You are on page 1of 5

Faktor Risiko, Gejala Klinis dan Diagnosis Kanker Paru Di Bagian Puimonologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas-Rumah Sakit

Dr. M. Djamil, Padang Tahun 2005


Taufik: Elisna Syahruddin, ** Sri Mulyani,' Yusrizal Chan* dan Zailirin YZ

- RS M. Djamil, Padang *' Divisi Onkologi Toraks, Departemen Pulmonologi dan llmu Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas lndonesia - RS Persahabatan, Jakarta.

* Bagian Pulmonologi dan llmu Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedoteran Universitas Andalas

ABSTRACT
Background. Lung cancer is a leading cause of cancer deaths and the incidence is rising. Most patients with lung cancer present to the clinician in an advanced stage. Lung cancer staging remains a clinical challenge as it determines the prognosis and treatment. The aim of this study is to evaluate risks factors, clinically and the diagnosis of patients. Materials and methods. This is a retrospective study that included patients with suspected lung cancer by signs, symptoms, physical examination and several procedure diagnosed. The data were analyzed from medical record of patients who were hospitalized in Department of Pulmonology and Respiratory Medicine, Faculty of Medicine, Andalas University - Dr. M Djamil Hospital, Padang between January 2005 and December 2005. Results. Thirty nine of 70 patients could be diagnosed by cytology conformed with lung cancer. A hundred percent male and 11% women patients was smoker. Mostly patients have squamous cell carcinoma with advanced stage. Clinical problems due to pleural effusion, SVCS and hemoptysis. More than 60% patient choosed no treatment for them, and the others were treated with chemotherapy or radiotherapy. Conclusion. In this study we found that male, >40 years old and smoker were a group with high risk for lung cancer. Most of the patients were diagnosed by cytology of pleural effusion, bronchial washing and followed by sputum. The data have showed correlation between symptom, clinically pattern and results with procedures diagnosed of lung cancer.

Keywords : risk factors, clinically symptoms, diagnosed, lung cancer

PENDAHULUAN Kanker paru adalah penyebab kematian utama pada kelompok kematian akibat keganasan dan cenderung terus meningkat hampir di seluruh d~nia'mungkin ~ termasuk lndonesia. Kekerapan merokok berdasarkan survei 87 negara yang dilakukan WHO pada 85% populasi dunia menunjukkan 47% laki-laki dan 12% perempuan berusia 15 tahun ke atas3Suwei tersebut dilakukan 20 tahun yang lalu dan laporan lebih baru diperkirakan jumlah perokok laki-laki menurun tetapi

sebaliknya meningkat pada perernpuan. Angka itu menjadi penting jika dikaitkan dengan perkiraan jumlah kasus baru kanker paru. Jamel dkk mengeluarkan laporan tahunan tentang estimasi atau perkiraan kasus baru dan kematian akibat kanker paru dan mengatakan terlihat korelasi antara jurnlah perokok dengan angka estimasi tersebut.' lndonesia dikelompokkan dalam negara dengan tingkat konsumsi rokok yang besar tetapi sulit didapat angka pastinya. Data-data hasil penelitian yang akurat , menyakini bahwa rokok adalah salah satu faktor risiko terkuat untuk kanker paru.

J Respirlndo Vol. 26,No. 4, Oktober2006

175

Diagnosis kanker paru pada stage dini sangat sulit karena klinis yang tidak begitu khas dan penderita kebanyakan datang ketika penyakit sudah dalarn stage lanjut maka keluhan justru sering muncul akibat:'komplikasinya yang dapat menirnbulkan kegawatan respirasi seperti sindrorn vena kava superior (SVKS), efusi pleura rnasif atau batuk darah.5 Penatalaksanaan kanker paru tergantung pada jenis sel kanker dan stage penyakit pada saat didiagnosis. Diagnosis pasti penyakit kanker ditentukan oleh hasil pemeriksaan patologi anatorni dengan 2 jenis pemeriksaan yaitu histopatologi dan sitologi. Spesirnen untuk pemeriksaan sitologi lebih sederhana, misalnya perneriksaan sputum, biopsi jarurn halus (BJH), transthocal needle aspiration (TTNA).5,6 Jenis sel kanker paru terbanyak adalah kanker paru jenis karsinorna bukan sel kecil (KPKBSK) mencapai >80%.2,4 Stage penyakit pada saat diagnosis rnenjadi indikator survival penderita. Berbagai pilihan prosedur dari yang noninvasiv hingga torakotomi eksplorasi dilakukan untuk mendapatkan stage pen~akit.~ Penderita dengan dugaan kanker paru tanpa keturigaan tumor ekstratoraks rnaka direkornendasikan dilakukan CT-scan toraks untuk rnenilai status lokal rnisalnya ukuran tumor dan keterlibatan kelenjar getah bening (KGB) rnediastinal. Sensitiviti dan spesivisiti CT-scan cukup baik untuk rnenentukan ukuran tumor dan status kelenjar getah bening dalarn sistern TNM

:ataq-:menentukan staging klinis seperti hasil penditian yang dilaporkan oleh lcksan A dkk.7 . . BAHAN DAN CARA Penelitian retrospektif ini dilakukan dengan rnenganalisis data yang ada dalarn rekam rnedis penderita dengan diagnosis termasuk penderita dengan dugaaih kanker paru yang dirawat di SMF Paru RS Dr. M Djarnil Padang dalarn priode 1 tahun vaitu dari 1 Januari sarnoai 31 Desernber 2005. Data iekam rnedis yang tidak lengkap tidak dirnasukkan dalarn penelitian ini. Data yang dikurnpulkan adalah jenis kelamin, umur, kebia~a~merokok, klinis pada saat rnasuk rawat, prosedur diagnosis yang dilakukan dan hasil yang didapat selama dirawat.

Berdasarkan klinis, perneriksaan fisis dan beberapa prosedur diagnosis sederhana misalnya foto toraks jumlah penderita dengan kanker paru dan dugaan kanker paru 70 orang. Karakteristik penderita dapat dilihat pada tabel 1. Foto toraks rnenjadi prosedur sederhana yang paling bermanfaat terutama jika tarnpak massa dan jika tidak diternukan rnassa ekstratoraks maka CT-scan toraks akan rnernberi penilaian yang lebih akurat karepa dapat sekaligus rnenilai status KGB regionalnya.

Tabel 1. Karakteristik Penderita Kanker Paru dan Dugaan Kanker Paru


Kanker Paru Total Laki-laki Perempuan Umur <40 tahun 41 - 65 tahun 1 ,5 5 tahun Riwayat merokoK Ya (Iklpr) Tidak (Iklpr) Keluhan utama Sesaknapas Batuklbatuk darah Nyeri Lain-lain Masalah Efusi pleura masif SVKS Batuk darah Terapi Kemoterapi Radioterapi Tidak diteraoi
%

Dugaan Kanker Paru

Jumlah penderita dengan klinis yang sesuai untuk kanker paru cukup besar yaitu 31 penderita tetapi diagnosis pasti tidak dapat ditegakkan oleh berbagai sebab. Sebagian penderita datang dengan keadaan umum buruk atau tidak bersedia untuk menjalani beberapa prosedur diagnostik. Gambaran foto toraks menunjukkan massa pada 23 dari 31 (74,2%) sedang sisanya sulit dinilai karena efusi pleura dan atelektasis. Hasil prosedur bronkoskopi 60% tampak massa intrabronkus yang mengesankan dugaan kanker paru primer dengan lokasi di sentral menjadi sangat kuat. Lebih dari 50% penderita meski dapat diambil spesimen untuk pemeriksaan sitologilhistologi misalnya dari cairan pleura, bilasanl sikatanl biopsi bronkus tetapi hasil interpretasi patologisnya tidak ditemukan sel ganas, lihat tabel 2.
Tabel 2. Penderita Rawatlnap Dengan Dugaan Kanker Paru RS Dr. M. Djamil Padang Tahun 2005
Prosedur diagnosis Foto toraks (n = 31) Tampak rnassa Efusi pleura Jumlah 23 5 3 5 9 2 4 10 6
%

Tabel 3. Prosedur diagnostik, Diagnosis dan Terapi Pada 39 Penderita Kanker Paru Di RS Dr. M. Djamil Padang Tahun 2005
Jumlah Prosedur diagnosis Sputum sitologi Biopsijarum halus Punksi (N=19) Biopsi pleura TTNAl Bronkoskopi (n = 16) Bilasan Sikatan Torakotomi eksplorasi Diagnosis (N=39) Jenis sel kanker Adenokarsinorna Karsinoma sel skuamosa Karsinoma sel besar .KPKBSK (Carnpuran) KPKSK Stage Stage I Satge II Stage Ill Srage IV 8 7 10 1
%

14 2 1

6 25 3 3 2

3
4 25 3'

'

74.2 t6,l
9,7 16.1

Atelektasis Punksi pleura Bronkoskopi (n = 15) Massa intrabronkus Obstruksi kompresi Normal Tidakdilakukan proses diagnosis (n = 16) Menolak Keadaan umum buruk

Diagnosis pasti kanker paru dapat ditegakkan pada 39 orang karena pemeriksaan sit01 histologi positif untuk kanker paru, spesimen didapbt dari berbagai prosedur diagnosis. Kepositifan sitologi sputum didapat pada 20,5% penderita, cairan pleura 25,6% tetapi lebih tinggi pada bilasan bronkus yaitu 35,9%. Jenis sel kanker terbanyak adalah karsinoma sel skuamosa 64,1% (25 dari 39) dan hanya 2 penderita dengan kanker paru jenis karsinoma sel kecil. Sebagaian besar penderita atau 75,9% datang dalam stage lanjut penyakitnya yaitu stage Ill dan IV, lihat tabel 3.

Faktor risiko (jenis kelamin, umur dan rokok) kanker paw. Estimasi jumlah kematian akibat kanker paru terus meningkat dari tahun ke tahun meskipun ada kecenderungan menurun pada lakilaki tetapi sebaliknya terus mehingkat pada perempuan. Estimasi penderita baru dan penyebab kematian sepuluh tipe kanker utama berdasarkan jenis kelamin di Amerika Serikat tahun 2006 memperkirakan dari 720.280 penderita baru dalam 1 tahunnya yaitu 13% pada laki-laki dan 12% perempuan. Angka itu berkorelasi dengan jumlah perokok di dunia.' Di RS M. ~ j a m i lPadang ,39 penderifa kanker pard dirawat pada tahun 2005 terdiri dari 30 laki-laki dan 9 perempuan. Data itu menunjukan juga bahwa hubungan antara kebiasaan merokak dengan jenis kelamin sebagai faktor risiko sangat kuat. Dari 39 orang penderita kanker paru itu, semua penderita laki-laki adalah perokok (100%) dengah jenis rokok campuran kretek dan rokok putih. Hanya 1 dari 9 (11%) perempuan adalah perokok. Angka ini sama dan memperkuat hasil penelitian lain yang mengatakan rokok adalah faktor risiko Utama untuk kanker par^.^ Umur penderita terbanyak ada dalam kelompok usis produktif yaitu 41-60 tahun'sebanyak 26 orang atau 67% dan jika ditambahkan jumlah penderita yang berumur >40 tahun totalnya 33 orang atau 85% dari seluruh penderita. Angka ini juga memperkuat 177

. .

J Respir lndo Val 26, No 4.Oktober2006

You might also like