Professional Documents
Culture Documents
FACULTY OF MEDICINE
SYIAH KUALA UNIVERSITY 2007
Organ effektor
Jantung SA-Node AV-Node
Reseptor
Rangsangan simpatetik
Rgsgn parasimapatetik
Beta-1 Beta-1
Frek denyut jtg meningkat Konduksi & automasi mnngkt Kontraktikitas & kndksi mngkt Knduksi & automasi mngkt
Frek denyut jtg menurun (K-) Knduksi mnrn (dromotropik) & tjd AV blok Kontraktilitas menurun (I -), tp konduksi mnngkt sedikit Tidak berarti Kontraktilitas menurun
Atrium
Beta-1
Kontraktilitas & kndksi, automasitas mnngkt Konstriksi Dilatasi (dominan) Konstriksi (kuat) Konstriksi Dilatasi (dominan) Konstriksi (kuat) Dilatasi (lemah)
Organ effektor
Visera
Reseptor
Alfa-1 Beta-2, D1
Alfa-1
Rangsangan simpatetik
Konstriksi (kuat) Dilatasi (lemah)
Konstriksi (lemah)
Rgsgn parasimapatetik
Tidak berarti
Otak
Tidak berarti
Paru-paru
Vena Pankreas Kel Acini Sel beta Sel Lemak Hati Kel.Saliva Kel nasofarings Kel lacrimalis Kel keringat Spleen
Alfa-1 Beta-2
Alfa-1 Beta-2 Alfa Alfa-2 Beta-2 Beta-3 Alfa-1, Beta-2 Alfa-1 Alfa-1 Alfa Muskarinik Alfa, Beta2
Tidak berarti
Tidak berarti
Sekresi meningkat Tidak dipersarafi Tidak dipersarafi Tidak dipersarafi Tidak dipersarafi Sekresi encer dan banyak Sekresi encer dan banyak Sekresi meningkat Sekresi meningkat Tidak dipersarafi
Organ neuroeffektor Kandung kemih Otot detrusor Trigon & Sfingter Uterus
Reseptor
Rangsangan simpatetik
Rgsgan parasimapatetik
Relaksasi Kontraksi Hamil (kontraksi) Relaksasi (hamil atau tidak hamil) Sekresi ADH Agregasi meningkat Ejakulasi (kuat) Kontraksi Kontraksi meningkat Sekresi lokal
Adenohipofisis Thrombosit Organ kelamin pria Prostat Kulit Otot pilomotor Kel keringat
Alfa
Meningkat
Organ effektor
Vena Mata Otot radial iris Otot sirkular iris Otot siliaris Sal Cerna Otot polos lambung & usus Otot sfingter Sekresi Paru-Paru Otot polos bronkhus Trakhea Sekresi bronkhus Sel mast Ginjal Sekresi renin
Reseptor
Alfa-1 Beta-2 Alfa-1 Beta-2
Rangsangan simpatetik
Konstriksi Dilatasi Midriasis Tidak dipersarafi Relaksasi utk melihat jauh (lemah)
Rangsangan parasimapatetik
Tidak dipersarafi
Beta-1
Tidak dipersarafi
Cardiovascular drugs:
1. Drugs used in heart failure (OBAT GAGAL JANTUNG)
2. ANTIARRYTHMIc
3. ANTIHyPERTENSIve
4. ANTIANGINAl
6. DIURETIc
1. High-output failure: Penyebabnya krn hipertiroid,beri2, anaemia dan arteriovenous shunts. Tipe ini tdk effektif bl diobati dg glikosida jtg
2. Low-output failure: Penyebabnya MCI, HT, Coronary artery disease
4. Odema
5. Faktor2 yg mempengaruhi cardiac performance: Higher preload: disebabkan oleh peningkatan vol darah dan venous tone Higher afterload: disebabkan oleh HT dan peningkatan arterial tone Lower contractility: disebabkan oleh keadaan inotropic yg menurun Higher heart rate: disebabkan oleh reflex tachycardia
Odema paru atau bagian perifer tubuh lainnya mrpkn akibat dari penurunan cardiac output dg 2 mekanisme: Penurunan cardiac output -----menganggu venous return --- peningkatan tekanan hidrostatik kapiler Penurunan cardiac output -----penurunan fungsi ginjal ---- mengaktifasi Sistem Angiotensin Renin ----- peningkatan aldosteron ---- peningkatan Natrium dan retensi cairan
Gejala-gejala: - Oedem pd kaki, hepatomegali, asites (pd gagal jtg kanan) - Oedem paru, sesak nafas, dyspnoe, sianosis, cepat lelah (pd gagal jtg kiri)
Gejala ini timbul krn gangguan fs jtg berupa : - Penurunan kontraktilitas miokard krn kbthn metabolisme tbh yg tdk memadai shg tjd bendungan sirkulasi dg segala konsekuensinya
Penyebab:
- Hipertensi berat - Anaemia berat - Kelainan katup jtg - PPOK - Gagal ginjal - Stenosis aorta - Cirrhosis
Prinsip Terapi:
1. Memperbaiki kontraktilitas miokard dg obat-obat yg bersifat meningkatkan efek inotropik + 2. Mengurangi beban pengisian ventrikel (Mengurangi pre-load) dg obatobat diuretik 3. Menurunkan tahanan perifer ( Mengurangi after load) dg vasodilator 4. Mengurangi beban kerja jtg
Pd akut :
??
Pd kronis:
??
- Diuresis
- Odema hilang
Amrinon, Milrinon
3.Agonis adrenergik beta-1: Dopamin, dobutamin
Istirahat
Kurangi asupan Natrium Obati adanya anemia, sirrhosis, beri2 dan hipertensi Memperbaiki adanya stenosis aorta
Glikosida Jantung
Sumber glikosida jtg;
1. Daun tanaman Digitalis purpurea: Digitoksin, digoksin, gitoksin, gitalin
Glikosida Jantung
Sifat2 glikosida jtg;
1. Meningkatkan kontraktilitas miokard (inotropik +) 2. Memperlambat frekwensi denyut jtg (kronotropik -)
Digoksin
40-80% (variasi bioavailabitas ) 25% < 20% 90-100% 95%
Digitoksin
90% (peka thdp enzim inducer, misalnya oleh obat: Pheni btazone,fenobarbital, fenitoin, rifampisin Liver (dl btk konyugasi), lipofil 7 hari 0,1 - 0,2 mg oral 6 12 jam
Ekressi Waktu paruh (t ) Efek maksimal Dosis terapi Waktu puncak Kadar puncak
Obat tdk berubah (80% hidrofil) 1,6 hari 4-6 jam 0,5 1 mg oral, IV 3- 6 jam 2 3 jam secara oral
Interaksi Digitalis : 1. Kinidin/kuinin : kinidin/kuinin menggeser digitalis dr iktn obat pd plasma protein shg digitalis meningkat dl darah, akibatnya toksis 2. Fenilbutazon, fenobarbital, fenitoin, rifampisin menginduksi enzim mikrosomal hati shg meningkatkan metabolisme digitoksin menjadi digoksin (mana dari kedua obat ini yg lbh aktif) 3. Verapamil 4. Diltiazem 5. Agonis beta adrenergik blocker
6. Suksinilkholin
7. Ampoterisin B Sulfat 8. Amiodaron
digitalisasi dose
ACE INHIBITOR
(Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor)
Yg trmsk gol ini : Kaptopril, lisinopril, enalapril Mekanisme kerja ACE-inhibitor:
1. Mghmbt aktifasi RAS, krn peningkatan aktifitas simpatetik dg mengurangi afterload --Angiotensin II berkrg, jg dg mengurangi preload--- aldosteron berkurang dr sirkulasi sistemik --- Vol drh berkurang
2. Menurunkan tahanan vaskular perifer, tonus vena dan tonus arteri -Vasodilatasi pd arteri coroner 3. Mergsg produksi EDRF -- Nitric Oxide ---- vasodilatasi arteri sistemik -- TD turun 4. Bkj melalui Sistem kinin dg menghambat inaktifasi bradikinin, PG oleh kininase (ACE), shg kdr bradikinin dan PGE1 dan PGI2 tetap tinggi dl darah ------vasodilatasi / TD turun
Ggsn Sulfohidril (-SH) pd ACE-inhibitor memiliki efek kardioprotektif, mampu membersihkan radikal bebas yg berperan pd LVH (Left Ventricel hypertrophy)
Indikasi: Pasien dg gejala CHF krn Left Ventricle dysfunction Pasien tdk menunjukkan gejala dg LV systolic dysfunction berat atau valvular regurgitation Pasien post MCI dg berbgi komplikasi Pasien HT Pasien HT dg DM
Kontra Indikasi: Angioedema Hipersensitif thdp ACE inhibitor Pasien yg diduga berpenyakit renovascular, aortic stenosis Pasien hamil/ Ibu menyusui Porphyria
Efek samping: Hipotensi, gangguan ginjal, urticaria, batuk kering, sinusitis,
VASODILATOR
Yg termsk golongan ini: 1. Sodium Nitroprusside: diberikan scr IV, pd CHF akut 2. Hydralazine: bersifat vasodilatasi arterial, shg mengurangi left ventrikel afterload, meningkatkan stroke volume dan cardiac output. Isosorbid dinitrat dpt dikombinasi dg obat ini, bl pasien tdk dapat menggunakan ACE_Inhibitor Scr IV dignkn pd CHF dg renal dysfunction 3. Isosorbid dinitrat: Bersifat vasodilatasi vena, shg mengurangi left ventricular preload, mengurangi kongesti paru dan dyspnoe.
Kontra indikasi:
- Gangguan hepar dan ginjal - Hyponatraemia
- Hypercalcaemia
- Hyperuricaemia - Penyakit Addison Efek samping: - Mulut kering, gangguan GIT, lemas, lethargi, mengantuk, pusing, sakit kepala, muscle cramps, hypotensi dan oliguria
Indikasi:
Cardiogenic shock
Kontra indikasi:
Tachyarrythmia, ventricular fibrillation, ischaemic heart disease, phaeochromocytoma, hyperthyroidism Yg perlu diperhatikan pd penggunaan obat ini: Sebelumnya koreksi kmgkn hypovolaemia, hypoxia, hypercapnia
Efek samping:
-Nausea, vomiting, vasokonstriksi perifer, tachycardia, anginal pain, sakit kepala, dyspnoe.
ANTIANGINAL DRUGS
Angina pectoris:
Mrpkn kumpulan simptom yg berhubungan dg ischemia myocard yaitu berupa sesak/nyeri pd dada bgn kiri, kdg kala sampai ke lengan kiri (retrosternal pain), sering dipicu oleh exercise dan biasanya akan hilang bila istirahat. Umumnya tjd karena suplai oksigen yg kurang Tipe angina: Classic angina Variant angina Unstable angina Penyebab: 1. Penyempitan pd sistem coroner oleh krn schlerosis, hipercholesterolemia 2. Stress
- Myocardial wall tension (tekanan pd ddg miokard): intraventricular pressure dan intraventricular volume - HR - Kontraktilitas - Wall thickness
Prinsip Terapi: Tingkatkan aliran darah ke jtg dg meningkatkan tekanan perfusi (diastole pressure) dan durasi diastole utk menurunkan HR Turunkan preload shg kebutuhan oksigen miokard turun Perbaiki ketebalan ddg pembuluh darah
Terapi: Dgn turunan Nitrit /nitrat organik, misalnya Nitrogliserin, Isosorbid dinitrat/isosorbid mononitrat, Amyl nitrit, erytrithyl tri nitrat dan erythrithyl tetranitrate Kalsium antagonis Beta bloker Mekanisme Kerja: Nitrat/nitrit akan melepaskan Nitrogen Oksida (NO) ----> c-GMP ----- relaksasi pd semua otot polos shg timbul efek: - Vasodilatasi vena ---- preload turun ----- kebutuhan oksigen miokard menurun - Vasodilatasi arteri --- afterload turun --- kebutuhan oksigen miokard menurun Terapi angina pektoris sering dikombinasi dg arcalion, tujuannya untuk apa ????????
Efek samping: Relaksasi otot polos trmsk bronkhus, GI, genitourinary muscle
dan otot vascular
Orthostatic hypotension Tachycardia
ANTI-ARRYTHMIA
Sebelum diterapi dg obat hrs diketahui dulu type arrythmia, krn antiarrythmia bl digunakan scr tdk tepat ---- arrythmia
Antiarrythmia hrs dignkn scr hati2 krn indeks terapetiknya sempit, shg diperlukan pemantauan dg EKG Antiarrythmia mempengaruhi cardiac electrophysiologi (transmembran potensial aksi, automaticity, konduksi intrakardial)
Sifat-sifat antiarrythmia:
Hampir semua antiarrythmia memiliki efek anaestetik lokal
Mengurangi automacity
Menurunkan konduksi intra Cardial Mengurangi potensial aksi
Klassifikasi Antiarrythmia:
Klass I-A: Quinidine, Procainamide, Disopyramide dan amiodarone Klass I-B: Lidokain, fenitoin, mexiletine,tocainide, lignocaine
Quinidine = kinidin (dextro isomerdari kinin) yg memiliki semua sifat kinin (antimalaria, antipiretik, oksitosik, relaksan otot skelet) Kerja elektrofisiologis:
Pd SA-Node pd AV-node Pd Purkinje : HR meningkat, blokade vagal : Menurunkan kecepatan konduksi & bersifat antikholinergik pd dosis kecil : Menekan automaticity Pd Atrial Muscle: Efek spt lidokain
Efek Hemodinamik:
Inotropik negatif, vasodilatasi dan hipotensi (alfa bloker adrenergik)
Kontraindikasi:
AV-blok, CHF, Hipotensi
Efek samping:
Gangguan sal cerna Nyeri kepala, Letih Skin rash efek sinkonisme (telinga berdengung,gangguan pendengaran/penglihatan)
vertigo, hoyong
Pd dosis besar tjd gangguan SSP, syncope
Prokainamide
Efek mirip dg kinidin Disintesa dari prokain dan amida Sifat antikholenergikya lemah Mengalami asetilasi di liver (rapid and slow acetylator) Plg srg sbgi penyebab timbulnya SLE biasanya pd OS dg slow acetylator Tdk menimbulkan sinkonisme, pd dosis besar tjd agranulositosis
DISOPYRAMID:
- Efek antimuskarinik sgt jelas - Efek samping: gangguan TD, skinrash, agranulositosis
Efek samping:
- Pd dosis besar tjd gangguan SSP, dysrythmia,hipotensi
MEXILETIN
Hampir sama dg lignokain dan dpt diberikan secara oral
Efek samping:
Muntah, cekukan
Gangguan SSP Dysrithmia,
Hipotensi
Difenilhidantoin/ Fenitoin
Bersifat MSA (membran stabilizing activity) yg mampu mencegah pembtkn dan penyebaran discharge neuron (AV Node) Bersifat enzym inducer thdp obat2 tertentu Metabolismenya dihambat oleh valproat, simetidin, INH, NSAIDs
Efek samping:
Gangguan cognitif / berpikir Sedasi
Pd penggunaan kronik :
Megaloblastic anaemia Hiperplasia Gusi menebal
Osteomalasia/tulang bengkok
Amiodarone
Efek samping:
Blokade jtg
Ventricular dysrithmia Gangguan cornea
Fotosensitivitas
Interaksi Obat:
Digoksin
Beta bloker
Calsium antagonis Kinidin
Mekanisme Kerja:
Menghambat efek NA/A shg pengaruh simpatetik berkurang berupa: HR, COP, Tahanan Vaskular Perifer, Vasomotor Tone, kontraktilitas miokard menurun, dg dmk kebutuhan oksigen oleh miokard menurun Dg memperbesar masa refrakter AV-Node shg menghambat re-entry Tachycardia di AV-Node
Efek samping:
- Trigger asthma bronchial - Mempercepat tjdnya gagal ginjal
ANTIHYPERTENSIVE
Hypertensi (HT): Keadaan dimana TD >> dr TD normal HT ada 3 gol:
1. Mild hypertension 2. Moderate 3. Severe 4. Very severe : 140-159/90-99 mmHg : 160-179/100-109 mmHg : 180-209/110-119 mmHg : >>210/ >> 120 mmHg
Penyebab:
Aktifasi system simpatetik Stress psikologis, genetik (variasi dan mutasi gen pd angiotensinogen, ACE, Beta-2 reseptor adrenergik dan alfa adducin ) Lingkungan (pkjan, kondisi tpt kt bkj) Hiperkolesterol Obesitas, faktor diet (intake Natrium/Kalsium tinggi, Kalium rendah)
BP = COP x PVR COP dipengaruhi oleh: SV, HR, Systole (vol drh yg smpi ke jtg) SV ditingkatkan oleh aktifitas simpatis (Hal2 apa saja yg dpt meningkatkan aktifitas simpatis ??)
Farmakoterapi
1. Menurunkan konsentrasi Natrium dan volume cairan tubuh dg Diuretik
2. Menurunkan PVR dan COP dg sympatoplegic yg kerjanya dl lengkung refleks simpatis (alfa-2 agonis), yg bersifat sbgi vasodilator lgsg dan penghambat produksi angiotensin (ACE-inhibitor, Calcium Channel Blockers (CCBs), Angiotensin II Receptor Blocker (ARBs)
Catatan :
Diuretik effektif utk menurunkan TD antara 10 15 mm Hg
Sbgi monoterapi diuretik thiazide (Natriuretic) memberi efek yg memadai pd HT essential ringan dan sdg dg fungsi jantung dan ginjal normal
Pd HT berat, CHF, Cirrchosis digunakan diuretik kuat (loop diuretik ) yg dikombinasi dg vasodilator dan simpatoplegik terutama pd insufisiensi ginjal (GFR < 30-40 ml/menit) Pd pasien yg menggunakan digitalis digunakan diuretik hemat kalium (potassium sparing diuretic) utk mencegah kehilangan Kalium yg berlebihan
DIURETIC
Penggolongan:
1. Thiazide diuretic: HCT, Chlorotiazide, chlortalidone, Indapamide, hidroflumetiazide, Benzoflumetazide, microzide dan Metolazone - Cocok utk HT ringan dg kondisi jtg dan ginjal normal, harga lbh murah 2. Loop diuretic (diuretik kuat): Furosemide, bumetanide, torsemid, pirilanid, asam etakrinat
- Lbh sering digunakan pd CHF berat, GGA, Odem paru akut, hiperkalsemia
3. Potassium sparing diuretics: Triamteren, Amiloride, HCT + Triamteren - Pd HT srg dikombinasi dg thiazide - Cocok utk CHF yg sdg diobati dg digitalis
4. Antagonis Aldosteron: Diuretik hemat kalium Eplerenone, spirolakton, Spirinolakton, HCT + spirinolakton 5. Diuretic osmotic : injeksi mannitol, urea,
Mekanisme:
Dg peningkatan tekanan didl lumen shg cairan disekitar yg berlebih akan ditarik, sering digunakan pd glaukoma dan odema cortex cerebri 6. Antagonis ADH (penghambat mekanisme transport elektrolit di tubuli ginjal) a.Carbonic anhidrase inhibitor (asetazolamid, dikhlorofenamide, metazolamide)
Mekanisme Kerja:
Menghambat reabsorpsi karbonat dl tubulus proksimal yg mengakibatkan peningkatan ekressi bikarbonat, Natrium dan Kalium shg urine bersifat alkalis Pd mata: mengurangi pembtkn cairan bola mata, shg dpt menurunkan tekanan intraocular Pd SSP: dpt mengurangi serangan epilepsi pd keadaan asidosis Misalnya: asetazolamid, dikhlorofenamide, metazolamide Indikasi: glaukoma, terapi epilepsi
Indikasi Thiazide diuretic : HCT, Chlorotiazide, chlortalidone, Indapamide, hidroflumetiazide, Benzoflumetazide, microzide dan Metolazone untuk: HT & CHF Diabetes incipidus
Hipercalcemia idiopathik
Sirosis hati, MCI dan LVH Enselofati hepaticum CHF yg sdg menggunakan digitalis (krn kehilangan Kalium >>)
Insufisiensi ginjal
Arrythmia kronis
Impotence Hypomagnesia/hypokalemia dpt menyebabkan kejang otot dan arrythmia terutama os sdg diterapi dg digitalis, LVH, IHD Sekresi Renin meningkat Gangguan toleransi glukosa
Indapamide:
Chlortalidone
Metazolone
Hipercalcaemia Hiperuricaemia
Mekanisme Kerja:
Menghambat reabsorbsi elektrolit di Ansa henle ascending (bgn epithel tebal)
Menghambat enzim Carbonic anhidrase (furosemid dan bumetanide) Meningkatkan ekressi K, Na, Ca, Mg, kadar asam urat plasma, asam dan ammonia
Interaksi Obat:
Probenisid, Indometasin
Efek samping:
Pirilanid:
Asam etakrinat:
Mekanisme kerja:
Menurunkan PVR dan volume darah
SYMPATOPLEGIC = SYMPATOLYTIC
Dignkn pd pasien dg HT sdg / berat, regimen obat dikombinasi dg diuretik. Obat tsb dpt digolongkan berdsrkan tpt kerjanya dan efek samping yg ditimbulkannya; - Pd SSP, dg ES: sedasi, depresi mental, mimpi buruk
SYMPATHOLYTIC
1.Bkj sentral: MK dg menstimulasi reseptor alfa-2 adrenergik di pre-synap,
mk akan dikirim impuls utk menghentikan pengeluaran NT NA. Misalnya : Clonidine, Guanabenz, Guanfacine, Methyl dopa, Moxpnidine, Rilmenidine, dexmedetomidine Obat2 ini hanya diberikan pd krisis hipertensi
Methyl dopa:
Mrpkn agonis adrenergik alfa-2 yg pd proses sintesa NA akan dirobah -- methyl dopamin -- alfa methyl NA (NT yg palsu) dmn bl ada rgsgpd ujungsaraf akan terlepas, kmd berinteraksi dg resptor--- TD Melalui penurunan PVR ginjal, COP, HR secara bervariasi
Clonidine:
Mrpkn alfa2 agonis adrenergik yg bkj scr sentral dg menurunkan HR, COP, PVR dan mengurangi pelepasan NA Dosis:0,2 1,2 mg /hari dibagi dalm 2 dosis
Efek samping:
Sedasi, mulut kering, depresi
Kontra indikasi
Mekanisme Kerja:
Kompetitif inhibitor pd reseptor kholino reseptor nikotinik baik ganglion simpatis maupun simpatis
Trimetafan
Guanethidine
Dignkn pd HT kronis
Dosis 10 mg/hari
T1/2 = 5 hari
Obat2 yg menghambat ambilan NA dan guanetidin ke dl ujung serabut saraf simpatis akan meniadakan efeknya, misalnya cocaine, amfetamin, antidepresan trisiklik, fenothiazin dan fenoksibenzamin.
Reserpin
alkaloid dr akar tanaman Rauwolfia serpentina Cocok utk HT ringan dan sedang
Mekanisme Kerja:
Menghambat ambilan / dan penyimpanan NA ke dl vesikel shg NA, dopamin dan serotonin pd SSP dan SSperifer dan cadangan NA yg terikat dg ATP,P dan Mg dl vesikel dikosongkan Reserpin mdh melewati sawar otak, shg menyebabkan sedasi, depresi mental dan gejala gejala parkinson (akibat kekurangan Adrenalin/Na di otak) Reserpin terikat kuat pd vesikel tpt penyimpanan NA bersifat irreversibel dan efeknya menetap selama beberapa stlh obat habis digunakan
Obat ini mdh melewati sawar darah otak shg mampu bkj scr sentral dan sgt bermanfaat pd HT yg disebabkan oleh stress psikologis
Dosis: 0,25 mg oral 1 x sehari, malam
nadolol, timolol, asebutolol, carteolol, penbutolol, pindolol Selektif (beta-1) reseptor adrenergik: Metoprolol, atenolol, betaxolol, bisoprolol.
Non selektif alfa (alfa-1 & alfa-2) reseptor adrenergik: Phentolamine,
phenoxybenzamine
Selektif (alfa-1) reseptor adrenergik: Prazosin, doxazosin, terazosin Alfa-betablockers : Carvedilol, labetolol
Indikasi: Menurunkan TD Memperbaiki suplai oksigen ke miokard Mencegah MCI Terapi kombinasi : Diuretik + betabloker Diuretik + ACE inhibitor Calsium antagonis + betabloker Calsium antagonis + ACE-inhibitor
Propranolol, Nadolol:
Indikasi: HT ringan dan sedang Antiangina dan antiarrythmia
Mekanisme kerja:
- Mengantagonis efek NA/A pd reseptor beta adrenergik - Menghambat produksi renin angiotensin Dosis: Propranolol dosis maksimal 80 mg/hari dl dosis terbagi 1 2 x sehari Nadolol 40 mg/ hr, 2 x sehari Kontraindikasi: Asthma, diabetes
Metoprolol
Indikasi HT ringan dan sedang terutama pd OS asthma, DM Dosis 100 mg/ hari dl dosis terbagi
Betaxolol,Bisoprolol, Atenolol
Memiliki waktu paruh yg pjg (t1/2 >>) Dosis Betaxolol 10 mg/hr, oral 1 x 1 Dosis Bisoprolol 5 mg/hr, oral 1 x1 Dosis Atenolol 50 mg/hr,oral 1 x 1
Labetalol, carvedilol
Indikasi - HT pd penderita pheochromocytoma -Krisis HT
Dosis
- Labetalol 200mg/hari oral, IV bolus pd Krisis HT 20-80 mg scr berulang - Carvedilol 6, 25 mg, oral 2 x sehari
Dosis Prazosin: dosis awal 1 mg oral, 3 x sehari, maximal 20 mg/hr Doxazosin: 1 mg / hari, oral, dibagi untuk 1- 2x sehari, maximal 4 mg/hr Terrazosin: 5 20 mg/ hari
Phentolamine, Phenoxybenzamine
Indikasi: utk diagnosis dan pengobatan pheochromocytoma Utk mengurangi gejala putus obat clonidine, biasanya dikombinasi dg propranolol
Hydralazine:
Indikasi: - Vasodilator pd HT sedang/berat dan krisis HT - HT yg berhub dg kehamilan (pre-eclampsia/eclampsia) - Gagal jtg Sediaan: -Tablet : Hidralazine HCL 25 mg dan 50 mg, Injeksi 20 mg/ampul, biasanya dignkn kombinasi dg AHT lainnya
Dosis:
Kontraindikasi: SLE idiopathik Tachycardia berat Cor pulmonale Porphyria Gagal jtg (high out put) Myocardiac insufficiency Efek Samping: Tachycardia HT postural Palpitasi Retensi cairan Gangguan Sal cerna flushing sakit kepala Haematuria Hati2: Pd penderita dg gangguan hepar dan ginjal (dosis dikurangi) Penderita dg peny arteri koroner (dpt menyebabkan angina, arrythmia iskhemik) Penderita MCI, Kehamilan/menyusui
Minoxidil
Mrpkn oral vasodilator kuat, dignkn bl tdk ada respon stlh pemberian hydralazine Mekanisme kerja: Membuka kanal Kalium pd membran otot polos oleh metabolit aktif minoksidil sulfat, shg menstabilkan membran pd potensial istirahat dan kontraksinya diperkecil shg tjd dilatasi pd arteri. Dosis:
Natrium Nitroprusside
Mrpkn vasodilator parenteral yg sgt kuat, digunakan pd kris HT (darurat) Dpt mendilatasi pembuluh darah arteri dan vena, menrukan PVR dan venous return Mekanisme Kerja: Dg aktifasi enzim guanilil siklase shg konsentrasi C-GMP intraselluler mngkt Pelepasan NO Dosis: 0,5 ug/kgBB/menit 10 ug/kgBB/menit , IV Mula kerja obat cepat, efeknya hilang dlm 10 menit setelah penghentian obat Obat ini sgt sensitif thdp chy, pd pemberian botolinfus hrs dibalut dg kertas timah tdk tembus cahaya. Larutan infus hrs diganti setelah beberapa jam. Krn efikasi kuat dan mula kerjanya cepat, obat ini hrs diberikan dg pompa infus dan TD hrs dipantau secara kontinyu
Toksisitas:
Krn Natrium nitroprusside mrpkn garam komplek yg tdd Ferro, cyanida dan ggs nitroso. Pd metabolisme akan membebaskan cyanida dan thiocyanate Akumulasi cyanida akan menyebabkan asidosis,arrythmia,hipotensi berlebihan Dugaan toksisitas pd pemberian dosis rendah biasanya akibat defect pd enzim mitokhondrial rhodanase, shg cyanida tdk diubah menjadi thiocyanat.
Diazoxide:
Mrpkn vasodilator parenteral dg masa kera panjang Digunakan pd krisis HT Mekanisme Kerja: Mencegah kontraksi otot vaskular dg membuka kanal Kalium dan menstabilkan membran potensial pd saat istirahat Farmakokinetik
Mula kerja cepat (5 menit stlh pemberian) dan efek bertahan selama 12
jam Dosis: 50 150 mg, IV dg kecepatan15-30 mg/menit Efek samping: Hipotensi berlebihan, menghambat pelepasan insulin dr pankreas, retensi cairan
Fenoldopam
Mrpkn vasodilator arteriol perifer yg digunakan pd krisis HT atau HT pasca operasi Dosis awal 0,025 0,05 ug/kg BB/menit, kmd dpt ditgktkn setiap 20 menit spi diperoleh TD yg diinginkan
Menimbulkan relaksasi pd jtg dan otot polos vascular dg memblok Calsium channel transmembran,shg mengurangi masuknya Calsium ekstraselluler ke dl sel, shg kontraktilitas miokard, konduksi pd AV-node dan Tahanan vaskuler perifer menurun ---- vasodilatasi
Dpt mengurangi agregasi trombosit Dosis : sama dg yg dignkn utk HT, Antianginal, antiarrythmia
Ca-antagonis bkj pd reseptor type L dan T, yg tdpt pd kanal kalsium transmembran otot jtg dan otot polos dg cara menghambat pembukaan kanal tsb. Reseptor kanal Kalsium type T khusus tdpt pd nodus sinoatrial dan atrioventrikular. Mibefradil mrpkn Calsium antagonis yg berikatan dg reseptor kanal kalsium tipe L danT .
Dosis lazim
5-10 mg, oral 1x1 5 -10mg, oral 1x1
Efek samping
Nyeri kepala, odema perifer Pusing, nyeri kepala
Isradipine
Nicardipine Nifedipine
AHT
Antiangina,AHT, CHF Antiangina, AHT, migrain, kardiomiopati Pendarahan subaraknoid, migrain AHT AHT,Antiangina Antiangina, AHT Syndrom Raynauld Antiangina,AHT,migr ain, kardiomiopati Antiangina