You are on page 1of 10

BAB III

GELOMBANG GRAVITASI - KASUS KEDALAMAN BERHINGGA

Kita gunakan persamaan-persamaan yang sama dengan yang terdahulu :

d2 f
− k2 f = 0 ; ζ = a sin (kx − ω t )
2
dz

df
− ω2 f + g =0 di z = 0
dz

h hanya untuk syarat batas di dasar kita gunakan:

df
=0 di z = - h , sebagai pengganti
dz

df
→0 jika z → - ~
dz
Disini kita anggap bahwa dasar laut adalah datar, sehingga h = konstan.
Kita telah mendapatkan solusi umum, yaitu :

f ( z ) = A e kz + B e − kz

Jika kita substitusikan ke dalam syarat batas campuran dipermukaan (z = 0) dan di dasar laut
(z = - h), maka diperoleh :

− ω 2 ( A + B ) + gk ( A − B ) = 0

k A e-kh - k B ekh = 0

Ini adalah sistem persamaan linier dengan dua besaran yang tidak diketahui A dan B.
Dengan mengumpulkan suku-suku yang mengandung A dan B diperoleh :

( gk − ω 2 ) A + ( −ω 2 − gk ) B = 0 (3.1)

k e-kh A - k ekh B = 0 (3.2)

29
yang merupakan sistem yang homogen (karena semua suku-sukunya mengandung
A dan B).

Sistem persamaan (3.1) dan (3.2) mempunyai trivial solution yaitu A = B = 0.


Solusi non trivial, determinan = 0.

(− 2
ω+ gk ) −
( 2+ ω
gk )
=
0
( k e−

ωω
kh
) − k e kh

ωω
(−
2+
gk ) ( −
k e kh ) + gk ) ( k e −
( 2+ kh ) =
0

2 k e kh − 2 k e−
gk 2 e kh + gk 2 e −
kh + kh =
0

ω 2 ( e kh e−
− gk ( e −
kh ) + kh −
e kh ) =
0 (3.3)

e kh − e−
kh
sinh kh =
2

e kh +e−
kh
cosh kh =
2

∴ ω
2 cos ( kh ) −=
gk sinh ( kh ) 0

atau
ω2
=
gk tanh ( kh )
(3.4)

Ini adalah hubungan dispersi gelombang perairan dangkal

Jika h → ~, tanh (kh) → 1

maka ω2 = gk

yang merupakan persamaan dispersi gelombang perairan dalam.

Dari persamaan (3.2) diperoleh :

30
A=
B e 2 kh (B adalah sembarang)

Dengan demikian f(z) menjadi :

f ( z ) = A e kz + B e − kz

f ( z) = B e−
B e 2kh e kz + kz

B e kh ( e k ( h +
= e−
z) +k(h +
z) )

2 B e kh cosh k ( h +
f (z) = z)

Potensial kecepatan dan elevasi permukaan dalam bentuk kompleks diberikan oleh :

φ
~ ω z ) e i ( kx −
2 B e kh cosh k ( h +
= t)
(3.5)

~

φω
ζ∂
1

−=
~
i
z) e i( kx −
2 Be kh cosh k ( h + t)
g t z= g z=
0 (3.6)
0

φ ω
Dengan mengambil bagian realnya saja, kita dapatkan :

=
2 B e kh cosh k ( h +
z ) cos ( kx −
t) (3.7)

ζ
~ ω 2B
=
− e kh cosh kh sin ( kx −
t) ω
g (3.8)

karena ζ
~
a sin ( kx ω
=− t ) , maka

a=

2 B e kh ω
cosh kh , atau
g

ga e −
kh
B=

2ωcosh kh

31
Dengan demikian potensial kecepatan dan elevasi permukaan dapat ditulis kembali menjadi :

φωga cosh k ( h +
=

cosh ( kh )
z)
cos ( kx −
t) ω (3.9)

ρ=a sin ( kx −ωt)

Mari kita diskusikan hubungan dispersi ω


= 2
gk tanh ( kh ) .

Kurva dari tan kh diberikan pada gambar berikut ini :

tanh (kh)~1

tanh (kh)~kh

kh
π
10
1 2 3
π
1) Untuk kh > π , tan kh ~ 1 (tanh π = 0,99627) dan hubungan dispersi menjadi ω 2 = gk , yang
merupakan hubungan dispersi laut dengan kedalaman tak berhingga.

π
Dalam kasus ini

kh >

2
L
π

h>πL
h >
2

L<
2h

Gelombang ini disebut gelombang pendek (short wave) atau gelombang perairan dalam (deep
water waves).
Kecepatan gelombang diberikan oleh

ω2 g gL ,
c= = =
k2 k 2π

dan ia mempunyai dispersi yang normal.

 dc 
 > 0
 dL 

2) Untuk, pendekatan tanh kH adalah tanh kH ~ kH, dan hubungan dispersi menjadi

32
ω 2 = gk 2 H

Gelombang ini disebut gelombang panjang, atau gelombang perairan dangkal.


Umumnya kondisi untuk gelombang perairan dangkal dinyatakan oleh L >> H.
Kecepatan fasa gelombang panjang diberikan oleh :

c = gH

dc
= 0 non - dispersive.
dL

1 H 1
3. Dalam range 〈 〈 , hubungan dispersi harus dinyatakan oleh bentuk umumnya :
20 L 2

ω 2 = gk tanh ( kH ) .

Dari hubungan dispersi kita dapat menentukan kecepatan fasa c dan dapat menentukan apakah
kita mempunyai dispersi normal atau tidak.

Trayektori partikel

Dari potensial kecepatan kita peroleh :

dx ∂φ
=u= = − 2 k B e kH cosh k ( H + z ) sin ( kx − ωt )
dt ∂x

dz ∂φ
=ω= = 2 k B e kH sinh k ( H + z ) cos( kx − ωt )
dt ∂z
Integrasi terhadap t menghasilkan

2 kB kH
x − xo = − e cosh k ( H + z ) cos ( kx − ωt )
ω

2 kB kH
z − zo = − e sinh k ( H + z ) sin ( kx − ωt )
ω
Eliminasi t dari kedua persamaan ini diperoleh :

2
(x − xo ) 2 (z − zo )  2 kBe kH 
+ =  − 
cosh 2 k ( H + z) sinh 2 k ( H + z)  ω 

33
Dengan menggunakan hubungan dispersi ω 2 = gk tanh kH , suku diruas kanan menjadi :

2 2
 2 kBe kH   B  ( − ga e − kH ) 
−

 =  −2 k e kH  =  −2 k e kH 
 ω   ω  2 ω 2 cosh kH 

2 2
 gka   //
a gk 
=  + 
 = + 
 ω 2
cosh kH  / / tanh ( kH ) cosh ( kH ) 
 gk

2 2
 2 k Be kH   a 
−  = 
 ω   tanh ( kH ) cosh ( kH ) 
 

2
 a 
= 
 sinh ( kH ) 

Jadi persamaan trayektori di atas dapat ditulis sebagai berikut :

(x − xo ) 2 (z − zo ) 2
+ = 1, persamaan elips.
α2 β2

dimana : α = a cosh k (H + zo)/sinh (kH)

β = a sinh k (H + zo)/sinh (kH)

Ini adalah sumbu persamaan elips, dengan sumbu-sumbu panjang α dan sumbu pendek β .
Jadi trayektori partikel air diperairan dengan kedalaman berhingga adalah berbentuk elips.

Catatan : perbedaan fungsi hiperbolik untuk perairan dalam dan menengah diberikan pada tabel.

Tabel 1.

Fungsi Perairan dalam Perairan dangkal

kH >> kH <<

34
cosh kH ekH/2 1

sinh kH kH
ekH/2
tanh kH Kh
1

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa diperairan dangkal sumbu panjang dari elips ( α ) tidak berubah
dengan dalam sedangkan sumbu pendek berkurang dengan dalam.

a  z 
α= β = a 1 + 0 
kH  H

Di perairan menengah, baik sumbu panjang maupun sumbu pendek dari elips kedua-duanya
berkurang dengan dalam.

a cosh k ( H + zo )
α=
sinh kH

a sinh k ( H + zo )
β=
sinh kH

a
di dasar z = − H → α = ; β=0
sinh kH

artinya partikel air bergerak maju mundur dalam satu periodik gelombang.

Tabel 2.

Kedalaman Gel. Intermediate Gel. Perairan dalam Gel. Perairan dangkal.

35
a cosh kH α =a a
α= α=
sinh kH kH
zo = 0
β =a β =a β =a
a a
α= α = a e-kH α=
sinh kH kH
zo = - H
β =a β = a e-kH β =0
a cosh k ( H + zo ) a
α= α=
sinh kH kH
α = β = a e-kzo
a sin k ( H + zo )  z 
zo = zo β= β = a 1 + 0 
sin kH  H

Kembali ke persamaan kecepatan partikel air :

U = − 2 B k e kH cosh k ( H + z ) sin ( kx − ωt )

ω = 2 B k e kH sin k ( H + z ) cos( kx − ωt )

ag e − kH
B=−
2 ω cosh ( kH )

Gelombang panjang : kH <<

cosh kH ≈ 1.

sinh kH ≈ kH

ekH ≈ e-kH ≈ 1

Jadi :

 − ga e − kH 
U = − 2   k e kH cosh ( kH + kz) sin ( kx − ωt )
2ω cosh ( kH ) 
 

gak
U = sin ( kx −ωt )
ω

36
 ga e ikH 
ω = 2  −  k e kH sin ( kH + kz) cos( kx − ωt )

 2ω cosh ( kH ) 

ga k 2 ( H + z )
ω=− cos ( kx −ωt )
ω

Kecepatan partikel dalam arah x tidak berubah dengan z atau konstan terhadap kedalaman, dan
kecepatan partikel dalam arah vertikal bereubah secara linier dengan kedalaman.

Longwave :
z z

U ω

-H X y

Gelombang pendek : kH >>

e kH
cosh kH ≈
2
e kH
sinh kH ≈
2

Baik U maupun β berkurang secara eksponensial dengan kedalaman.

z (short wave)

u, ω

-H

37
e kH
Dari asumsi cosh kH ≈
2
e kH
sinh kH ≈
2

maka :

 
 age −kH  e −k ( H + z ) kH
u = −2 k  − kH
 e sin ( kx − ωt )
 2ω e  2
 2 
gak kz
u= e sin ( kx − ωt )
ω

 
 age −kH  e −k ( H + z ) kH
w = 2k − − kH
 e cos( kx − ωt )
 2ω e  2
 2 
gak kz
w=− e cos( kx − ωt )
ω

38

You might also like