You are on page 1of 13

KOMPETENSI

BIDANG PEKERJAAN MESIN BUBUT (TINGKAT MENENGAH) UNIT KOMPETENSI Melakukan pekerjaan pada mesin bubut dengan variasi perkakas potong dan teknik pemotongan ELEMEN KOMPETENSI 1. Menerapkan prosedur kerja dan keselamatan kerja 2. Menggunakan alat ukur 3. Membaca gambar kerja 4. Mengidentifikasi jenis-jenis ulir 5. Mengukur ketirusan 6. Prosedur operasi mesin ,seting alat potong, benda kerja dan alat bantu mesin 7. Melakukan pekerjaan pembubutan komponen mesin tingkat menengah KRITERIA UNJUK KERJA 1. (a) Mengunakan perlengkapan keselamatan kerja antara lain pakaian,sepatu,kacamata dan sarung tangan (b) Menjaga lingkungan kerja yang aman (c) Menata peralatan dengan memisahkan alat potong,alat ukur dan alat bantu 2. Menjelaskan jenis-jenis ulir dan mengukur ketirusan 3. Mengunakan mistar sorong,mikrometer dan dial indikator 4. Mengukur ketirusan dan ketelitian ulir 5. (a) Menghitung putaran spindle mesin, (b) menentukan kecepatan potong (cutting speed), pemakanan (feeding) ,dan kedalaman potong (dept of cut) untuk pemotongan tirus dan pemotongan ulir 6. (a) Membububut rata, alur, champer, dan radius (b) membubut tirus dengan eretan atas (c) pengeboran dan pembubutan dalam (d) penguliran dengan sney dan tap KRITERIA PENILAIAN 1. Penggunaan perlengkapan keselamatan kerja dan tindakan terhadap lingkungan kerja 2. Kemampuan menggunakan alat ukur untuk mengukur ketirusan dan ketelitian ulir 3. Kemampuan mengoperasikan mesin, setting pahat/benda kerja dan mengidentifikasi alat bantu mesin untuk pembubutan tirus dan ulir 4. Kemampuan mengerjakan pekerjaan sesuai dengan bentuk, ukuran dan toleransi yang ditentukan KONDISI UNJUK KERJA 1. Praktikan wajib menggunakan perlengkapan keselamatan kerja sebelum melakukan praktek kerja dan praktikan bertanggung jawab terhadap ketertiban dan kebersihan lingkungan kerja 2. Praktikan melakukan pengukuran benda kerja sesuai dengan permintaan pada gambar kerja 3. Praktikan mejelaskan jenis dan karakteristik ulir dan standar ketirusan 4. Praktek membuat komponen mesin (tugas latihan 6,7 dan 8)

MATERI 1. Pembubutan Tirus 1.1 Pembubutan tirus dengan menggeser compound rest Membubut tirus dapat dikerjakan dengan pergeseran compound rest dengan sudut sesuai dengan yang diinginkan, cara ini sangat sesuai dan banyak dilakukan pada sudut ketirusan yang besar dan besarnya sudut pergeserannya adalah /2 dimana adalah sudut ketirusan benda kerja (lihat gambar)

Rumus : Tg / 2 = (D d) / 2 l D = Diameter tirus besar D = Diameter tirus kecil L = Panjang tirus = Sudut ketirusan Langkah pembubutan tirus dengan mengeser compound rest 1. Setting benda kerja dan pahat potong 2. Kendorkan mur pengikat dengan kunci pas 12/13 3. Geser compound rest sesuai sudut yang telah ditetapkan (dari hasil perhitungan) 4. Kencangkan kembali mur pengikat 5. Lakukanlah proses pemotongan dengan menggerakkan eretan atas hingga ukuran yang telah ditetapkan

1. 2 Pembubutan tirus dengan menggeser kepala lepas Proses pembubutannya dilakukan dengan menggunakan 2 senter dan menggeser salah satu senter (senter kepala lepas) yang besarnya dihitung berdasarkan ketirusan yang diharapkan. Proses pemotongannya (pahat potong) sejajar dengan sumbu putar mesin bubut. Bentuk tirus yang dikerjakan dengan cara ini umumnya sudut kecil.

Rumus untuk pembubutan benda kerja yang panjang tirusnya sama dengan panjang benda kerja : S = (D d) / 2 Dimana : S = Panjang pergeseran D = Diameter tirus besar d = diameter tirus kecil

Rumus untuk pembubutan bebda kerja yang panjang tirusnya lebih kecil dari panjang benda kerja : S = (D d) . L / (2 . l) Dimana : S = Panjang pergeseran D = Diameter tirus besar d = Diameter tirus kecil L = Panjang benda kerja l = Panjang pada bagian tirus Cara mengeser kepala lepas (tail stock) adalah : - Kendorkan salah satu dari kedua baut penggeser pada kepala lepas - Kecangkan pada baut yang lainnya (yang posisinya berhadapan dengan baut yang dikendorkan) sampai kepala lepas bergeser sesuai dengan panjang pergeseran yang diinginkan. Bila perlu gunakan alat ukur untuk mengetahui panjang pergesrannya (misal dial indikator, fuller gage dan skala ukur pada bagian belakang kepala lepas. - Setelah panjang yang diinginkan dipenuhi, kencangkan kedua baut untuk mencegah pergeseran pada saat proses pembubutan berlangsung.

Langkah pembubutan tirus : 1. Buat lubang senter pada dua sisi dengan senter bor 2. Lepaskan pencekam 3 rahang atau 4 rahang 3. Ganti dengan memasang senter tetap dan piringan pembawa 4. Pasang pembawa (lathe dog) pada benda kerja 5. Pasang benda kerja diantara senter 6. Lakukan pergeseran dengan memilih metode penggeseran yang sesuai (lihat gambar diatas) setelah menghitung besarnya pergeseran terlebih dahulu 7. Proses pembubutan

1.3 Proses pembubutan tirus dengan Taper attachement

Alat bantu tirus (taper attachement) digunakan untuk mengatur ketirusan maksimum sampai 10 derajat dengan total panjang ketirusan maksimum sampai 500 mm atau tergantung pada panjang pengarahnya (guide bar) Pengarah diatur pada setengan dari sudut ketirusan ( /2) dan sudut kemiringan pengarah dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Tg ( /2) = (D d) / 2.l Dimana : D = Diameter tirus besar D = Diameter tirus kecil L = panjang tirus = Sudut ketirusan

1.4 Mengukur Ketirusan 1.4 Pengukuran ketirusan Terdapat 2 metoda dasar pengukuran atau pengujian ketirusan benda kerja yang telah dimesin yaitu pengukuran /pengujian dengan alat pembanding (comparator) dan metoda mengukur lansung dengan alat ukur atau alat bantu ukur. 1.4.1 Mengukur ketirusan dengan komparator Taper plug dan ring gages banyak digunakan dengan berbagai macam ukuran sudut sebagai komparator ketirusan. Cara pengujian ketirusan dengan komparator dengan memasukkan taper plug atau ring gauge pada benda kerja dengan memberikan kapur pada permukaan benda kerja kemudian komparator diputar, dilepas dan dilihat permukaan tersebut, bila bekas kapur tidak ada maka ketirusan benda kerja telah sesuai dengan komparator dan sebaliknya berkas kapur tersisa atau melekat pada permukaan benda kerja berarti ketirusan tidak sesuai dengan komparator.

1.4.2 Mengukur ketirusan dengan mengukur langsung 1. Dengan pelat sejajar Metoda pengukuran langsung adalah metoda yang paling sederhana , yang mana terdiri dari 2 buah pelat sejajar yang dapat diatur sudutnya menyesuaikan keketirusan melalui pen dan apabila telah mendapatkan ketirusan baut pen dikencangkan. Nilai ketitusan dapat dihitung dengan mengukur pergeseran pelat sejajar tersebut (lihat gambar)

2. Dengan balok ukur (gauge block) dan batang bulat Cara pengukuran dengan metode dapat menghasilkan pengukuran yang teliti walaupun teknik pengukurannya sedikit lebih sulit disbanding dengan menggunakan pelat sejajar. Dari cara ini dapat dilakukan pengukuran jarak antar batang bulat dengan menggunakan micrometer dan jarak ketinggian yang diperoleh dari balok ukur. Dari data ukur tersebut dapat dihitung dengan matematika sederhana untuk mendapatkan nilai ketirusan.

3. Dengan batang sinus Batang sinus adalah alat ukur ketirusan yang paling akurat dan mudah penggunaannya, batang sinus terdiri dari sebuah batang plat yang mempunyai sisi sejajar dan dua buah batang bulat pada ujungnya. Dalam pengunaannya batang sinus diperlukan alat bantu balok ukur (gauge block)

2. Pembubutan Dalam Pembubutan dalam adalah proses pembesaran lubang dengan cara membubut bagian dalam benda kerja dengan mengunakan pahat dalam, secara umum cara pembubutannya sama dengan pembubutan luar hanya perlu memperhatikan beberapa kondisi pembubutan agar diperoleh hasil yang baik anatara lain : 1. Kelonggaran sisi bawah ujung potong Pengaturan pahat pada bagian bawah ujung potong jangan sampai menyentuh permukaan benda kerja atau atur jaraknya kelonggarannya jangan terlalu sempit.

2. Jenis batang pahat Batang pahat yang digunakan sebaiknya batang yang mudah penggantiannya mata potongnya dan batangnya mudah dipertukarkan pada berbagai macam pemegang.

3. Jenis pemegang batang pahat Pemegang pahat yang digunakan adalah pemegang yang mudah dipasang dengan berbagai batang pahat, mudah pergantiannya, dan mudah dipasang pada mesin bubut.

4. Pengaturan panjang batang pahat Pengaturan panjang pahat jarak antar mata potong penjepitnya harus diusahakan seminim mungkin untuk menghindari lendutan saat pemotongan berlangsung, sehingga terjadi getaran yang akan menurunkan kwalitas permukaan hasil bubutan.

5. Langkah pembubutan dalam : 1. Setting kelurusan putaran benda kerja 2. Proses pengeboran sebagai awal pembuatan lubang, usahakan besarnya lubang melebihi ukuran lebar pahat dalam yang akan digunakan. 3. Seting pahat dalam dengan memperhatikan ketentuan diatas 4. Proses pembutan dalam dengan memperhatikan putaran, kedalaman potong dan pemakanan

3. Pembubutan Ulir Pembuatan ulir pada mesin bubut 3.1 Standar Ulir Standar ulir yamg umum digunakan terdiri dari : - Metris (Isometric Thread Series) - Unified National Thread Series (UNC / UNF) - BSW (British Standart Withwort) Perbedaan utama dari ketiga standar tersebut adalah pada satuan ukuran yang digunakan ulir dan sudut ulir. - Untuk ukuran ulir ysng digunakan pada ulir Metrik adalah satuan milimeter (mm) dan untuk ulir UNC/UNF dan BSW adalah satuan inchi (in). - Sudut ulir pada ulir Metris dan UNC/UNF adalah 60 sedangkan ulir BSW sudut ulir 55o Untuk mengetahui ukuran ulir dan standart ulir, berikut beberapa contoh cara mengidentifikasi jenis-jenis ulir : a) Ulir Metris (Isometric Thread Series) M 10 x 1,5 6g M = Ulir Metris 10 = Diameter luar/mayor (mm) 1,5 = Jarak pitch ulir (mm) 6g = Toleransi ulir

b) Unifield National Series (UNC/UNF) 3/8 16 UNC 2A 3/8 = Diameter luar/mayor (inchi) 16 = Banyaknya gang setiap inchi UNC = Ulir kasar (Unifield National Series Coarse) 2A = Toleransi ulir

] c) BSW (British Standart Withwort) W - 16 W = Ulir BSW = Diameter luar/mayor (inchi) 16 = Banyaknya gan setiap inchi (pitch per inchi)

3.2

Pembuatan/pembubutan Ulir Segitiga Pada pembuatan/pemotongan ulir segitiga langkah-langkah yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut : 3.2 1 Setting pahat ulir Dalam seting pahat ulir pertama seting ketingian pahat terhadap sumbu mesin bubut kemudian setting kedudukan pahat agar posisinya tegak lurus terhadap benda kerja dengan mengunakan center gauge

3.2.2

Setting jarak puncak ulir (pich) Misal ulir yang akan dibuat adalah ulir M12 x 1,75 maka pengaturan gigi melalui tuas mesin bubut untuk memenuhi pitch 1,75 pada mesin bubut Maximat adalah

3.2.3

Menentukan putaran mesin Putaran mesin bubut untuk pemotongan ulir tidak sama seperti pada pembubutan biasa (N = V . 100 / D), karena gerakan pemotongan mengikuti ulir tranportir sehinga bila putaran cepat maka gerakannya juga cepat ini sangat berbahaya untuk pemotongan ulir (pahat ulir dapat patah). Putaran mesin untuk pemotongan ulir disarankan 1/3 dari putaran normal untuk yang sudah ahli sedang untuk pemula disankan kurang dari 1/3 putaran normal. 3.2.4. Pemeriksaan awal Pemeriksaan awal perlu dilakukan terutama bagi pemula untuk menghindari kesalahan dalam pemotongan ulir, yaitu memberikan pemotongan dengan kedalaman 0,1 mm kemudian lakukan pemotongan ulir sampai benda kerja kelihatan garis ulir kemudian periksan jarak ulir dengan mal ulir dan pastikan jaraknya 1,75 mm.Kalau kurang atau lebih berarti ada kesalahan dalam pengaturan gigi pemindah, ulangi prosedur pengaturan gigi dan pastikan jarak pitch = 1,75 mm dengan mal ulir

3.2.4 Metode pahat ulir dipasang tegak lurus terhadap sudut kemiringan ulir Pada proses pemotongan metode ini pahat potong akan memotong pada kedua sisi pemotongnya metode ini sangat cocok untuk pemotongan ulir dengan bahan yang cenderung menghasilkan pemotongan dengan beram yang pendek misal bahan besi tuang, kuningan, perunggu.

Beram keluar

Beram keluar

Pemakanan pahat ulir

3.2.5 Metode pahat ulir dimiringkan sudut ulir Metode ini adalah memiringkan pahat ulir melalui ereetan atas mesin bubut sudut ulir (ulir Metris/Unifield = 60/2 dan ulir witworth = 55/2). Eretan ats memanjang a = Tg /2 x eretan atas melintang b a = Tg /2 x b untuk ulir Metrik a = 0,577 b Dengan metode ini pemakanan terjadi hanya pada salah satu sisi potong pahat, penyetelan kedudukan pahat seperti biasa tegak lurus terhadda senter benda kerja.

Tanpa pertimbangan kelonggaran yang terjadi pada eretan atas memanjang, proses pemotongannya dapat dilakukan secara bergantian (metode Zig Zag) Metode ini sangat cocok untuk pemotongan ulir untuk bahan yang cederung menghasilkan beram yang panjang (continous chip) misalkan pemotongan baja.

2.3.6 Pengukuran ulir Pengukuran ulir dapat dilakukan pada saat proses pemesinan (benda kerja tidak dilepas) dan cara yang paling sederhana untuk memeriksan ketelitan ulir adalah dengan menggunakan lubang berulir atau menggunakan mur sesuai dengan jenis ulir yang dibuat. Dengan cara ini bila ada kekurangan ukuran dapat dilakukan pemesinan kembali sampai diperoleh ketelitian yang sesuai. Metode pengukuran lain dengan Mikrometer ulir yang mempunyai ujung spindel berbentuk V dengan sudut sesuai dengan sudut ulir yang dibuat (ulir metris 60 o, BSW 55o) metode pengukuran dengan mikrometer lebih cepat dan lebih akurat dibanding dengan cara konvensional dan bagian yang diukur adalah kedalaman ulir yaitu diameter luar diameter dalam (lihat standar ulir)

Soal ujian Jawablah pertanyaan soal dibawah ini dengan melingkari atau memberi tanda silang pada jawaban yang anda anggap benar. 1. Sebutkan metode pembubutan tirus (taper) a). Menggeser compound rest b). Menggeser kepala lepas (tail stock) c). Taper attachement d) Jawaban a,b dan c benar 2. Sebutkan cara mengukur pergeseran kepala lepas pada proses pembubutan tirus ? a). Menggunakan mistar baja b). Mengunajan dial indikator

c). Mengukanakan mistar sorong d). Jawaban a,b dan c benar 4. Sebutkan perlengkapan bantu utama yang digunakan untuk proses pembubutan tirus dengan penggeseran kepala lepas ?. a). Senter tetap, senter putar, lathe dog, piring pembawa b). Senter tidak tetap , senter putar, lathe dog, piring pembawa c). Senter tetap, senter putar, lathe dog, face plate d). Senter tetap, senter putar, lathe dog, piring putar 5. Sebutkan metoda pengukuran tirus yang paling akurat a). Komparator b). Plat sejajar c). Batang sinus d). Balok ukur, rol ukur dan mikrometer 6. Pada pembubutan dalam faktor utama apa saja yang perlu diperhatikan ? a). Clearence sudut belakang pisau b). Panjang ujung mata potong terhadap pemegang pahat potong c). Putaran, pemakanan dan kedalaman potong d). a,b, dan c benar 7. Sebutkan standar-standar ulir segitiga ? a). Metris (Isometric Thread Series) b). Unified National Thread Series (UNC / UNF) c). BSW (British Standart Withwort) d). a,b dan c benar 8. Sebutkan perbedaan ulir Metris dan ulir BSW ? a). Sudut ulir puncak ulir (metris 60o BSW 55o) b). Satuan ukurannya sama (mm) c). Pitch ulirnya sama d). a, b dan c benar 9. Sebutkan fungsi center gauge pada proses pemotongan ulir segitiga ? a). Untuk seting kelurusan pahat ulir terhadap benda kerja b). Untuk mengukur pitch ulir c). Untuk mengukur sudut ulir d). Jawban a, b dan c benar 10. Sebutkan fungsi dari mal ulir pada proses pembubutan ulir ? a). Untuk mengetahui jarak puncak ulir b). Untuk memeriksa pitch ulir c). Untuk memeriksa sudut ulir d). Jawaban a dan b benar 11. Sebutkan apalikasi metode pemotongan dengan memiringkan coumpound rest pada pemotongan ulir segitiga ? a). Untuk membuat ulir pada bahan baja b). Untuk membuat ulir pada bahan besi tuang c). Untuk membuat ulir pada bahan aluminium d). Kuningan

12. Sebutkan metode pengukuran ulir ? a). Dengan kawat baja dan mikrometer ? b). Dengan komparator c). Dengan mikrometer ulir d). Jawaban a, b dan c benar

You might also like