You are on page 1of 9

GEOLOGI PERTAMBANGAN UNIVERSITAS KUTAI KARTANEGACARA ANALISA PETROKIMIA BATUAN GUNUNGAPI

Bumi merupakn proyektil yang terdiri dari bagian besi dan nikel dengan kerak dipermukaannya, dimana planet yang lain pun diperkirakan mempunyai komposisi yang sama. Perkiraan itu didasarkan pada fragmen-fragmen meteorit yang jatuh dipermukaan bumi dari beberapa ukuran. Adapun jenis-jenis meteorit tersebut adalah : Siderit atau meteorit besi, terdiri dari alloy besi dan nikel. Siderolit yang merupakan campuran antara alloy besi-nikel dengan silikat-silikat serta olivin dan piroksen. Aerolit atau meteorit batu, terdiri dari silikat-silikat berat (olivin dan piroksen) dan mineral-mineral lain. Dalam analisa petrokimia batuan gunungapi ini menggunakan 6 metoda, dimana tiap-tiap metoda mempunyai cara dan dasar sendiri-sendiri yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Penggunaan beberapa metoda sebagai perbandingan dalam menganalisa satu contoh batuan sangat dianjurkan sebab akan memberikan hasil yang lebih kongkrit dan mendekati kebenaran. Metoda-metoda analisa petrokimia gunungapi : 1. METODA NIGGLI Tujuan dari metoda ini adalah untuk menentukan jenis dan evolusi magma. Perhitungan dan rumus-rumusnya adalah sebagai berikut : a. PENENTUAN NOMOR MOLEKUL (NM) : Dipergunakan rumus NIGGLI tentang Nomor Molekul yaitu :
NM = % berat oksida BM Molekul

Jika % berat oksida sudah diketahui, BM oksida dapat dicari dengan cara menumlahkan Berat Atom (BA) unsur-unsur yang menyusun oksida-oksida tersebut. BA unsur bisa dilihat dalam Tabel Sistem Periodik Unsur-Unsur Mendelejev Khusus untuk menentukan NM Fe2O3 harus dicari terlebih dahulu NM FeO, dimana : % berat SiO 2 % berat Al 2 O3 NM SiO2 = NM Al 2 O3 = BM Al 2 O3 BM SiO2

GEOLOGI PERTAMBANGAN UNIVERSITAS KUTAI KARTANEGACARA ANALISA PETROKIMIA BATUAN GUNUNGAPI


% berat FeO BM FeO % berat MnO BM MnO % berat MgO BM MgO % berat CaO BM CaO

NM FeO =

NM MgO =

NM MnO =

NM CaO =

NM SiO2 =

% berat SiO2 BM SiO2 % berat H 2 O NM H 2 O = BM H 2 O NM P2 O5 = % berat P2 O5 BM P2 O5 % berat Fe2 O3 x 2 x NM FeO BM Fe 2 O3

% berat Na 2 O BM Na 2 O % berat TiO 2 NM TiO 2 = BM TiO2 NM Na 2 O = NM SO3 = % berat SO3 BM SO3

NM Fe2 O3 =

b. PENENTUAN HARGA KOEFISIEN MAGMA : Harga koefisien magma dari Si, Al, Fm, K, Alk, Mg, C, Ti dan P ditentukan dengan rumus : Harga koefisien magma :
Si = NM SiO2 x 100 NM Oksida Al = NM Al 2 O3 x 100 NM Oksida

FM =

NM ( Fe2 O3 + MgO + H 2 O) NM Oksida

Alk =

NM ( Na 2O + K 2O) NM Oksida

K =

NM K 2 O NM ( Na 2 O + K 2 O)

Mg =

NM MgO NM ( FeO + MgO + MnO)


NM CaO NM Oksida

Ca =

GEOLOGI PERTAMBANGAN UNIVERSITAS KUTAI KARTANEGACARA ANALISA PETROKIMIA BATUAN GUNUNGAPI

Ti =

NM TiO 2 x 100 NM Oksida


NM P2 O5 x 100

P=

NM

Oksida

c. PENENTUAN HARGA KOEFISIEN NILAI KUARSA (Qz) : Syarat, bila : Alk > Al dipergunakan rumus Qz = Si (100 + 4 AlK) Alk < Al dipergunakan rumus Qz = Si (100 + 3 Al + Alk) Keterangan : Bila Qz > 0 maka ada kuarsa bebas. Bila Qz < 0 maka tidak mengandung kuarsa bebas (magma basa) 2. METODA RITTMAN (1952 dan 1953) Tujuan adalah untuk menentukan jenis magma dan sifat magma dengan memperhatikan nilai Suite Index (S) dan P serta hubungan perkembangan K dan FM masing-masing contoh batuan dengan jenis magmanya. Metode ini khusus dipergunakan untuk magma jenis alc alkali (tipe Pacifik) a. Penentuan Jenis Magma : Untuk penentuan jenis magma dan sifat magma dengan memperhatikan nilai Suite Index (S) dan P dipergunakan tabel yang disusun oleh Ritman (1953) : Suite Index (S) <1 1 1,8 1,8 3 34
( Na 2 O + K 2 O) 2 SiO 2 43 P = SiO 2 ( An + 0,7)

P > 70 65 70 60 65 55 60

Jenis Magma Calc Alkali Ekstrim Calc Alkali Kuat Calc Alkali Menengah Calc Alkali Lemah

Penentuan nilai Suite Index (S) dan P :


S=

Dimana :
An =

Al AlK Al + AlK

GEOLOGI PERTAMBANGAN UNIVERSITAS KUTAI KARTANEGACARA ANALISA PETROKIMIA BATUAN GUNUNGAPI

Al Alk

= 0.9 Al2O3 = K2O + 1.5 Na2O

Kemudian dengan memasukkan nilai-nilai S dan P masing-masing contoh batuan kedalam tabel diatas, maka jenis magma bisa ditentukan. b. Penentuan Sifat Magma Untuk menentukan sifat magma, diperhatikan perkembangan nilainilai K dan Fm dari masing-masing contoh batuan, dimana besarnya nilai K dan Fm tersebut ditentukan oleh rumus :
K 2O Alk Fm = Fe2O3 + 1,1 FeO + 2 MgO + (NaO sebagai FeO) K =

Hubungan nilai K dengan sifat magma : Bila nilai K cenderung naik, maka magma akan bersifat asam, sebaliknya bila K menurun akan bersifat basa. Hubungan nilai Fm dengan sifat magma : Bila nilai Fm cenderung naik, maka magma akan bersifat asam, sebaliknya bila Fm menurun maka magma akan bersifat basa. Naik dan turunnya nilai K dan Fm dalam contoh batuan harus selaras, dalam arti bila nilai K cenderung turun, maka nilai Fm harus naik. Bila didalam analisa ditemukan kasus penurunan atau naiknya nilai K dan Fm yang tidak selaras, maka dalam penyelesaiannya dilakukan prosentase besarnya penurunan nilai K dan Fm Seperti contoh : K sample nomor 1 K sample nomor 2 Selisih Fm sample nomor 1 Fm sample nomor 2 Selisih = 0,286 = 0,187 = 0,099 = (0,099 / 0,286) x 100 % = 34,429%

= 18,804 = 17,031 = 1,773 = (1,773 / 18,804) x 100 % = 9,429 % Dari sini terlihat bahwa prosentase penurunan nilai K relatif lebih besar daripada penurunan nilai Fm, sehingga : Karena prosentase penurunan nilai K besar, maka proses berat unsur K semakin kecil sehingga magma bersifat basa.

GEOLOGI PERTAMBANGAN UNIVERSITAS KUTAI KARTANEGACARA ANALISA PETROKIMIA BATUAN GUNUNGAPI

3.

Karena prosentase penurunan nilai Fm relatif kecil maka prosen berat Fm akan tetap besar sehingga magma bersifat basa. pada yaitu akan akan

METODA KUNO I (1960) Tujuannya adalah menentukan sifat magma dengan didasarkan interpretasi kenaikan atau penurunan nilai SdI (Solidification Index), bilamana nilai SdI contoh-contoh batuan mengecil maka magma bersifat asam, sebaliknya semakin besar nilai SdI maka magma bersifat basa. Penentuan Solidification Index (SdI) :
SdI = 100 x MgO MgO + Fe2 O3 + FeO + Na 2 O + K 2 O

4.

METODA PEACOCK (1931) Tujuannya adalah menentukan jenis magma dan tipe suite-nya berdasarkan nilai Alkali Lime Index. Dapat menggunakan cara : Dengan menggunakan diagram salib sumbu, dimana sumbu X (absis) adalah harga-harga SiO2 sumbu Y (ordinat) sebelah kiri untuk hargaharga (K2O + Na2O) dan sumbu Y sebelah kanan untuk harga-harga CaO. Harga-harga SiO2, Cao dan (K2O + Na2O) dari masing-masing contoh batuan diplot kedalam diagram salib sumbu, dimana dari hasil ploting : a. Harga SiO2 terhadap (K2O + Na2O). b. Harga SiO2 terhadap Cao Didapatkan titik-titik tertentu, kemudian dengan interpolasi ditarik garis (K2O + Na2O) dan garis Cao. Dari titik potong kedua garis tersebut, setelah diproyeksikan ke sumbu X, akan terbaca harga Alkali Lime Index, yaitu nilai yang ditunjukkan oleh nilai SiO2 dalam sumbu X. Kemudian untuk menentukan jenis magma dan tipe suitenya dipergunakan tabel Peacock (1931) : Jenis Magma Nilai Alkali Lime Tipe Suite Index Alkalic < 51 Atlantic Suite Alkalic-Calcic 51 56 Calc Alkali 56 61 Pacific Suite Calcic > 61 METODA KUNO II (1966) Tujuannya adalah untuk menentukan seri batuan dan sekaligus perkembangan magmanya. Dalam metoda ini dipergunakan Variation diagram of SiO2 versus (K2O + Na2O) dan Classification of Series Rock, dimana hasil ploting harga-harga SiO 2 dan (K2O + Na2O) pada diagram diatas akan menunjukkan seri batuannya. Kemudian dengan melihat perkembangan seri batuan dari masingmasing contoh akan ditentukan pula perkembangan magmanya. METODA WITHFORD(1975)

5.

6.

GEOLOGI PERTAMBANGAN UNIVERSITAS KUTAI KARTANEGACARA ANALISA PETROKIMIA BATUAN GUNUNGAPI

Tujuan adalah untuk menentukan jenis batuan vulkanik, perkembangan serta kedalaman jalur Benioff menurut konsep Tektonik Lempeng ( Plate Tectonic) Metoda ini mempergunakan diagram-diagram : a. Variation diagram of SiO2 versus K2O and classification of vulcanic rock. Dimana setelah harga-harga SiO2 dan K2O masingmasing contoh batuan diplot kedalam diagram akan didapat jenisjenis batuan vulkaniknya serta terlihat pula perkembangan batuan vulkanik tersebut. b. Figure to show relationship of depth of Benioff zone with volcanic suites (Withford and Nichols, 1975) Penentuan kedalaman jalur Benioff :
d =397 (5, 26 x % SiO2 ) + (35,04 x % K 2O )

Nilai persen berat SiO2 dan K2O yang dimaksud kedalam rumus diatas adalah yang berasal dari contoh batuan yang paling basa, sehingga harus didekati secara petrografi, yaitu mengenal mineral-mineral penyusun contoh-contoh batuan tersebut.

GEOLOGI PERTAMBANGAN UNIVERSITAS KUTAI KARTANEGACARA ANALISA PETROKIMIA BATUAN GUNUNGAPI

GEOLOGI PERTAMBANGAN UNIVERSITAS KUTAI KARTANEGACARA ANALISA PETROKIMIA BATUAN GUNUNGAPI

TUGAS
1. Dari analisis petrokimia batuan vulkanik diketahui persen : SiO2 = 55.3 MnO = 0,1 TiO2 = 1,4 CaO = 7,6 Al2O3 = 16.7 Na2O = 3,9 Fe2O3 = 2.7 K2O = 1,1

GEOLOGI PERTAMBANGAN UNIVERSITAS KUTAI KARTANEGACARA ANALISA PETROKIMIA BATUAN GUNUNGAPI

FeO MgO

= 5.7 = 4,3

H2O+ P2O5

= 0,8 = 0,4

Pertanyaan : a. Carilah nilai kuarsanya (Qz) berdasarkan metode Nigli apakah mengandung kuarsa bebas ? dan tentukan jenis magmanya. b. Tentukan nama batuan menurut Withford (1975) dan sertakan pengeplotannya pada kurva Withford (1975) 2. Dari 2 sample batuan, setelah dianalisis maka diperoleh pada sample I, nilai K = 0,527 dan Fm = 19,431. Sedangkan pada sample II nilai K = 0,411 dan Fm = 16.922. Tentukan jenis magmanya.

You might also like