You are on page 1of 16

KAJIAN MATA KULIAH

LINGKUNGAN BISNIS DAN HUKUM KOMERSIAL

TUGAS KELOMPOK V :

1. Andy Fahrezi Qodri (2008.12-0241)


2. Ayu Kemala Putri (2009.13-0287)
3. Budi Waskita (2009.13-0289)
4. Firmansyah (2009.13-0292)
5. Muhammad Hasyim Ashari (2009.13-0294)

PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG

2009

PT. Freeport Indonesia Company


PPAk (Pendidikan Profesi Akuntansi) Univesitas Brawijaya Malang
A. LATAR BELAKANG
PT. Freeport Indonesia (PTFI) adalah sebuah perusahaan pertambangan yang
mayoritas sahamnya dimiliki Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc. PTFI merupakan
penghasil terbesar konsentrat tembaga dari bijih mineral yang juga mengandung emas
dalam jumlah yang berarti. PTFI tidak hanya mendukung kebutuhan ekonomi tetapi juga
mendukung kebutuhan sosial dan lingkungan hidup, sehingga tidak mengganggu
kesinambungan kehidupan generasi di masa akan datang.
Awal berdirinya PT Freeport Indonesia (PTFI) bermula saat seorang manajer
eksplorasi Freeport Minerals Company; Forbes Wilson, melakukan ekspedisi pada tahun
1960 ke Papua setelah membaca sebuah laporan tentang ditemukannya Ertsberg (Gunung
Bijih), sebuah cadangan mineral, oleh seorang geolog Belanda; Jean Jacques Dozy, pada
tahun 1936.
Setelah ditandatanganinya Kontrak Karya pertama dengan Pemerintah Indonesia
bulan April 1967, PTFI memulai kegiatan eksplorasi di Ertsberg pada Desember 1967.
Konstruksi skala besar dimulai bulan Mei 1970, dilanjutkan dengan ekspor perdana
konsentrat tembaga pada bulan Desember 1972.
Setelah para geolog menemukan cadangan kelas dunia Grasberg pada tahun 1988,
operasi PTFI menjadi salah satu proyek tambang tembaga/emas terbesar di dunia. Di
akhir tahun 1991, Kontrak Karya kedua ditandatangani dan PTFI diberikan hak oleh
Pemerintah Indonesia untuk meneruskan operasinya selama 30 tahun.
PTFI merupakan salah satu pembayar pajak terbesar bagi Negara Indonesia. Sejak
tahun 1992 sampai dengan 2005, manfaat langsung dari operasi perusahaan terhadap
Indonesia dalam bentuk dividen, royalti dan pajak mencapai sekitar 3,9 miliar dolar AS.
Selain itu, PTFI juga telah memberikan manfaat tidak langsung dalam bentuk upah, gaji
dan tunjangan, reinvestasi dalam negeri, pembelian barang dan jasa, serta pembangunan
daerah dan donasi. Dalam tahun 2005, PTFI telah menghasilkan dan menjual konsentrat
yang mengandung 1,7 miliar pon tembaga dan 3,4 juta ons emas.
PTFI (PT. Freeport Indonesia) Company memilik visi untuk menjadi tambang
terbaik di dunia yang berlokasi di ketinggian dan lingkungan bercurah hujan tinggi.

PT. Freeport Indonesia Company


PPAk (Pendidikan Profesi Akuntansi) Univesitas Brawijaya Malang
B. BOARD OF DIRECTOR & COMMISIONER
Freeport McMoRan Copper & Gold Inc.
Chair of the Board : James R. Moffet
President and Chief Executive Officer : Richard C. Anderson
Senior Vice President and General Counsel : L. Richards McMillan
Executive Vice President ; Chief Administrative Officer : Michael J. Arnold
Executive Vice President ; Chief Financial Officer & Treasurer : Kathleen L. Quirk
Vice President and Controller – Financial Reporting : C. Donald Whitmire, Jr
Internal Auditors : Deloitte & Touche LLP

PT. Freeport Indonesia


Presiden Komisaris : James R.Moffet
Presiden Direktur - CEO : Armando Mahler
Wakil Presiden Direktur : W. Russell King
Wakil Presiden Bagian Eksplorasi : DD. Miller Yakobus
Wakil Presiden Bagian Lingkungan : Nancy D.
Wakil Presiden Control Keuangan : Joner Walker
Institut Pertambangan Nemangkawi : Peter Mosel

B. KEPEMILIKAN MODAL PT. FREEPORT INDONESIA


PEMEGANG SAHAM
• Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc. (AS) - 81,28%
• Pemerintah Indonesia - 9,36%
• PT. Indocopper Investama - 9,36%

PT. Freeport Indonesia Company


PPAk (Pendidikan Profesi Akuntansi) Univesitas Brawijaya Malang
BOARD OF DIRECTOR & COMMISIONER
FREEPORT - McMORAN AND PT. FREEPORT INDONESIA

Chair of The Board


JAMES R. MOFFET

Internal Auditor
DELOITTE & TOUCHE LLP

President & CEO


RICHARD C. ANDERSON

Senior Vice President Vice President Executive Vice President Executive Vice President
(General Cousel) (Controller Financial Reporting) (Chief Administration Officer) (Chief Financial Officer & Treasure)
L. RICHARDS McMILLAN C. DONALD WHITEMIR Jr MICHAEL J. ARNOLD KATHLEEN L. QUIRK

OPERATING MARKETING

President & CEO President & CEO President & CEO President & CEO President & CEO Senior Vice President Vice President
Climax Nolybdenum Freeport-McMoran Freeport-McMoran Freeport-McMoran PT. Freeport
Company Mining Company Americans Africa Inonesia Co. (President Atlantic Cooper SA – (President Freeport McMarron –
DAVID H. JOHN O. HARRY M. “RED” PHILIP S. ARMANDO FCX Concentrates) FCX Cathode & Rod)
THOMTON MARSDEN CONGER BRUMIT MAHLER JAVIER TARGHETTA STEPHEN T. HIGGINS

Vice President
W. RUSSELL KING

Institut Pertambangan Nemangkawi


(IPN) Bagian Eksplorasi Bagian Lingkungan Bagian Keuangan
PETER MOSEL DD. MILLER YAKOBUS NANCY D. JONES WALKER

PT. Freeport Indonesia Company


PPAk (Pendidikan Profesi Akuntansi) Univesitas Brawijaya Malang
C. FINANCIAL & OPERATIONAL REPORTING
Summary Financial Highligts Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc.
Years Ended December 31, 2002 2003 2004 2005 2006 2007
(In Thousands, Except Per Share Amounts)
Revenue $ 1,910,462 $ 2,212,165 $ 2,371,866 $ 4,179,118 $ 5,790,500 $ 16,939,000
Operating income 640,137 823,308 703,576 2,177,286 2,868,747 6,445,000
Operating cash flows 512,732 572,072 341,355 1,552,545 1,866,424 6,225,000
Capital expenditure 188,004 139,186 140,999 142,986 250,540 1,755,000
Net income applicable to common stock 127,050 154,219 156,776 934,627 1,396,009 2,769,000
Diluted net income per common share 0.87 0.97 0.85 4.67 6.63 7.50
Dividens paid per common share - 0.27 1.10 2.50 4.75 1.25
At December 31
Cash, restricted cash and investments 115,782 498,616 551,950 763,599 907,464 1,626,000
Total assets 4,192,193 4,718,366 5,086,995 5,550,206 5,389,802 40,661,000
Long-term debt, including current portion,
short-term borrowings and redeemable
preferred stock 2,488,393 2,228,330 1,951,906 1,255,948 680,115 7,211,000
Stockholders' equity 266,826 775,984 1,163,649 1,842,994 2,445,101 18,234,000

PT. FREEPORT INDONESIA OPERATING DATA


2002 2003 2004 2005 2006 2007
Copper (recoverable)
Production (000s of pounds) 1,524,200 1,291,600 996,500 1,455,900 1,201,200 1,151,000
Production (metric tons) 691,400 585,900 452,000 660,400 544,900 522,000
Sales (000s of pounds) 1,522,300 1,295,600 991,600 1,456,500 1,201,400 1,131,000
Sales (metric tons) 690,500 587,700 449,800 660,700 544,900 513,000
Average realized price per pound $ 0.71 $ 0.82 $ 1.37 $ 1.85 $ 3.13 $ 3.32
Gold (recoverable ounces)
Production 2,296,800 2,463,300 1,456,200 2,789,400 1,731,800 2,198,000
Sales 2,293,200 2,469,800 1,443,000 2,790,200 1,736,000 2,185,000
Average realized price per ounce $ 311.97 $ 366.60 $ 412.32 $ 456.27 $ 566.51 $ 680.74
Silver (recoverable ounces)
Production 4,121,100 4,112,700 3,270,700 4,742,400 3,797,900 -
Sales 4,116,100 4,126,700 3,257,800 4,734,600 3,806,200 -
Average realized price per ounce $ 4.66 $ 5.15 $ 6.10 $ 6.36 $ 8.59 -

PT. Freeport Indonesia Company


PPAk (Pendidikan Profesi Akuntansi) Univesitas Brawijaya Malang
Grafik 2002 - 2007
Operating
Revenue
Income
7,000,000
18,000,000
16,000,000 6,000,000
14,000,000
5,000,000
12,000,000
4,000,000
10,000,000

8,000,000 3,000,000
6,000,000
2,000,000
4,000,000
1,000,000
2,000,000

0 0
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2002 2003 2004 2005 2006 2007

Operating Capital
Cash Flow s Expenditure
7,000,000 2,000,000

6,000,000 1,800,000
1,600,000
5,000,000
1,400,000

4,000,000 1,200,000
1,000,000
3,000,000
800,000
2,000,000 600,000
400,000
1,000,000
200,000
0 0
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2002 2003 2004 2005 2006 2007

Net Income Diluted net


applicable to income per
common common
3,000,000 8.00
stock share
7.00
2,500,000
6.00
2,000,000
5.00

1,500,000 4.00

3.00
1,000,000
2.00
500,000
1.00

0 0.00
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2002 2003 2004 2005 2006 2007

PT. Freeport Indonesia Company


PPAk (Pendidikan Profesi Akuntansi) Univesitas Brawijaya Malang
Dividens
paid per
common
5.00 share
4.50
4.00
3.50
3.00
2.50
2.00
1.50
1.00
0.50
0.00
2002 2003 2004 2005 2006 2007

PT. Freeport Indonesia Company


PPAk (Pendidikan Profesi Akuntansi) Univesitas Brawijaya Malang
CONTRUBUTION OF OPERATING CENTER FREEPORT-McMaRoN COPPER & GOLD Inc. 2007

20,000,000

2,446,000 15,000,000
NPM (INA) =
3,645,000 10,000,000

NPM (INA) = 67 % 5,000,000

0
North America South America Europe Indonesia Total
Net Sales 8,603,000 2,265,000 2,426,000 3,645,000 16,939,000
Cost of All Goods, Materials and Services 5,854,000 1,122,000 2,319,000 1,199,000 10,494,000
Purchased
Operating Income 2,749,000 1,143,000 107,000 2,446,000 6,445,000

Net Sales Cost of All Goods, Materials and Services Operating Income
Purchased
Indonesia Indonesia
; 22% ; 11% Indonesia
; 38%
North
America;
43%
Europe;
North
22%
America;
North
Europe; 51%
America;
14%
56%

Europe;
South 2%
South
South
America; America;
America;
11% 18%
13%

PT. Freeport Indonesia Company


PPAk (Pendidikan Profesi Akuntansi) Univesitas Brawijaya Malang
D. OPERATIONAL COMPANY
1. Operasional Tambang
PT. Freeport Indonesia (PTFI) menerapkan dua teknik penambangan, yaitu :
a. Operasional Tambang Terbuka Gresberg
Tubuh bijih Grasberg ditambang dengan menggunakan cara penambangan
terbuka (dekat dengan permukaan). Dengan penambangan terbuka, maka
dimungkinkan pengerahan peralatan berat untuk pekerjaan tanah yang sangat besar,
yang mampu mencapai tingkat penambangan yang tinggi pada biaya satuan yang
paling rendah.
Tambang terbuka Grasberg menggunakan peralatan shovel, truk pengangkut
dan sekop listrik besar untuk menambang bahan (bijih atau batuan limbah). Bijih
yang didapatkan selanjutnya diangkut dan diproses di pabrik pengolahan (mill).
Sedangkan batuan limbah (overburden) akan dibuang ke tempat yang telah
ditentukan atau dihancurkan dengan menggunakan sistem OHS (Overburden
Handling System / Sistem Penanggulangan Overburden). OHS terdiri dari alat
penghancur, conveyor, dan alat penimbun (stacker) untuk menempatkan
overburden dari tambang terbuka Grasberg ke daerah-daerah penempatan di
Wanagon Bawah.
b. Operasional Tambang Bawah Tanah
Teknik ambrukan (Block caving) merupakan cara dengan biaya rendah untuk
melakukan penambangan bawah tanah, di mana blok-blok besar bijih bawah tanah
dipotong dari bawah sehingga bijih runtuh akibat gaya beratnya sendiri. Setelah
runtuh, bijih yang dihasilkan "ditarik" dari drawpoint (titik tarik) dan diangkut
menuju alat penghancur.
Pada block cave DOZ (Deep Ore Zone), alat LHD (loader) meletakkan
lumpur ke dalam ore pass yang menuju saluran pelongsor. Selanjutnya saluran
tersebut memuat truk-truk angkut AD-55 pada tingkat angkutan untuk mengangkut
bijih ke alat penghancur. Dari sana, bijih yang telah dihancurkan dikirim ke pabrik
pemroses (mill).

PT. Freeport Indonesia Company


PPAk (Pendidikan Profesi Akuntansi) Univesitas Brawijaya Malang
2. Pabrik Pengolahan Bijih
Pabrik Pengolahan Bijih (Mill) menghasilkan konsentrat tembaga dan emas dari
bijih yang ditambang dengan memisahkan mineral berharga dari pengotor yang
menutupinya. Langkah-langkah utamanya adalah penghancuran, penggilingan,
pengapungan, dan pengeringan. Penghancuran dan penggilingan mengubah besaran
bijih menjadi ukuran pasir halus guna membebaskan butiran yang mengandung
tembaga dan emas untuk proses pemisahan dan untuk menyiapkan ukuran yang sesuai
ke proses selanjutnya. Pengapungan (Flotasi) adalah proses pemisahan yang digunakan
untuk menghasilkan konsentrat tembaga-emas. Bubur konsentrat (slurry) yang terdiri
dari bijih yang sudah halus (hasil gilingan) dan air dicampur dengan reagen
dimasukkan ke dalam serangkaian tangki pengaduk yang disebut dengan sel flotasi, di
mana penambahan udara dipompa ke dalam slurry tersebut.

3. Operasional Pengeringan dan Pengapalan


Tempat pelabuhan (Portsite) merupakan bagian yang sangat penting dari kegiatan
PTFI, untuk menerima bahan-bahan dan perlengkapan yang diperlukan serta
mengirimkan konsentrat PTFI dengan kapal. Kegiatab yang terdapat dalam operasional
ini:
a. Pengeringan dan Penyimpanan Konsentrat
Bubur (Slurry) konsentrat dikeringkan melalui 3 unit pengeringan. Konsentrat
kering dengan kandungan air sekitar 9% disimpan di dalam gudang konsentrat
yang berkapasitas total sekitar 135.000 ton metrik. Ruang penyimpanan tambahan
tersedia pada pads di samping pabrik pengering.
b. Pengapalan Konsentrat
Konsentrat dari gudang dimuat ke kapal dengan menggunakan ban berjalan
(conveyor). Kapal konsentrat dimuat sebagian pada dermaga 'concentrate jetty' dan
selanjutnya kapal berlabuh di lepas pantai A (Sea Buoy) untuk menyelesaikan sisa
pemuatan dengan menggunakan barge konsentrat PTFI. Setiap tahun PTFI
mengapalkan konsentrat lebih dari 100 kapal.

PT. Freeport Indonesia Company


PPAk (Pendidikan Profesi Akuntansi) Univesitas Brawijaya Malang
E. SARANA PENDUKUNG KEGIATAN OPERASIONAL PERUSAHAAN
a. Pembangunan Pembangkit Daya Listrik.
Memiliki kapasitas pembangkitan sekitar 385MW listrik (250MW kapasitas tetap)
terdiri dari PLTU berbahan bakar batubara berkapasitas 195MW di Portsite dan
pembangkit diesel (terutama di Mill). Jaringan distribusi memasok listrik dari PLTU
menuju Mill.
b. Perkotaan & Camp.
Lokasi kota menyediakan berbagai jasa untuk memenuhi kebutuhan karyawan PTFI ,
mulai dari toko retail, restoran, sarana hunian, sekolah, sarana kesehatan,
perpustakaan, bank, jasa pos, sarana pelatihan, hingga sarana rekreasi.
c. Klinik Kesehatan & Rumah Sakit.
PT. Freeport memiliki rumah sakit untuk karyawan berkapasitas 100 tempat tidur di
Tembagapura dan banyak klinik di daerah sekitar. Selain itu, juga memberikan dana
rumah sakit berkapasitas 74 tempat tidur di desa Waa-Banti yang berdekatan, dan
sebuah rumah sakit berkapasitas 101 tempat tidur di Timika.
d. Penerbangan.
Bandara di Timika merupakan sentra bagi penerbangan ke/dari wilayah proyek PTFI.
Melalui salah satu mitra, PTFI menjalankan penerbangan charter untuk mengangkut
karyawan antara Papua dan kota asal mereka di bagian lain Indonesia. Bandara
tersebut juga telah menarik beberapa penerbangan komersial. PTFI menyediakan
pesawat helikopter dan dukungan sarana penerbangan lainnya dalam rangka upaya
operasional dan eksplorasi PTFI.
e. Pabrik Pengolahan Batu Gamping.
PTFI telah membangun tambang (quarry) dan pabrik pengolahan batu gamping.
Pabrik tersebut menghasilkan batu gamping yang dikonsumsi di tambang maupun
Mill.
f. Sarana Perbengkelan & Perawatan.
PTFI memiliki sejumlah bengkel berlokasi di wilayah proyek, mulai dari bengkel
perawatan peralatan hingga bengkel fabrikasi baja di daerah dataran rendah. Beberapa
mitra juga telah mendirikan sarana-sarana di daerah dataran rendah dalam rangka
mendukung usaha mereka untuk menyediakan jasa bagi kegiatan operasional PTFI
sendiri.
PT. Freeport Indonesia Company
PPAk (Pendidikan Profesi Akuntansi) Univesitas Brawijaya Malang
g. Logistik.
PTFI mempunyai jaringan terbukti untuk memasok bahan-bahan ke Portsite - berikut
armada kendaraan yang diperlukan untuk mengangkut bahan-bahan dari Portsite
menuju lokasi operasional PTFI di seluruh wilayah proyek. Salah satu mitra PTFI
lainnya menjalankan operasi logistik dilokasi dari pelabuhan kepada pengguna, selain
kegiatan perawatan tertentu untuk peralatan non tambang, perawatan jalan, dan
angkutan bus karyawan.
h. Jasa boga.
Mengingat jumlah orang yang berada di lokasi, maka salah satu mitra PTFI
menyediakan jasa boga untuk menyediakan makanan bagi pekerja PTFI, selain jasa
pengelolaan barak dan pembersihan.

F. CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY


PTFI memiliki komitmen untuk mengelola dan meminimalisasi dampak dari
kegiatan operasionalnya terhadap lingkungan dan untuk mereklamasi serta menghijaukan
kembali lahan yang terkena dampak. Melalui Kebijakan Lingkungan, PTFI berkomitmen
untuk melaksanakan pengelolaan dan praktik-praktik lingkungan yang baik, menyediakan
sumber daya yang cukup layak guna memenuhi tanggung jawab tersebut dan melakukan
perbaikan berkesinambungan terhadap kinerja lingkungan pada setiap lokasi kegiatan.
PTFI juga memiliki komitmen kuat untuk mendukung penelitian ilmiah guna memahami
lingkungan di sekitar tempat PTFI beroperasi, serta melakukan pemantauan yang
komprehensif untuk menentukan efektivitas dari praktik-praktik pengelolaan.
Selian itu, PTFI juga bekerjasama dengan instansi pemerintah, masyarakat
setempat, maupun lembaga swadaya masyarakat yang bertanggung jawab, untuk
meningkatkan kinerja lingkungan. Dalam hal ini PTFI menganut prinsip-prinsip
Kerangka Kerja Pembangunan Berkelanjutan dari Dewan Internasional tentang
Pertambangan dan Logam Sustainable Development Framework of the International
Council in Mining and Metals (ICMM), dimana PTFI termasuk anggotanya.

PT. Freeport Indonesia Company


PPAk (Pendidikan Profesi Akuntansi) Univesitas Brawijaya Malang
1. Pelaksanaan Audit Lingkungan
Audit lingkungan yang dilakukan PTFI menghasilkan informasi bagi para
manajer tentang kinerja lingkungan saat ini serta membantu mengidentifikasi
peluang-peluang perbaikan.
2. Program Pengelolaan Trailing
Tailing adalah sisa batu alam yang digiling halus hasil pengolahan bijih
mineral. PTFI menggunakan proses pengapungan (flotasi), yang merupakan
pemisahan secara fisik mineral yang mengandung tembaga dan emas dari batuan
bijih. Dalam proses tersebut tidak digunakan merkuri maupun sianida. Sebuah
daerah aliran sungai mengangkut sedimen tersebut menuju sebuah areal
pengendapan yang telah ditentukan di kawasan dataran rendah dan pantai, yang
dinamakan Modified Deposition Area (Daerah Pengendapan Dimodifikasi), yaitu
sebuah sistem yang direkayasa dan dikelola bagi pengendapan dan pengendalian
tailing.
Pengambilan sampel secara luas terhadap mutu air dalam sistem pengelolaan
tailing menunjukkan bahwa air pada sungai yang mengangkut tailing dari pabrik
pengolahan PTFI di daerah dataran tinggi menuju daerah pengendapan di dataran
rendah telah memenuhi baku mutu air bersih untuk logam terlarut sesuai peraturan
Pemerintah Indonesia maupun USEPA (Lembaga Perlindungan Lingkungan AS).
Data dari pengambilan sampel hayati tetap menunjukkan bahwa muara estuaria
pada bagian hilir daerah pengendapan tailing adalah ekosistem yang masih
berfungsi, berdasarkan jumlah spesies maupun jumlah spesimen organisme
nektonik yang terkumpul, seperti ikan dan udang.
3. Reklamasi dan Penghijaun Kembali
a. Daerah Dataran Tinggi
Para ilmuwan internasional dan staf PTFI telah mengkaji ekologi dari
ekosistem alpin di wilayah kerja PTFI, serta mengembangkan cara-cara handal
untuk menghasilkan bibit jenis tanaman asli. Kajian-kajian yang pernah
dilakukan hingga saat ini mencakup etnobotani, keanekaragaman hayati pada
ekosistem sub-alpin dan alpin, pemanfaatan jenis-jenis asli tanaman lumut dan
bakteri untuk strategi reklamasi perintis dan budi daya jaringan untuk
PT. Freeport Indonesia Company
PPAk (Pendidikan Profesi Akuntansi) Univesitas Brawijaya Malang
pengembangbiakan jenis tanaman alpin asli. Hingga akhir 2005, lebih dari 10
hektar tanah terganggu pada tambang di daerah dataran tinggi yang berhasil
dihijaukan kembali dalam rangka memenuhi komitmen PTFI kepada
Pemerintah Indonesia.
b. Daerah Dataran Rendah
Di daerah dataran rendah, penelitian reklamasi telah berulangkali
membuktikan keberhasilan spesies tanaman asli untuk melakukan kolonisasi
secara pesat dan alami di atas tanah yang mengandung tailing. Tanah yang
mengandung tailing sangat cocok untuk ditanami sejumlah tanaman pertanian
apabila tanah tersebut diperbaiki dengan menambahkan karbon organik. Tujuan
dari program reklamasi dan penghijauan kembali PTFI di daerah dataran
rendah adalah untuk mengubah endapan tailing pada daerah pengendapan
menjadi lahan pertanian atau dimanfaatkan sebagai lahan produktif lainnya,
atau menumbuhkannya kembali dengan tanaman asli setelah kegiatan tambang
berakhir.
4. Pengelolaan Overburden dan Air Asam Tambang
PTFI menangani overburden melalui sebuah Rencana Pengelolaan
Overburden komprehensif yang telah disetujui oleh Pemerintah Indonesia. Banyak
logam terdapat di alam dalam bentuk mineral sulfida. Pada saat bijih ditambang
dan overburden yang mengandung sulfida terpapar, maka reaksi air, oksigen dan
bakteri alami berpotensi membentuk asam belerang. Air bersifat asam tersebut
dapat melarutkan logam yang terkandung di dalam batuan overburden dan terbawa
dalam sistem pembuangan air, dan apabila tidak dikelola dengan baik dapat
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Proses tersebut dikenal dengan
nama air asam tambang.
PTFI melakukan pengelolaan dan pemantauan terhadap air asam tambang
yang dihasilkan oleh kegiatannya. Sesuai rencana pengelolaan overburden yang
telah disetujui oleh pemerintah, PTFI menempatkan overburden pada daerah-
daerah terkelola di sekitar tambang terbuka Grasberg. Rencana PTFI untuk
mengurangi dampak air asam tambang dilakukan dengan menampung dan
mengolah air asam tambang yang ada, bersamaan upaya proses pencampuran

PT. Freeport Indonesia Company


PPAk (Pendidikan Profesi Akuntansi) Univesitas Brawijaya Malang
dengan batu gamping dan penutupan daerah penempatan overburden dengan batu
gamping guna mengelola pembentukan air asam tambang di masa datang.
5. Pengelolaan dan Daur Ulang Limbah
Program-program pengelolaan lingkungan PTFI mencakup seluruh aspek
kegiatannya, bukan saja yang berhubungan dengan pertambangan. Kami memiliki
sistem pengelolaan limbah yang komprehensif yang menerapkan prinsip-prinsip
pemanfaatan ulang, pendauran ulang, dan pengurangan. Program-program
minimalisasi limbah yang kami laksanakan mencakup pengurangan dan penukaran
dengan produk-produk yang ramah lingkungan. Wadah bekas, minyak bekas, kertas
bekas, dan ban bekas semuanya dipakai ulang secara lokal dengan cara yang ramah
lingkungan. Bahan lain yang dapat didaur ulang seperti aluminium, besi tua, dan
baterai bekas dikumpulkan dan disimpan di tempat penyimpanan sementara untuk
selanjutnya didaur ulang atau dibuang sesuai ketentuan Pemerintah Indonesia.
Limbah padat lainnya yang dihasilkan PTFI ditempatkan pada tiga lokasi
yang diperuntukkan secara khusus, termasuk TPA untuk limbah tak bergerak, dan
TPA untuk limbah biodegradable, yang diberi lapisan dalam dan dilengkapi sistem
pengumpulan dan pengolahan lindi. PTFI telah mengimplementasikan ketentuan
pemerintah yang terbaru tentang limbah cair domestik yang berdampak pada ke
sepuluh instalasi pengolahan limbah milik kami. Mutu limbah cair dari seluruh
instalasi pengolahan limbah cair dipantau secara berkala untuk parameter pH
(kadar alkali), BOD (biological oxygen demand), TSS (total suspended solids/total
padatan tersuspensi) serta minyak dan lemak sesuai baku mutu.

G. REGULATION
1. UNDANG-UNDANG TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK
PERTAMBANGAN NO. 11 TAHUN 1967 TGL 2 DESEMBER 1967
2. PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 23
TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENCEGAHAN
PENCEMARAN DAN/ATAU KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP
AKIBAT PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT

H. COSTUMER AND SUPPLIER


PT. Freeport Indonesia Company
PPAk (Pendidikan Profesi Akuntansi) Univesitas Brawijaya Malang
Customer PTFI langsung diserahkan pada FREEPORT-McMaRon Copper & Gold Inc.
Suplier PTFI adalah :
1. PT. Amandra – Complete Complete Business Provider (Perusahaan Dagang, Jasa
dari kategori Layanan Bisnis dalam bidang IT/Mekanikal/Komputer)
Beralamat di Jl. Duku No. 491 Timika Kabupaten Mimika Papua 099910 Papua
Indonesia Telp +62901323129 ; Faks +62901323129
2. PT. UNICHEM CANDI INDUSTRI FOR OIL & GAS AND MINING COMPANY ;
Beralamat di Jl. Raya Candi 5 Sidoarjo 61271 Jawa Timur

I. COMPETITOR

PT. Freeport Indonesia Company


PPAk (Pendidikan Profesi Akuntansi) Univesitas Brawijaya Malang

You might also like