You are on page 1of 74

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN GIGI DAN MULUT FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD Dr.

MOEWARDI SURAKARTA 2012

Anodontia adalah suatu keadaan di mana semua benih gigi tidak terbentuk sama sekali, dan merupakan suatu kelainan yang sangat jarang terjadi.

Impaksi gigi adalah gigi yang mengalami kesukaran/kegagalan yang disebabkan oleh malposisi, kekurangan tempat atau dihalanghalangi oleh gigi lain, tertutup tulang yang tebal dan/atau jaringan lunak di sekitarnya.

Tipe Impacted Teeth

Impaksi Molar

Impaksi Kaninus

Maloklusi adalah suatu kelainan susunan gigi geligi atas dan bawah yang berhubungan dengan bentuk rongga mulut serta fungsinya.

a. Kelas I Angle Neutrocclusion. Tonjolan mesiobukal M1 maxilla beroklusi dengan cekung bukal M1 mandibulla. Gigi terlihat spacing atau crowding
b. Kelas II Angle (Distocclusion) Retrognathism (overjet). Tonjolan mesiobukal M1 maxilla terletak lebih ke anterior cekung bukal M1 mandibula. c. Kelas III Angle (Mesiocclusion) Prognathism (negative overjet). Tonjolan mesiobukal M1 maxilla terletak lebih ke posterior cekung bukal M1 mandibula.

Maloklusi Kelas I

Maloklusi Kelas II

Maloklusi Kelas III

Maloklusi Kelas I

Maloklusi Kelas II

Maloklusi Kelas III

Micrognatia Pertumbuhan maksila dan atau

mandibula dengan ukuran lebih kecil dari normal (rahang dan mulut kecil)
Macrognatia Pertumbuhan mandibula dan regio

protuberantia dengan ukuran lebih besar dari normal (rahang dan mulut lebar)

mikrognatia

Micrognatia

Macrognatia

1. Kongenital
Kelainan kromososm Obat tertogenik Sindrome genetik

1. Kongenital

Perkembangan protuberentia yang berlebihan

(Piere Robin Syndrome, trisomi 13, trisomi 18, sindrom Marfan)


2. Didapat:

2. Didapat :Infeksi
Terapi: Operasi orthognatic

Penyakit

Labial cleft (labioschisis) atau istilah awamnya bibir

sumbing adalah kelainan berupa celah pada bibir atas yang didapatkan seseorang sejak lahir.
Bila celah berada pada langit-langit rongga mulut,

kelainan ini disebut palate cleft (palatoschisis).


Apabila celah terdapat pada bibir atas hingga

langitlangit rongga mulut, disebut labial palate cleft (labiopalatoschisis).

KLASIFIKASI

Labial cleft

Palate cleft

Labial-palate cleft

ETIOLOGI
1. Herediter a. Mutasi gen b. Kelainan Kromosom 2. Faktor lingkungan a. Faktor usia ibu b. Obat-obatan c. Nutrisi d. Daya pembentukan embrio menurun e. Penyakit infeksi f. Radiasi g. Stress Emosional h. Trauma

TANDA & GEJALA


1. Kesulitan saat menghisap ASI 2. Gangguan dalam berbicara 3. Gangguan dalam pendengaran. 4. Gangguan pertumbuhan gigi 5. Masalah estetika 6. Efek psikologis

PENATALAKSANAAN Penanganan labial and palatal cleft memerlukan penanganan yang multidisiplin karena merupakan masalah yang kompleks, variatif dan memerlukan waktu yang lama serta membutuhkan beberapa ilmu dan tenaga ahli, diantaranya dokter anak, dokter bedah plastik, dokter bedah mulut, pediatric dentists, orthodontist, prosthodontist, ahli THT (otolaryngologist), speech pathologist, geneticist dan psikiater atau psikolog untuk menangani masalah psikologis si pasien.

KASUS 1 Nama Usia Alamat No. RM Diagnosis

: An. N : 7 bulan : Wonogiri : 01127607 : Labiopalatoschisis post labioplasty

Keluhan Utama

: Bibir dan langit-langit tidak menyatu

Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien seorang anak perempuan dengan bibir dan langitlangit mulut tidak menyatu. Berat badan saat lahir 3200 gr, dikandung ibunya saat usia 19 th, riwayat ANC terakhir ke bidan,riwayat OP bibir sumbing pada usia 4 bulan Diagnosis Terapi : Labiopalatoschisis : Post labioplasty Pro palatoplasty

Oral debris adalah lapisan lunak yang terdapat di atas permukaan gigi yang terdiri atas mucin, bakteri dan sisa makanan yang putih kehijau-hijauan dan jingga. Streptococcus, Lactobacillus, Actinomices dan lain-lain ini menempel di gigi bersama dengan plak atau debris

DEBRIS
DEBRIS INDEX 0 : Tidak ada debris / stain 1 : Debris lunak menutupi tidak lebih dari 1/3 permukaan gigi atau adanya stain ekstrinsik tanpa debris pada daerah tersebut 2 : Debris lunak meliputi lebih dari 1/3 tetap kurang dari 2/3 permukaan gigi 3 : Debris lunak menutupi lebih dari 2/3 permukaan gigi

Plak adalah deposit lunak yang membentuk biofilm yang menumpuk pada permukaan gigi atau permukaan keras lainnya di rongga mulut yang tidak dibersihkan Tiga komposisi plak dental yaitu mikroorganisme, matriks interseluler yang terdiri dari komponen organik dan anorganik Bila plak tebal dan jelas terlihat, disebut debris. Debris lebih banyak mengandung sisa makanan, sedangkan plak lebih banyak kandungan mikoorganismenya

Kalkulus adalah material keras berupa pengendapan dari garam-garam anorganis yang terutama terdiri atas kalsium karbonat dan kalsium fosfat tercampur dengan sisasisa makanan, bakteribakteri dan sel-sel epitel yang telah mati.

KLASIFIKASI
1. Kalkulus supra gingiva adalah karang gigi yang terdapat di sebelah oklusal dari tepi free gingiva. Biasanya berwarna putih sampai kecoklatcoklatan. Konsistensinya keras seperti batu apung, dan mudah dilepas dari perlekatannya ke permukaan gigi. 2. Kalkulus sub gingiva adalah karang gigi yang terdapat di sebelah lingual dari tepi gingiva bebas dan biasanya berwarna coklat muda sampai hitam bercampur dengan darah. onsistensinya keras seperti batu api, dan melekat sangat erat kepermukaan gigi.

CALCULUS INDEX 0 : Tidak ada kalkulus 1 : Kalkulus supra gingiva menutupi tidak lebih dari 1/3 permukaan gigi 2 : Kalkulus supra gingiva menutupi lebih dari 1/3 permukaan gigi, tetapi tidak lebih dari 2/3 permukaan gigi yang terkena, atau adanya kalkulus sub gingiva berupa flek di sekeliling leher gigi 3 : Kalkulus supra gingiva menutupi lebih dari 2/3 permukaan gigi yang tekena. Adanya kalkulus sub gingiva berupa pita yang tidak terputus di sekeliling leher gigi

Skor kalkulus diperoleh dari jumlah skor permukaan

gigi dibagi jumlah gigi yang diperiksa. Skor indeks oral higiene individu diperoleh dengan menjumlahkan nilai indeks debris (DI-S) dan indeks kalkulus (CI-S), OHI-S : Sangat baik = 0 Baik = 0,1-1,2 Sedang = 1,3-3,0 Buruk : 3,1-6,0

Dental decay atau lebih sering

disebut karies dental adalah suatu penyakit pada jaringan keras gigi yaitu email, dentin, dan sementum yang disebabkan aktivitas jasad renik/mikroba yang ada dalam suatu karbohidrat yang terfermentasi atau diragikan. terjadinya demineralisasi pada jaringan keras gigi, diikuti dengan kerusakan bahan organiknya. Hal ini akan menyebabkan terjadinya invasi bakteri dan menimbulkan rasa sakit.

Proses karies ditandai dengan

Pulpitis adalah proses

radang pada jaringan pulpa gigi, yang pada umumnya merupakan kelanjutan dari proses karies.
dalam jaringan keras gigi sehingga bila mengalami proses radang, secara klinik sulit untuk menentukan seberapa jauh proses radang tersebut terjadi.

Jaringan pulpa terletak di

Periodontitis adalah peradangan atau infeksi pada jaringan penyangga gigi yaitu yang melibatkan gingival, ligament periodontal, sementum, dan tulang alveolar Plak yang menyebabkan gingivitis dan periodontitis adalah plak yang berada tepat di atas garis gusi. Bakteri dan produknya dapat menyebar ke bawah gusi sehingga terjadi proses peradangan dan terjadilah periodontitis

Gingivitis adalah peradangan pada gusi (gingiva) yang terjadi pada jaringan epitel mukosa di sekitar cervical gigi dan prosesus alveolar

Karakteristik ginggiva yang sehat adalah warnanya merah muda, bagian tepi ginggiva tipis dan tidak bengkak, tidak ada eksudat, tidak mudah berdarah, dan konsistensi kenyal

Ginggivitis (sebelum dan sesudah perawatan)

Glossitis adalah peradangan atau infeksi pada lidah Penyakit ini juga merupakan kondisi murni dari lidah itu sendiri atau merupakan cerminan dari penyakit tubuh yang penampakannya ada pada lidah.

ETIOLOGI
A. LOKAL 1. Infeksi (bakteri, virus) 2. Trauma / iritasi mekanis (tembakau, alkohol, makanan yang pedas ataupun makan yang berbumbu, alergi dari pasta gigi dan obat kumur) B. SISTEMIK 1. Malnutrisi 2. Penyakit kulit (oral lichen planus, erythema multiforme, aphthous ulcers, dan pemphigus vulgaris) 3. Infeksi sistemik (syphilis dan HIV)

MANIFESTASI KLINIS
1. Kesulitan mengunyah, menelan, atau berbicara 2. Permukaan lidah menjadi licin 3. Pembengkakan lidah 4. Perubahan warna lidah menjadi pucat jika disebabkan oleh anemia pernisiosa dan menjadi merah jika disebabkan kekurangan vitamin B yang lain.

PEMERIKSAAN
Pemeriksaan oleh dokter gigi atau penyedia layanan kesehatan menunjukkan lidah bengkak (atau patch pembengkakan). Para nodul pada permukaan lidah (papila) mungkin tidak ada. Tes darah bisa mengkonfirmasi sistemik penyebab gangguan tersebut.

Normal

PENATALAKSANAAN
Tujuan pengobatan adalah untuk mengurangi peradangan. Perawatan biasanya tidak memerlukan rawat inap kecuali lidah bengkak sangat parah. Kebersihan mulut perlu ditingkatkan, termasuk menyikat gigi menyeluruh setidaknya dua kali sehari, dan flossing sedikitnya setiap hari.
Kortikosteroid topikal Antibiotik , anti jamur, anti

mikroba Perubahan pola makan dan pemberian suplemen tambahan Hindari iritasi (seperti makanan
panas atau pedas, alkohol, dan tembakau)

KASUS 2 Nama Usia Alamat No. RM Diagnosis glossitis

: Tn. K : 67 th : Tulungagung : 01131516 : Klinis CVA dengan candidiasis oral dan

Keluhan Utama

: Sariawan

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien mengeluh menderita sariawan yang hilang timbul tidak sembuh-sembuh walaupun diberi obat, bicara pelo (+), nafsu makan menurun (+), mual (+), muntah (-), BAB/BAK dbn

Diagnosis

CVA dengan candidiasis oral dan glossitis

Terapi

Menghindari faktor predisposisi Kandistatin drop 3 x gtt II

Xerostomia adalah keadaan di

mana mulut kering akibat pengurangan atau tiadanya aliran saliva. Xerostomia bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan gejala dari berbagai kondisi seperti perawatan yang diterima, efek samping dari radiasi di kepala dan leher, atau efek samping dari berbagai jenis obat. Dapat berhubungan atau tidak berhubungan dengan penurunan fungsi kelenjar saliva.

Leukoplakia adalah lesi putih keratosis berupa bercak atau plak pada mukosa mulut yang tidak dapat diangkat dari mukosa mulut secara usapan atau kikisan (WHO).

ETIOLOGI

Lesi ini terjadi akibat hiperkeratosis pada lapisan epitel rongga mulut yang disebut juga epitel hiperplasia yang bisa berkembang menjadi oral displasia.

Lokal Penggunaan tembakau, kandidiasis Sistemik Defisiensi vitamin A, vitamin B kompleks, sifilis tertier dan anemia siderofenik

Kandidiasis merupakan infeksi yang disebabkan oleh suatu spesies

candida (kelompok fungi imperfecti).

Etiologi : Candida albicans

Faktor predisposisi :
Faktor lokal : gigi tiruan, xerostomia, merokok Faktor sistemik : penyakit defisiensi imun, kemoterapi, radioterapi, obat AB dan steroid Tiga faktor utama penyebab oral candidiasis: 1. Status kekebalan penderita 2. Lingkungan mukosa oral 3. Strain C. Albicans (bentuk hifa patogen)

Klasifikasi 1. Akut a. Kandidiasis Pseudomembranosus Akut / thrush b.Kandidiasis Atropik Akut / antibiotic sore tongue / kandidiasis eritematous 2.Kronik a. Kandidiasis Atropik Kronik / denture sore mouth / denture related stomatitis b.Kandidiasis Hiperplastik Kronik / candida leukoplakia c.Median Rhomboid Glositis 3. Keilitis Angularis / angular stomatitis / perleche

ANAMNESIS: Rasa tidak nyaman Rasa sakit Rasa pedih

PEMERIKSAAN PENUNJANG Sitologi eksfoliatif Kultur swab Uji saliva Biopsi

Gambaran klinis candidiasis oral yang terlihat bisa berbedabeda sesuai dengan tipe candidiasis yang terjadi pada rongga mulut pasien.

PENATALAKSANAAN Kebersihan oral


Mukosa bukal gigi lidah Gigi tiruan

Obat antifungal
gentian violet, nistatin, amfoterisin B, ketokonazole, miconazol, imidazol

Menghilangkan faktor predisposisi Merokok Obat steroid dan AB Gigi tiruan HIV

KASUS 3 Nama : Nn. D Usia : 22 th Alamat : Laweyan No. RM : 01130283 Diagnosis : Klinis B20 dengan diare kronis dan diare sedang, dengan oral thrush

Keluhan Utama

: Rasa tidak enak di lidah

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien mengeluh keluar bercak-bercak putih di lidah sejak 1bulan SMRS, nyeri telan sejak 1minggu SMRS. Panas sumer-sumer, hilang timbul sejak 2 bulan SMRS, penurunan nafsu makan (+), penurunan BB (+), BAB cair 3-4x/hari sejak 2 bulan SMRS sekitar1/4-1/2 gelas belimbing.

Diagnosis

: Klinis B20 dengan oral thrush

Terapi

:Bedrest tidak total


Diet TKTP 1700 Kkal bubur nasi Inf KAEN 3B 30 tpm Inj Ranitidine 1 amp/12 jam Antasid syr 3xC1 Nistatin drop 1cc/6jam Kumur telan Vit B-plex 3 x tab I Fetokonazole 1 x 200 mg Cotrimoksazole 1 x 960 mg

DEFINISI
Defek lokal atau

ETIOLOGI

ekskavasasi permukaan jaringan atau organ, yang lebih dalam dari jaringan epitel di dalam rongga mulut.

Kelainan darah (anemia, neutropenia, leukimia, myelofibrosis) Infeksi (HIV, TB, necrotizing ulcerative ginggivitis) Kelainan GIT (kolitis ulserative) Kelainan kulit dan jaringan ikat (pemvigus, SLE, chronic ulcerative stomatitis, lichen planus) Keganasan Obat (NSAID, sitotoksik,antihipertensi, antikonvulsi, dll) Aphthae ( recurrent stomatitis) Trauma (mekanik, kimia, fisika)

KLASIFIKASI
1.

Lesi Multiple Akut


a. Acute Necrotizing Ulcerative Gingivitis (ANUG) b. Eritema Multiformis c. Stomatitis Alergika d. Stomatitis Viral Akut e. Ulkus oral karena kemoterapi kanker

3.
a. b. c. d. e. 4.

Lesi Multiple Kronik


Pemphigus Vulgaris Pemphigus Vegetan Pemphigoid Bulosa Pemphigoid Sikatrik Lichen Planus Bulosa Erosif

Ulkus Tunggal
a. Histoplamosis b. Blastomikosis c. Mucormikosis d. Infeksi virus herpes simplex kronis

2.

Ulkus Oral Rekuren


a. Recurrent Aphtous Stomatitis (RAS) b. Sindrom Behcets c. Infeksi virus herpes simpleks rekuren

ANAMNESIS: Rasa tidak nyaman Rasa sakit Rasa pedih / terbakar Gambaran klinis mouth ulcer yang terlihat bisa berbedabeda sesuai dengan tipe yang terjadi pada rongga mulut pasien.

PEMERIKSAAN
Pemeriksaan darah rutin Swab Kultur

PENATALAKSANAAN Menghindari faktor pencetus (obat, alergen) 2. Menjaga higiene mulut (kumur chlorhexidine atau triclosan) 3. Medikamentosa (nystatin, fluconazole, kortikosteroid topikal bila diperlukan) 4. Electrocautery, freezing
1.

Nama

: Tn. D Usia : 69 th Alamat : Kedung Ringin No. RM : 01008918 Diagnosis : Stomatitis

Keluhan Utama

: Nyeri di lidah dan bibir

Riwayat Penyakit Sekarang : Nyeri sudah dirasakan sejak 6 bulan yang lalu. Pernah berobat ke RS di Wonogiri, nyeri menghilang. Kemudian 1 bulan terakhir muncul lagi Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien memiliki riwayat PPOK dengan terapi MDI Diagnosis Terapi : Stomatitis : Alloclair dental gel

Terdiri dari 2 macam:


a. Soft noncancerous growth:

papilloma, fibroma, dan lipoma. b. Hard noncancerous growth: osteoma dan ossifying fibroma.
Beberapa pertumbuhan non-

kanker tidak menimbulkan masalah, namun demikian massa rongga mulut di lokasi tertentu dan dengan ukuran yang cukup besar dapat menyebabkan nyeri atau gangguan makan

Merupakan kanker yang

sering terjadi pada rongga mulut yang secara klinis terlihat sebagai plak keratosis, ulserasi, tepi lesi yang indurasi, dan kemerahan, dan gambaran seperti bunga kol. Lokasi kanker dapat terjadi pada semua tempat di rongga mulut, antara lain mukosa bukal, Processus alveolar dan gingiva rahang atas, Processus alveolar dan gingiva rahang bawah, palatum durum, lidah, dasar mulut

TERIMA KASIH

You might also like