You are on page 1of 30

Jurusan Teknik Mesin Politeknik Gunakarya Indonesia

SISTEM KERJA MESIN MILLING PADA PT. MAJU ENDTRI PRECISION

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Disusun Oleh:

CHANDRA LAURENS NIM: 1021401008

POLITEKNIK GUNAKARYA INDONESIA BEKASI DESEMBER 2012

TANDA PERSETUJUAN LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Nama NIM Judul Laporan

: CHANDRA LAURENS : 1021401008 : SISTEM KERJA MESIN MILLING PT. MAJU ENDTRI PRECISION

Tanggal: 07 Februari 2012 POLITEKNIK GUNAKARYA INDONESIA

Pembimbing PKL,

Drs. JUMANTO

TANDA PERSETUJUAN LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Nama NIM Judul Laporan

: CHANDRA LAURENS : 1021401008 : SISTEM KERJA MESIN MILLING PT. MAJU ENDTRI PRECISION

Tanggal: 07 februari 2012 POLITEKNIK GUNAKARYA INDONESIA

Pembimbing PKL

ARIS, ST

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat TUHAN YANG MAHA KUASA atas rahmat dan karunianya memberikan kesehatan dan kemudahan, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan laporan kerja praktek pada PT. Maju Endtri Precision. Laporan tersebut digunakan untuk memenuhi persyaratan mata kuliah praktek kerja pada jurusan Teknik mesin Politeknik Gunakarya Indonesia. Laporan ini disusun berdasarkan pengalaman selama PKL dalam tata cara menggunaka mesin milling. dan di tunjang dengan apa yang di dapatkan dari mata kuliah yang penulis dapatkan baik secara teori maupun praktek. Menyadari akan keterbatasan dan kekurangan dari kesempurnaan laporan ini penulis akan dengan senang hati menerima kritik dan saran yang kontruktif demi penyampurnaan laporan praktek kerja ini. Akhirnya atas perhatian semua penulis mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada: 1. Bapak Drs. Jumanto, . selaku pembimbing PKL di Politeknik Gunakarya Indonesia 2. Bapak Endri Sulistiyowarno, selaku Derektur PT.MAJU ENDTRI PRECISION 3. Bapak Aris Setiyawan ST, selaku Manager Produksi / Pembimbing

Lapangan 4. Bapak Holong S Nababan SE.,MM selaku koordinator PKL di Politeknik Gunakarya Indonesia 5. Bapak Anisul Fuad Achmad ST.,MT selaku Kepala Jurusan Teknik Mesin Politeknik Gunakarya Indonesia 6. Rekan-rekan karyawan di PT. MAJU ENDTRI PRECISION yang telah membantu demi kelancaradalam penyusunan laporan ini serta rekan-rekan mahasiswa Gunakarya Indonesia yang telah memberi masukan dan dorongan.

7. Orang tua serta saudara-saudara yang telah membantu baik secara materi maupun doa. Semoga laporan kerja praktek ini bermanfaat bagi semua khususnya mahasiswa Teknik mesin Politeknik Gunakarya Indonesia.

Bekasi, 7 Desember 2012

Penulis

DAFTAR ISI Lembar judul Lembar pengesahan Lembar pengesahan Kata pengantar Daftar isi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.... 1 1.2 Manfaat kerja praktek industry............................................................ 2 1.3Tujuan pembuatan laporan............ 3 1.4 Tempat Pelaksanaan......... 3 1.5 Metode dan Bahan........ 4 BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan..... 5 2.2 Kegiatan Dan Tujuan Perusahaan........ 6 2.3 Lokasi Perusahaan............ 7

2.4 Struktur Organisasi....... 8 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Landasan Teori................................................................................................. 9 3.2 Mesin Milling..... 10 3.3 Jenis-jenis mesin milling................................................................................ 10 3.4 Bagian-Bagian Mesin Milling........................................................................ 12 3.5 Gerakan Dalam Mesin Milling....................................................................... 14 3.6 Jenis-jenis Cutter Pada Pemotongan Mesin Milling...................................... 15 3.7 Metode Pengefraisan...................................................................................... 16 3.8 Alat Bantu Mesin Milling.............................................................................. 17 3.9 Langkah-Langkah Pengoperasian Mesin Milling.......................................... 22 4.10 Perawatan Mesin Milling............................................................................. 23 BAB IV PENUTUP 4.1 Kesipulan 27 4.2 Saran Dan Kritik 28 Daftar Pustaka. 29 Lampiran.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi di bidang indutri saat ini sangat berkembang seiring dengan berkembangnya ilmu dan teknologi. Berbagai macam peralatan produksi dikembangka untuk memproduksi barang-barang yang mempunyai kwalitas yang tinggi dan presisi bagi kebutuhan industry maupun kebutuhan masyarakat. Didalam menghadapi kemajuan dan perkembangan ilmu teknologi maka perlu dilakukan meyiapkan tenaga-tenaga terampil untuk dapat menguasai teknologi dan mengembangkanya lagi. Maka diperlukan kesediaan berbagai pihak khusus perguruan tinggi untuk mempersiapkan tenaga-tenaga terampil dan mampu menguasai ilmu teknologi. Dalam menguasai ilmu teknologi harus melakukan bebrapa hal yaitu pengamatan, menganalisa, dan memperaktekannya hingga membuat setiap tenaga-tenaga yang terampil dan mampu dengan cepat merapkan ilmu pengetahuaan yang diperoleh. Untuk mencapai hal-hal yang diatas maka diperlukan kegiatan kerja praktek sebagai upaya untuk pengenalan awal bagi mahasiswa terhadap industri yang akan dihadapi. Mahasiswa perlu mengatahui kehidupan nyata di dalam dunia industri bukan hanya teori semata 1.2 Manfaat Pelaksanaan Praktek Kerja

Manfaat bagi mahasiswa a. Untuk mempermudah mahasiswa mengenal dunia industri b. Memperkaya pengetahuan keteknikan yang diterapkan dalam dunia industri

c. Mengamati dan berinteraksi secara langsung dengan aktivitas-aktivitas pabrik dalam melaksanakan proses produksi d. Sebagai sarana pelatihan sebelum terjun kedunia industri untuk mengasah kemampuan bersosialisasi yang baik dengan karyawan dan pimpinan perusahaan Manfaat bagi fakultas a. Untuk menjalin kerjasama yang baik antara fakultas dengan suatu perusahaan untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa b. Mengetahui korelasi antara ilmu yang diajarkan pada mahasiswa selama perkuliahan dengan kondisi actual perusahaan c. Meperoleh masukan-masukan yang nyata tentang suatu perusahaan sebagai informasi untuk mengembangkan kurikulum perkuliahan Manfaat bagi perusahaan a. Sebagai wujud nyata perusahaan berperan aktif dalam memajukan ilmu dan mengembangkan dunia pendidikan b. Menjalin kerjasama dengan dunia pendidikan c. Sebagai bahan masukan yang beguna dalam perkembangan perusahaan d. Mempermudah perusahaan dalam merekrut tenaga-tenaga yang kompeten 1.3 Tujuan Penulisan Laporan Laporan merupakan bukti tertulis dari pengamatan serta pengalaman selama melakukan kerja praktek industri dan merupakan kewajiban yang telah di tetapkan 1. Untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisa lingkungan industri 2. Untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengavaluasi dalam proses industri 3. Mahasiswa dapat memecahkan masalah-masalah dengan pandangan yang lebih luas dan akurat berdasarkan pengalaman praktek kerja

4. Dengan adanya laporan ini dapat dijadikan sebagai pustaka untuk menunjang peningkatan pengetahuan

1.4

Waktu dan Tempat pelaksanaan kerja praktek industri Tempat pelaksanaan kerja praktek di PT. MAJU ENDTRI PRECISION, yang

berlokasi

di

.waktu

pelaksanaan kerja praktek dimulai pada tgl 28 november 2012 sampai dengan 28 desember 2012 yang bertempat di PT. MAJU ENDTRI PRECISION, yang berlokasi di Jln. Ciantra Kukun No 60 Cikarang Selatan. 1.5 Metode Kerja Praktek Industri Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data pada kerja praktek industri ini adalah menggunakan: a. Obsevasi Observasi adalah dimana pengamatan langsung pada objek penelitian secara langsung dilapangan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan untuk dianalisis. b. Wawancara Wawancara dilakukan dengan jalan Tanya jawab dengan para karyawan atau staf setiap bagian perusahaan untuk mendapatkan data-data yang jelas. c. Studi pustaka Studi pustaka dilakukan dengan mengumpulkan informasi dari buku-buku referensi atau literature terkait.

BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

II.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Maju Endtri Precision

Setiap perusahaan memiliki mesin-mesin yang digunakan untuk keperluan proses produksi secara terus menerus, sehingga akan terdapat bagian dari mesin atau unit mesin yang mengalami kerusakan oleh sebab itu diperlukan adanya ketersediaan spare part ( suku cadang ) yang terkontrol dengan baik untuk menjamin kelancaran proses produksi

Selain itu untuk menurunkan down time, reject dan menaikan efisiensi produksi diperlukan adanya inmprovement pada mesin yang sudah ada atau penambahan mesin baru sehingga keberadaan perusahaan pembuat mesin dan penyediaan suku cadang mesin yang professional sangatlah dibutuhkan untuk mewujudkan hal tersebut

Pada saat ini terdapat banyak sekali perusahaan modal asing yang mendirikan pabrik di Indonesia yang sebagaian besar mesin mesin produksinya didatangkan dari luar negeri seperti Jepang, Jerman, Belanda,dsb

Dalam rangka pengadaan suku cadang mesin unit mesin, dan pengadaan peralatan pendukung nya perusahaan modal asing tersebut harus mendatangkan langsung dari negeri asal sehingga timbul masalah harga yang relative mahal dan delivery yang relative lama

Dengan demikian dibutuhkan perusahaan lokal yang mampu membuat suku cadang mesin, unit mesin dan peralatan pendukungnya dengan kualitas tinggi, harga kompetitif, dan delivery yang cepat untuk mengatasi masalah tersebut maka berdirilah PT. MAJU ENDTRI PRECISION.

II.2 Kegiatan Dan Tujuan Perusahaan

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa PT. MAJU ENDTRI PRECISION merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pembuatan suku cadang mesin, unit mesin dan peralatan pendukungnya dan perlatannya. Dalam kegiatannya tidak terpaku hanya pada servis saja tapi juga membuat produk yang baru sesuai pesanan dari konsumen

Pada dasarnya setiap perusahaan yang didirikan pasti memeliki satu tujuan atau sasaran yang hendak dicapai, begitu juga pula PT. MAJU ENDTRI PRECISION dalam melakukan kegiatan usahanya tidak semata mata hanya bertujuan untuk memperoleh keuntungan atau laba tetapi juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa teknik yang ingin menambah pengetahuan mengenai teknologi mesin pabrik. PT. MAJU ENDTRI PRECISION juga mempunyai tujuan untuk lebih berkembang menjadi perusahaan yang lebih besar.

II.3 Lokasi Perusahaan

PT. Maju Endtri Precision terletak Jln.Ciantra kukun No.60 berdekatan dengan kawasankawasan industry yang berada di daerah Cikarang-Bekasi Jawa Barat.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi dipilihnya lokasi antara lain :

1.

Letak lokasi Cikarang yang strategis yang berdekatan dengan kota Jakarta yang akan mempengaruhi ketersediaan bahan baku/material yang dibutuhkan

2.

Strategi marketing, yaitu sebagai tempat dikawasan industri yang mempermudah kontak langsung dengan pelanggan/coustumer yang berlokasi di kawasan industri

3.

Kelancaran transformasi bahan baku khususnya untuk bahan baku punch atau dies.

II.4 Struktur Organisasi

KOMISARIS Tri suyanti

DIREKTUR Endri Sulistiyowarno SEKRETARIS EXECUTIVE Martanti

MARKETING ENGINERING Endri S

TECHNICAL ENGINERING Aris, ST Tri Lestari

ACCOUNTING & HRD MANAGER Dicky ,SE

Staff

Supervisor Workshop Sudi S Line Leader Budi OPRATOR

Sales

Sipil Work

SUPERVISOR

Suwarno

MEKANICAL ELECTRICAL Widodo

HRD

GA

LINE LEADER KUS DW OPRATOR

BAB III PEMBAHASAN


III.1 Dasar Teori

Pengerjaan logam dalam dunia manufacturing ada beberapa macam, mulai dari pengerjaan panas, pengerjaan dingin hingga pengerjaan logam secara mekanis. Pengerjaan mekanis logam biasanya digunakan untuk pengerjaan lanjutan maupun pengerjaan finishing, sehingga dalam pengerjaan mekanis dikenal beberapa prinsip pengerjaan, salah satunya adalah pengerjaan perataan permukaan dengan menggunakan mesin Frais atau biasa juga disebut mesin Milling.

Mesin milling adalah mesin yang paling mampu melakukan banyak tugas bila dibandingkan dengan mesin perkakas yang lain. Hal ini disebabkan karena selain mampu memesin permukaan datar maupun berlekuk dengan penyelesaian dan ketelitian istimewa, juga berguna untuk menghaluskan atau meratakan benda kerja sesuai dengan dimensi yang dikehendaki. Mesin milling dapat menghasilkan permukaan bidang rata yang cukup halus, tetapi proses ini membutuhkan pelumas berupa oli yang berguna untuk pendingin mata milling agar tidak cepat aus.

Proses milling adalah proses yang menghasilkan chips (beram). Milling menghasilkan permukaan yang datar atau berbentuk profil pada ukuran yang ditentukan dan kehalusan atau kualitas permukaan yang ditentukan.

Proses kerja pada pengerjaan dengan mesin milling dimulai dengan mencekam benda kerja, kemudian dilanjutkan dengan pemotongan dengan alat potong yang disebut cutter, dan akhirnya benda kerja akan berubah ukuran maupun bentuknya.

III.2 Prinsip Kerja Mesin Milling

Tenaga untuk pemotongan berasal dari energi listrik yang diubah menjadi gerak utama oleh sebuah motor listrik, selanjutnya gerakan utama tersebut akan diteruskan melalui suatu transmisi untuk menghasilkan gerakan putar pada spindel mesin milling. Spindel mesin milling adalah bagian dari sistem utama mesin milling yang bertugas untuk memegang dan memutar cutter hingga menghasilkan putaran atau gerakan pemotongan.

Gerakan pemotongan pada cutter jika dikenakan pada benda kerja yang telah dicekam maka akan terjadi gesekan/tabrakan sehingga akan menghasilkan pemotongan pada bagian benda kerja, hal ini dapat terjadi karena material penyusun cutter mempunyai kekerasan diatas kekerasan benda kerja.

III.3 Jenis-jenis Mesin Milling

Penggolongan mesin milling menurut jenisnya penamaannya disesuaikan dengan posisi spindel utamanya dan fungsi pembuatan produknya, ada beberapa jenis mesin milling dalam dunia manufacturing antara lain:

1. Mesin Milling Horizontal Mesin milling jenis ini mempunyai pemasangan spindel dengan arah horizontal dan digunakan untuk melakukan pemotongan benda kerja dengan arah mendatar. 2. Mesin Milling Vertikal Kebalikan dengan mesin milling horizontal, pada mesin milling ini pemasangan spindelnya pada kepala mesin adalah vertikal, pada mesin milling jenis ini ada beberapa macam menurut tipe kepalanya, ada tipe kepala tetap, tipe kepala yang dapat dimiringkan dan

type kepala bergerak. Kombinasi dari dua type kepala ini dapat digunakan untuk membuat variasi pengerjaan pengefraisan dengan sudut tertentu. 3. Mesin Milling Universal Mesin milling ini mempunyai fungsi bermacam-macam sesuai dengan prinsipnya, seperti: a. Frais muka b. Frais spiral c. Frais datar d. Pemotongan roda gigi e. Pengeboran f. Reaming g. Boring h. Pembuatan celah 4. Plano Milling Untuk benda kerja yang besar dan berat. 5. Surface Milling Untuk produksi massal, kepala spindel dan cutter dinaikturunkan. 6. Tread Milling Untuk pembuatan ulir. 7. Gear Milling Untuk pembuatan roda gigi. 8. Copy Milling Untuk pembuatan benda kerja yang mempunyai bentuk tidak beraturan.

III.4 Bagian-bagian Mesin Milling

Gbr. Mesin milling

1. Spindle utama Merupakan bagian yang terpenting dari mesin milling. Tempat. Untuk mencekam alat potong. Di bagi menjadi 3 jenis :

a. Vertical spindle b. Horizontal spindle c. Universal spindle

2. Meja / table Merupakan bagian mesin milling, tempat untuk clamping device atau benda kerja. . Di bagi menjadi 3 jenis :

a. Fixed table b. Swivel table c. Compound table 3. Motor driveMerupakan bagian mesin yang berfungsi menggerakkan bagian bagian mesin yang lain seperti spindle utama, meja ( feeding ) dan pendingin ( cooling ). Pada mesin milling sedikitnya terdapat 3 buah motor :

a. Motor spindle utama b. Motor gerakan pemakanan ( feeding ) c. Motor pendingin ( cooling )

4. Transmisi Merupakan bagian mesin yang menghubungkan motor penggerak dengan yang digerakkan. Berdasarkan bagian yang digerakkan dibedakan menjadi 2 macam yaitu : a. Transmisi spindle utama b. Transmisi feeding

Berdasarkan sistem tranmisinya dibedakan menjadi 2 macam yaitu :

a. Transmisi gear box b. Transmisi v blet

5. Knee Merupakan bagian mesin untuk menopang / menahan meja mesin. Pada bagian ini terdapat transmisi gerakan pemakanan ( feeding ). 6. Column / tiang Merupakan badan dari mesin. Tempat menempelnya bagian bagian mesin yang lain.

7. Base / dasar Merupakan bagian bawah dari mesin milling dan Bagian yang menopang badan / tiang Tempat cairan pendingin. 8. Control Merupakan pengatur dari bagian bagian mesin yang bergerak. Yang dibagi menjadi
dua

sistem kontrol yaitu :

a. Mekanik

b. Electric

III.5 Gerakan Dalam Mesin Milling

Pekerjaan dengan mesin milling harus selalu mempunyai 3 gerakan kerja.

1. Gerakan Pemotongan

Sisi potong cutter yang dibuat berbentuk bulat dan berputar dengan pusat sumbu utama.

2. Gerakan Pemakanan

Benda kerja digerakkan sepanjang ukuran yang akan dipotong dan digerakkan mendatar searah gerakan yang dipunyai oleh alas.

3. Gerakan Penyetelan

Gerakan untuk mengatur posisi pemakanan, kedalaman pemakanan, dan pengembalian, untuk memungkinkan benda kerja masuk ke dalam sisi potong cutter, gerakan ini dapat juga disebut gerakan pengikatan

III.6 Jenis-jenis Cutter Pada Pemotongan Mesin Milling

Cutter pada mesin milling mempunyai bentuk silindris, berputar pada sumbunya dan dilengkapi dengan gigi melingkar yang seragam. Keuntungan cutter dibanding dengan pahat bubut dan pahat ketam adalah setiap sisi potong dari pisau milling mengenai benda kerja hanya dalam waktu yang pendek pada proses pemotongan selama 1 putaran pisau milling dan pendinginannya pada waktu sisi potong mengenai benda kerja, maka hasilnya cutter milling akan lebih tahan lama.

Cutter biasanya terbuat dari HSS maupun Carbide Tripped. Gigi cutter ada yang lurus maupun ada yang mempunyai sudut, untuk yang bersudut (helix angle) dapat mengarah ke kanan dan ke kiri.

Ada beberapa jenis cutter seperti misalnya :

a. Plain Mill Cutter Digunakan untuk pengefraisan horizontal dari permukaan datar. b. Shell End Mill Cutter Pemotongan dengan menggunakan sisi muka, digunakan untuk pengefraisan dua permukaan yang tegak lurus. Pada cutter ini panjangnya lebih besar dari diameternya dan hal yang harus diingat adalah tidak boleh memasang cutter ini terbalik. c. Face Mill Cutter Digunakan untuk pengefraisan ringan (pemakanan kecil). Pisau ini pendek dan mempunyai sisi potong pada bagian yang melingkar dan bagian sisi mukanya, seperti shell mill cutter. Dalam jenis ini ada yang disebut Carbide Tipped. Face mill cutter, keistimewaan pisau ini adalah tentang kemudahan penggantian sisi potongnya. d. End Mill Cutterm Pengerjaan pada mesin milling 1. Pengefraisan Sisi, adalah pengefraisan dimana pisau sejajar dengan permukaan benda kerja. 2. Pegefraisan Muka, adalah pengefraisan dimana sumbu pisau tegak lurus dengan permukaan benda kerja.

III.7 Metode Pengefraisan

a. Climb Mill

Merupakan cara pengefraisan dimana putaran cutter searah dengan gerakan benda kerja. Gaya potong menarik benda kerja ke dalam cutter sehingga faktor kerusakan pahat akan lebih

besar. Hanya mesin yang mempunyai alat pengukur keregangan diperbolehkan memakai metode pemotongan ini.

b. Conventional Milling

Merupakan pengefraisan dimana putaran cutter berlawanan arah dengan gerakan benda kerja, pemotongan ini dimulai dengan beram yang tipis dan metode ini digunakan untuk semua jenis mesin frais.

III.8 Alat Bantu Mesin Milling

Sebelum kita bekerja dengan mesin milling, maka kita harus menyiapkan beberapa peralatan yang akan kita gunakan nantinya. Disamping itu pemilihan alat bantu juga banyak di pengaruhi oleh beberapa faktor baik dari bahan benda kerja,cara pembuatan, ketelitian dan mesin yang akan dipakai untuk proses. Alat bantu yang digunakan pada mesin frais vertikal dan horizontal tidak jauh berbeda, oleh karena itu biasanya peralatan ini dapat

digunakan untuk mesin horizontal dan vertikal. Sedangkan untuk menentukan parameter pemotongan tergantung pada : bahan yang disayat, bahan alat potong, geometri cutter dan putaran spindle. Karena tiap-tiap cutter mempunyai karakteristik sendiri-sendiri. Maka dari itu pada saat menggunakan suatu cutter kita harus benar-benar mengetahui karakteristiknya jika cutter tersebut tidak ingin rusak. Setelah semua alat bantu dan cutter tersebut terkumpul maka kita harus mensetting semua peralatan tersebut dengan benar. Jika pemasangannya sudah benar maka dapat digunakan untuk mengerjakan benda kerja.

A. Ragum

Gbr. Ragum

Berikut ini adalah langkah-langkah dalam memasang ragum. Antara lain :

1. Periksalah ragum dalam kondisi baik dan bersih. 2. Usahakan pemasangan ragum benda di tengah-tengah benda kerja, hal ini bertujuaan untuk mendapatkan keleluasaan kerja. 3. Luruskan lubang baut pengikat agar bertepatan dengan alur meja mesin 4. Kerasi baut-baut pengikat.

Sebelum baut-baut terikat dengan kuat,pastikan bahwa bibir ragum benar-benar tegak lurus atau sejajar dengan pergerakan meja.untuk mengecek kesejajaran ragum tersebut dapat di gunakan dengan menggunakan dial indikator dengan langkah-langkah sebagai berikut: Ikatlah ragum dengan salah satu baut pengunci dan ingat pengikatanya jangan terlalu keras (sebelum kedudukan baut benar-benar tegak lurus) Pasang pararel pada ragum, kemudian pasang blok magnet pada badan mesin. Kenakan sisi penggerak jarum pada sisi pararel. Gerakan meja mesin sejalan dengan sisi pararel yang di pasang pada ragum. Pukulah ragum dengan palu lunak sedikit demi sedikit apabila jarum pada dial indikator bergerak. Gerakan meja mesin berulang kali dan bila dari ujung keujung jarum sudah tidak bergerak, baru baut-baut ragum dikerasi semuah, tapi ingat dalam mengerasi ragum jangan sampai merubah posisi ragum tersebut.

B. Dividing head

Gbr. Dipiding head

Permasangan dividing head harus sejajar dengan meja mesin karena kalau tidak benda kerja yang di hasilkan akan miring. Oleh karena itu pada waktu memasang jarak tepi deviding head harus sama bila di ukur dari tepi meja. Untuk lebih tepatnya dalam mencari kesejajaran deviding head terhadap meja mesin dapat digunakan prosedur pengukuran seperti di bawah ini:

1. Pastikan mandrill dan lubang sepindle dalam keadaan bersih kemudian masukan mandrill dan dalam lubang spindle. 2. Lepaskan hubungan gigi sepindle dengan sumbu cacing. 3. Stell jam penunjuk diatas meja mesin, sabil spindle. Diputar dan teliti jam penunjuknya. Jika jarum bergerak berarti belum sentris. 4. Geser jam penunjuk mendekati spindle dan perhatikan angka yang di gunakan oleh jarumnya, kemudian jarum penunjuk di geser kearah mandrel sambil diputar spindlenya. 5. kerjakan langkah ini secara berulang-ulang sampai angka jam menunjukan angka yang tetap untuk dua ujungnya.

Setelah jam menunjuk tidak bergerak sama sekali waktu di geser maka seting kedataran telah selesai dan kerasi semuah baut-baut pengikatnya.

C. Tailstock

Gbr.Tailstock

Untuk menahan benda kerja yang akan difrais bila benda kerja dipasang diantara dua senter.

D. Arbor

Gbr.Arbor

Mempunyai kegunaan sebagai tempat kedudukan pisau milling dan pada bagian ujungnya berbentuk tirus dan ujung lainnya berulir.

E. Adaptor

Mempunyai kegunaan sebagai alat penjepit pisau frais yang bertangkai tirus bentuknya bermacam-macam tetapi prinsip kerjanya sama.

III.9 Langkah-Langkah Pengoperasian Mesin Milling

Pengoperasian mesin frais pada dasarnya sama dengan pengoprasian mesin perkakas lainnya. Mesin milling digunakan untuk membuat benda-benda kerja dengan berbagai bentuk tertentu dengan jalan penyayatan.

Dari berbagai mesin pekakas yang ada, mesin millinglah yang mampu digunakan untuk membuat berbagai macam bentuk komponen. Oleh sebab itu diperlukan langkah-langkah sistematis yang perlu dipertimbangkan sebelum mengoperasikan mesin frais. Langkah-langkah tersebut antara lain :

a) Mempelajari gambar kerja untuk menentukan langkah kerja yang efektif dan efesien. b) Menentukan karakteristik bahan yang akan dikerjakan untuk menentukan jenis cutter dan media pendingin yang akan digunakan.

c) Menetapkan kualitas hasil penyayatan yang diinginkan. d) Menentukan geometri cutter yang digunakan. e) Menentukan alat bantu yang dibutuhkan didalam proses. f) Menentukan roda-roda gigi pengganti apabila dikehendaki adanya pengerjaan-pengerjaan khusus. g) Menentukan parameter-parameter pemotongan yang berpengaruh dalam proses pengerjaan (kecepatan potong, kecepatan sayat, kedalaman pemakanan, waktu pemotongan dll)

Untuk melaksanakan langkah-langkah di atas, kita terlebih dulu harus dapat menghidupkan mesin. Setiap mesin mempunyai bagian sendiri-sendiri yang digunakan untuk menghidupkan mesin. Pada umumnya untuk menghidupkan mesin kita harus mengaktifkan saklar aliran listrik kemudian kita menekan swith on untuk mengalirkan arus listrik, sedangkan untuk mematikan kita cukup menekan swith off maka dengan demikian putaran mesin akan berhenti.

III.10 Perawatan Mesin Milling

Dalam pelaksanaan pengoperasian mesin milling kita juga harus memperhatikan bagaimana cara perawatan mesin milling karena pada umumnya mesin memerlukan perawatan, maka mesin milling memerlukan perawatan yang baik, agar dapat selalu siap untuk di operasikan dan dalam pemakaian mesin ini dapat semaksimal mungkin serta benda-benda yang kita kerja tetap presisi. dimana setiap perawatan mesin produksi dilakukan secara umun dan khusus. Petunjuk perawatan mesin milling secara umun biasanya telah diberikan oleh pabrik pembuat mesin, sedangkan perawatan secara khusus harus dicari berdasarkan teori-teori dan pengalaman mengenai perbaikan terhadap mesin.

1. Perawatan umum

Untuk menjaga agar mesin tidak cepat rusak diperlukan perawatan pengoperasian mesin yang benar dan seksama. Prosedur perawatan mesin milling ini adalah:

a. Mesin miling harus berada didalam ruangan tertutup atau tidak boleh bersentuhan langsung dengan sinar matahari b. Dalam penggantian oli atau pelumas harus sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh pabrik pembuat mesin c. Pastikan dalam pemasangan benda kerja kuat sehingga tidak terlepas pada saat melakukan penyayatan yang bisa merusak mesin dan membahayakan manusia d. Selama pengoperasian mesin harus di awasin dengan seksama e. Setelah selesai dalam pengoperasian mesin milling bersihkan bagian-bagian mesin yang terkena beram-beram benda kerja dan dari cairan-cairan pendingin f. Setelah selesai dalam pengoperasian mesin, atur semuahandel-handel pada posisi netral dan mematikan tenaga mesin

2. Perawatan Khusus

Perwatan khusus ini dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah dibuat berdasarkan pengalaman-pengalaman dan teori-teori yang ada dari pabrik pembuat mesin

a. Bersihkan bagian bawah motor dan tiup salurannya. b. Lepaskan hubungan motor utama dengan kabelnya, alarm dan rangkaiannya serta tandai kabel-kabel untuk mempermudah pemasangannya. Lindungi kabel-kabel agar tidak rusak. c. Lepaskan motor dari unit yang digerakkan dan bawa ke bengkel untuk pemeriksaan. Semua bagian harus dilindungi, diberi tanda dan simpan di tempat aman.

d. Tarik kopling atau puli dari porosnya dan cek alur pasak serta poros dari goresan. Cek kopling dan keausannya. e. Cek keausan bantalannya, ukur clearance olinya. Cek lubang pelumasan dan saluran oli, apakah tersumbat. f. Keluarkan motor dari tutupnya. g. Cek bantalan gelindingnya dang anti kalau diperlukan. h. Keluarkan motor dan cek apakah batang rotor dan ringnya mengalami retak-retak. i. Cek lapisan rotor dan perhatikan tanda-tanda gesekan antara stator dan rotor. j. Bersihkan lilitan stator dengan meniupkan udara kering dari kompresor dan bersihkan lilitan stator dari oli dan kotoran, gunakan fluida yang bersih. k. Hindarkan lilitan stator dari pengaruh-pengaruh yang menghanguskan isolasi dan balutan-balutan yang merusak. l. Cek lapisan stator, apakah bebas dari kebakaran dan dudukan stator sudah bersih. m. Pemasangan motor dan pengepasan kopling perlu dicek. n. Tempatkan motor pada dudukannya dan luruskan kopling terhadap unit yang digerakkan dan catat hasilnya. o. Cek celah Lepas hubungan semua kabel, test motor dan kabel untuk tahanan isolasi serta kontinuitasnya. p. Cek kebersihan kotak terminal, periksa kondisi semua gasket dan jika perlu perbaiki dengan pengering silika gel. q. Cek bantalan motor yang diisi dengan oli yang ditentukan. Cek motor dalam keadaan bebas, putarkan dengan tangan. r. Lakukan tindakan keamanan, jalankan motor tanpa kopling untuk mengecek putarannya dan dengarkan suara bantalannya. Jika kondisinya sudah baik, hubungkan kopling motor dengan unit yang digerakkan.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN

IV.1 Kesimpulan

Setelah melaksankan kerja praktek di PT.MAJU ENDTRI PRECISION maka penulis dapat menyimpulkan : 1. Terdapat berbagai macam jenis mesin milling yang digunakan untuk menghasilkan berbagai profil yang berbeda-beda. 2. Mesin milling adalah mesin yang paling mampu melakukan banyak tugas bila dibandingkan dengan mesin perkakas yang lain. Hal ini disebabkan karena selain mampu memesin permukaan datar maupun berlekuk dengan penyelesaian dan ketelitian istimewa, juga berguna untuk menghaluskan atau meratakan benda kerja sesuai dengan dimensi yang dikehendaki. Mesin milling dapat menghasilkan permukaan bidang rata yang cukup halus. 3. Proses perawatan dan pengoperasian mesin milling harus sesuai dengan petunjuk pabrik pembuat.

IV.2 Saran-saran
1. Diperlukan ketelitian untuk mempergunakan material agar hemat tanpa ada lagi sekam yang menumpuk sehingga tempatnya terlihat lebih baik dan rapi. 2. Production planning inventory control (PPIC) seharusnya lebih signifikan atau lebih jeli melihat dipergunakan shering tersebut sehingga tidak terjadi penumpukan sisa cutting/shering

3. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan mempergunakan sisa sekam tersebut tidak terjadi penumpukan sekam dapat memperluas area bahan baku atau material yang baru atau material yang standart.

DAFTAR PUSTAKA

1. Wirawan subondo., 2008, Teknik Produksi Mesin industri jilid 1, Direktorat pembinaan sekolah menengah kejuruan, Jakarta 2. Sunyoto., Teknik Mesin Industri jilid 1, Direktorat pembinaan sekolah menengah kejuruan, Jakarta 3. Lilih Dwi P., 2001, Buku CNC Milling TU 2A (Mesin Bubut Dasar) , Laboratorium CNC BLPT Surabaya. 4. Lilih Dwi P., 2001, Buku CNC Milling TU 3A (Mesin Freis Dasar) , Laboratorium CNC BLPT Surabaya. 5. Umaryadi, 2006, PDTM Teknologi dan Industri, Yudhistira, Jakarta.

You might also like