You are on page 1of 15

Pertumbuhan dan Perkembangan Masa Remaja

Maria Sunvratys 102011313 B5 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510 email : sunvratysmaria@yahoo.co.id

Pendahuluan
Pertumbuhan adalah perubahan secara psikologis sebagai hasil dari kematangan fungsi-fungsi fisik yanng berlangsung secara normal pada anak sehat dalam waktu tertentu. Contohnya bertanbah tinggi, banyak tulang behubunngan denngan jasmani). Sedangkan perkembangan : proses kematangan fungsi-fungsi non fisik. Masa Remaja adalah yang sangat menentukan,karena pada masa ini anak-anak mengalami banyak perubahan psikis dan fisiknya dimana pada masa seperti ini sering terjadi ketidakstabilan baik itu emosi maupun kejiwaan. Anak-anak yang berusia 12 atau 13 tahun sampai dengan 19 tahun sedang berada dalam pertumbuhan yang mengalami masa remaja. Masa remaja adalah masa yang sangat menentukan karena pada masa ini anak-anak mengalami banyak perubahan pada psikis dan fisiknya. Adapula ahli psikologi yang menganggap masa remaja sebagai peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa, yaitu saat-saat ketika anak tidak mau diperlakukan sebagai anak-anak, tetapi dilihat dari pertumbuhan fisiknya ia belum dapat dikatakan orang dewasa.

Definisi Remaja
Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Pada masa ini sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria.1

Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja

Ciri-Ciri Masa Remaja Masa remaja adalah suatu masa perubahan. Pada masa remaja terjadi perubahan yang cepat baik secara fisik, maupun psikologis. Ada beberapa perubahan yang terjadi selama masa remaja, yaitu : peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang dikenal dengan sebagai masa storm & stress. Peningkatan emosional ini merupakan hasil dari perubahan fisik terutama hormon yang terjadi pada masa remaja. Dari segi kondisi sosial, peningkatan emosi ini merupakan tanda bahwa remaja berada dalam kondisi baru yang berbeda dari masa sebelumnya. Pada masa ini banyak tuntutan dan tekanan yang ditujukan pada remaja, misalnya mereka diharapkan untuk tidak lagi bertingkah seperti anak-anak, mereka harus lebih mandiri dan bertanggung jawab. Kemandirian dan tanggung jawab ini akan terbentuk seiring berjalannya waktu. Perubahan yang cepat secara fisik yang juga disertai kematangan seksual. Terkadang perubahan ini membuat remaja merasa tidak yakin akan diri dan kemampuan mereka sendiri. Perubahan fisik yang terjadi secara cepat, baik perubahan internal seperti sistem sirkulasi, pencernaan, dan sistem respirasi maupun perubahan eksternal seperti tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh sangat berpengaruh pada konsep diri remaja. Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan orang lain. Selama masa remaja banyak hal-hal yang

menarik bagi dirinya. lebih matang. Hal ini juga dikarenakan adanya tanggung jawab yang lebih besar pada masa remaja, maka remaja diharapkan untuk dapat mengarahkan ketertarikan mereka pada hal-hal yang lebih penting. dengan orang dewasa.1 Perubahan juga terjadi dalam hubungan dengan orang lain. Remaja tidak lagi

berhubungan hanya dengan individu dari jenis kelamin yang sama, tetapi juga dengan lawan jenis, dan

Teori Pertumbuhan dan Perkembangan Kaum Remaja Perkembangan fisik merupakan pertumbuhan system dan jaringan tubuh serta penyempurnaan
terjadi dengan cepat pada masa remaja.Kematangan seksual terjadi seiring perkembangan karakteristik seksual primer dan sekunder. Fokus utama perubahan fisik khususnya pada remaja putri adalah

pertumbuhan tulang dan otot, payudara membesar, pinggang dan pinggul melebar, perkembangan sistem reproduksi dan karakteristik seks sekunder yang ditandai dengan menarche, pertumbuhan rambut diketiak maupun pubis. Untuk mendukung pertumbuhan jasmani yang optimal, perlu diperhatikan masalah gizi pada remaja , yang dengan memenuhi semua unsur gizi yang dibutuhkan oleh tubuh seperti karbohidrat, protein, lemak dan vitamin. Selain itu remaja putri juga memerlukan tambahan makanan yang banyak mengandung zat besi karena remaja putri akan mengalami perdarahan setiap bulan melalui proses menstruasi.1

Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja

Perkembangan tinggi badan dan berat badan pada masa remaja terjadi percepatan

pertumbuhan tinggi badan yang disebut pacu tumbuh (height spurt) sehingga mencapai kecepatan puncak tinggi badan (peak height velocity, PHV) selama 2 tahun yang diikuti dengan penurunan kecepatan badan selama 3 tahun.Pada remaja perempuan, rata-rata pacu tumbuh adalah pada usia 9 tahun dan PHV sekitar 11,5 tahun. Sebelum pacu tumbuh, rata-rata kecepatan pertambahan tinggi badan perempuan adalah 5,5 cm/tahun, sedangkan setelah tercapainya PHV kecepatan pertambahan tinggi remaja perempuan mencapai 8 cm/tahun sampai 6 12 bulan sebelum menarche, kemudian 2 tahun berikutnya mengalami penurunan kecepatan.Pada remaja laki-laki, rata-rata pacu tumbuh adalah pada usia 11 tahun dan PHV sekitar 13,5 tahun. Sebelum pacu tumbuh, rata-rata kecepatan pertambahan tinggi badan laki-laki adalah 5 cm/tahun, sedangkan setelah tercapainya PHV kecepatan pertambahan tinggi remaja laki-laki mencapai 9 cm/tahun. Pada akhirnya, remaja laki-laki akan lebih tinggi daripada remaja perempuan, karena pada laki-laki penutupan epifisis terlambat 2 tahun dibandingkan perempuan, sehingga masa prapubertas laki-laki lebih lama 2 tahun dan pada awal pacu tumbuh, remaja laki-laki lebih tinggi 10 cm daripada remaja perempuan. Selain itu PHV laki-laki juga lebih besar daripada PHV perempuan.Pertambahan berat badan tidak mencerminkan perubahan pertumbuhan yang substantif, karena berat badan menggambarkan jumlah massa berbagai jaringan tubuh. Apalagi dengan adanya pandangan saat ini bahwa badan yang langsing merupakan badan yang ideal, sehingga berat badan normal seringkali tidak tercapai.2
Perkembangan Tulang, otot dan jaringan lemak pada masa remaja, Selama pubertas,

terjadi pertumbuhan panggul remaja perempuan, yang walaupun secara kuantitatif sama dengan pertumbuhan panggul laki-laki, tetapi karena pertumbuhan badan badan remaja perempuan lebih kecil daripada laki-laki, maka akan tampak panggul remaja perempuan lebih besar daripada panggul remaja laki-laki. Akibat pengaruh hormon androgen, maka akan tampak ciri khas remaja laki-laki, yakni bahu lebih lebar, pinggul lebih sempit, serta tungkai lebih panjang.Semua otot mengalami pertumbuhan selama masa pubertas, terutama pada laki-laki. Hormon androgen sangat berperan pada pertumbuhan massa otot dan kekuatan otot. Pada laki-laki, kekuatan otot akan bertambah terus sampai usia 25 tahun, apalagi bila disertai latihan dan

olahraga.Pertumbuhan jaringan lemak pada remaja laki-laki berbeda dari remaja perempuan. Pada umumnya, remaja laki-laki mengalami mengalami penurunan jaringan lemak selama pubertas, terutama pada daerah anggota gerak, sedangkan pada remaja perempuan tidak pernah
Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja 3

kehilangan masa lemak selama pubertas, bahkan terjadi penambahan jaringan lemak yang kontinyu. Akumulasi lemak pada remaja perempuan terutama terdapat pada anggota gerak, tubuh bagian bawah dan paha bagian belakang, sehingga dicapai bentuk tubuh perempuan dewasa.2 Perkembangan Organ Reproduksi, Pertumbuhan organ reproduksi (rambut pubis, payudara, testis, dan penis) pada anak-anak masih lambat, dan akan mengalami pacu tumbuh yang pada masa pubertas. Tanner membuat klasifikasi Tingkat Maturasi Seksual (TMS) remaja dalam 5 stadium yaitu TMS 1 sampai 5. TMS 1 dan 2 merupakan masa remaja awal, TMS 3 dan 4 merupakan masa remaja menengah, dan TMS 5 merupakan masa remaja lanjut dan maturasi seksual penuh (Tabel 1 dan 2).Perkembangan organ reproduksi perempuan terjadi atas pengaruh estrogen yang dihasilkan oleh ovarium sebagai respons terhadap FSH (follicle stimulating hormone) yang dihasilkan oleh hipofisis. Fungsi FSH adalah merangsang pertumbuhan ovarium. Sedangkan fungsi estrogen adalah merangsang perkembangan payudara, merangsang penebalan mukosa vagina, meningkatkan pigmentasi, vaskularisasi, dan erotisasi labia majora, serta merangsang pembesaran klitoris dan uterus. Endometrium juga akan menebal dan berdiferensiasi sebagai persiapan menstruasi dan proses kehamilan dan persalinan. Efek lain dari estrogen adalah meningkatkan deposit glikogen di dalam sel mukosa vagina sehingga pertumbuhan bakteri Doederlein akan meningkat dan suasana vagina menjadi asam. Selain FSH, hipofisis juga akan menghasilkan luteinizing hormone (LH) yang berfungsi merangsang produksi progesteron oleh ovarium.FSH dan LH juga dihasilkan oleh laki-laki. FSH berfungsi pada pematangan sel Leydig di dalam testis yang kemungkinan atas pengaruh LH akan menghasilkan testosterone. Pubertas pada laki-laki sering diikuti oleh pengalaman ejakulasi yang merupakan respons terhadap masturbasi. Selain rambut pubis, pada remaja laki-laki juga akan tumbuh raut wajah yang mula-mula akan timbul di sudut bibir atas yang akan menyebar ke medial, kemudian juga ke dagu. Rambut atau bulu tubuh yang terakhir tumbuh pada remaja laki-laki adalah bulu dada. Testoteron juga akan merangsang pertumbuhan tulang krikoid dan tiroid serta otot laring, sehingga remaja laki-laki akan mengalami perubahan suara menjadi berat dan dalam.Selain testoteron, adrenal juga menghasilkan androgen lemah, yaitu

dehidroepiandosteron (DHEA) dan dehidroepiandosteron sulfat (DHEAS) dan andostenedion. Umur mulai disekresikannya androgen adrenal disebut adreanarche, yang terjadi beberapa tahun sebelum pubertas. 2

Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja

Tabel 1. Klasifikasi Tingkat Maturasi Seksual Remaja Perempuan2 TMS 1 2 3 4 5 Rambut Pubis Praremaja Jarang, pigmen sedikit, atas medial labia Lebih hitam, ikal, jumlah bertambah Kasar, keriting, banyak Bentuk segitiga, tersebar sampai medial paha Payudara Praremaja Menonjol seperti bukit kecil, areola melebar Membesar, tak ada kontur pemisah Areola & papila membentuk bukit kedua Matang, papila menonjol

Tabel 2. Klasifikasi Tingkat Maturasi Seksual Remaja Laki-laki2 TMS 1 2 3 4 5 Rambut Pubis Belum ada Sedikit, panjang, pigmen sedikit Sedikit, gelap, mulai ikal Tipe dewasa, lebih sedikit, kasar Tersebar ke medial paha Penis Praremaja Sedikit membesar Lebih panjang Testis Praremaja Skrotum membesar, merah muda Lebih besar

Ukuran glans bertambah Lebih besar, skrotum lebih gelap Ukuran dewasa Ukuran dewasa

Perkembangan Kognitif menurut Piaget merupakan Perkembangan proses pikir dan kemampuan intelektual / inteligentif lainnya. Piaget mengemukakan idea tentang pembentukan konsep kanak-kanak dan kecerdasan dengan mencadangkan bahawa penyelidik-penyelidik dapat belajar mengikut kemampuan perkembangan intelek yang didalami oleh kanak-kanak dengan berterusan. Pemerhatian beliau terhadap kanak-kanak secara berterusan termasuk pemeriksaan terhadap kesilapan anak-anak sendiri, maka beliau merumuskan bahawa wujud sistem logikal yang mudah dan teratur yang mendasari pemikiran kanakkanak. Menurut piaget, sistem-sistem ini adalah berbeda-beda daripada sistem logikal yang digunakan oleh orang dewasa. Untuk memahami perkembangan, sistem-sistem ini seharusnya didefinisikan dan dibahagi mengikut ciri-ciri yang tersendiri. Piaget percaya fungi kecerdasan adalah untuk membanu menyesuaikan diri (adaptasi) kanak-kanak terhadap persekitaran.1,3

Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja

Tahap-tahap Perkembangan Menurut Piaget adalah 1) Tahap Sensori Motor , Bagi anak yang berada pada tahap ini, pengalaman diperoleh melalui fisik (gerakan anggota tubuh) dan sensori (koordinasi alat indra).Pada mulanya pengalaman itu bersatu dengan dirinya, ini berarti bahwa suatu objek itu ada bila ada pada penglihatannya. Perkembangan selanjutnya ia mulai berusaha untuk mencari objek yang asalnya terlihat kemudian menghiang dari pandangannya, asal perpindahanya terlihat. Akhir dari tahap ini ia mulai mencari objek yang hilang bila benda tersebut tidak terlihat perpindahannya. Objek mulai terpisah dari dirinya dan bersamaan dengan itu konsep objek dalam struktur kognitifnya pun mulai dikatakan matang. Ia mulai mampu untuk melambungkan objek fisik ke dalam symbol-simbol, misalnya mulai bisa berbicara meniru suara kendaraan, suara binatang, dll. 2)Tahap praoperasional , yang terjadi dari usia 2 hingga 7 tahun, pada tahap ini anak mulai melukiskan dunia dengan kata-kata dan gambargambar. Mulai muncul pemikiran egosentrisme, animisme, dan intuitif. Egosentrisme adalah suatu ketidakmampuan untuk membedakan antara perspektif seseorang dengan perspektif oranglain dengan kata lain anak melihat sesuatu hanya dari sisi dirinya. Animisme adalah keyakinan bahwa obyek yang tidak bergerak memiliki kualiatas semacam kehidupan dan dapat bertindak. Seperti sorang anak yang mengatakan, Pohon itu bergoyang-goyang mendorong daunnya dan daunnya jatuh. Sedangkan Intuitif adalah anak-anak mulai menggunakan penalaran primitif dan ingin mengetahui jawaban atas semua bentuk pertanyaan. Mereka mengatakan mengetahui sesuatu tetapi mengetahuinya tanpa menggunakan pemikiran rasional. 3) Tahap operasional konkrit (concrete operational stage), Yang berlangsung dari usia 7 hingga 11 tahun. Pada tahap ini anak dapat melakukan penalaran logis menggantikan pemikiran intuitif sejauh pemikiran dapat diterapkan ke dalam cotoh-contoh yang spesifik atau konkrit. Anak-anak yang berada pada tahap ini umumnya sudah berada di Sekolah Dasar, dan pada umumnya anak-anak pada tahap ini telah memahami operasi logis dengan bantuan benda-benda konkrit. Kemampuan ini terwujud dalam memahami konsep kekekalan, kemampuan untuk mengklasifikasikan dan serasi, mampu memandang suatu objek dari sudut pandang yang berbeda secara objektif.Anak pada tahap ini sudah cukup matang untuk menggunakan pemikiran logika, tetapi hanya objek fisik yang ada saat ini (karena itu disebut tahap operasional konkrit). Namun, tanpa objek fisik di hadapan mereka, anak-anak pada tahap ini masih mengalami kesulitan besar dalam menyelesaikan tugas-tugas logika.4) Tahap Operasi Formal (Formal Operation Stage), Tahap operasi formal ini adalah tahap akhir dari perkembangan konitif secara kualitatif. Anak pada tahap ini sudah mampu melakukan penalaran dengan menggunakan hal-hal yang abtrak dan menggunakan logika. Penggunaan benda-benda konkret tidak diperlukan lagi. Anak mampu bernalar tanpa harus berhadapan dengan dengan objek atau peristiwanya berlangsung. Penalaran terjadi dalam struktur kognitifnya telah mampu hanya dengan menggunakan simbol-simbol, ide-ide, astraksi dan generalisasi. Ia telah memiliki kemampuan-kemampuan untuk melakukan operasi-operasi yang menyatakan hubungan di antara hubungan-hubungan, memahami konsep promosi.1,3

Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja

Profil umun tentang Jean Piaget adalah seorang psikolog dan pendidik berkebangsaan
Swiss, terkenal karena teori perkembangan kognitifnya. Jean Piaget lahir pada 9 Agustus 1896 di Neuchatel, Swiss. Ia adalah anak seorang sejarawan. Masa kanak-kanak Jean Piaget banyak dipengaruhi oleh apa yang ia lihat pada ayahnya, seorang pria yang berdedikasi pada penelitian dan pekerjaannya. Karenanya, sejak kanak-kanak dia sangat suka belajar, terutama dalam hal ilmu pengetahuan alam. Saat dia berumur sebelas tahun, tulisannya tentang burung gereja albino` diterbit kan yang pertama dari ratusan artikel dan lebih dari lima puluh buku. Beberapa kali, saat memberikan karyanya untuk diterbitkan dalam berbagai redaksi majalah, Piaget dipaksa untuk merahasiakan usianya yang masih muda. Banyak editor menganggap penulis muda tidak memiliki kredibilitas.Apa yang dilakukannya untuk membantu mengategorikan koleksi museum zoologi Neuchatel, menginspirasi penelitiannya terhadap kerang-kerangan. Salah satu artikelnya, yang ia tulis saat berumur lima belas tahun, membuatnya ditawari sebuah pekerjaan di museum zoologi di Jenewa, Swiss; ia menolak tawaran itu untuk melanjutkan pendidikannya. Ia menyelesaikan pendidikan ilmu pengetahuan alam di Universitas Neuchatel pada 1916 dan mendapat gelar doktoral untuk penelitian atas kerang-kerangan pada 1918.

Perkembangan Psikososial merupakan Proses perkembangan mental emosional seseorang dalam usahanya menyesuaikan diri dengan lingkungan dan pengalamanpengalamanya. Menurut Erik erikson mengatakan bahwa perkembangan itu memiliki prinsip epigenetik
, maksudnya adalah prinsip ini menjelaskan bahwa kehidupan organisme yang baru itu berkembang dari sumber yang memiliki identitas yang tidak berbeda dengan organisme yang baru dan bagaimana pun perkembangannya itu bertahap. Perkembangan individu meliputi perkembangan psikososial dan psikoseksual . Ada 8 tahap perkembangan menurut erikson, yaitu :

1.) Trust vs Mistrust (Kepercayaan vs Kecurigaan), Tahap ini berlangsung pada masa oral, kira-kira terjadi pada umur 0-1 atau 1 tahun. Tugas yang harus dijalani pada tahap ini adalah menumbuhkan dan mengembangkan kepercayaan tanpa harus menekan kemampuan untuk hadirnya suatu

ketidakpercayaan. 2) Otonomi vs Perasaan Malu dan Ragu-ragu, Pada tahap kedua adalah tahap anusotot (anal-mascular stages), masa ini biasanya disebut masa balita yang berlangsung mulai dari usia 18 bulan sampai 3 atau 4 tahun. Tugas yang harus diselesaikan pada masa ini adalah kemandirian (otonomi) sekaligus dapat memperkecil perasaan malu dan ragu-ragu. 3) Inisiatif vs Kesalahan

Tahap ketiga adalah tahap kelamin-lokomotor (genital-locomotor stage) atau yang biasa disebut tahap bermain. Tahap ini pada suatu periode tertentu saat anak menginjak usia 3 sampai 5 atau 6 tahun, dan tugas yang harus diemban seorang anak pada masa ini ialah untuk belajar punya gagasan (inisiatif) tanpa banyak terlalu melakukan kesalahan. 4) Kerajinan vs Inferioritas , Tahap keempat adalah tahap laten yang terjadi pada usia sekolah dasar antara umur 6 sampai 12 tahun. Salah satu tugas yang diperlukan

Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja

dalam tahap ini ialah mengembangkan kemampuan bekerja keras dan menghindari perasaan rasa rendah diri. 5) Identitas vs Kekacauan Identitas, Tahap kelima merupakan tahap adolesen (remaja), yang dimulai pada saat masa puber dan berakhir pada usia 18 atau 20 tahun. melalui tahap ini orang harus mencapai tingkat identitas ego, dalam pengertiannya identitas pribadi berarti mengetahui siapa dirinya dan bagaimana cara seseorang terjun ke tengah masyarakat.6) Keintiman vs Isolasi, pada masa dewasa awal yang berusia sekitar 20-30 tahun. Adalah ingin mencapai kedekatan dengan orang lain dan berusaha menghindar dari sikap menyendiri. 7) Generativitas vs Stagnasi,

Masa dewasa (dewasa tengah) berada pada posisi ke tujuh, dan ditempati oleh orang-orang yang berusia sekitar 30 sampai 60 tahun. salah satu tugas untuk dicapai ialah dapat mengabdikan diri guna keseimbangan antara sifat melahirkan sesuatu (generativitas) dengan tidak berbuat apa-apa (stagnasi). 8) Integritas vs Keputusasaan, Tahap terakhir dalam teorinya Erikson disebut tahap usia senja yang diduduki oleh orang-orang yang berusia sekitar 60 atau 65 ke atas. Yang menjadi tugas pada usia senja ini adalah integritas dan berupaya menghilangkan putus asa dan kekecewaan.

Profil umum tentang Erik Erikson , Erik Erikson lahir di kota Frankfurt, Jerman tanggal 15 Juni 1902.Erikson adalah seorang Freudian dan penulis utama psikologi ego. Artinya erikson pada dasarnya menerima gagasan Freud termasuk gagasan yang belum pasti seperti oedipal complex ,dan menerima gagasan tentang ego yang didukung oleh para pendukung setia Freudian . Erikson memandang identitas ego sebagai polarisasi dari seseorang itu menurut perasaan dirinya sendiri dan apa seseorang itu menurut anggapan orang lain.1,3 Perkembangan Psikoseksual , Perkembangan kepribadian berlangsung melalui tahapan-tahapan perkembangan psikoseksual yaitu tahapan periode perkembangan seksual yang sangat mempengaruhi kepribadian masa dewasa. Freud berpendapat bahwa perkembangan kepribadian manusia sebagian besar ditentukan oleh perkembangan seksualitasnya. Tahapan perkembangan menurut Freud : 1) Tahapan Oral ( 0-1 tahun ), Anak memperoleh kepuasan dan kenikmatan yang bersumber pada mulutnya. Hubungan sosial lebih bersifat fisik, seperti makan atau minum susu. Objek sosial terdekat adalah ibu, terutama saat menyusu. Tahapan oral berorientasi di mulut, mulut sebagai sumber kenikmatan erotis maka anak akan menikmati peristiwa menyusui dari sang ibu . Ketidakpuasan pada masa oral akan menimbulkan gejala regresi ( kemunduran ), gejala perasaan iri hati. Reaksi dari kedua gejala itu dapat dinyatakan dalam beberapa tingkah laku seperti : mengisap jempol, mengompol, membandel, dll . Selain itu juga berdampak kepada perkembangan kepribadian anak seperti : merasa kurang aman, selalu bergantung kepada orang lain, egosentris , selalu meminta perhatian dari orang lain. Bagi anak yang mengalami kepuasan yang lebih padahal ini , iya juga memiliki dampak yang negatif, seperti : anak akan menampilkan pribadi yang kurang mandiri, bersikap rakus, haus perhatian dari orang lain . 2) Tahapan Anal ( 1-3 tahun ), Pada fase ini pusat kenikmatannya terletak di anus, terutama saat buang air besar. Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja 8

Inilah saat yang paling tepat untuk mengajarkan disiplin pada anak termasuk toilet training. Pada tahap ini anak akan mengalami ketegangan ketika duburnya penuh dengan ampas makanan dan peristiwa buang air besar yang di alami anak merupakan proses pelepasan ketegangan dan pencapaian ketegangan, rasa senang dan nikmat. Pada tahap ini anak juga di tuntut hidup bersih, tidak ngompol, tidak buang air kecil sembarangan . Pada tahap ini orang tua mengembangkan latihan kebersihan yang disebut dengan Toilet Training . Ada beberapa cara orang tua untuk memberikan latihan ini , cara itu juga memiliki dampak tersendiri bagi perkembangan anak, yaitu : cara pelatihan yang keras akan berdampak : bersikap berlebihan dalam ketertiban atau kebersihan , bersikap kikir, stereotif atau kurang kreatif , penakut , dsb. 3) Tahapan Falik ( 3-5 Tahun ), Anak memindahkan pust kenikmatannya pada daerah kelamin. Anak mulai tertarik dengan perbedaan anatomis antara laki-laki dan perempuan. Pada anak lakilaki kedekatan dengan ibunya menimbulkan gairah sexual perasaan cinta yang disebut Oedipus Complex. Sedangkan pada anak perempuan disebut Electra Complex.Pada masa ini terjadi perkembangan berbagai aspek psikologis, terutama terkait dengan iklim kehidupan sosiopsikologi keluarga atau perlakuan orang tua kepada anak. Pada tahap ini anak masih bersifat selfish, sifat lebih mementingkan diri sendiri, belum berorientasi ke luar atau memperhatikan orang lain.4) Tahapan Latensi ( 5-12 tahun ) Ini adalah masa tenang, walau anak mengalami perkembangan pesat pada aspek motorik dan kognitif.. Anak mencari figure ideal diantara orang dewasa berjenis kelamin sama dengannya.

Tahapan ini merupakan masa tentang seksual, karena segala sesuatu yang terkait dengan seks dihambat atau di repres. Dengan kata lain masa ini adalah periode tertahannya dorongan sex dan agresif. Selama masa ini anak mengembangkan kemampuan bersublimasi ( seperti mengerjakan tugas-tugas sekolah , bermain, olahraga , mulai menaruh perhatian untuk berteman namun mereka belum naruh perhatian yang khusus kepada lawan jenis.1,3 Profil Tentang Sigmund Freud , Sigmund freud disebut juga sebagai Bapak Psikoanalisa yang lahir di Moravia , 6 Mei 1856 dan meninggal di London pada tanggal 23 September 1939. Freud menganggap bahwa kesadaran hanya merupakan sebahagian kecil saja dari seluruh kehidupan psikis. Ia beranggapan untuk memahami kepribadian manusia , psikologi kesadaran tidaklah mencukupi, orang harus menjelajah secara mendalam ke daerah ketidaksadaran. Perkembangan Moral Menurut Kohlberg adalah proses belajar menyesuaikan dengan norma perilaku yang diterima lingkungan masyarakat/ budaya dimana seseorang itu hidup. Lawrence Kohlberg menekankan bahwa perkembangan moral didasarkan terutama pada penalaran moral dan berkembang secara bertahap. Kohlberg sampai pada pandangannya setelah 20 tahun melakukan wawancara yang unik dengan anak-anak. Teori ini berpandangan bahwa penalaran moral, yang merupakan dasar dari perilaku etis, mempunyai enam tahapan perkembangan yang dapat teridentifikasi. Ia mengikuti

Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja

perkembangan dari keputusan moral seiring penambahan usia yang semula diteliti Piaget, Tahapantahapan perkembangan moral. Keenam tahapan perkembangan moral dari Kolhlberg dikelompokkan ke dalam tiga tingkatan: pra-konvensional, konvensional, dan pasca-konvensional. Tingkat 1) pra

konvensional dari penalaran moral umumnya ada pada anak-anak, walaupun orang dewasa juga dapat menunjukkan penalaran dalam tahap ini. Seseorang yang berada dalam tingkat pra-konvensional menilai moralitas dari suatu tindakan berdasarkan konsekuensinya langsung. Tingkat pra-konvensional terdiri dari dua tahapan awal dalam perkembangan moral adalah Tahap 1 : Orientasi hukuman dan ketaatan ialah tahap pertama dalam teori perkembangan moral Kohlberg. Pada tahap ini perkembangan moral didasarkan atas hukuman. Anak-anak taat karena orang-orang dewasa menuntut mereka untuk taat.Tahap 2: Individualisme dan tujuan adalah tahap kedua dari teori ini. Pada tahap ini penalaran moral didasarkan pada imbalan dan kepentingan diri sendiri. Anak-anak taat bila mereka ingin taat dan bila yang paling baik untuk kepentingan terbaik adalah taat. Apa yang benar adalah apa yang dirasakan baik dan apa yang dianggap menghasilkan hadiah.Tingkat 2 )Penalaran Konvensional, Penalaran konvensional adalah tingkat kedua atau tingkat menengah dari teori perkembangan moral Kohlberg. Internalisasi individu pada tahap ini adalah menengah. Seorang mentaati standar-standar (internal) tertentu, tetapi mereka tidak mentaati standar-standar (internal) orang lain, seperti orangtua atau masyarakat.Tahap 3: Norma-norma interpersonal, pada tahap ini seseorang menghargai kebenaran, kepedulian, dan kesetiaan pada orang lain sebagai landasan pertimbangan-pertimbangan moral. Anak anak sering mengadopsi standar-standar moral orangtuanya pada tahap ini, sambil mengharapkan dihargai oelh orangtuanya sebagai seorang perempuan yang baik atau laki-laki yang baik.Tahap 4: Moralitas sistem sosial. Pada tahap ini, pertimbangan moral didasarkan atas pemahaman aturan sosial, hukum-hukum, keadilan, dan kewajiban.Tingkat 3) Penalaran Pasca Konvensional, Penalaran pascakonvensional adalah tingkat tertinggi dari teori perkembangan moral Kohlberg. Pada tingkat ini, moralitas benar-benar diinternalisasikan dan tidak didasarkan pada standar-standar orang lain. Seorang mengenal tindakan moral alternatif, menjajaki pilihan-pilihan, dan kemudian memutuskan berdasarkan suatu kode moral pribadi.Tahap 5: Hak-hak masyarakat versus hakhak individual, pada tahap ini seseorang mengalami bahwa nilai-nilai dan aturan-aturan adalah bersifat relatif dan bahwa standar dapat berbeda dari satu orang ke orang lain. Seseorang menyadari hukum penting bagi masyarakat, tetapi nilai-nilai seperti kebebasan lebih penting dari pada hukum.Tahap 6: Prinsip-prinsip etis universal, pada tahap ini seseorang telah mengembangkan suatu standar moral yang didasarkan pada hak-hak manusia yang universal. Bila menghadapi konflik secara hukum dan suara hati, seseorang akan mengikuti suara hati, walaupun keputusan itu mungkin melibatkan resiko pribadi. Profil tentang Kohlberg, (lahir di Bronxville, New York, Amerika Serikat, 25 Oktober 1927 meninggal 19 Januari 1987 pada umur 59 tahun) . Ia menjabat sebagai profesor di Universitas Chicago serta Universitas Harvard. Ia terkenal karena karyanya dalam pendidikan, penalaran, dan Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja 10

perkembangan moral. Sebagai pengikut teori perkembangan kognitif Jean Piaget, karya Kohlberg mencerminkan dan bahkan memperluas karya pendahulunya. Karyanya ini telah diperluas dan dimodifikasi oleh sejumlah pakar, seperti misalnya Carol Gilligan. Lawrence Kohlberg dilahirkan dalam sebuah keluarga kaya dan belajar di Akademi Phillips, sebuah SMA swasta yang terkenal. Pada Perang Dunia II, setelah menyelesaikan pendidikan SMAnya, ia mendaftar sebagai ahli mesin di sebuah kapal perang. Di kapal itu, ia dan teman-temannya sekapal memutuskan untuk membantu orang-orang Yahudi yang berusaha melarikan diri dari Eropa ke Palestina. Mereka berhasil dengan menyelundupkan orang-orang itu di kargo pisang dan dengan demikian mengelabui inspektur pemerintah yang melaksanakan blokade Britania di daerah itu.1,3 Faktor-Faktor Kelainan tingkah Laku Yang paling berperan dalam mempengaruhi terjadinya kelainan tingkah laku, yaitu unsure individu dan unsur lingkungan. Ada 5 macam risiko yang dapat merupakan penyebab kelainan tingkah laku. Risiko Tinggi dalam Hereditas (turunan) Dalam hal ini dimaksudkan semua unsure yang berhubungan dengan faktor genetic yang memungkinkan terjadinya kelainan tingkah laku. Anthony (1968) mendasarkan penelitiannya pada anak-anak yang mempunyai salah satu atau kedua orang tuanya skizofrenia (kurang waras) dan ternyata 18% dari sampel menjadi seperti orang tua mereka. Anak-anak ini pada masa anakanaknya menunjukkan tingkah laku menarik diri, curiga, dan tiba-tiba regresi. Dengan demikian berarti kepekaan untuk bertingkah laku lain dari yang lain telah ditentukan secara genetis, sedangkan faktor lingkungan hanya tinggal mencetuskannya saja.1,3

Risiko Tinggi Faktor Bawaan (konstitusional) Setiap orang dilahirkan dengan kondisi (faktor bawaan) yang unik. Konstitusi ini menyangkut tanda-tanda fisis dan tempramen. Tanda fisis misalnya hidung mancung, mata jeli, raut muka cantik/cakap, atau keadaan yang sebaliknya. Hal ini dimiliki sejak lahir dan dapat mempengaruhi perkembangan anak, misalnya dalam bentuk kualitas hubungan anak dengan orang tua, temanteman, dan sebagainya.lingkungan cenderung memberikan respons positif terhadap anak-anak yang menarik daripada terhadap anak yang mempunyai kelainan. Dalam hal tempramen (gaya tingkah laku seseorang), Thomas, Chese, Birch (1986) mengemukakan adanya pola gaya tingkah laku yang sifatnya individual. Ada beberapa tempramen yang tidak langsung menyebbkan kelainan, tetapi merupakan predictor dari timbulnya kelainan tingkah laku (misalnya ketidakteraturan, ketidaksesuaian, respons menarik diri, mood yang negatif dalam intensitas yang

Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja

11

tinggi). Untuk mengetahui apakah tempramen mempunyai andil dalam kelainan tingkah laku seseorang, diperlukan suatu penelitian tentang hubungan tempramen tertentu yang dimiliki anak tersebut dengan lingkungannya.1,3

Risiko Tinggi Faktor Lingkungan Dalam hal ini dimaksudkan hal-hal dalam lingkunagn yang dianggap mengandung risiko tinggi untuk terjadinya kelainan tingkah laku, yaitu: 1) Lingkungan nonfamiliak (tidak mengandung suasana kekeluargaan). Penelitian Spitz membuktikan bahwa anak-anak yang tinggal di suatu lembaga akan mengalami depriasi, yakni di samping mengalami keadaan terpisahkan dari orang tua, keiskinan dan malnutrisi, juga menderita kekurangan rangsangan sensoris, isolasi sosial dan budaya. Depriasi pada masa dini merupakan kuncu terjadinya kelainan tingkah laku. Bowlby (1951) menyatakan bahw auntuk mendapatkan kesejahteraan jiwa, seseorang hendaknya mendapatkan kehangatan, kemesraan, dan hubungan yang erat dari tokoh ibu (pengganti ibu) pada masa awal dari kehidupannya. 2) Kelainan hubungan antara orang tua dengan anak. Sikap umum dari orang tua terhadap anak ialah menerima atau menolak. Bila terdapat sikap yang berlebihan, maka akan timbul sindrom overproteksi. Orang tua yang menerima anak tetapi dengan cara menguasainya (otokratik), akan memupuk ketergantungan yang berlebihan, pasif, hubungan yang buruk dengan teman sebaya. Sebaliknya bila sikap menerima ditunjukkan dengan cara memberi kebebasan penuh pada anak, maka akan terjadi anak dengan indulged type, yaitu anak yang tidak patuh, banyak menuntut, ingin menguasai, dan sebagainya. Dengan sikap menolak, maka kontak dan perhatian pada anak sangat kurang atau bahkan tidak ada, sehingga anak seperti ini tidak pernah mendapatkan pengawasan dan mudah menjadi nakal, agresif, dan beringkah laku antisosial. 3) Kelainan dalam keluarga (family pathology). Orang tua yang secara psikologis tidak berhasil untuk berkembang, dapat menyebabkan gangguan/kekacauan dalam vectoral relationship. Pada anak akan didapatkan penyesuaian yang salah akibat orang tua yang terlalu mengabdikan diri padda anak sehingga melupakan pengembangan dirinya sebagai orang tua atau sebaliknya terlalu banyak menuntut dari anak. Demikian pula karena di dalam keluarga terjadi penerusan nilai-nilai norma-budaya, maka suatu kelainan tingkah laku dapat saja dijangkitkan melalui hubungan orang tua dengan anak. 4) Orang tua yang sakit. Anak sangat peka terhadap suasana yang diakibatkan oleh orang tua yang terganggu atau yang mengganggunya.4

Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja

12

Risiko Tinggi dalam Situasi dan Pengalaman Contoh umum situasi yang dapat mempunyai nilai risiko untuk terjadinya kelainan tingkah laku ialah keadaan perpisahan (separation). Gregory dalam penelitiannya menemukan banya delikuensi pada anak yang kehilangan ayahnya, sedangkan Rutter menemukan bahwa gangguan tingkah laku biasanya belum muncul dalam 5 tahun setelah kematian orang tua. Situasi dan pengalaman yang mempunyai risiko tinggi lainnya adalah perawatan di rumah sakit, penyakit, dan berbagai trauma psikis.4

Risiko Tinggi dalam Perkembangan Di dalam psikologi perkembangan dikenal adanya periode kritis (critical periode) yaitu saat di mana masa depan dari pola tingkah laku anak tersebut ditentukan. Adanya masa perkembangan yang panjang dan memungkinkan manusia memperkaya diri, tetapi terkadang terjadi interupsi yang menimbulkan ketidak-seimbangan dan maladapsi. Pada individu tertentu yang peka terhadap interupsi ni dapat terjadi keadaan yang berakibat lanjur menjadi kelainan psikiatris. Kesimpulan tegas mengenai sebab dari suatu kelainan tingkah laku tidaklah mudah. Setiap kelainan tingkah laku dapat dicari sebabnya dari dalam diri anak, maupun dari dalam lingkungannya. Adanya risiko tinggi dari kedua unsure tersebut, memudahkan timbulnya kelainan tingkah laku.4 Penatalaksanaan Masalah 1. Langsung Terhadap anak diberikan secara langsung seperti misalnya: a. Psikoterapi b. Play therapy c. Behaviour therapy 2. Tidak Langsung Terapi dilakukan terhadap orang tua, agar mereka dapat mengubah cara bersikap dan bertindak terhadap anaknya. Perubahan cara mendidik juga dapat diharapkan dari guru. Terhadap saudarasaudara, pengasuh, atau orang lain yang berhubungan dengan anak, dapat pula diberikan petunjuk agar memperlihatkan sikap dan perlakuan setepat-tepatnya terhadap anak.5 3. Penyaluran Oleh karena keadaan tertentu, seringkali terpaksa dibutuhkan pertolongan sepenuhnya dari ahli lain atau diberikan secara bekerja sama (interdisiplinair).5 a. Ahli lain misalnya psikiater, dokter anak, neurology, pedagog, dan lain-lain.

Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja

13

b. Lembaga/instasi yang berhubungan dengan anak, misalnya Sekolah Pendidikan Luar Biasa (SPLB), dengan berbagai golongannya, sekolah lain sesuai dengan bakat anak (missal Sekolah Teknik), Dinas sosial, Perkumpulan kesenian, olahraga, dan sebagainya. Kesimpulan Pada jenjang perkembangan remaja, Perkembangan atau pertumbuhan anggota-anggota badan remaja kadang-kadang lebih cepat daripada perkembangan badan. Oleh karena itu, untuk sementara waktu, seorang remaja mempunyai proporsi tubuh yang tidak seimbang. Hal ini akan menimbulkan kegusaran batin yang mendalam karena pada masa remaja ini, perhatian remaja sangat besar terhadap penampilan dirinya.. Bila sang remaja mengerti badannya telah memenuhi persyaratan, sebagaimana yang diharapkan oleh lingkungan sosialnya, maka hal ini akan berakibat positif terhadap penilaian diri.Seorang remaja bukan saja memerlukan orang lain demi memenuhi kebutuhan pribadinya, tetapi mengandung maksud untuk disimpulkan bahwa pengertian perkembangan sosial adalah berkembangnya tingkat hubungan antar manusia sehubungan dengan meningkatnya kebutuhan hidup manusia. Jadi remaja sendiri merupakan salah satu penilai yang penting terhadap badannya sendiri sebagai stimulus sosial karena perkembangan remaja sangat dipengarunhi oleh fisik dan lingkungan sekitarnya. Berdasarkan scenario dapat

menyatakan bahwa factor biologis, psiko dan social dapat mempengaruhi kelainan tingkah laku.

Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja

14

Daftar Pustaka 1. Sarwono, S.W. Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada.2010.hal 213-25. 2. Setiyohadi B. Kesehatan remaja. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrahata M, Setiati S, editor. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi 5, Jilid I. Jakarta: InternaPublishing; 2009. Hal.93-6. 3. Sulaeman, D.Psikologi Remaja : Dimensi-Dimensi Perkembangan.Bandung: CV Mandar Maju.2009.Hal 46-50. 4. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. Buku kuliah ilmu kesehatan anak. Jilid 1. Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI; 2007. Hal.65-70, 156-7.
5. Syamsu Yusuf. 2004. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya.Hal. 56-70.

Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja

15

You might also like