You are on page 1of 6

Mandala of Health.

Volume 5, Nomor 3, September 2011

Haliim, Lama Bekerja dan kaasitas Vital Paru

KORELASI LAMA BEKERJA DENGAN NILAI KAPASITAS VITAL PARU PADA OPERATOR STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) SOKARAJA PURWOKERTO
Dwi Putra Haliim1,Paulus Anwar Ghozali2
1 2

Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto Rumah Sakit Profesor.Doktor. Margono Soekarjo E-mail: dwiputra@yahoo.com ABSTRACT Indonesia is a country with the highest air pollution levels to-3 in the world. Approximately 70% of air pollution comes from vehicle emissions that can cause disturbances in respiratory function seen from the value of vital lung capacity. This study aims to asses coreelation between the length of work with the value of vital lung capacity in operator Refueling Station General (Gas Station) Sokaraja Purwokerto. This study is an analytical research with cross sectional approach. Sampling technique that uses total sampling method with a sample of 35 people. Univariate analysis of frequency tables for categorical variables and measures of central tendency for numerical variables. Bivariate analysis of Spearman correlation test to asses coreelation between the length of work with the value of vital lung capacity in operator Refueling Station General (Gas Station) Sokaraja Purwokerto. The results showed no significant correlation between the length of work with the value of vital lung capacity in operators Refueling Station General (Gas Station) Sokaraja Purwokerto with p = 0.35 (p > 0.05) and negative correlation with the strength of a very weak relationship evidenced by the value of r = - 0.163. Further research can be conducted to measure the dynamic lung volume in the form of forced vital capacity and forced expiratory volume in first second at the gas station operators. Keywords : the length of work, vital lung capacity

PENDAHULUAN Salah satu studi melaporkan bahwa Indonesia merupakan negara dengan tingkat polusi udara tertinggi ke-3 di dunia. Sekitar 70 % penyebab polusi udara tersebut berasal dari emisi kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor menyumbang hampir 100 % karbonmonoksida (CO), 100 % timbal (Pb), 71-89 % hidrokarbon (HC) serta 34-73 % nitrogen oksida (NOx) ke udara yang semuanya itu merupakan parameter pencemaran udara didasarkan pada baku mutu udara ambien menurut Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1999. Udara yang tercemar oleh zat-zat tersebut dapat menyebabkan gangguan kesehatan terutama terjadi pada fungsi faal dari organ tubuh seperti salah satunya yaitu paru1,2.

Berdasarakan hasil penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat pada tahun 1980, bahwa kematian yang disebabkan oleh pencemaran udara mencapai angka sekitar 51.000 angka orang. kematian jantung, Angka yang tersebut disebabkan dan cukup oleh AIDS. mengerikan karena bersaing keras dengan penyakit kanker,

Gangguan pada sistem pernafasan dapat menyebabkan penurunan kemampuan fungsional paru yang salah satu indikatornya adalah kapasitas vital (KV) paru. Hasil dari salah satu penelitian kohort di California Selatan pada tahun 1996-2000 menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara polusi udara dengan perkembangan fungsi paru yang diukur dengan nilai KV paru pada anak-anak. Pernyataan di atas

384

Mandala of Health. Volume 5, Nomor 3, September 2011

Haliim, Lama Bekerja dan kaasitas Vital Paru

sejalan

dengan

hasil

penelitian

yang

penelitian diambil dari populasi dengan cara total sampling dan disesuaikan dengan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Kriteria inklusi meliputi bersedia menjadi sampel penelitian dengan menandatangani informed consent. Kriteria eksklusi meliputi berolahraga rutin jenis endurans (aerobics) dengan frekuensi minimal 3 sesi per minggu dan durasi untuk masing-masing sesi minimal 30 menit, selalu menggunakan masker selama bekerja, pernah atau sedang mengalami penyakit paru. Variabel penelitian meliputi variabel tergantung, variabel bebas dan variabel perancu. Variabel tergantung adalah nilai kapasitas vital (KV) paru dengan skala ordinal dalam satuan persen dan variabel bebas adalah lama bekerja dengan skala numerik dalam satuan tahun. Variabel perancu terdiri atas, usia, kebiasaan merokok, kebiasaan olahraga, penggunaan masker selama bekerja dan riwayat penyakit paru. Alat yang digunakan yaitu spirometri dengan merek Autospiro AS 505 dari Minato-Japan dan kuesinoer tertutup. Spirometer diguanakan untuk mengukur nilai KV paru, sementara kuesinoer tertutup digunakan untuk mengetahui data tentang lama bekerja dan variabel perancu. Analisis yang digunakan digunakan adalah untuk

dilakukan oleh salah satu pusat studi di Swiss, SAPALDIA (The Swiss Study on Air Pollution and Lung Disease in Adults), yang mempublikasikan bahwa terdapat penurunan sekitar 3,14 % KV paru pada setiap 10 g/m3 partikular mater (PM10)3,4. Seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa sebagian besar polusi udara disebabkan oleh emisi kendaraan bermotor yang dapat mempengaruhi kapasitas vital paru. Hal ini dapat dilihat dari penelitian terdahulu yang dilakukan di Kota Semarang pada tahun 2004 yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara lama bekerja dengan kapasitas vital paru pada pengemudi Bus Damri Unit Kota Semarang. Salah satu area yang juga sering menjadi tempat melintasnya kendaraan bermotor adalah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Orang yang bekerja di SPBU atau operator SPBU dapat dikatakan sering mengalami paparan emisi kendaraan bermotor tersebut sehingga untuk mengetahui korelasinya dengan sistem pernafasan dapat dikur melaui nilai KV paru. Adapun SPBU yang dimaksud dalam penelitian ini ialah SPBU Kecamatan Sokaraja Purwokerto . METODE PENELITIAN Rancangan digunakan adalah penelitian penelitian yang deskriptif
5,6

analisis univariat dan analisis bivariat. Analisis berupa univariat tabel mengetahui karakteristik sampel penelitian frekuensi untuk variabel kategorik dan ukuran tendensi sentral untuk variabel numerik. Analisis bivariat berupa

analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah operator SPBU di daerah Kecamatan Sokaraja Purwokerto. Sampel

385

Mandala of Health. Volume 5, Nomor 3, September 2011

Haliim, Lama Bekerja dan kaasitas Vital Paru

uji korelasi Spearman untuk mengetahui korelasi antara lama bekerja dengan nilai KV paru pada operator SPBU Sokaraja Purwokerto. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian berlangsung dari tanggal 1825 April 2011 bertempat di Laboratorium Fisiologi Jurusan Kedokteran FKIK Unsoed. Sampel penelitian berasal dari operator SPBU Sokaraja-Purwokerto dengan nomor 4453110, 4453112 dan 4453116. Total sampel yang didapatkan berjumlah 40 orang. Terdapat 1 orang yang menjalani olahraga rutin dan 4 orang yang mengalami gangguan penyakit paru sesuai dengan kriteria eksklusi sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 35 orang. Responden pada penelitian ini lebih banyak berjenis kelamin pria (85,7%) dengan lama bekerja kategori
Tabel 1. No 1. 2.

lama (71,4 %) dan nilai KV paru kategori restriksi ringan (60%). Sebagian besar responden penelitian merupakan seorang perokok aktif (60%) dengan jenis rokok filter dan termasuk kategori perokok sedang (57,1%). Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa rerata usia responden penelitian adalah 34,83 tahun dengan lama kerja minimum selama 1,2 tahun dan maksimum selama 16 tahun. Rerata nilai KV paru responden penelitian sebesar 0,68 atau 68% dan bagi responden penelitian yang merokok, jumlah rerata rokok yang dikonsumsi sebanyak 6,67 batang per hari. Variabel lama bekerja yang merupakan variabel bebas dianalisis menggunakan skala numerik. Variabel nilai KV paru yang merupakan variabel terikat dianalisis menggunakan skala kategorik (ordinal),

Karakteristik Responden Penelitian berdasarkan Variabel Skala Kategorik Frekuensi (orang) 30 5 0 10 25 7 21 5 2 21 14 8 13 8 12 1 Persentase (%) 85,7 14,3 0 28,6 1,4 20 60 14,3 5,7 60 40 38,1 61,9 38,1 57,1 4,8

3.

4. 5.

Variabel Jenis kelamin a. Pria b. Wanita Lama bekerja a. Kategori baru (< 1 tahun) b. Kategori sedang (1-3 tahun) c. Kategori lama (> 3 tahun) Nilai KV paru a. Normal ( 80%) b. Restriksi ringan (60-79%) c. Restriksi sedang (51-59%) d. Restriksi berat ( 50%) Perilaku merokok a. Ya b. Tidak Jenis rokok a. Kretek b. Filter Jenis perokok a. Perokok ringan (1-4 batang/hari) b. Perokok sedang (5-14 batang/hari) c. Perokok berat (> 14 batang/hari)

6.

386

Mandala of Health. Volume 5, Nomor 3, September 2011

Haliim, Lama Bekerja dan kaasitas Vital Paru

sehingga uji hipothesis yang sesuai adalah uji korelasi Spearman. Hasil dari uji korelasi Spearman dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 2. No. 1. 2. 3. 4.

Nilai r tersebut tidak cukup berarti karena nilai p yang sebesar 0,350 (p > 0,05) membuktikan bahwa tidak terdapat korelasi

Karakteristik Responden Penelitian berdasarkan Variabel Skala Numerik Standar Variabel Rerata Median Minimum Maksimum Deviasi Usia (th) 34,83 32,00 9,59 20 63 Lama bekerja (th) 8,6 10,2 4,94 1,2 16 Nilai KV paru 0,68 0,71 0,12 0,33 0,85 Jumlah rokok yang 6,67 5 4,57 1 16 dikonsumsi per hari

Tabel 3. Hasil Uji Korelasi Lama Bekerja dengan Nilai Kapasitas Vital Paru Variabel Kekuatan Korelasi (r) Bebas Terikat Lama Nilai KV -0,163 bekerja paru a : Uji Korelasi Spearman p 0,350
a

yang bermakna antara lama bekerja dengan nilai KV paru. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hipothesis penelitian yang menyatakan bahwa terdapat korelasi antara lama bekerja dengan nilai KV paru dengan arah korelasi yaitu semakin lama bekerja, maka semakin rendah nilai KV paru pada operator SPBU Sokaraja Purwokerto. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mila (2006)5 di PT. Accent House Pecangaan Jepara yang menyatakan bahwa terdapat hubungan atau korelasi yang bermakna antara lama bekerja dengan nilai KV paru dengan nilai p = 0,001 dan koefsien kontingensi sebesar 0,523. Dalam lingkungan kerja yang berdebu, lama kerja dapat mempengaruhi dan menurunkan kapasitas maka fungsi paru banyak pada orang karyawan. tersebut Semakin lama seseorang dalam bekerja, semakin terpapar bahaya yang ditimbulkan oleh lingkungan kerja tersebut. Penelitian Mila (2006) mengambil responden penelitian dari tenaga kerja bagian pengampelasan pada PT. Accent House Pecangaan debu Jepara lebih yang besar mempunyai potensi

Berdasarkan Tabel 3, diperoleh nilai kekuatan korelasi (r) sebesar -0,163 yang artinya kekuatannya sangat lemah dan arah korelasinya berlawanan arah, yang artinya semakin besar nilai satu variabel, semakin kecil nilai variabel lainnya. Dalam konteks penelitian ini, semakin tinggi lama bekerja operator SPBU, maka akan semakin rendah nilai KV parunya. Hanya saja, nilai p yang sebesar 0,35 (p > 0,05) membuktikan bahwa tidak terdapat korelasi yang bermakna antara variabel lama bekerja dengan variabel nilai KV paru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa korelasi antara lama bekerja dengan nilai KV paru merupakan korelasi negatif yang artinya semakin tinggi lama bekerja maka akan semakin rendah nilai KV paru dan sebaliknya. Hal ini dapat dilihat dengan nilai kekuatan korelasi (r) sebesar -0,163 yang menunjukkan korelasi yang sangat lemah.

dibandingkan pada SPBU Sokaraja. Jumlah

387

Mandala of Health. Volume 5, Nomor 3, September 2011

Haliim, Lama Bekerja dan kaasitas Vital Paru

sampel pada penelitian tersebut sebanyak 80 orang, sementara pada penelitian ini sebannyak 35 orang. Selain itu, kriteria inklusi juga berbeda dengan kriteria inklusi pada sampel penelitian ini. Pekerja dengan jenis kelamin wanita dan memiliki indeks massa tubuh yang normal merupakan bagian dari kriteria inklusi, sedangkan pada penelitian ini menggunakan tekhnik total sampling sehingga diambil pekerja (operator SPBU) berjenis kelamin pria maupun wanita dan tidak mempertimbangkan unsur IMT di dalamnya. Perilaku merokok yang termasuk salah satu faktor yang mempengaruhi nilai kapasitas vital paru pada penelitian ini tidak dimasukkan dalam analisis. Penelitian yang dilakukan Zaenal pada tahun 2005 di Kota Semarang menghasilkan yang serupa. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara masa kerja
6

sampel dengan jumlah 20 orang pada satu lokasi SPBU diduga turut mempengaruhi pada hasil penelitian tersebut. Perilaku merokok dalam penelitian tersebut juga tidak dimasukkan ke dalam kriteria eksklusi seperti yang terdapat pada penelitian ini. Penelitian Trisnawati (2007)8 pada tukang ojek di AlunAlun Ungaran Kabupaten Semarang dengan nilai p = 0,689 dan Widodo (2007)9 pada pekerja pembuatan genteng di Malindo Sokka Kebumen dengan nilai p = 0,43. Korelasi yang tidak bermakna antara lama bekerja dengan nilai KV paru pada penelitian dapat disebabkan oleh beberapa hal. Paparan polusi udara terhadap kapasitas vital paru menyatakan bahwa penurunan bermakna dari kapasitas penelitian fungsi ini paru rerata ditemukan umur pada kelompok umur 40 tahun sedangkan pada responden penelitian 34,83 tahun. David et al. di California, Amerika Serikat menyebutkan tentang lamanya paparan polusi udara yang dapat menurunkan kapasitas vital paru dan hasilnya yaitu dibutuhkan waktu sekitar 20 tahun untuk dapat menurunkan nilai kapasitas vital seseorang, sementara pada penelitian ini rerata lama bekerja responden penelitian selama 8,6 tahun11. Nilai KV paru tidak hanya dipengaruhi oleh lama bekerja, tetapi juga kualitas ambien udara di tempat bekerja tersebut. Di Inggris menyatakan terdapat hubungan yang bermakna anatara paparan kronik polusi udara dengan penurunan kapasitas fungsi paru dengan indikator pencemaran udara berupa partikular matter (PM < 10 m), NO, SO2 dan O3 yang

dengan

kapasitas fungsi paru dengan nilai p = 0,014 dan r = -0,531 . Hanya saja, penelitian tersebut mengambil responden dari pengemudi Bus Perum DAMRI Unit Kota Semarang, bukan operator SPBU di Kota Semarang. Perilaku merokok pada penelitian tersebut juga dimasukkan ke dalam kriteria eksklusi sehingga terdapat beberapa perbedaan dengan penelitian ini. Terdapat beberapa penelitian yang menyatakan tidak terdapat korelasi yang bermakna antara lama bekerja dengan nilai KV paru. Salah satu diantaranya adalah penelitian yang dilakukan pada operator SPBU Sampangan Semarang . Keterbatasan
7

388

Mandala of Health. Volume 5, Nomor 3, September 2011

Haliim, Lama Bekerja dan kaasitas Vital Paru 3. Kunzli, N. Lieberch, Ackermann. Brandli. Tschopp, J.M. Schindler, C. Leuenberger, P. 2000. Clinically "small" Effects of Air Pollution on FVC have a Large Public Health Impact. European Respiratory Journal , 15, 131-136. 4. Gauderman, W James. Gilliland, Frank. Vora, Hita. Advol, Edward. Stram, Daniel. McConell, Rob. Thomas, Duncan. Lurmann, Fred. Margolis, Helena G. Rappaport, Edward. Berhane, Kiros. Petter, John M. 2002. Association between Air Pollution and Lung Function Growth in Southern California Children. Am J Respir Crit Care Med , 166, 76-84. 5. Mila, S. 2006. Hubungan Antara Masa Kerja, Pemakaian Masker pada Tenaga Kerja Bagian Pengamplasan dengan Kapasitas Fungsi Paru PT. Accent Home Pecagan Jepara. Semarang: UNNES. 6. Zaenal, Y.S. 2005. Hubungan antara Masa Kerja dengan Kapasitas Fungsi Paru pada Pengemudi Bus DAMRI Unit Kota Semarang Jalur TerboyoMangkang 2004. Semarang : UNNES 7. Latif, V. N. 2006. Hubungan Lama Kerja dengan Kapasitas Vital Paru Operator SPBU Sampangan Semarang. Semarang : Universitas Negeri Semarang. 8. Trisnawati. 2007. Faktor yang Berhubungan dengan Kapasitas Vital Paru Tukang Oje di AlunAlun 9. Kabupaten Semarang Bulan Maret Tahun 2007. Semarang: UNNES. 10. Widodo. 2007. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kapasitas Vital Paru pada Pekerja Pembuatan Genteng. Semarang: UNNES. 11. Van der Lende, T. Kok, R. Peset, Ph. H. Quanjer, J. P. Schouten and N. G.M. 1991. Long Term Exposure to Air Pollution and Decline in VC and FEV1 : Recent Results from a Longitudinal Epidemiologic Study in Netherlands. Chestjournal, 80, 23-26 12. David E. Abbey, Roul J Burchette, Synove F. Kautsen, William F MacDonnell, Michael D. Lebowitz, and Paul N. Enright. 1998. Long Term Particulate and Other Air Pollutants and Lung Fungction in Nonsmokers. Am J Respir Crit Care Med, 158, 289-298 13. Forbes J L, V Kapetanakis, A R Rudnicka, D G Cook, T Bush, J R Stedman, P H Whincup, D P Strachan, H R Anderson. 2009. Chronic Exposure to Outdoor Air Pollution and Lung Function in Adults. Thorax, 64, 657-663.

semuanya melebihi ambang batas12. Kualitas ambien udara pada penelitian ini tidak diketahui sehingga diduga kualitas ambien udara pada SPBU Sokaraja masih tergolong baik. KESIMPULAN Rerata lama bekerja operator SPBU Sokaraja Purwokerto sebesar 8,6 tahun dengan lama bekerja minimum 1,2 tahun dan lama bekerja maksimum 16 tahun. Rerata nilai KV paru operator SPBU Sokaraja Purwokerto sebesar 0,68 atau 68% (kategori restriksi ringan) dengan nlai KV paru terendah 0,33 atau 33% dan nilai KV paru tertinggi 0,85 atau 85%. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat korelasi yang bermakna antara lama bekerja dengan nilai KV paru pada operator SPBU Sokaraja Purwokerto dengan nilai p = 0,35 dan merupakan korelasi negatif dengan kekuatan korelasi sangat lemah dibuktikan dengan nilai r = -0.163. DAFTAR PUSTAKA
1. Ebenezer. 2006. Pengaruh Bahan Bakar Transportasi terhadap Pencemaran Udara dan Solusinya. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada. 2. Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Jawa Barat. 2009. Pencemaran Udara dari Sektor Transportasi. Available at: http://www.bplhdjabar.go.id/index.php/bidangpengendalian/subid-pemantauan-pencemaran/94pencemaran-udara-dari-sektor-transportasi.Acessed : November 10, 2010.

389

You might also like