Professional Documents
Culture Documents
VISI : Meningkatkan kualitas kehidupan lahir batin manusia secara seimbang beserta lingkungan hidupnya sejalan dengan waktu MISI : Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna (preventif, promotif, curatif & rehabilitatif) yang berkualitas tinggi, berstandar international, dan berorientasi pada kepuasan pelanggan. FALSAFAH : Memberikan pelayanan secara profesional berlandaskan hati nurani, dengan selalu berorientasi pada mutu dan keselamatan pasien. NILAI : Tuntunan dan pandangan umum orang yang bekerja di Royal Progress. Nilai Royal Progresssecara umum adalah PROGRESS. MOTTO :Melayani dengan Penuh Cinta Kasih PRO : Proaktif dalam mewujudkan visi, misi, dan tujuan Royal Progress G R E S S : Gigih dalam meningkatkan terus profesionalisme berlandaskan etika profesi dan berorientasi pada kepuasan pelanggan melalui kerjasama tim. : Ramah tamah dan cinta kasih dalam melayani : Efektif dan efisien dalam melakukan setiap pekerjaan. : Saling Asah, Asih, Asuh dan Wangi. : Saling menguntungkan
TUJUAN : 1. Tercapainya pelayanan yang bermutu tinggi yang berorientasi pada kepuasan
pelanggan. 2. 3. 4. Pelayanan kesehatan Royal Progress terus meningkat dan berkembang. Tercapainya peningkatan produktifitas pelayanan Royal Progress Terbentuknya sumber daya manusia yang memiliki kompetensi tinggi, memiliki
integritas, komitmen yang kuat terhadap organisasi melalui upaya pendidikan dan pelatihan, serta upaya peningkatan kesejahteraan yang adil dan manusiawi.
2.
Setiap pasien yang masuk rawat inap dipasangkan gelang identitas pasien. Ada 2 identitas yaitu menggunakan NAMA dan TANGGAL LAHIR yang disesuaikan dengan tanda pengenal resmi. Pengecualian prosedur identifikasi dapat dilakukan pada kondisi kegawatdaruratan pasien di IGD, ICU dan kamar operasi dengan tetap memperhatikan data pada gelang identitas pasien. Sebelum pemberian obat, Sebelumpemberian transfusi darah, Sebelumpengambilan sampel untuk pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiologi Sebelumdilakukan tindakan medis Gelang identitas Pasien laki-laki : BIRU MUDA Pasien perempuan: MERAH MUDA Gelang pasien risiko jatuh : KUNING Gelang alergi : MERAH
3.
4.
5.
Bagaimana prosedur pemasangan gelang identifikasi? Dapatkah Anda menjelaskan tentang cara komunikasi yang efektif di rumah sakit?
6.
Rumah sakit menggunakan tehnikSBAR (Situation Background Assessment Recomendation) dalam melaporkan kondisi pasien untuk meningkatkan efektivitas komunikasi antar pemberi layanan. Situation : Kondisi terkini yang terjadi pada pasien. Background : Informasi penting apa yang berhubungan dengan kondisi pasien terkini. Assessment : Hasil pengkajian kondisi pasien terkini Recommendation : Apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah pasien saat ini. Rumah sakit konsisten dalam melakukan verifikasi terhadap akurasi dari komunikasi lisan dengan catat, baca kembali dan konfirmasi ulang (CABAK) terhadap perintah yang diberikan. Pelaporan kondisi pasien kepada DPJP pasien menjadi tanggung jawab dokter ruangan yang bertugas.
7.
1. Elektrolit pekat : KCl, MgSO4, Natrium Bikarbonat, NaCl 0,3% 2. NORUM (Nama Obat Rupa Ucapan Mirip) / LASA (Look Alike Sound Alike) yaitu obat-obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip. Pengelolaanhigh alert medication: Penyimpanan di lokasi khusus dengan akses terbatas dan diberi penandaan yang jelas berupa stiker berwarna merah bertuliskan High Alert NaCl 0,3% dan KCl tidak boleh disimpan di ruangperawatan kecuali diUnit Perawatan Intensif (ICU). Ruang perawatan yang boleh menyimpan elektrolit pekatharus memastikan bahwa elektrolit pekat disimpan di lokasi dengan akses terbatas bagi petugas yang diberi wewenang. Obat diberi penandaan yang jelas berupa stikerberwarnamerah bertuliskan High Alert dan khusus untuk elektrolitpekat, harus ditempelkan stiker yang dituliskan Elektrolitpekat, harus diencerkan sebelum diberikan
8.
Orang yang bertanggung jawab untuk membuat tanda pada pasien adalah Operator/orang yang akan melakukan tindakan. Operator yang membuat tanda itu harus hadir pada operasi tersebut. Penandaan titik yang akan dioperasi adalah sebelum pasien dipindahkan ke ruang di mana operasi akan dilakukan. Pasien ikut dilibatkan, terjaga dan sadar; sebaiknya dilakukan sebelum pemberian obat pre-medikasi. Tanda berupa X dititik yang akan dioperasi. Tanda itu harus dibuat dengan pena atau spidol permanen berwarna hitam dan jika memungkinkan, harus terlihat sampai pasien disiapkan dan diselimuti. Lokasi untuk semua prosedur yang melibatkan sayatan, tusukan perkutan, atau penyisipan instrumen harus ditandai. Semua penandaan harus dilakukan bersamaan saat pengecekkan hasil pencitraan pasien diagnosis misalnya sinar-X, scan, pencitraan elektronik atau hasil test lainnya dan pastikan dengan catatan medis pasien dan gelang identitas pasien. Lokasi operasi ditandai pada semua kasus termasuk sisi (laterality), struktur multipel (jari tangan, jari kaki, lesi) atau multiple level (tulang belakang). Beberapa prosedur yang tidak memerlukan penandaan: kasus organ tunggal (misalnya operasi jantung, operasi caesar) kasus intervensi seperti kateter jantung kasus yang melibatkan gigi prosedur yang melibatkan bayi prematur di mana penandaan akan menyebabkan tato permanen
Dalam kasus-kasus di mana tidak dilakukan penandaan, alasan harus dapat dijelaskan dan dipertanggungjawabkan. Untuk pasien dengan warna kulit gelap, boleh digunakan warna selain hitam atau biru gelap (biru tua) agar penandaan jelas terlihat, misalnya warna merah. Pada kasus-kasus seperti operasi spinal, dapat dilakukan proses dua tahap yang meliputi penandaan preoperatif per level spinal (yang akan dioperasi) dan interspace spesifik intraoperatif menggunakan radiographic marking.
Proses check listini merupakan standaroperasi yang meliputi pembacaan dan pengisian formulir signinyang dilakukan sebelum pasien dianestesi di holding area,time outyang dilakukan di ruang operasi sesaat sebelum incisipasien operasi dan sign out setelah operasi selesai (dapatdilakukan di recovery room). Proses sign in, time out dan signout ini dipandu oleh perawat sirkuler dan diikuti oleh operator, dokter anestesi, perawat . Semua petugas di rumah sakit termasuk dokter melakukan kebersihan tangan pada 5 MOMENyang telah ditentukan, yakni: Sebelum kontak dengan pasien Sesudah kontak dengan pasien Sebelum tindakan asepsis Sesudah terkena cairan tubuh pasien Sesudah kontak dengan lingkungan sekitar pasien
9.
Rumah Sakit Royal Progress menggunakan 6 LANGKAHcuci tangan Ada 2 cara cuci tangan yaitu : 1. HANDWASH dengan air mengalir waktunya : 40 60 detik 2. HANDRUB dengan gel berbasis alkohol waktunya : 20 30 detik
10.
Bagaimanakah cara mengkaji pasien risiko jatuh ? Penilaian risiko jatuh dilakukan saat pengkajian awal dengan menggunakan metode pengkajian risiko jatuh yang telah ditetapkan oleh RS Royal Progress. Penilaian risiko jatuh pada pasien anak menggunakan scoring HUMPTY DUMPTY dan pada pasien dewasa menggunakan scoring MORSE dan pada geriatri menggunakan SYDNEY scoring. SKALA RISIKO JATUH HUMPTY DUMPTY UNTUK PEDIATRI
parameter Usia kriteria < 3 tahun 3 7 tahun 7 13 tahun 13 tahun Laki-laki Perempuan Diagnosis neurologi Perubahan oksigenasi (diagnosis respiratorik, dehidrasi, anemia, anoreksia, sinkop, pusing, dsb.) Gangguan perilaku / psikiatri Diagnosis lainnya Tidak menyadari keterbatasan dirinya Lupa akan adanya keterbatasan Orientasi baik terhadap diri sendiri Riwayat jatuh / bayi diletakkan di tempat tidur dewasa Pasien menggunakan alat bantu / bayi diletakkan dalam tempat tidur bayi / perabot rumah Pasien diletakkan di tempat tidur Area di luar rumah sakit Dalam 24 jam Dalam 48 jam > 48 jam atau tidak menjalani pembedahan/sedasi/anestesi Penggunaan multipel: sedatif, obat hipnosis, barbiturat, fenotiazin, antidepresan, pencahar, diuretik, narkose Penggunaan salah satu obat di atas Penggunaan medikasi lainnya / tidak ada medikasi nilai 4 3 2 1 2 1 4 3 2 1 3 2 1 4 3 2 1 3 2 1 skor
Gangguan kognitif
Faktor lingkungan
2.
Penggunaan medikamentosa
3 2 1
Skor asesmen risiko jatuh: (skor minimum 7, skor maksimum 23) Skor 7-11: risiko rendah Skor 12: risiko tinggi
Skrining apakah pasien datang ke rumah sakit karena jatuh? jika tidak, apakah pasien mengalami jatuh dalam 2 bulan terakhir ini? apakah pasien delirium? (tidak dapat membuat keputusan, pola pikir tidak terorganisir, gangguan daya ingat) apakah pasien disorientasi? (salah menyebutkan waktu, tempat, atau orang) apakah pasien mengalami agitasi? (ketakutan, gelisah, dan cemas) apakah pasien memakai kacamata? apakah pasien mengeluh adanya penglihatan buram? apakah pasien mempunyai glaukoma, katarak, atau degenerasi makula? apakah terdapat perubahan perilaku berkemih? (frekuensi, urgensi, inkontinensia, nokturia) mandiri (boleh menggunakan alat bantu jalan) memerlukan sedikit bantuan (1 orang) / dalam pengawasan memerlukan bantuan yang nyata (2 orang) tidak dapat duduk dengan seimbang, perlu bantuan total mandiri (boleh menggunakan alat bantu jalan) berjalan dengan bantuan 1 orang (verbal / fisik) menggunakan kursi roda imobilisasi
Skor
Status mental
Ya/ tidak
Ya/ tidak Ya/ tidak Ya/ tidak Ya/ tidak Ya/ tidak ya = 2 Salah satu jawaban ya =1
Penglihatan
Kebiasaan berkemih Transfer (dari tempat tidur ke kursi dan kembali ke tempat tidur)
0 1 2 3 0 1 2 3
jumlahkan nilai transfer dan mobilitas. Jika nilai total 0-3, maka skor = 0. jika nilai total 4-6, maka skor = 7
Mobilitas
total skor Keterangan skor: 0-5= risiko rendah 6-16 = risiko sedang 17-30 = risiko tinggi
= 45 = 25 44 = 0 - 24
Pengkajian tersebut dilakukan oleh perawat dan kemudian dapat dijadikan dasar pemberian rekomendasi kepada dokter untuk tatalaksana lebih lanjut. Perawat memasang gelang risiko berwarna KUNING di pergelangan tangan pasien dan mengedukasi pasien dan atau keluarga maksud pemasangan gelang tersebut. SPO Pengkajian dan pencegahan pasien risiko jatuh Pengkajian ulang dilakukan oleh perawat secara berkala sesuai hasil penilaian risiko jatuh pasien dan jika terjadi perubahan kondisi pasien atau pengobatan. 11. Apa yang dilakukan jika ada pasien yangjatuh? Dilakukan tatalaksana pasien jatuh dan membuat laporan insiden keselamatan pasien.
tanpa diskriminasi. d. Pasien berhak memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai sengan standar profesi dan standar prosedur operasional. e. Pasien berhak memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi. f. Pasien berhak mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan. g. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit. h. Pasien berhak meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang mempunyai Surat Ijin Praktek (SIP) baik di dalam maupun di luar Rumah Sakit. i. Pasien berhak mendapat privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data data medisnya. j. Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, resiko dan kompliksi yang mungkin terjadi dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan. k. Pasien berhak memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya. l. Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis. m. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama/kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya. n. Pasien berhak memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Rumah Sakit. o. Pasien berhak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perilaku Rumah Sakit terhadap dirinya. p. Pasien berhak menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya. q. Pasien berhak menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengabn standar baik secara perdata maupun pidana. r. Pasien berhak mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan pertauran perundang undangan. 2. Bagaimana prosedur pemberian informasi dan edukasi kepada pasien & keluarga? Pemberian informasi dan edukasi diberikan sesuai kebutuhan, dan diberikan oleh petugas dengan kompetensi yang sesuai. Dalam pemberian informasi dan edukasi ini dikoordinasi oleh Panitia PKRS. SPO Pemberian informasi dan edukasi Persetujuan Tindakan Kedokteran (acuan :PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 290/MENKES/PER/III/2008 TENTANGPERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN) Pernyataan persetujuan (lnformed Consent) dari pasien didapat melalui suatu proses yang ditetapkan rumah sakit dan dilaksanakan oleh staf yang terlatih, dalam bahasa yang dipahami pasien. SPO Pemberian Informed Consent Informed consent diperoleh sebelum operasi, anestesi, penggunaan darah atau produk darah dan tindakan serta pengobatan lain yang berisiko tinggi. Semua tindakan kedokteran harus mendapat persetujuan pasien dan atau keluarga setelah mendapat penjelasan yang cukup tentang hal-hal
3.
yang berkaitan dengan tindakan tersebut dari Dokter Penanggungjawab Pasien (DPJP). Yang berhak untuk memberikan persetujuan setelah mendapatkan informasi adalah. a. Pasien sendiri, yaitu apabila telah berumur 21 tahun atau telah menikah. b. Bagi Pasien dibawah umur 21 tahun, persetujuan (informed consent) atau Penolakan Tindakan Medis diberikan oleh mereka menurut urutan hak sebagai berikut : 1) Ayah/ Ibu Kandung 2)Saudara saudara kandung c. Bagi pasien dibawah umur 21 tahun dan tidak mempunyai orang tua atau orang tuanya berhalangan hadir, persetujuan (Informed Consent) atau Penolakan Tindakan medis diberikan oleh mereka menurut hak sebagai berikut : 1) Ayah/Ibu Adopsi 2) Saudara saudara Kandung 3) Induk Semang d. Bagi pasien dewasa dengan gangguan mental, persetujuan (Informed Consent) atau penolakan penolakan tindakan medis diberikan oleh mereka menurut hak sebagai berikut: 1) Ayah/Ibu kandung 2) Wali yang sah 3) Saudara Saudara Kandung e. Bagi pasien dewasa yang berada dibawah pengampunan (curatelle) Persetujuan atau penolakan tindakan medis diberikan menurut hal tersebut. 1) Wali 2) Curator f. Bagi Pasien dewasa yang telah menikah/ orang tua, persetujuan atau penolakan tindakan medik diberikan pleh mereka menurut urutan hal tersebut. 1) Suami/ Istri 2) Ayah/ Ibu Kandung 3) Anak- anak Kandung 4) Saudara saudara Kandung Informed consent menginformasikan tentang : diagnosis (WD & DD),dasar diagnosis,tindakan kedokteran,indikasi tindakan,tata cara,tujuan,risiko,komplikasi,prognosis,alternatif & risiko. 4. Bagaimana pasien mendapatkan informasi pelayanan kerohanian di RS? Pelayanan kerohanian terdiri dari pelayanan kerohanian rutin dan ataspermintaan. Pasien yang membutuhkan pelayanan kerohanian akanmengisi formulir permintaan pelayanan kerohanian. Kemudian perawat akan menghubung petugas terkait sesuai daftar yang ada. SPO Pelayanan Kerohanian 5. Bagaimana RS melindungi kebutuhan privasi pasien? Saat dilakukan pemeriksaan, konsultasi, tatalaksana antar pasien akan dibatasi dengan tirai. SPO Perlindungan Kebutuhan Privasi Pasien
6.
Kriteria kekerasan fisik di lingkungan Rumah Sakit terdiri atas: pelecehan seksual, pemukulan, penelantaran dan pemaksaan fisik terhadap pasien baik yang dilakukan oleh penunggu /pengunjung pasien maupun petugas. Kecuali terdapat indikasi, petugas kesehatan dapat melakukan pemaksaan fisik (seperti pengekangan) sesuai standar medis dan etika rumah sakit yang berlaku. Setiap petugas keamanan sudah terlatih untuk menangani hal tersebut. Setiap pasien/pengunjung/karyawan yang berada dalam rumah sakit harus menggunakan tanda pengenal berupa gelang identitas pasien, kartu visitor/pengunjung atau name tag karyawan. SPO Perlindungan Terhadap Kekerasan Fisik
7.
Bagaimana prosedur melindungi barang milik pasien? Apa yang dilakukan RS jika pasien menolak/ memberhentikan tindakan (resusitasi) atau pengobatan yang diberikan?
8.
Rumah sakit menghormati keinginan dan pilihan pasien untuk menolak pelayanan resusitasi. Keputusan untuk tidak melakukan RJP harus dicatat di rekam medis pasien dan di formulir Do Not Resuscitate (DNR). Formulir DNR harus diisi dengan lengkap dan disimpan di rekam medis pasien. Alasan diputuskannya tindakan DNR dan orang yang terlibat dalam pengambilan keputusan harus dicatat di rekam medis pasien dan formulir DNR. Keputusan harus dikomunikasikan kepada semua orang yang terlibat dalam aspek perawatan pasien. SPO Penolakan Tindakan atau Pengobatan
2.
3.
Melakukan verifikasi bahwa pasien dan keluarga bisa menerima dan memahami edukasi yang diberikan. SPO Pemberian informasi atau edukasi Ada bahan materi yang diberikan kepada pasien dan atau keluarga Ada dokumen pemberian edukasi berupa formulir pemberian edukasi yang ditandatangani oleh pemberi edukasi dan penerima edukasi.
4.
4.
5.
Bagaimana prosedur transfer yang berlaku di rumah sakit? TRANSFER INTRA RUMAH SAKIT
PASIEN DERAJAT 0 DERAJAT 0,5 (ORANGT UA/ DELIRIUM) PETUGAS PENDAMPING TPK/ Petugas Keamanan TPK/ Petugas Keamanan Perawat/ Petugas berpengalaman (sesuai dengan kebutuhan pasien) Perawat dan Petugas keamanan/ TPK KETERAMPILAN YANG DIBUTUHKAN Bantuan hidup dasar PERALATAN UTAMA
DERAJAT 1
Bantuan hidup dasar, pelatihan tabung gas, pemberian obat- obatan, kenal akan tanda deteriorasi, keterampilan trakeostomi dan suction
Oksigen, suction, tiang infuse portabel, pompa infuse dengan Baterai, oksimetri denyut Semua peralatan di atas, ditambah: monitor EKG dan tekanan darah dan defibrillator
DERAJAT 2
Semua ketrampilan di atas, ditambah : dua tahun pengalaman dalam perawatan intensif (oksigenasi,sungkup pernapasan, defibrillator, monitor) Standar kompetensi dokter harus di atas standar minimal : Dokter: Minimal 6 bulan pengalaman mengenai perawatan pasien intensif dan bekerja di ICU Keterampilan bantuan hidup dasar dan lanjut Keterampilan menangani permasalahan jalan napas dan pernapasan, minimal level ST 3 atau sederajat. Harusmengikutipelatihanuntuk transfer pasiendengansakitberat / kritis Perawat: Minimal 2 tahun bekerja di ICU Keterampilan dasar dan lanjut TRANSFERbantuan ANTAR hidup RUMAH SAKIT Harus mengikuti pelatihan untuk transfer pasien dengan sakit berat / kritis
DERAJAT 3
Monitor ICU portable yang Lengkap, ventilator dan alat transfer yang memenuhistandar minimal.
Bantuanhidupdasar Bantuanhidupdasar, pemberian oksigen, Pemberianobat-obatan, kenalakantanda deteriorasi, Keterampilan perawatan, trakeostomidansuction
DERAJAT 1
DERAJAT 2
Semuaketrampilan di atas, ditambah: penggunaanalatpernapasan, bantuanhidup lanjut, penggunaankantongpernapasan (bagvalve mask), penggunaan defibrillator, penggunaan monitor intensif Dokter: Minimal 6 bulanpengalamanmengenaiperawatanpasieni ntensifdanbekerja di ICU Keterampilanbantuanhidupdasardanlanjut Keterampilanmenanganipermasalahanjalanna pasdanpernapasan, minimal level ST 3 atausederajat. Harusmengikutipelatihanuntuk transfer pasiendengansakitberat / kritis Perawat: Minimal 2 tahunbekerja di ICU Keterampilanbantuanhidupdasardanlanjut Harusmengikutipelatihanuntuk transfer pasiendengansakitberat / kritis
DERAJAT 3
Ambulan lengkap/ AGD 118, monitor ICU portabel yang lengkap, ventilator danperalatan transfer yang memenuhi standar minimal.
6.
Perencanaan pemulangan bagi pasien dibuat 1x24 jam setelah pasien diterima sebagai pasien rawat inap.
Bagaimana prosedur pengkajian status gizi pasien di rumah sakit? Status gizi dinilai dengan menggunakan kriteria MUST (Malnutrition Universal Screening Tool) untuk mengidentifikasi dan menatalaksana pasien dewasa yang mengalami gizi buruk, kurang gizi atu obesitas.
Kelima langkah MUST adalah sebagai berikut: Langkah 1: hitung Indeks Massa Tubuh (IMT) pasien dengan menggunakan kurva di bawah ini dan berikanlah skor.
Langkah 2: nilai persentase kehilangan berat badan yang tak direncanakan menggunakan tabel di bawah ini, dan berikanlah skor.
Langkah 3 : nilai adanya efek/pengaruh akut dari penyakit yang diderita pasien, dan berikan skor (rentang antara 0-2). Sebagai contoh, jika pasien sedang mengalami penyakit akut dan sangat sedikit / tidak terdapat asupan makanan > 5 hari, diberikan skor 2. Langkah 4 : tambahkan skor yang diperoleh dari langkah 1, 2, dan 3 untuk menilai adanya risiko malnutrisi. i. Skor 0 ii. Skor 1 iii. Skor 2 = risiko rendah = risiko sedang = risiko tinggi
Langkah 5: gunakan panduan tatalaksana untuk merencanakan strategi keperawatan berikut ini. Risiko rendah Perawatan rutin: ulangi skrining pada pasien di rumah sakit (tiap minggu), pada pasien rawat jalan (tiap bulan), masyarakat umum dengan usia > 75 tahun (tiap tahun). Risiko sedang Observasi: o Catat asupan makanan selama 3 hari o Jika asupan adekuat, ulangi skrining: pasien di rumah sakit (tiap minggu), pada pasien rawat jalan (tiap bulan), masyarakat umum (tiap 2-3 bulan). o Jika tidak adekuat, rencanakan strategi untuk perbaikan dan peningkatan asupan nutrisi, pantau dan kaji ulang program pemberian nutrisi secara teratur. Risiko tinggi Tatalaksana: o Rujuk ke ahli gizi o Perbaiki dan tingkatkan asupan nutrisi o Pantau dan kaji ulang program pemberian nutrisi: pada pasien di rumah sakit (tiap minggu), pada pasien rawat jalan (tiap bulan), masyarakat umum (tiap bulan). Untuk semua kategori: a) Atasi penyakit yang mendasari dan berikan saran dalam pemilihan jenis makanan b) Catat kategori risiko malnutrisi c) Catat kebutuhan akan diet khusus dan ikuti kebijakan setempat.
2.
Bagaimana prosedur pengkajian nyeri di rumah sakit? Pengkajian rasa nyeri menggunakan Neonatal Infants Pain Scale (NIPS) untuk usia < 1 tahun, FLACCS untuk usia 1-3 tahun, Wong Baker Faces Rating Scale untuk usia > 3 tahun dan Numeric Scale untuk dewasa.Comfort Scale digunakan pada pasien bayi, anak, dan dewasa di ruang rawat intensif / kamar operasi / ruang rawat inap yang tidak dapat dinilai menggunakan Numeric Rating Scale Wong-Baker FACES Pain Scale.
NEONATAL INFANTS PAIN SCALE (NIPS) PARAMETER Ekspresi wajah Meringis Menangis Merengek Menangis kuat Pola bernapas Perubahan pola bernapas Lengan Fleksi/extensi Kaki Fleksi/extensi Keadaan rangsangan Rewel FINDING Santai Tidak menangis POINTS 0 1 0 1 2 0 1 0 1 0 1 0 1
Pada bayi prematur, ditambahkan dua parameter lagi yaitu heart rate dan saturasi oksigen. Heart Rate 11-20% dari baseline >20% dari baseline Saturasi oksigen Penambahan oksigen diperlukan SKOR 0 : Tidak nyeri 1-2 : Nyeri ringan 3-4 : Nyeri sedang > 4 : Nyeri hebat 10% dari baseline 0 1 2 0 1
FLACCS
KATEGORI 0
WAJAH KAKI
PARAMETER 1 Sesekali meringis atau mengerutkan kening Tidak nyaman, gelisah, tegang Menggeliat, menggeser maju mundur, tegang Erangan atau rengekan, keluhan sesekali Diyakinkan oleh menyentuh sesekali, memeluk, 2 Sering untuk cemberut konstan, rahang,ditarik, tidak tertarik bergetar dagu. Menendang, atau kaki disusun Melengkung, kaku
Tidak ada ekspresi tertentu atau senyum Normalposisi atau santai Berbaring dengan tenang, posisi normal, bergerak dengan mudah Tidak ada teriakan (terjaga atau tertidur) Konten, santai
ACTIVITAS
MENANGIS
CONSOLABILITAS
Menangis terus, teriakan atau isak tangis; sering keluhan Sulit untuk konsol atau kenyamanan atau sedang berbicara; distractable
SKOR 0
: Tidak nyeri 1-3 : Nyeri ringan 4-6 : Nyeri sedang 7-10 : Nyeri hebat
COMFORT SCALE
KATEGORI
1 tidur pulas / nyenyak 2 tidur kurang nyenyak KEWASPADAAN 3 gelisah 4 sadar sepenuhnya dan waspada 5 hiper alert 1 tenang 2 agak cemas KETENANGAN 3 cemas 4 sangat cemas 5 panic
SKOR
1 tidak ada respirasi spontan dan tidak ada batuk 2 respirasi spontan dengan sedikit / tidak ada respons terhadap ventilasi DISTRESS PERNAPASAN 3 kadang-kadang batuk atau terdapat tahanan terhadap ventilasi 4 sering batuk, terdapat tahanan / perlawanan terhadap ventilator 5 melawan secara aktif terhadap ventilator, batuk terus-menerus / tersedak 1 bernapas dengan tenang, tidak menangis 2 terisak-isak MENANGIS 3 meraung 4 menangis 5 berteriak 1 tidak ada pergerakan 2 kedang-kadang bergerak perlahan PERGERAKAN 3 sering bergerak perlahan 4 pergerakan aktif / gelisah 5 pergrakan aktif termasuk badan dan kepala
1 otot relaks sepenuhnya, tidak ada tonus otot 2 penurunan tonus otot TONUS OTOT 3 tonus otot normal 4 peningkatan tonus otot dan fleksi jari tangan dan kaki 5 kekakuan otot ekstrim dan fleksi jari tangan dan kaki 1 otot wajah relaks sepenuhnya 2 tonus otot wajah normal, tidak terlihat tegangan otot wajah yang nyata TEGANGAN WAJAH 3 tegangan beberapa otot wajah terlihat nyata 4 tegangan hampir di seluruh otot wajah 5 seluruh otot wajah tegang, meringis 1 tekanan darah di bawah batas normal 2 tekanan darah berada di batas normal secara konsisten TEKANAN DARAH BASAL 3 peningkatan tekanan darah sesekali 15% di atas batas normal (1-3 kali dalam observasi selama 2 menit) 4 seringnya peningkatan tekanan darah 15% di atas batas normal (>3 kali dalam observasi selama 2 menit) 5 peningkatan tekanan darah terus-menerus 15% 1 denyut jantung di bawah batas normal 2 denyut jantung berada di batas normal secara konsisten DENYUT JANTUNG BASAL 3 peningkatan denyut jantung sesekali 15% di atas batas normal (1-3 kali dalam observasi selama 2 menit) 4 seringnya peningkatan denyut jantung 15% di atas batas normal (>3 kali dalam observasi selama 2 menit) 5 peningkatan denyut jantung terus-menerus 15% TOTAL SKOR
3.
Asesmen medis dan keperawatan awal diselesaikan dalam waktu 1x24 jam setelah pasien masuk sebagai pasien rawat inap Asesmen medis awal yang dilakukan sebelum pasien masuk sebagai pasien rawat inap atau sebelumprosedur rawat jalan di rumah sakit tidak berlangsung lebih dari 30 hari atau riwayat kesehatan telahdiperbarui dan pemeriksaan fisik diulang. Asesmen medis awal yang dilakukan sebelum pasien masuk sebagai pasien rawat inap atau sebelumprosedur rawat jalan di rumah sakit tidak berlangsung lebih dari 30 hari atau riwayat kesehatan telahdiperbarui dan pemeriksaan fisik diulang. Untuk asesmen yang berusia kurang dari 30 hari, perubahan-perubahan signifikan dalam kondisi pasiensemenjak asesmen dicatat dalam rekam medis pada saat penerimaan pasien sebagai pasien rawat inap.
2.
Sedasi sedang (pasien sadar) Merespons terhadap stimulus sentuhan Tidak perlu intervensi Adekuat Biasanya dapat dipertahankan dengan baik
Anestesi umum
Respons
Tidak sadar, meskipun dengan stimulus nyeri Sering memerlukan intervensi Sering tidak adekuat
Tidak terpengaruh
Tidak terpengaruh
Tidak terpengaruh
Dapatterganggu
2.
Wrong site, Wrong Procedure, Wrong Person Surgery Tiga komponen penting dalam prosedur pre operatif : 1. 2. 3. Proses verifikasi Menandai lokasi yang akan dioperasi Time out
Orang yang bertanggung jawab untuk membuat tanda pada pasien adalah Dokter Bedah/Operator yang akan melakukan tindakan. Dokter bedah/operator yang membuat tanda itu harus hadir pada operasi tersebut. Penandaan titik yang akan dioperasi adalah sebelum pasien dipindahkan ke ruang di mana operasi akan dilakukan. Pasien ikut dilibatkan, terjaga dan sadar; sebaiknya dilakukan sebelum pemberian obat pre-medikasi. Tanda berupa X di titik yang akan dioperasi. Tanda itu harus dibuat dengan pena atau spidol permanen berwarna hitam dan jika memungkinkan, harus terlihat sampai pasien disiapkan dan diselimuti. Lokasi untuk semua prosedur yang melibatkan sayatan, tusukan perkutan, atau penyisipan instrumen harus ditandai. Semua penandaan harus dilakukan bersamaan saat pengecekkan hasil pencitraan pasien diagnosis misalnya sinar-X, scan, pencitraan elektronik atau hasil test lainnya dan pastikan dengan catatan medis pasien dan gelang identitas pasien. Lokasi operasi ditandai pada semua kasus termasuk sisi (laterality), struktur multipel (jari tangan, jari kaki, lesi) atau multiple level (tulang belakang). Beberapa prosedur yang tidak memerlukan penandaan: kasus organ tunggal (misalnya operasi jantung, operasi caesar) kasus intervensi seperti kateter jantung
kasus yang melibatkan gigi prosedur yang melibatkan bayi prematur di mana penandaan akan menyebabkan tato permanen
Dalam kasus-kasus di mana tidak dilakukan penandaan, alasan harus dapat dijelaskan dan dipertanggungjawabkan. Untuk pasien dengan warna kulit gelap, boleh digunakan warna selain hitam atau biru gelap (biru tua) agar penandaan jelas terlihat, misalnya warna merah. Pada kasus-kasus seperti operasi spinal, dapat dilakukan proses dua tahap yang meliputi penandaan preoperatif per level spinal (yang akan dioperasi) dan interspace spesifik intraoperatif menggunakan radiographic marking. Proses time outini merupakan standar operasi yang meliputi pembacaan dan pengisian formulir signinyang dilakukan sebelum pasien dianestesi di holding area,time outyang dilakukan di ruang operasi sesaat sebelum incisipasien operasi dan sign out setelah operasi selesai (dapatdilakukan di recovery room). Proses sign in, time out dan signout ini dipandu oleh perawat sirkuler dan diikuti oleh operator, dokter anestesi, perawat.
3.
4.
Bagaimana alur pelaporaninsiden apabila terjadimedication error ? Bagaimanakah kebijakan RS tentang persyaratanresep yang lengkap?
5.
sehari. 6. Bagaimana prosedur pemberian obat yang berlaku di RS ini? Pemberian obat menggunakan prinsip 7 benar : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Benar Pasien Benar Indikasi Benar Obat Benar Dosis Benar Cara Pemberian Benar Waktu Pemberian Benar Dokumentasi
2.
Yapmedi, IRJ lantai 2 dan lantai 3, IRNA 2 Jalur evakuasi menuju tangga darurat arah TCM, menuruni tangga menuju lantai dasar ke pintu utama, titik berkumpul di halaman depan (tiang bendera)/ arah utara. IRJ lantai 1, MCU, HD, Radiologi, Farmasi, Coffee bean Jalur evakuasi menuju pintu utama, titik berkumpul di halaman depan (tiang bendera)/ arah utara. Admision/registrasi, kasir, operator, gizi, Baskin Robin Jalur evekuasi menuju pintu samping tengah, titik berkumpul arah barat, samping pos satpam.
2.
Bagaimana prosedur penggunaan APAR? Prosedur penggunaan APAR: Tarik keluar segel pengaman handle picu Angkat nozel ke area bebas Tekan handle picu sedikit sampai gas CO2 / powder keluar Bawa APAR ke titik api Arahkan nozel ke titik api dan tekan handle picu Jarak APAR dengan titik api : 2 meter
3.
Bila listrik terganggu dan padam maka dalam 7 detik (jeda waktu) terhitung sejak waktu pemadaman listrik, genset akan berfungsi dan listrik akan berfungsi kembali. Untuk beberapa lokasi seperti ICU, OK, Laboratorium ( alat-alat laboratorium) bila terjadi gangguan aliran listrik maka akan diback up dengan UPS sehingga tidak terdapat jeda waktu. Bila air terganggu maka cadangan air di bak penampungan akan dapat memenuhi kebutuhan air selama 1 hari saja. Selama proses penggunaan cadangan air di bak penampung tersebut maka kebutuhan air akan dikirim oleh perusahaan air rekanan dengan estimasi waktu pengiriman 5-10 jam. Perlu diketahui bahwa sumber air RS Royal Progress berasal dari PAM.
4.
5.
HAL-HAL YANG PERLU DIWASPADAI KODE
KODE DARURAT
SIMBOL PANGGILAN DARURAT
Kebakaran
MERAH
1020
BIRU
1001
BIRU
1001
MERAH MUDA
1020
Orang yang membahayakan Orang yang membahayakan dengan senjata Ancaman bom
ABU-ABU
1020
PERAK
1020
KUNING
1020
Bencana di dalam RS
TRIAGE DI RS
1020
Bencana di luar RS
TRIAGE DI LUAR RS
1020
ORANYE
1020