Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Ibnuzaer Khalilullah
Preseptor :
KEPANITERAAN KLINIK ROTASI TAHAP II FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS PUSKESMAS BUNGUS TELUK KABUNG 2013
Tugas Mandiri
1. Anatomi Faring
Berdasarkan letaknya faring dapat dibagi menjadi Nasofaring, Orofa ring dan Laringofaring (Hipofaring). Nasofaring merupakan bagian tertinggi dari faring, adapun batas-batas dari nasofaring ini antara lain : - batas atas : Basis Kranii - batas bawah : Palatum mole - batas depan : rongga hidung - batas belakang : vertebra servikal Orofaring disebut juga mesofaring, karena terletak diantara nasofaring dan laringofaring. Batasbatas dari orofaring ini antara lain, yaitu : - batas atas : palatum mole - batas bawah : tepi atas epiglottis - batas depan : rongga mulut - batas belakang : vertebra servikalis
Laringofaring (hipofaring) merupakan bagian terbawah dari faring. Batas-batasdari laringofaring antara lain, yaitu :
- batas atas : epiglotis- batas bawah : kartilago krikodea batas depan : laringbatas belakang : vertebra servikalis Ada dua ruang yang berhubungan dengan faring yang secara klinik mempunyai arti penting yaitu ruang retrofaring dan ruang parafaring. Dinding dinding anterior Ruang retrofaring belakang faring yang (Retropharyngeal terdiri dari space) mukosa adalah faring,
fasiafaringobasilaris dan otot-otot faring. Ruang ini berisi jaringan ikat jarang dan fasia prevetebralis. Ruang ini mulai dari dasar tengkorak di bagian atas sampai batas paling bawah dari fasiaservikalis. Serat-serat jaringan ikat di garis tengah mengikatnya pada vertebra. Di sebelah lateralruang ini berbatasan dengan fosa faringomaksila. Ruang parafaring (fosa faringomaksila) merupakan ruang berbentuk kerucut dengandasarnya terletak pada dasar tengkorak dekat foramen jugularis dan puncaknya ada kornu mayusos hyoid. Ruang ini dibatasi di bagian dalam oleh M.Konstriktor faring superior, batas luarnyaadalah ramus asendens mandibula yang melekat dengan M.Pterigoid interna dan bagian posterior kelenjar parotis. Fosa ini dibagi menjadi dua bagian yang tidak sama besarnya oleh os stiloiddengan otot yang melekat padanya. Bagian anterior (presteloid) adalah bagian yang lebih luas dan dapat mengalami proses supuratif. Bagian yang lebih sempit di bagian posterior ( post stiloid ) berisi arteri karotis interna, vena jugularis interna, Nervus vagus yang dibungkus dalam Bagian suatu ini sarung yang disebut selubung karotis (carotid sheat).
dipisahkan dari ruang retrofaring oleh suatu lapisan fasia yang tipis. 2. Mengapa abses retrofaring lebih berbahaya dibandingkan abses di leher dalam lainnya? Gambar . Anatomi ruang leher dalam
anatomi dari
terdiri
beberapa fasia dan potensial. Fasia servikal terdiri dari fasia servikal superficial (superficial profunda fascia) dipisahkan m.platisma. terletak fascia) (deep yang oleh Fasia dan fasia servikal
servikal superficial di bawah kulit leher, terdiri dari pembuluh darah dan saraf superficial. Sedangkan fasia servikal profunda terbagi menjadi 3 bagian, yaitu lapisan luar (external layer), lapisan tengah (visceral/ pretracheal layer) dan lapisan dalam (posterior/ prevertebral layer). Ruang Retorfaring Ruang retrofaring merupakan ruang potensial yang terletak diantara lapisan media fasia servikal profunda yang mengelilingi faring dan esophagus disebelah anterior serta bagian alar lapisan fasia servikal profunda disebelah posterior. Di superior berbatasan dengan dasar tengkorak dan di inferior berbatasan dengan vertebra torakal pertama atau kedua. Ruang ini berisi kelenjar getah bening retrofaring.
Ruang Parafaring
Ruang parafaring disebut juga sebagai ruang faringomaksila, ruang faringeal lateral atau ruang perifaring. Ruang parafaring dibagi dua yaitu ruang parafaring anterior dan posterior. Ruang parafaring anterior berbatasan dengan dasar tengkorak di bagian superior dan angulus mandibul dibagian inferior. Disebelah anteromedial berbatasan dengan fasia bukofaringeal sedangkan sebelah posterior berbatasan dengan fasia yang melapisis muskulus stiloid dan dinding anterior selubung karotis. Fasia yang melapisi muskulus pterigoid internus merupakan batas anterolateral sedangkan ligamentum stilomandibula merupakan batas posterolateral. Di bagian posteromedial berbatasan dengan fasia alar. Ruang parafaring anterior berisi kelenjar limfe dan jaringan ikat. Ruang parafaring posterior dibentuk oleh selubung karotis. Dasar tengkorak merupakan batas superior dan ruang leher visera merupakan batas inferior. Di sebelah lateral berbatasan dengan fasia parotis sedangkan disebelah medial berbatasan denagn fasia yang membatasi ruang retrofaring. Ruang parafaring posterior berisi a.Karotis interna, v.jugularis interna, a. faring asenden, n.hipoglosus, n.vagus dan n.glosofaringeus. Ruang Submandibula Ruang submandibula terdiri dari ruang sublingual, submental dan submaksila. Ruang sublingual dibatasi oleh mandibula dibagian anterior dan lateral. Lidah merupakan batas superior sedangkan muskulus milohioid merupakan batas inferior. Di dalam ruang sublingual terdapat kelenjar liur sublingual beserta duktusnya. Ruang submental berbatasan dengan fasia leher dalam dan kulit dagu di sebelah anterior. Batas superior adalah muskulus milohioid anterior dan batas inferior adalah tulang hioid. Muskulus digastrikus anterior merupakan batas lateral. Di dalam ruang submental terdapat kelenjar limfe submental. Di dalam ruang submaksila terdapat kelenjar liur submaksila atau submandibula beserta duktusnya yang berjalan ke posterior melalui tepi posterior muskulus milohioid kemudian masuk ke ruang sublingual. Batas superior ruang submaksila adalah muskulus milohioid dan muskulus hipoglosus. Di sebelah inferior berbatasan dengan lapisan anterior fasia leher dalam, kulit leher dan dagu. Batas medial ruang submaksila adalah muskulus digastrikus anterior dan batas posterior adalah muskulus stilohioid serta muskulus digastrikus posterior. Ruang Parotis
Fasia superfisial leher dalam melapisi kelenjar parotis dan berhubungan dengan kelenjar limfe membentuk ruang parotis. Fasia ini tidak menutup secara rapat pada bagian atas kelenjar sehingga terdapat hubungan langsung dengan ruang parafaring. Arteri karotis interna, v.fasialis serta n.fasialis melalui ruang ini.
Ruang mastikator Ruang mastikator berisi ramus pterigoid dan badan mandibula, tendon muskulus
temporalis, muskulus maseter saraf serta pembuluh darah alveolaris anterior. Terletak di sebelah anterior dan lateral ruang parafaring serta sebelah inferior ruang temporal.
Ruang peritonsiler Di sebelah medial, ruang peritonsil berbatasan dengan tonsil palatina dan disebelah
lateral berbatasan dengan muskulus konstriktor faring superior. Batas superior, inferior, anterior dan posterior adalah pilar anterior serta pilar posterior tonsil. Ruang Temporal Terletak di antara fasia temporalis dan tulang temporalis. Muskulus temporalis membagi ruang ini menjadi 2 bagian yaitu bagian superfisial dan profunda. Di dalamnya terdapat a.maksilaris interna dan pembuluh darah serta saraf madibula. Berdasarkan penjelasan anatomi ruang leher dalam diatas, kita bisa menyimpulkan bahwa posisi ruang retrofaring lebih dekat ke otak. Apabila terjadinya abses didaerah ini dan pecah, akan memungkinkan terjadinya penyebaran kuman secara perkontinuitatum ke daerah otak melewati lapisan meningen dan akhirnya masuk ke aliran LCS. Selain itu dari abses ini, juga bisa menyebabkan obstruksi jalan nafas sehingga menyebabkan asfiksia dan abses yang pecah spontan akan menyebabkan aspirasi pneumoni pada anak.