You are on page 1of 17

LAPORAN SAMPLING PENCEMARAN UDARA

PARAMETER TSP (TOTAL SUSPENDED PARTICLE)

Di susun Oleh :

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 4 Bimastyaji Surya R Devi Nur V Dessy Tri N Dedi Nevya Rizki Baduri Hasbi 21080110120019 21080110130048 21080110120035 21080110120011 21080110110017 L2J008014

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO 2012

LAPORAN SAMPLING PENCEMARAN UDARA

PARAMETER TSP DAN CO DI UDARA

Di susun Oleh :

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 3 NEVYA RIZKI AHMAD NAUFAL BIMASTYAJI SURYA R ISMADIAR R RIZKI ARIYANTO FITRI DAMASTUTI S ZIKRI RA KARTIKA H RAISSA RIFKANDINI TEGAS CHALIS BANI 21080110110017 21080110120018 21080110120019 21080110110020 21080110141050 21080110141052 21080110120026 L2J008056 L2J008058 L2J008071

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO 2012

LAPORAN SAMPLING PENCEMARAN UDARA

CO DI UDARA

Di susun Oleh :

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 3 NEVYA RIZKI AHMAD NAUFAL BIMASTYAJI SURYA R ISMADIAR R RIZKI ARIYANTO FITRI DAMASTUTI S ZIKRI RA KARTIKA H RAISSA RIFKANDINI TEGAS CHALIS BANI 21080110110017 21080110120018 21080110120019 21080110110020 21080110141050 21080110141052 21080110120026 L2J008056 L2J008058 L2J008071

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO 2012

DAFTAR ISI Daftar isi A. Tujuan Praktikum B. Landasan Teori Pengertian Pencemaran Udara Sumber Pencemaran Udara Jenis-Jenis Pencemaran Udara Karbon monoksida (CO) Sampling Udara Roadsite CO Meter Arah dan kecepatan angin Volume lalu lintas Gambaran Umum C. Alat dan Bahan D. Cara Kerja E. Data Pengamatan F. Analisis Data Dan Pembahasan G. Kesimpulan H. Daftar Pustaka I. Lampiran 2 3 3 3 4 4 5 7 7 7 8 8 10 10 10 11 17 18 19

A. TUJUAN PRAKTIKUM Adapun tujan dilakukannya praktikum ini adalah: a. Mengetahui tingkat pencemaran udara yang ada di suatu wilayah. b. Memperoleh database yang diperlukan dalam evaluasi pengaruh pencemaran dan tindakan pengendalian guna mencegah timbulnya episode pencemaran udara. B. LANDASAN TEORI 1. Pengertian Pencemaran Udara Pengertian pencemaran udara berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 1997 pasal 1 ayat 12 mengenai Pencemaran Lingkungan yaitu pencemaran yang disebabkan oleh aktivitas manusia seperti pencemaran yang berasal dari pabrik, kendaraan bermotor, pembakaran sampah, sisa pertanian, dan peristiwa alam seperti kebakaran hutan, letusan gunung api yang mengeluarkan debu, gas, dan awan panas. Menurut Peraturan Pemerintah RI nomor 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dari komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara

turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya. Sedangkan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 1407 tahun 2002 tentang Pedoman Pengendalian Dampak Pencemaran Udara, pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam udara oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan atau mempengaruhi kesehatan manusia. Selain itu, pencemaran udara dapat pula diartikan adanya bahan-bahan atau zat asing di dalam udara yang menyebabkan terjadinya perubahan komposisi udara dari susunan atau keadaan normalnya. Kehadiran bahan atau zat asing tersebut di dalam udara dalam jumlah dan jangka waktu tertentu akan dapat menimbulkan gangguan pada kehidupan manusia, hewan, maupun tumbuhan (Wardhana, 2004).

2. Sumber Pencemaran Udara Menurut Harssema dalam Mulia (2005), pencemaran udara diawali oleh adanya emisi. Emisi merupakan jumlah polutan atau pencemar yang dikeluarkan ke udara dalam satuan waktu. Emisi dapat disebabkan oleh proses alam maupun kegiatan manusia. Emisi akibat proses alam disebut biogenic emissions, contohnya yaitu dekomposisi bahan organic oleh bakteri pengurai yang menghasilkan gas metan (CH4). Emisi yang disebabkan kegiatan manusia disebut anthropogenic emissions. Contoh anthropogenic emissions yaitu hasil pembakaran bahan bakar fosil, pemakaian zat kimia yang disemprotkan ke udara, dan sebagainya. Nugroho (2005) menyebutkan sumber pencemaran udara dengan istilah factor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terjadi secara alamiah. Sedangkan factor eksternal merupakan pencemaran udara yang diakibatkan ulah manusia. Sumber pencemaran udara dapat pula dibagi atas: a. Sumber bergerak, seperti: kendaraan bermotor b. Sumber tidak bergerak, seperti: 1) Sumber titik, contoh: cerobong asap 7

2) Sumber area, contoh: pembakaran terbuka di wilayah pemukiman (Soemirat, 2002) 3. Jenis-Jenis Pencemaran Udara Ada beberapa jenis pencemaran udara, yaitu (Sunu, 2001): a. Berdasarkan bentuk Gas, adalah uap yang dihasilkan dari zat padat atau zat cair karena dipanaskan atau menguap sendiri. Contohnya: CO2, CO, SOx, NOx. Partikel, adalah suatu bentuk pencemaran udara yang berasal dari zarah-zarah kecil yang terdispersi ke udara, baik berupa padatan, cairan, maupun padatan dan cairan secara bersama-sama. Contohnya: debu, asap, kabut, dan lain-lain. b. Berdasarkan tempat Pencemaran udara dalam ruang (indoor air pollution) yang disebut juga udara tidak bebas seperti di rumah, pabrik, bioskop, sekolah, rumah sakit, dan bangunan lainnya. Biasanya zat pencemarnya adalah asap rokok, asap yang terjadi di dapur tradisional ketika memasak, dan lain-lain. Pencemaran udara luar ruang (outdoor air pollution) yang disebut juga udara bebas seperti asap asap dari industri maupun kendaraan bermotor. c. Berdasarkan gangguan atau efeknya terhadap kesehatan Irritansia, adalah zat pencemar yang dapat menimbulkan iritasi jaringan tubuh, seperti SO2, Ozon, dan Nitrogen Oksida. Aspeksia, adalah keadaan dimana darah kekurangan oksigen dan tidak mampu melepas Karbon Dioksida. Gas penyebab tersebut seperti CO, H2S, NH3, dan CH4. Anestesia, adalah zat yang mempunyai efek membius dan biasanya merupakan pencemaran udara dalam ruang. Contohnya; Formaldehide dan Alkohol. Toksis, adalah zat pencemar yang menyebabkan keracunan. Zat penyebabnya seperti Timbal, Cadmium, Fluor, dan Insektisida. d. Berdasarkan susunan kimia

Anorganik, adalah zat pencemar yang tidak mengandung karbon seperti asbestos, ammonia, asam sulfat, dan lain-lain. Organik, adalah zat pencemar yang mengandung karbon seperti pestisida, herbisida, beberapa jenis alkohol, dan lain-lain.

e. Berdasarkan asalnya Primer, adalah suatu bahan kimia yang ditambahkan langsung ke udara yang menyebabkan konsentrasinya meningkat dan membahayakan. Contohnya: CO2, yang meningkat diatas konsentrasi normal. Skunder, adalah senyawa kimia berbahaya yang timbul dari hasil reaksi anatara zat polutan primer dengan komponen alamiah. Contohnya: Peroxy Acetil Nitrat (PAN). 4. Karbon monoksida (CO) Karbon dan oksigen dapat bergabung membentuk senyawa karbon monoksida (CO) sebagai hasil pembakaran yang tidak sempurna dan karbon dioksida (CO 2) sebagai hasil pembakaran sempurna. Karbon monoksida merupakan senyawa yang tidak berbau, tidak berasa dan pada suhu udara normal berbentuk gas yang tidak berwarna. Tidak seperti senyawa, CO mempunyai potensi bersifat racun yang berbahaya karena mampu membentuk ikatan yang kuat dengan pigmen darah yaitu hemoglobin. Novi (2004) dalam skripsinya menuliskan bahwa CO yang terdapat di atmosfer terbentuk dari salah satu proses berikut: Pembakaran tidak lengkap terhadap karbon atau komponen yang mengandung karbon. Reaksi antar karbon dioksida (CO2) dengan komponen yang mengandung karbon pada suhu tinggi. Pada suhu tinggi, karbon dioksida (CO2)dapat teruarai kembali menjadi CO dan oksigen (O2) Selain itu, berbagai proses geofisika dan biogenik diketahui dapat memproduksi CO, misalnya aktivitas vulkanik, pancaran listrik dari kilat, emisi gas alami, dan lain-lain. Tetapi kontribusi CO ke atmosfer yang berasal dari sumber alami relative lebih kecil 9

dibandingkan dari sumber aktivitas manusia seperti transportasi, pembakaran bahan bakar minyak, industry, dan sumber lainnya. Kadar CO diperkotaan cukup bervariasi tergantung dari kepadatan kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar bensin dan umumnya ditemukan kadar maksimum CO yang bersamaan dengan jam-jam sibuk pada pagi dan malam hari. Selain cuaca, variasi dari kadar CO juga dipengaruhi oleh topografi jalan dan bangunan disekitarnya. Pemajanan CO dari udara ambien dapat direfleksikan dalam bentuk kadar karboksi-haemoglobin (HbCO) dalam darah yang terbentuk dengan sangat pelahan karena butuh waktu 4-12 jam untuk tercapainya keseimbangan antara kadar CO di udara dan HbCO dalam darah. Karakteristik biologic yang paling penting dari CO adalah kemampuannya untuk berikatan dengan hemoglobin, pigmen sel darah merah yang mengangkut oksigen keseluruh tubuh. Sifat ini menghasilkan pembentukan karboksihemoglobin (HbCO) yang 200 kali lebih stabil dibandingkan oksihemoglobin (HbO2). Penguraian HbCO yang relative lambat menyebabkan menyebabkan terhambatnya kerja molekul sel pigmen tersebut dalam fungsinya membawa oksigen keseluruh tubuh. Kondisi seperti ini bisa berakibat serius, bahkan fatal, karena dapat menyebabkan keracunan. Selain dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti pusing-pusing, pingasan, bahkan sampai kematian, karbon monoksida yang meningkat di berbagai perkotaan dapat mengakibatkan turunnya berat janin dan meninggkatkan jumlah kematian bayi serta kerusakan otak. 5. Sampling Udara Ambien Sampling dengan metode Ambien berbeda dengan udara roadside, karena sampling dilakukan di udara bebas seperti di lingkungan sekitar gedung atau bangunan yang meliputi semua daerah, bukan sampling yang dilakukan di sekitaran jalan (roadside). Perbedaannya, peletakkan alat-alat sampling memiliki syarat-syarat tertentu, seperti : diletakkan di daerah terbuka dan berdekatan dengan prasarana listrik

10

Alat diletakkan dengan jarak 1-5 meter dari depan bangunan/gedung dan dengan ketinggian 1,5-3 meter dari depan bangunan/gedung.

6. CO Meter CO meter adalah alat ukur Carbon Monoxide digital untuk udara ambient. Dimana hasil yang didapat satuannya dalam parts per million (ppm). 7. Arah dan kecepatan angin Konsentrasi polutan di suatu tempat sangat dipengaruhi oleh arah dan kecepatan angin. Semakin tinggi kecepatan angin maka pencampuran polutan dari sumber emisi di atmosfer akan semakin besar sehingga konsentrasi zat pencemar menjadi encer, dan begitu juga sebaliknya. Arah angin berperan dalam penyebaran polutan yang akan membawa polutan tersebut dari satu sumber tertentu ke area lain searah dengan arah angin. Sedangkan kecepatan angin memegang peranan sampai sejauh mana polutan tersebut diangkut dan disebarkan (Novi, 2004). 8. Transportasi Sector transportasi merupakan sector yang sangat berpengaruh dalam terjadinya pencemaran udara salah satunya gas CO yang diemisikan ke udara dalam jumlah terbesar dibandingkan unsur-unsur lainnya. Hal ini dikarenakan gas CO sebagian besar berasal dari pembakaran yang tidak sempurna dlam mesin kendaraan khususnya yang menggunakan bensin dan solar sebagai bahan bakarnya. Gas CO juga berasal dari sectorsektor lainnya seperti sector permukiman, persampahan, dan industry. Hanya saja jumlah yang dikeluarkan oleh sector di luar transportasi tersebut sangat sedikit dibandingkan dari sector transportasi. 9. Volume lalu lintas Volume lalu linta adalah banyaknya kendaraan yang melewati suatu titik atau garis tertentu. Volume kendaraan dapat dinyatakan dalam berbagai satuan (dimensi) seperti: kendaraan/ jam, SMP (Satuan Mobil Penumpang)/ menit, SMP/siklus, dan kendaraan/ 24jam. 11

Pemisahan jenis kendaraan dilakukan berdasarkan karakteristik pergerakan yang berbeda, karena dimensi, kecepata, percepatan, maupun kecepatan dari masing-masing tipe kendaraan disamping juga pengaruh geometrik jalan. Untuk menyamakan satuan tersebut, digunakan suatu satauan yang dikenal dengan Satuan Mobil Penumpang (SMP), seperti disajikan pada tabel 3.2 di bawah ini. Tabel 2.1 faktor Satuan Mobil Penumpang (SMP) No 1 2 Jenis/ tipe kendaraan Sepeda motor Sedan jeep, taksi, mikrolet, KWK, SMP 0,25 1,0

dan sejenisnya 3 Bus sedang, truk sedang, peti kemas 1,5 4 Bus besar, truk besar, truk gandeng 1,8 (Sumber: Modifikasi dari dinas perhubungan DKI Jakarta, 2006)

10. Gambaran Umum Lokasi sampling : Depan Dekanat Teknik UNDIP Hari sampling Waktu : Selasa, 11 Juni 2013 : 08.00-10.00 WIB

C. ALAT DAN BAHAN alat : 1. stopwatch 2. kertas 3. pulpen

12

4. COmeter

D. CARA KERJA
Penentuan lokasi (sampling area) dan parameter yang diukur Survei lokasi (analisa kondisi lokasi) Monitorin g design

Pelaksanaan sampling dgn parameter CO selama 5 menit petama dan 5 menit terakhir

Metode analisis hasil sampling

SOLUSI

Sampling method

Sampling points

Analyzing method

DATA

SNI-197119-62005

SNI-197119-32005

E. DATA PENGAMATAN No 1. 2. Parameter CO ke 1 CO ke 2 Satuan ppm ppm Pengukuran 0,02 0,03 Waktu 08.00 10.00 13

3. 4.

Kelembaban Cahaya

RH lux

83,6 595

F. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN Praktikum sampling udara dilakukan pada Hari Selasa pukul 08.00-10.00 WIB bertempat di Depan Dekanat Teknik UNDIP. Praktikum dihadiri oleh semua anggota kelompok. Praktikum ini bertujuan untuk menganalisa udara ambient dengan parameter CO. Praktikum dilakukan dengan 2 kali pengukuran pada jam-jam yang berbeda, yaitu pada jam awal praktikum dimulai yaitu 08.00 dan jam akhir praktikum yaitu 10.00. Pengukuran dilaksanakan selama kurang lebih 5 menit dengan menstabilkan alat (dipegang). GRAFIK HUBUNGAN ANTARA KADAR CO TERHADAP WAKTU

Metode sampling yang dipakai dalam praktikum ini adalah metode area, jadi disini kami menganalisis data berdasarkan kondisi yang ada di depan dekanat Teknik UNDIP.

14

Dari data yang didapat, diketahui bahwa jam 10.00 memiliki kadar CO yang lebuh tinggi dari pada jam 08.00 namun selisih nilai COnya juga sedikit. Perbedaan ini bisa dipengaruhi oleh: Arah angin Pada saat sampling sangat dirasakan bahwa arah angin tidak stabil dan cenderung terus berganti arah, ini berpengarh pada alat ukur CO yang sulit stabil. Bangunan sekitar Bangunan sekitar lokasi sampling juga memiliki pegaruh terhadap perputaran angin sehingga menentukan konsentrasi CO yang terbaca pada alat ukur.

Kualitas Kendaraan Kualias kendaraan bermotor yang melalui titik sampling ini juga berpengaruh pada kadar CO, karena jika kendaraan bermotor itu kualiasnya buruk biasanya menghasilkan konsentrasi CO yang tinggi.

G. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Besarnya konsentrasi CO pada jam 08.00 adalah sebesar 0,02 ppm dan pada jam 10.00 sebesar 0,03

H. DAFTAR PUSTAKA Badan Pengolahan Lingkungan Hidup daerah (BPLHD) Provinsi DKI Jakarta. Laporan Pemantauan Kualitas Udara Ambien Tahun 2006. Jakarta Rahawati, Novi. 2008. Pola Spasial Konsentrasi Gas Karbonmonoksida (CO) di Kota Jakarta. Jurusan Geofisika dan meterologi, FMIPA UI. Jakarta

15

Soedomo, M. 1999. Pencemaran Udara, Kumpulan Karya Ilmiah. Bandung: ITB http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21275/3/Chapter%20II.pdf http://www.scribd.com/doc/90825522/TINJAUAN-PUSTAKA http://www.nzta.govt.nz/resources/air-quality-monitoring/docs/air-quality-monitoring.pdf http://maxxam.ca/wp-content/uploads/2012/02/ss_Air_Ambient_WesternCda.pdf http://www.iitg.ernet.in/scifac/qip/public_html/cd_cell/CD%20Cell%20Lab%20Manual %20Report.pdf http://www.ekoplan.gov.rs/aqptwinning/Report/docs/Guidelines%20for%20Ambient%20Air %20Monitoring%20Network.pdf

16

17

You might also like