You are on page 1of 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas karuniaNYA kami dapat menyelesaikan maklah ini dengan tepat waktu . Makalah yang berjudul lokasi peternakan kelincikami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Produksi Aneka Ternak tahun ajaran 2013.Makalah ini memuat data dari peternak yang ada dan ditunjang dengan teori dari para ahli di bidangnya, yakni di bidang dunia perkelincian. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Dr. Ir. Sri Minarti, MP selaku dosen Ilmu Produksi Aneka Ternak yang telah membantu dalam dalam pembuatan makalah ini sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu. Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu diharapkan kritik dan saran yang dapat dipakai sebagai bahan perbaikan pada makalah berikutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat berguna bagi diri saya sendiri khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Malang, 13 Maret 2013 ............................................ Tim penulis

Daftar isi Bab 1


Pendahuluan............................................................................................................................

1.1 latar belakang.................................................................................................................... 1.2 tujuan kegiatan................................................................................................................. 1.3 manfaat kegiatan..............................................................................................................

Bab 2
tinjauan pustaka..................................................................................................................... a. pemilihan lokasi kandang.................................................................................................. b. lokasi peternakan kelinci.................................................................................................... c.persiapan kandang............................................................................................................... kesimpulan.............................................................................................................................. saran....................................................................................................................................... daftar pustaka........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kelinci selalu memiliki pesona tersendiri bagi masyarakat. Ia bukan sekedar hewan piaraan yang menghasilkan daging atau hasil pejualannya, melainkan sebagai kesenangan berselera tinggi dengan ciri khas yang eksklusif. Hanya saja karena pemeliharaanya di masyarakat masih bersifat tradisional dan tidak mengikuti kaidah pemeliharaan kelinci secara tepat dan baik, akhirnya banyak peternak kita yang gulung tikar. Kebanyakan peternak hanya memelihara dengan seadanya, dengan tanpa melihat bagaimana sesungguhnya kelinci tersebut. Namun seiring perkembangan zaman peternak kita mulai maju dan perlahan-lahan mulai tahu akan bagaimana beternak kelinci itu sebenarnya. Observasi kami lakukan di salah satu peternak kelinci yang berlokasikan di kota Batu Malang Jawa Timur. Peternakan yang kami kunjungi masih bersifat skala kecil, dari aspek pengelolaan dan pengetahuan peternak sudah dapat dikatakan cukup maju, karena pemilik peternakan sudah banyak tau tentang bagaimana cara beternak kelinci yang baik dan benar, meskipun peralatan yang di pakai dalam proses budidaya dapat dibilang masih sangat minim. Dari keadaan yang ada pada peternak maka kami akan membuat suatu perbandingan dengan teori yang ada. Berlatarkan masalah tersebutlah kami menulis makalah ini dengan harapan agar dapat menjelaskan hubungan antara keadaan yang ada di lapang dengan teori yang sudah ada,sehingga wawasan kita tentang budidaya kelinci dapat berkembang dengan baik seiring dengan tingkat pengetahuan yang ada. 1.2 Tujuan Kegiatan a. Untuk memenuhi tugas Ilmu Produksi Aneka ternak

b.

Menggali permasalah yang sering muncul pada lokasi peternakan kelinci Menjadikan mahasiswa untuk lebih berfikir kritis lagi dalam menyikapi masalah yang ada pada

1.3 Manfaat Kegiatan peternakan kelinci dengan memadukan dengan teori yang ada,sehingga masalah yang ada pada lapang dapat teratasi dengan baik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kelinci adalah hewan jenis purba pada mulanya kelinci digolongkan sebagai hewan jenis Rodentia karena sering mengerat. Tahun 1912 katagori Rodentia digugurkan karena kelinci memiliki perbedaan tertentu dalam giginya. Istilah yang tepat Logomorpha dan spesifikasinya masuk katagori Lagormopha Leporidae sebagaimana hewan jenis Hare. Tahun1945, Simpson seorang ahli taksonomi asal Inggris menunjukkan bahwa perbedaan tersebut terletak pada gigi kelinci. Kalau hewan roden memiliki dua pasang gigi seri untuk mengerat, kelinci hanya satu pasang. Katagori ini membuktikan bahwa kelinci memiliki keunikan sendiri dan lebih mudah beradaptasi dengan manusia dibanding hewan lain. Klasifikasi taksonomi kelinci (Orcytolagus cuniculu)menurut sistem binomial adalah sebagai berikut:

Kelas : mamalia Ordo : Lagomorpha Family : Leporidae Sub family : leporine Genus : Lepus, Oricptolagus Spesies : Lepus spp, Oricptolagus Menurut tipenya kelinci dibagia atas tiga kelas yaitu, kelinci tipe kecil ( berbobot 0,9 2 kg) dewasa kelamin umur 3 -4 bulan, tipe sedang ( berbobot 2 4 kg) dewasa kelamin 5 6 bulan, dan tipe berat ( berbobot 5 8 kg ) dewasa kelamin umur 7 8 bulan ( Dewi lestari s, 2008) Untuk melakukan budidaya kelinci perlu diperhatikan beberapa aspek, dimana aspek ini

merupakan penentu keberhasilan dalam beternak kelinci. Aspek ini meliputi: A. Pemilihan lokasi kandang Lokasi usaha pembibitan kelinci harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : a. sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) dan Rencana Detail daerah setempat yang dibuktikan dengan izin lokasi/HGU; b. tidak mengganggu ketertiban dan kepentingan umum setempat yang dibuktikan dengan izin tempat usaha; c. letak dan ketinggian lokasi terhadap wilayah sekitarnya harus memperhatikan lingkungan dan topografi, sehingga kotoran dan limbah yang dihasilkan tidak mencemari lingkungan . d. kondisi lingkungan yang nyaman bagi kelinci untuk tumbuh dan berkembang biak pada suhu 18 22 C; e. mempunyai jarak minimal 1000 (seribu) meter dari pembibitan unggas. f. lahan bebas dari jasad renik yang membahayakan ternak dan manusia; g. luas lahan sesuai kapasitas produksi. h. Tersedia sumber air yang cukup dan memenuhi baku mutu air sesuai dengan peruntukannya. i. Tersedia sumber energi yang cukup untuk penerangan dan operasional pembibitan. (Deptan, 2011) Tata Ruang (RDTR)

B. LOKASI PETERNAKAN KELINCI

Pada pemula untuk berbisnis atau membuka peluang usaha dalam bidang peternkan dengan hewan ternak kelinci yang harus di perhatikan yakni tentang lokasi yang cocok untuk ternak kelinci,adapun ternak kelinci itu ada bermacam macam jenisnya dan asalnya dari berbagai macam daerah, bahkan berasal dari beberapa wilayah di seluruh dunia. Adapun lokasi yang berpotensi untuk pengembangan ternak kelinci diarahkan kepada terbentuknya kawasan atau sentra pengembangan budidaya kelinci, baik lokasi pemekaran dan kelembagaan peternak ( kelompok tani) telah terbentuk dan dapat berpotensi untuk dilaksanakan secara terintegrasi dengan sub sektor lain seperti holtikultura, tanaman pangan, dan lain sebagainya. Disamping itu juga harus tersedianya sarana dan prasarana budidaya ternak serta petugas teknis peternakan, mudah dijangkau dalam pembinaan dan pemasaran hasil. Lokasi kandang merupakan salah satu penentu dari keberhasilan dalam budidaya kelinci.

Lokasi yang aman dan nyaman bagi ternak dapat meningkatkan produktifitas ternak. Faktor biologis dalam arti lokasi perkandangan harus mendukung kehidupan ternak supaya sehat dan berproduksi secara optimal. Daerah yang cocok sebagai budidaya kelinci menurut Deptan (2011) adalah daerah yang mempunyai suhu 18 22 0C, karena pada suhu ini kelinci akan nyaman sehingga kelinci dapat tumbuh dan berkembang biak secara optimal. Hal itu juga di dukung oleh pendapat Faiz manshur (2009) bahwa selain dari suhu hal lain yang membuat ternak nyaman adalah karena sejuknya angin, kandang kelinci yang kami kunjungi cukup dekat dengan kebun dimana masih banyak pohon sehingga udara atau angin disana masih segar sehingga kelinci masih tetap nyaman meskipun suhu udara sdikit panas. Faktor ekonomis dalam artian lokasi peternakan harus dapat menunjang untuk menekan biaya produksi dan mendapatkan untung. Bahan kandang ,peralatan kandang dan obat-obatan juga mudah di dapat , sehingga budidaya kelinci dapat berjalan dengan baik. Selain mudahnya untuk mendapatkan keperluan kandang dan ternak, fasilitas jalan ,sumber listrik dan transportasi juga mendukung Untuk lokasi yang memenuhi kriteria yang mana dekat dengan sumber air, jauh dari tempat kediaman atau jauh dari rumah pemduduk, bebas dari asap yang bisa meracuni, bau-bauan yang mana bau yang sangat menyengat misalnya area kumuh atau penimbunan sampah, suara bising misal pada jalan yang banyak di lalui kendaraan atau pun jarak yang dekat dengan suara mesin- mesin yang terpenting yakni terhindarnya dari predator yang memungkinkan ternak itu di celakai bahkan sampai terjadinya kematian pada ternak itu sendiri. Lokasi peternakan sendiri juga dekat dengan sumber pakan ( areal tanaman sayur, pasar sayur atau pasar pasar secara umum ), lokasi yang dekat dengan daerah pemasaran, namun hal ini tidak berlaku bagi peternak yang sudah punya komunitas atau paguyuban, untuk suhu yang baik atau suhu yang idealnya antara 15-22 derajat celcius, sebisa mungkin diusahakan lokasi kandang dekat dengan aliran sungai atau sumber air, dan juga yang paling penting lokasi yang aman dari peruatan pencurian. Kelinci cukup peka terhadap suhu lingkungan tinggi, apalagi kalau kelembapan udara tinggi. Suhu ideal yang di perlukan antara 15-22 derajat celcius. Kalau suhu kandang lebih tinggi dari 27 derajat celcius berlangsung lama, produktivitas dan kemampuan pembiakan akan turun. Suhu diatas 32 derajat celcius bisa mengganggu kesehatan kelinci. Di Indonesia, kelinci dapat dikembang biakan di ketinggian 300 m dpl (diatas permukaan laut). Akan tetapi berat badannya sangat ringan dan lambat menjadi dewasa, karena umur 9-10 bulan

baru mencapai dewasa kelamin. Tetapi hal ini dapat di siasati di sekitar kandang di tanami banyak pohon sehingga sekitar kandang menjadi teduh. Lokasi yang tepat untuk budidaya kelinci di kawasan tropis di ketinggian 500 1000 m dpl (diatas permukaan laut). Kelinci cukup peka terhadap fluktuasi suhu lingkungan. Penempatan kandang di dalam rumah lebih sesuai dibandingkan dengan diluar rumah, karena suhunya stabil. Pada siang hari, kelinci tidak kepanasan dan kehujanan. Malam hari, kelinci tidak kedinginan. Sementara kondisi panas ekstrim di lur rumah, bisa membikin kelinci heat stroke. Hujan deres bisa bikin stres.sebab itu pemilihan lokasi yang bagus atau yang cocok sangat berpengaruh dalam kelangsungan hidup kelinci itu sendiri, di samping kelinci itu hidup, kelinci tersebut juga butuh tempat untuk berkembang biak. Kelinci di dalam rumah cenderung aman dari binatang pengganggu, seperti tikus, kucing, dan anjing. Gonggongan anjing bisa membuat kelinci stres dan ketakutan. Kelinci butuh cahaya terang selama 17 jam sehari. Berikan lampu penerangan secukupnya di malam hari. Kandang tidak boleh berdekatan dengan selokan atau tempat pembuangan sampah. Hal ini sangat mengganggu kesehatan kelinci. Di usahakan jangan berdekatan dengan kandang hewan peliharaan lain seperti kambing, sapi apa lagi anjing. Posisi kandang di tempat mendatar, tidak berada pada lereng bukit sehingga kelinci tidak terkena angin besar yang berakibat kembung Lokasi diusahakan dekat dengan rumah antara 10-20 meter. Hal ini untuk memudahkan pemantauan dari pencurian. Di sekitar kandang d usahakan di tanami hijau-hijauan karena kelinci akan merasa nyaman. Tanaman hijau hijauan ini dapat menggunakan pisang dan pepaya. Karena dua tanaman ini dapat digunakan untuk pengobatan kelinci disaat mencret.

C.Persipan Kandang
Fungsi kandang sebagai tempat berkembangbiak dengan suhu ideal 21 derajat C, sirkulasi udara lancar, lama pencahayaan ideal 12 jam dan melindungi ternak dari predator. Menurut kegunaan,

kandang kelinci dibedakan menjadi kandang induk. Untuk induk/kelinci dewasa atau induk dan anakanaknya, kandang jantan, khusus untuk pejantan dengan ukuran lebih besar dan Kandang anak lepas sapih. Untuk menghindari perkawinan awal kelompok dilakukan pemisahan antara jantan dan betina. Kandang berukuran 200x70x70 cm tinggi alas 50 cm cukup untuk 12 ekor betina/10 ekor jantan. Kandang anak (kotak beranak) ukuran 50x30x45 cm. Menurut bentuknya kandang kelinci dibagi menjadi: 1) Kandang sistem postal, tanpa halaman pengumbaran, ditempatkan dalam ruangan dan kelinci muda. 2) Kandang sistem ranch ; dilengkapi dengan halaman pengumbaran. 3) Kandang battery; mirip sangkar berderet dimana satu sangkar untuk satu ekor dengan konstruksi Flatdech Battery (berjajar), Tier Battery (bertingkat), Pyramidal Battery (susun piramid). (HR. Kartadisastra, 1995) cocok untuk

Kesimpulan
lokasi yang berpotensi untuk pengembangan ternak kelinci diarahkan kepada terbentuknya kawasan atau sentra pengembangan budidaya kelinci, baik lokasi pemekaran dan kelembagaan peternak ( kelompok tani) telah terbentuk dan dapat berpotensi untuk dilaksanakan secara terintegrasi dengan sub sektor lain seperti holtikultura, tanaman pangan, dan lain sebagainya. Disamping itu juga harus tersedianya sarana dan prasarana budidaya ternak serta petugas teknis peternakan, mudah dijangkau dalam pembinaan dan pemasaran hasil.

Saran

Dalam usaha budidaya kelinci sebaiknya lebih memperhatiakn beberapa aspek diatas, utamanya yaitu tentang pemilihan lokasi untuk peternakan kelinci , agar hasil dari ternak tersebut bisa lebih optimal. Didalam penulisan makalah ini mungkin banyak kesalahan, setidaknya mohon dimaklumi.

DAFTAR PUSTAKA
Achmanu dan muharlien. 2011. Ilmu Ternak Unggas.UB press ;malang Deptan.2011. pedoman pembibitan kelinci yang baik. Kantor Pusat Kementerian Pertanian :Jakarta selatan Kartadisastra. HR, 1995, Beternak Kelinci Unggul, Kanisius, Yogyakarta. Manshur , faiz. 2011. KelinciI.. Nuansa; bandung Muslih dkk.2010. Tatalaksana pemberian pakan untuk menunjang agrobisnis kelinci . Balai penelitian ternak : Bogor

You might also like