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta?.
4. Bagaimana pelaksanaan tindakan keperawatan pada pasien Ny. T dengan

Chronic Kidney Disease di Ruang Dahlia 4 IRNA I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta?.
5. Bagaimana melakukan evaluasi keperawatan pada pasien Ny. T dengan

Chronic Kidney Disease di Ruang Dahlia 4 IRNA I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta?.
6. Bagaimana melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan pada pasien

Ny. T dengan Chronic Kidney Disease di Ruang Dahlia 4 IRNA I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta?.

C. Ruang Lingkup 1. Lingkup mata ajar Asuhan keperawatan pada pasien Ny. T dengan Chronic Kidney Disease di Ruang Dahlia 4 IRNA I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta termasuk dalam mata ajaran Keperawatan Medikal Bedah. 2. Lingkup waktu Pelaksanaan Asuhan keperawatan pada Pasien Ny.T dengan Chronic Kidney Disease di Ruang Dahlia 4 IRNA I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta di lakukan selama 3x24 jam dimulai dari tanggal 23 25 juli 2012 dengan menggunakan Proses keperawatan. 3. Lingkup Asuhan Keperawatan Pelaksanan asuhan keperawatan ini menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi, pengkajian, diaknosa, perencanaan,

implementasi, evaluasi, dan dan dilengkapi dengan pendokumentasian keperawatan. 4. Lingkup tempat Pelaksanaan asuhan keperawatan ini bertempat di Ruang Dahlia 4 IRNA I RSUP Dr. Sarjito yogyakata. Tujuan Penulisan Dalam penulisan studi kasus ini mempunyai tujuan umum dan tujuan khusus, yaitu : 1. Tujuan Umum Memperoleh pengalaman nyata dalam melaksanakan Asuhan keperawatan pada pasien Ny. T dengan Chronic Kidney Disease di

Ruang Dahlia 4

IRNA I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dengan

pendekatan proses keperawatan. 2. Tujuan Khusus Diharapkan penulis mampu:


a. Melaksanakan pengkajian pada pada pasien Ny. T dengan Chronic

Kidney Disease di Ruang Dahlia 4 Yogyakarta.

IRNA I RSUP Dr. Sardjito

b. Membuat rumusan diagnosa keperawatan pada pasien Ny. T dengan

Chronic Kidney Disease di Ruang Dahlia 4 IRNA I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

c. Menyusun perencanaan keperawatan pada pasien Ny. T dengan

Chronic Kidney Disease di Ruang Dahlia 4 IRNA I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
d. Melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien Ny. T dengan

Chronic Kidney Disease di Ruang Dahlia 4 IRNA I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
e. Melakukan evaluasi keperawatan pada pasien Ny. T dengan Chronic

Kidney Disease di Ruang Dahlia 4 IRNA I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.


f.

Melakukan pendokumentasian asuhan bedah pada pasien Ny. T dengan Chronic Kidney Disease di Ruang Dahlia 4 IRNA I RSUP Dr.

Sardjito Yogyakarta.

D. Manfaat Penulisan 1. Bagi RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu masukan dalam upaya peningkatan mutu pelayanan, khususnya dalam memberikan asuhan keperawatan pada Pasien dengan Chronic Kidney Disease di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. 2. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai bahan bacaan yang bermanfaat bagi pembaca dan pengunjung perpustakaan di Akademi Kesehatan Karya Husada Yogyakarta serta dapat menambah wawasan dan kemampuan dalam memberikan asuhan

keperawatan medikal bedah pada pasien dengan Chronic Kidney Disease 3. Bagi Penulis Mendapatkan pengalaman yang nyata dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien khususnya dengan Chronic Kidney Disease 4. Bagi profesi Keperawatan Memberi masukan bagi tenaga profesi keperawatan dalam

mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan Chronic Kidney Disease. E. Metode Metode yang digunakan dalam karya tulis ilmiah ini adalah Deskriptif dengan memaparkan suatu masalah serta cara untuk menyelesaikan masalah pada

saat itu dengan menggunakan proses keperawatan, serta dalam pengumpulan data menggunakan metode: 1. Data Primer Didapatkan dengan metode: a. Wawancara Wawancara dilakukan dengan mengadakan tanya jawab langsung dengan pasien untuk mendapatkan data subyektif tentang identitas, riwayat kesehatan sekarang berupa keluhan utama apakah pasien masih nyeri di kepala bagian depan dan belakang, bagaimana menghilangkan nyeri, faktor pencetus seperti apa yang menyebabkan nyeri muncul, riwayat kesehatan dahulu apakah pernah dirawat dirumah sakit sebelumnya, riwayat kesehatan keluarga apakah ada keluarga yang pernah mengalami Chronic Kidney Disease b. Observasi Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan langsung pada pasien selama 3 x 24 jam. Untuk mengetahui perkembangan keadaan pasien, tingkah laku pasien dan respon pasien. Bagaimana keadaan aktivitasnya, apakah ada perubahan pemenuhan kebutuhan aktivitasnya. c. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik dilakukan meliputi keadaan umum klien secara sistematik (Cepalocaudal) dengan metode Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi guna mendapatkan data obyektif pasien. 2. Data Sekunder

Didapatkan data dengan metode : a. Wawancara Melalui komunikasi dengan dokter perawat ahli gizi dan keluarga untuk mendapatkan data tentang pasien. b. Pemeriksaan Fisik
1) Inspeksi

Untuk mendapatkn data keadaan umum, status gizi.


2) Palpasi

Untuk mendapatkan data ada tidaknya pembesaran kelenjar limfe di belakang telinga, leher.
3) Perkusi

Untuk mendapatkan data keadaan jantung dan paru.

4) Auskultasi

Untuk mendapatkan data frekunsi, jenis pernafasan dan suara paru. c. Studi Dokumentasi Untuk mendapatkan data dengan melihat dokumen yang menyangkut masalah pasien dan data lainnya yang berkaitan dengan asuhan keperawatan pasien dengan Chronic Kidney Disease d. Studi Perpustakaan

Untuk mendapatkan pengetahuan dengan membaca buku/literature yang membahas tentang cidera kepala berat, sehingga dapat membantu dalam menganalisa data, yaitu tentang : pengertian, penanganan, komplikasi dan asuhan keperawatan pada pasien Chronic Kidney Disease.

F. Sistematika Penulisan Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai penyusunan karya tulis ilmiah ini, maka penulis akan menggunakan sistematika sebagai berikut: BAB I. PENDAHULUAN Terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah, Ruang Lingkup,

Tujuan, Manfaat penulisan, Metode dan Sistematika Penulisan. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Gambaran umum penyakit Chronic Kidney Disease yang meliputi

pengertian, patofisiologi, etiologi, pemeriksaan penunjang, menejemen terapi. Gambaran umum Asuhan Keperawatan dan Proses Keperawatan pada pasien penetapan Chronic Kidney Disease yang meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan keperawatan, pelaksanaan

keperawatan, evaluasi keperawatan, serta pendokumentasian. BAB III. TINJAUAN KASUS Merupakan laporan asuhan keperawatan pada Pasien Ny. T dengan Chronic Kidney Disease yang terdiri dari pengkajian, perumusan

diagnosa, perencanaan keperawatan, pelaksanaan keperawatan, evaluasi keperawatan, serta pendokumentasian. BAB IV. PEMBAHASAN Berisikan tentang pembahasan kasus yang meliputi pengkajian sampai dengan pendokumentasian klien yang di bandingkan dengan teori atau tinjauan pustaka yang mendasari karya tulis ilmiah ini, sehingga dapat dilihat perbedaan dan persamaan dalam melaksanakan asuhan keperawatan. (kesenjangan antara teori dengan kasus yang ada). BAB V PENUTUP Kesimpulan dan Saran DAFTAR PUSTAKA Merupakan sumber yang diambil dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah dapat berupa buku laporan penelitian dan lain- lain. LAMPIRAN

You might also like