You are on page 1of 37

KEPERAWATAN KELUARGA

Ns. FITRIANI, S.Kep

TOPIK :
MEMAHAMI KONSEP KELUARGA SEJAHTERA DAN ADAPTASI KELUARGA SESUAI TAHAPAN TUMBUH KEMBANG KELUARGA

PENGERTIAN :
PENGERTIAN : Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga (Suprajitno,2004)

Lanjutan.
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami,isteri atau suami isteri dan anaknya, atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya (Suprajitno, 2004) Menurut WHO keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan (Setiadi, 2008)

Keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah, mampumemenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak, bertaqwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang selaras dan seimbang antara anggota masyarakat serta lingkungannya (Sudiharto, 2007).

Kesimpulan :
Unit terkecil dari masyarakat Terdiri atas dua orang atau lebih Ada perkawinan dan pertalian darah Hidup dalam suatu rumah tangga Di bawah asuhan seorang kepala rumah tangga Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga Menciptakan pertahanan kebudayaan

Ciri keluarga menurut Robert Mac Iver dan Charles Harlton :


Keluarga merupakan hubungan perkawinan Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk dan dipelihara Keluarga mempunyai sistem tata nama (nomen clatur) termasuk perhitungan garis keturunan. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkan anak Keluarga mempunyai tempat tinggal bersama (Setiadi, 2008)

TIPE & BENTUK KELUARGA


Keluarga Inti (Nuclear famili)
Keluarga yang dibentuk karena ikatan perkawinan yang direncanakan yang terdiri suami, isteri dan anak-anaknya, baik karena kelahiran maupun adopsi.

Keluarga asal (Family of origin)


Suatu unit keluarga tempat asal seseorang dilahirkan

Keluarga besar (Extended Family)


Keluarga inti ditambah dengan anggota keluarga yang lain (karena hubungan darah) misalnya kakek, nenek, bibi, paman, sepupu

Keluarga berantai (Social family)


Keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan suatu keluarga inti

Keluarga duda/janda (single family


Keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian

Keluarga berkomposisi (Composite family)


Keluarga dari perkawinan berpoligami dan hidup bersama

Keluarga kabitas (Cahabitation)


Dua orang jadi satu keluarga tanpa ikatan pernikahan, bisa memiliki anak atau tidak

Keluarga inses (Incest Family)


Anak perempuan menikah dengan anak kandungnya, ibu menikah dengan anak kandung laki-lakinya, pernah menikah dengan keponakannya, kakak menikah dengan adik dari 1 ayah & 1 ibu, ayah menikah dengan perempuan tirinya.

Struktur keluarga
Patrilineal
Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui garis ayah.

Matrilineal
Keluarga sedarah terdiri dari sanak saudara dalam beberapa generasi dimana hubungan disusun melalui garis ibu.

Matrilokal
Sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga saudara istri.

Patrilokal
Sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.

Keluarga kawinan
Hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami istri (Setiadi,2008).

4 elemen struktur keluarga


Struktur peran keluarga
Menggambarkan peran masing-masing anggota keluarga dalam keluarga sendiri dan perannya di lingkungan masyarakat atau peran formal dan informal.

Nilai atau norma keluarga


Menggambarkan nilai dan norma yang di pelajari dan di yakini oleh keluarga khususnya yang berhubungan dengan kesehatan.

Pola komunikasi keluarga


Menggambarkan bagaimana cara dan pola komunikasi ayah-ibu (orang tua), orang tua dengan anak, anak dengan anak, dan anggota lainnya (pada keluarga besar) dengan keluarga inti.

Struktur kekuatan keluarga


Menggambarkan kemampuan anggota keluarga untuk mempengaruhi dan mengendalikan orang lain untuk mengubah perilaku keluarga yang mendukung kesehatan (Suprajitno, 2004).

Fungsi keluarga
Fungsi afektif
Fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain.

Funsi sosialisasi
Fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain diluar rumah.

Fungsi reproduksi
Fungsi untuk mempertahankan genersi dan menjaga kelangsungan keluarga.

Fungsi ekonomi
Melakukan kegiatan ekonomi baik diluar maupun di dalam lingkungan keluarga dalam rangka menopang kelangsungan dan perkembangan kehidupan keluarga. Mengelola ekonomi keluarga sehingga terjadi keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran keluarga. Mengatur waktu sehingga kegioatan orang tua diluar rumah dan perhatiannya terhadap anggota keluarga berjalan secara serasi, selaras dan seimbang. Membina kegiatan dan hasil ekonomi keluarga sebagai modal untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

Fungsi pelestarian lingkungan


Membina kesadaran, sikap, dan praktik pelestarian lingkungan akstern keluarga. Membina kesadaran, sikap, dan praktik pelestarian lingkungan yang serasi, selaras, dan seimbang antara lingkungan keluarga dengan lingkungan hidup masyarakat sekitarnya. Membina kesadaran, sikap, praktik pelestarian lingkungan hidup sebagai pola hidup keluarga menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.

Fungsi keluarga menurut UU No.10 Thn 1992


Fungsi keagamaan
Membina norma/ajaran agama sebagai dasar dan tujuan hidup seluruh anggota keluarga Menerjemahkan agama atau norma agama kedalam tingkah laku hidup sehari-hari seluruh anggota keluarga Membina contoh kongkrit dalam hidup sehari-hari dalam pengalaman ajaran agama. Melengkapi dan menambah proses kegiatan belajar anak tentang keagamaan yang tidak atau kurang diperolehnya disekolah dan di masyarakat Membina rasa, sikap dan praktek kehidupan keluarga beragama sebagai pondasi menuju keluarga sebagai keluarga sejahtera.

Fungsi budaya
Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk meneruskan norma-norma dan budaya masyarakat. Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk menyaring norma dan budaya asing yang tidak sesuai. Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk mencari pemecahan masalah dari berbagai pengaruh negatif dan globalisasi dunia.

Lanjutan..
Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang anggotanya dapat berperilaku yang baik (positif) sesuai dengan norma bangsa indonesia dalam menghadapi tantangan globalisasi. Membina budaya keluarga yang sesuai, selaras dan seimbang dengan budaya selaras seimbang dengan budaya masyarakat/bangsa untung menunjang terwujudnya norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

Fungsi cinta kasih


Membunuh kembangkan potensi kasih sayang yang telah ada antara anggota keluarga (suami, istri, dan anak) kedalam simbol yang nyata (ucapan dan tingkah laku) secara optimal dan terus menerus. Membina tingkah laku saling menyayangi baik antara anggota keluarga yang satu dengan yang lainnya secara kuantitatif dan kualitatif.

Lanjutan.
Membina praktek kecintaan terhadap kehidupan duniawi dan ukhrawi dalam keluarga secara serasi, dan seimbang. Membina rasa, sikap, dan praktek hidup keluarga yang mampu memberikan dan menerima kasih sayang sebagai pola hidup ideal menuju keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

Fungsi perlindungan
Memenuhi kebutuhan rasa aman anggota keluarga baik dari rasa tidak aman yang timbul dari dalam maupun dari sekolah. Membina keamanan keluarga baik fisik maupun psikis dari berbagai bentuk ancaman dan tantangan yang datang dari luar. Membina dan menjadikan stabilitas dan keamanan keluarga sebagai modal menuju keluarga yang bahagia dan sejahtera.

Fungsi reproduksi
Membina kehidupan keluarga sebagai wahana pendidikan reproduksi sehat baik anggota keluarga maupun bagi keluarga sekitarnya. Memberikan contoh pengalaman kaidah-kaidah pembentukan keluarga dalam hal usia, pendewasan fisik maupun metal. Menggunaakan kaidah-kaidah reproduksi sehat baik yang berkaitan dengan waktu melahirkan, jarak antara dua anak dan jumlah ideal yang diingankan olek keluarga. Mengembangkan kehidupan reproduksi sehat sebagai modal yang kondusif menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.

Fungsi sosialisasi
Menyadari, merencanakan dan menciptakan lingkungan keluarga sebagai wahana pendidikan dan sosialisasi anak yang pertama dan utama. Menyadari, merencanakan dan menciptakan kehidupan keluarga sebagai pusat tempat anak dapat mencari pemecahan dari berbagai bentuk dan permasalahan yang dijumpainya baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat. Membina proses pendidikan dan sosialisasi yang terjadi dalam keluarga sehingga tidak saja bermanfaat positif bagi anak tetepi juga bagi orang tua dalam rangka pengembangan dan pematangan hidup bersama menuju keluarga bahagia sejahtera.

Fungsi ekonomi
Melakukan kegiatan ekonomi baik diluar maupun didalam lingkungan keluarga dalam rangka menopang kelangsungan dan perkembangan kehidupan keluarga. Mengolah ekonomi keluarga sehingga terjadi keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran anggota keluarga. Mengatur waktu sehingga kegiaatan orang tua diluar rumah dan perhatiannya terhadap anggota keluarga berjalan sesuaii secara serasi, selaras dan seimbang. Membina kegiatan dan hasil ekonomi keluarga sebagai modal untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera.

Tahap-tahap perkembangan keluarga


Tahap 1 (Pasangan baru menikah/keluarga baru)
Membina hubugan intim yang memuaskan Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial Mendiskusikan rencana memiliki anak

Tahap 2 : keluarga dengan anak baru lahir (Usia anak tertua sampai 3 bulan)
Mempersiapkan jadi orang tua Adaptsi dengan perubahan adanya anggota keluarga, interaksi keluarga, hubungan seksual dan kegiatan Mempertahankan hubungan dalam rangka memuaskan pasangannya

Tahap 3 : keluarga dengan anak prasekolah (Usia anak tertua sampai 5 tahun)
Memenuhi kebutuhan anggota keluarga misalnya kebetuhan tempat tinggal/privaci dan rasa aman Membantu anak untuk bersosialisasi Berradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementaara kebutuhan anak yang lain (tua) juga harus terpenuhi

Lanjutan.
Mempertahankan hubungan yang sehat, baik didalam maupun diluar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (biasanya keluarga mempunyai tingkat kerepotan yang tinggi) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga) Merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak

Tahap 4 (keluarga dengan anak sekolah atau usia anak tertua 6-12 tahun)
Mensosialisasikan anak-anak termasuk membantu anak-anak mencapai prestasi yang baik di sekolah Membantu anak-anak membina hubungan dengan teman sebaya, mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan Memenuhi kebutuhan kesehatan masingmasinganggota keluarga.

Tahap 5 (keluarga dengan anak remaja atau usia anak tertua 13-20 tahun)
Memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab mengingat remaja adalah seseorang dewasa muda dan mulai memiliki otonomi Mempertahankan hubungan intim dalam keluarga Mempertahankan komunikasi terbuka atau terjadinya perdebatan, kecurangan dan permusuhan Mempersiapkan perubahan sistem peran peraturan (anggota) keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.

Tahap 6 (keluarga mulai lepas anak sebagai dewasa/anak-anak mulai meninggalakn rumah)
Memperluas jaringan dari keluarga inti menjadi keluarga besar Mempertahankan keintiman pasangan Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru dimasyarakat Penataan kembali peran orang tua dan kegiatan di rumah.

Tahap 7 (keluarga usia pertengahan/semua anaknya meninggalkan rumah)


Mempertahankan kesehatan individu dan pasangan usia pertengahan Mempertahankan hubungan yang serasi dan memuaskan dengan anak-anak sebaya Meningkatkan keakraban pasangan.

Tahap 8 (keluarga usia lanjut)


Mempertahankan suasana kehidupan rumah tangga yang saling menyenangkan pasangannya. Adaptasi dengan perubahan yang akan terjadi, kehilangan pasangan, kekuatan fisik dan penghasilan keluarga. Mempertahankan keakraban pasangan kekuatan fisik dan penghasilan keluarga. Melakukan life review masa lalu.

5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan


Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya
Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab, maka apabil menyadari adanya perubahan perlu segera dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi dan seberapa besar perubahannya.

Lanjutan.
Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga.
Tugas ini merupakan upaya yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbagan siapa sipa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga maka segera melakukan tindakan yang tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan seyogyanya meminta bantuan orang lain dilingkungan sekitar keluarga.

Lanjutan.
Memberikan keperawatan anggota keluarganya yang sakit atau yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga. Mempertahankan hubungan timbal balik antara anggota keluarga dan lembaga kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada). (Setiadi,2008).

You might also like