You are on page 1of 3

Kehidupan Sosial Individu Dewasa

Nama anggota : Jane Putri K. Sindy Klaudian Clara Christine Adyutika F. Reisqita Vadika Kumala Ayu / 5120003 / 5120009 / 5120045 / 5120055 / 5120068 / 5120070

Ivada Pustakasari / 5120079

Tingkat kepuasan perkawian dapat mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Dari 14 responden wanita, terlihat bahwa tingkat kepuasan perkawinan dapat dipengaruhi oleh beberapa aspek yaitu usia perkawinan, usia anak, pekerjaan, dukungan dan beban yang diperoleh dari orang-orang sekitar. Berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan oleh Rollins dan Feldman, (1970); Rollins dan Cannon, (1974); Spanier, Lewis, dan Cole, (1975) menunjukkan bahwa tingkat kepuasan suatu perkawinan mengikuti bentuk kurva U. Dari titik tertinggi di awal, menurun hingga usia tengah baya dan kemudian meningkat lagi pada masa dewasa akhir. Responden yang berusia 30 tahun dengan usia perkawinan 9 bulan menggambarkan kondisi perkawinan mereka yang amat baik. Hal ini ditandai dengan kemampuan mereka untuk saling memahami, menyukai karakteristik kepribadian pasangan, dapat memenuhi kebutuhan satu sama lain, tidak pernah sedikitpun menyesali hubungan yang dimiliki, sangat senang mengekspresikan perasaan kasih sayang dan berhubungan seksual. Sedangkan responden yang berusia 42 tahun (menuju masa dewasa madya) dengan usia perkawinan 19 tahun mengalami penurunan dalam hal-hal yang disebutkan di atas, sama halnya dengan responden yang memiliki anak usia sekolah. Hal ini menurut Bradburry, Fincham dan Gottman (dalam Abate, 1994) dikarenakan pada periode sebelum memiliki anak kepuasan perkawinan berada pada tingkat yang tinggi. Tingkat kepuasan kemudian akan mengalami penurunan hingga tingkat terendah pada saat anak-anak berada pada usia sekolah dan remaja. Kemudian tingkat kepuasan akan mengalami peningkatan kembali ketika anakanak tumbuh dewasa dan telah meninggalkan rumah. Pekerjaan dan pendapatan juga mempengaruhi kepuasan perkawinan seseorang. Adanya dukungan finansial bagi keluarga saat seorang wanita berkarir akan membantu menopang perekonomian keluarga. Berdasarkan penelitian yang dimuat dalam artikel website harian Tempo (2013), mayoritas perceraian dipicu oleh masalah perekonomian. Dengan adanya pemasukan keuangan ini, maka relasi perkawinan akan terhindar dari masalah perekonomian sehingga tercipta kepuasan perkawinan. Selain itu, studi mengenai kepuasan hidup wanita bekerja oleh Ferree (dalam Rini, 2002) menunjukkan hasil bahwa ibu yang bekerja memiliki tingkat kepuasan hidup yang lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja (ibu rumah tangga). Dukungan dari suami merupakan salah satu faktor penentu kepuasan hidup ibu yang bekerja. Berdasarkan penelitian Jones & Jones (dalam Rini, 2002) sikap suami merupakan faktor penting yang menentukan keberhasilan dual-career marriage. Hal ini terlihat dari hasil 14 responden yang menyatakan bahwa suami sebagai pihak pertama dalam memberikan dukungan. Namun, ketika terjadi permasalahan dalam kehidupan

perkawinannya, maka rekan kerja respondenlah yang banyak memberikan dukungan dengan cara mendengarkan dan memberi bantuan. Dari 14 responden, terdapat 10 responden yang menyatakan bahwa mereka tidak merasa terbebani maupun tertekan oleh orang-orang terdekat seperti suami dan anak-anak. Jika dianalisis dengan teori Variasi Cinta Stenberg, maka hal ini dikarenakan dalam hubungan tipe cinta yang muncul adalah Consummate Love. Consummate Love adalah tipe cinta yang memiliki 3 unsur utama yaitu intimacy, passion, dan commitment. Adanya keinginan untuk selalu dekat dengan keluarga, hasrat dalam hubungan, dan komitmen untuk mempertahankan hubungan bersama, menyebabkan responden merasa tidak terbebani oleh suami dan anak-anaknya.

Daftar Pustaka Abate, L. (1994). Handbook of developmental family and psychopathology. Canada: John Wiley & Sons, Inc. Fincham, F. D., & Bradbury, T. N. (1990). The Psychology of Marriage: Basic Issues and Applications: Guilford Publication. Purmono, Abdi. (2013). Alasan Ekonomi Jadi Penyebab Utama Perceraian.

http://www.tempo.co/read/news/2013/02/23/173463137/Alasan-Ekonomi-JadiPenyebab-Utama-Perceraian (diakses pada tanggal 22 Juni 2013) Rini, J. F. (2002). Wanita Bekerja. http://www.e-psikologi.com (diakses pada tanggal 22 Juni 2013) Sternberg, R. J. (1986). A triangular theory of love. Psychological Review. Vol. 93, No. 2, 119-135. Sternberg, R., J. (1987). The triangle of love: intimacy, passion, commitment. New York: Basic Books, Inc.

You might also like