You are on page 1of 4

Studi Toksisitas Daun Kemangi (Ocimum Sanctum L.

) sebagai Bioinsektisida Alternatif untuk Menanggulangi Hama Lalat Buah (Drosophila melanogaster) dengan Metode Leaf Dipping
Uswatun, N.; Larasati, D.; Barahani, I.; Asharo, R. K. dan Arofah, S. Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, 60111

ABSTRAK Lalat buah (Drosophila melanogaster) merupakan salah satu jenis hama terpenting yang menyerang tanaman yang telah berbuah hingga masuk ke rumah-rumah penduduk di Indonesia. Hama ini sering mengakibatkan penurunan produktivitas bahkan kegagalan panen karena menyebabkan buah dan sayuran menjadi busuk atau tidak lagi layak konsumsi. Guna mengatasi masalah hama lalat buah pada tanaman atau buah-buahan ramah lingkungan dan efektif, salah satunya adalah pengendalian adalah penggunaan attractant nabati metil eugenol yang dihasilkan oleh tanaman aromatik seperti kemangi (Ocimum sanctum L.). Untuk menindaklanjuti informasi tersebut, penelitian ini akan menguji potensi bioinsektisida yang terkandung dalam ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum L.) terhadap lalat buah (Drosophila melanogaster) dengan menentukan konsentrasi larutan yang dapat menyebabkan kematian 50% dari populasi sampel lalat buah (Drosophila melanogaster). Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum ekstrak kemangi telah terbukti mampu mengendalikan serangga hama khususnya lalat buah (Drosophila melanogaster), namun ekstrak kemangi dengan konsentrasi 100% hingga 75% mampu menunjukkan toksisitas yang optimal sebagai agen bioinsektisida nabati terhadap mortalitas lalat buah (Drosophila melanogaster). Kata Kunci : Kascing, Kerapatan Populasi Mikroba, Senyawa Kimia

PENDAHULUAN Lalat buah (Drosophila melanogaster) merupakan salah satu jenis hama terpenting yang menyerang tanaman yang telah berbuah hingga masuk ke rumah-rumah penduduk di Indonesia. Hama ini sering mengakibatkan penurunan produktivitas bahkan kegagalan panen karena

menyebabkan buah dan sayuran menjadi busuk atau tidak lagi layak konsumsi (Samsudin, 2008). Lalat buah (Drosophila melanogaster) bersifat polifag atau dapat menyerang berbagai jenis tanaman pangan, sayuran, dan buahbuahan. Hama ini tersebar luas di daerah dengan iklim panas dan lembap dari subtropis sampai daerah tropis.

Berkembangnya resistensi hama terhadap insektisida yang diikuti dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan dampak buruk penggunaan insektisida secara intensif, mendorong perlunya pengendalian hama secara terpadu dengan menekan penggunaan insektisida kimia (Carter 1989). Hal ini mendorong penggunaan komponen teknologi pengendalian selain insektisida kimia, seperti azadirachtin dan nucleopolyhedrosis (Nathan dan Kalaivani 2006). Oleh karena itu, pemakaian bioinsektisida yang berasal dari tanaman menjadi salah satu solusi alternatif dari penekanan penggunaan insektisida kimia. Bioinsektisida merupakan bahan mudah terurai dalam lingkungan, sehingga tidak dikhawatirkan menimbulkan bahaya dan efek samping terhadap lingkungan. Penggunaan bioinsektisida merupakan salah satu alternatif pengendalian hama yang mulai banyak diminati (Triska, 2008). Guna mengatasi masalah hama lalat buah pada tanaman atau buah-buahan ramah lingkungan dan efektif, salah satunya adalah pengendalian adalah penggunaan attractant nabati metil eugenol yang dihasilkan oleh tanaman aromatik seperti kemangi (Ocimum sanctum L.). Untuk menindaklanjuti informasi tersebut, penelitian ini akan menguji potensi bioinsektisida yang terkandung dalam ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum L.) terhadap lalat buah (Drosophila melanogaster) dengan menentukan konsentrasi larutan yang dapat menyebabkan kematian 50% dari populasi sampel lalat buah (Drosophila melanogaster). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat toksisitas

ekstrak daun kemangi (Ocimum Sanctum L.) terhadap mortalitas lalat buah (Drosophila melanogaster). METODOLOGI Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari - Juni 2013 di Laboratorium Botani Jurusan Biologi FMIPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Penangkapan Lalat Buah (Drosophila melanogaster) dengan Umpan Pada penelitian ini diperlukan lalat buah (Drosophila melanogaster) dalam jumlah ratusan. Irisan buah masak diletakkan dalam gelas. Setelah banyak lalat Drosophila melanogaster gelas ditutup. Pengujian Terhadap Hewan Uji Pengujian terhadap hewan uji dilakukan dengan metode pencelupan daun (Leaf dipping Methods) (Darmanto, 2007). Untuk memperoleh LC50 ekstrak daun kemangi (Ocimum Sanctum L.) terhadap lalat buah (Drosophila melanogaster) dilakukan terlebih dahulu uji pendahuluan pada bulan Januari yang selanjutnya akan dilanjutkan pada tahap uji sesungguhnya pada bulan Februari sampai selesai. Digunakan larva instar III karena pada stadium ini merupakan stadium awal larva mulai banyak makan agar pemberian pakan dapat efisien. Larutan dibuat sesuai dengan konsentrasi yang diinginkan. Hewan uji yang dipakai adalah larva lalat buah (Drosophila melanogaster) instar III. Pada setiap konsentrasi digunakan hewan uji sebanyak 10 ekor. Mula-mula pakan larva (daun jarak) dicelupkan dalam

larutan sesuai dengan konsentrasi yang diujikan selama 10 detik. Setelah itu, daun dikeringkan selama 30 menit pada suhu ruangan dan diletakkan ke dalam kotak plastik (Darmanto, 2007). Tiap kotak plastik diisi dengan satu larva saja. Tahap Uji Pendahuluan Tahap uji pendahuluan dilakukan pada bulan Januari. Pada tahap ini akan dibuat lima konsentrasi perlakuan ekstrak daun kemangi (Ocimum Sanctum L.) yaitu dengan melarutkan 10 ml ekstrak ke dalam aquadest 100 ml untuk larutan 10 % dan seterusnya serta satu kontrol. Mula-mula daun pakan dicelupkan kedalam larutan ekstrak selama 10 detik lalu dikeringkan dengan cara diangin-anginkan selama 30 menit pada suhu ruangan. Kemudian larva lalat buah (Drosophila melanogaster) dipindahkan ke dalam kotak yang sudah diberi pakan. Mortalitas larva diamati setiap 24 jam selama 3 hari (Ruslan et al., 1989 dalam Nurtiato, et al., 2001). Dari data yang didapat, dapat diketahui konsentrasi terendah yang dapat menyebabkan mortalitas hewan uji sebesar 100% dalam waktu yang paling singkat. Konsentrasi ini akan diuji lebih lanjut pada uji sesungguhnya. Tahap Uji Sesungguhnya Konsentrasi yang telah didapatkan tersebut akan dibagi lagi menjadi lima tingkatan konsentrasi dan satu kontrol. Mortalitas larva diamati selama 1bulan (Ruslan, et al., 1989 dalam Nurtiati, et al., 2001) dengan tiga kali ulangan. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian digunakan adalah Rancangan

Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 1 kontrol. Tiap perlakuan diulang 3 kali. Kontrol yaitu kelompok sampel yang tidak tercelup larutan ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum L.) tetapi dicelup dengan aquades. HASIL DAN PEMBAHASAN Berikut ini merupakan hasil dari pengamatan Drosophila melanogaster terhadap media perlakuan dengan penambahan ekstrak kemangi. Tabel 3.Mortalitas Drosophila melanogaster terhadap media perlakuan dengan penambahan ekstrak kemangi Konse 100 75 50 25 0 n % % % % % Hidup 1 0 6 47 152 Mati 157 128 146 134 20 % 99,4 100 96 74 11,6 letal % % % % %

200 150 100 50 0

Hidup Mati

Gambar 2. Mortalitas Drosophila melanogaster terhadap media perlakuan dengan penambahan ekstrak kemangi Dari data di atas terlihat bahwa konsentrasi ekstrak kemangi yang paling efektif adalah 100% hingga 75%. Dari beberapa senyawa yang terkandung pada tanaman kemangi, eugenol adalah komponen utama penyusun minyak kemangi. Eugenol merupakan cairan tak

yang Acak

berwarna atau kuning pucat, bila kena cahaya matahari berubah menjadi coklat kehitaman, dan berbau spesifik. Pada daun kemangi rendemen minyak dalam daun berkisar 0,08-0,38 % dengan bahan utama metil eugenol sekitar 64%. Senyawa yang diduga memiliki aktifitas sebagai feromon alami yang dimiliki oleh kemangi. Hasil penelitian membuktikan senyawa eugenol efektif mengendalikan nematoda, jamur patogen, bakteri, dan serangga hama (Budimarwati, 1999). KESIMPULAN Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Secara umum ekstrak kemangi telah terbukti mampu mengendalikan serangga hama khususnya lalat buah (Drosophila melanogaster), namun ekstrak kemangi dengan konsentrasi 100% hingga 75% mampu menunjukkan toksisitas yang optimal sebagai agen bioinsektisida nabati terhadap mortalitas lalat buah (Drosophila melanogaster). DAFTAR PUSTAKA Budimarwati, C. 1997. Feromon dan Metyl Eugenol Pengendali Hama Tanpa Meusak Lingkungan. Jakarta: Cakrawala Pendidikan. Carter, H.O. 1989. Agricultural Sustainability: An Overview and Research Assessment. Californian Agric. 43: 1317.

xylostella Linnaeus. Surabaya: Skripsi Program Studi Biologi. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Nathan, Sentil S. and K. Kalaivani. 2006. Combined Effects of Azadirachtin and Nucleopolyhedrosis Virus (SpltNPV) on Spodoptera litura Fabricius (Lepidoptera: Noctuidae) Larvae. Biol. Control 39: 96104. Nurtiati, H dan T. Widya. 2001. Pemanfaatan Bioinsektisida Ekstrak Daun Azadirachta indica A. Juss sebagai Pengendali Hayati Ulat Daun Kubis Plutella xylostella L. Jurnal Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Vol. 6: 55-62. Samsudin. 2008. Virus Patogen Serangga: Bio-insektisida Ramah Lingkungan. http://www.pertaniansehat.or.id Diakses pada 28 September 2011 pukul 19.36 WIB. Sudarmo, S. 2005. Pestisida Nabati Pembuatan dan Pemanfaatannya. Yogyakarta: Kanisius. Triska, A.N., Y. Kurniawan, dan A. Anggoro. 2008. Pestisida Alami dari Ricinine pada Buah Jarak Pagar (Ricinus communis). Surabaya: D3 Teknik Kimia. Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Darmanto, Y. 2007. Pengaruh Ekstrak Polar Bebek (Kalancho daigremontiana Hammet & Perrier) terhadap Larva Plutella

You might also like