You are on page 1of 8

BAB I CARA KERJA

Pada pratikum kali ini kami mempelajari pengolahan data secara manual hasil dari penelitian geolistrik.Metoda yang kami pelajari untuk mengolah data adalah metoda schlumberger.Aturan ini dipakai untuk pengukuran variasi resistivitas terhadap kedalaman, (resistivity sounding ) dengan simbol elektroda arus C1 = A, C2 = B, dan potensial P1 = M, P2 = N Akan tetapi kami tidak mempraktekkan secara langsung menggunakan alat dilapangan dan kami belum melihat alatnya seperti apa,akan tetapi kami cuma mempelajari cara pengolahan data secara manual. Cara pengolahan data dari pratikum kali ini kami sudah diberi data hasil pengamatan dilapangan sedang kami tidak tahu bagaimana data tersebut bisa didapatkan.Dengan data tersebut kami langsung mengolahnya.Bentuk data awal yaitu seperti table MN/2 R-Pot 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 R-Pot AB/2 0,5 m 1,5 2,5 4 6 8 10 12 15 5m 6,28 18,84 49,5 112,3 200,3 313,3 451,8 706,1 121,5 38,6 14,7 9,6 4,3 4,6 1,6 2,1 58 109 104 161 119 231 93 226 2,094827586 0,35412844 0,141346154 0,059627329 0,036134454 0,01991342 0,017204301 0,009292035 13,15551724 6,671779817 6,996634615 6,696149068 7,237731092 6,238874459 7,772903226 6,561106195 K Volt (Mv) I (mA) R (Ohm) Rho (Ohm-m)

5 5 5 5 5 5 5 R-Pot 10 10 10 R-Pot 25 25 25 25

15 20 25 30 40 50 60 10 m 60 75 100 25 m 100 125 150 200

62,8 117,8 188,5 274,9 494,8 777,5 1123

48,2 4,1 4 2,4 1,2 1,3 1,4

241 93 203 145 225 152 250

0,2 0,044086022 0,019704433 0,016551724 0,005333333 0,008552632 0,0056

12,56 5,193333333 3,714285714 4,550068966 2,638933333 6,649671053 6,2888

549,8 867,9 1555

2,2 1,8 1,6

254 236 288

0,008661417 0,007627119 0,005555556

4,762047244 6,619576271 8,638888889

589 942,5 1374 2747

44,6 1,4 1,4 1,3

288 134 234 337

0,154861111 0,010447761 0,005982906 0,003857567

91,21319444 9,847014925 8,220512821 10,59673591

Dari data table diatas tulisan yang berwarna merah itu adalah data lapangan yang biasanya kita cari melalui alat geolistrik dilapangan. Kami hanya diberikan data ini tanpa mengetahui cara mendapatkannya . Kemudian ketika data Volt (Mv) dan I (mA) dilapangan maka kita mulai mencari nilai R (Ohm) menggunakan rumus fisika yang dasar yakni
Contoh perhitungan .

= 2,094827586 ohm. Begitu seterusnya sampai terisi semua kolam R.

Untuk mencari nilai Rho (Ohm-m) maka caranya menggunakan rumus Rho = R x K contoh perhitungan Rho= 2,094827586 x 6,28 = 13,15551724. Setelah melakukan perhitungan dari table maka kita masukkan data ke table plotting. Caranya kita tempelkan mika ke table log kemudian mika tersebut

disesuaikan dengan table log garis absis dan ordinatnya.kemudian dititikkan sesuai dengan hasil dari table. Pada table log/dauble log nilai AB/2 sebagai absis atau titik x dan nilai rho sebagai ordinat atau titik x. Kemudian hasilnya nanti akan menjadi titik titik yang banyak di koordinat yang telah kita dapatkan.Kemudian buat garis berbentuk kurva melewati titik-titik yang kita anggap mewakili tempat daerah penelitian hasilnya akan berbentuk kurva garis melewati garis tersebut,buat se smooth mungkin atau biasa disebut kurva bantu / matching curve . kurva bantu / matching curve akan didapat nilai kedalaman, ketebalan, dan tahanan jenis dari tiap lapisan batuan. Untuk menentukan kedalaman, ketebalan, dan tahanan jenis dari tiap lapisan batuan maka perlu kita cari melalui kurva yang sudah kita dapatkan. Titik P1 biasanya itu dipangkal kurva dan harus kita masukkan nilai tersebut ke kurva baku.cara memasukkan kedalam kurva baku yatu sesuaikan dulu garis kurva p1 maka kita akan tahu nilai p1 berapa,dalam percobaan saya nilai p1 adalah 0.4.Lalu buat titik koreksi terhadap titik p1 dengan tipe kurva yang cocok Dalam kasus yang saya dapatkan tipe kurva p1 adalah kurvanya tipe q. Jadi kurva atau matching kurve sudah kita bagi sesuai dengan tipe kurva dibawah ini.

Tipe q

tipe k

Tipe h

Tipe A

Titik p1 yang dapat di kurva baku yakni nilainya 0.4 kemudian dimasukkan nilainya ke kurva yang cocok yakni kurva Q maka nilai 0.4 kita masukkan dan buat garis putus-putus . Nilai p2 dicari lagi di kurva baku dengan melihat tipe kurva selanjutnya. Jadi garis koreksi titk dari kurva Q menjadi lintasan untuk menyesuaikan bentuk kurva kebentuk tipe selanjutnya dalam kasus saya yaitu tipe A,dan didapatlah nilai dari titik p2 yaitu 1.25 maka masukkan ke kurva tipe A dan buat garis putusputus sesuai nilai tadi titik kurva tadi.Begitu seterusnya untuk mencari p3, p4, dst sampai semua tipe kurva tersebut didapatkan nilai p nya. Setelah melakukan dengan kurva maka kita buat kolam lagi bentuknya sebagai berikut

Kurva

Titik Pusat

Koordinat Rho dn' n'

parameter yang diukur

K
0,4

hn

dn

Rho n

Litologi
lempung lempung pasiran

P1 Q P2 A P3 Q P4 H P5

1,5

13

1,5

1,5

5,2

1,75

9,5

1,25

0,35

0,6125

2,1125

11,875

11

0,3

12

14,1125

3,3

lempung

6,5

9,5

0,3

0,1

0,65

14,7625

2,85

lempung lempung pasiran

30

3,5

15,2375

30

14

Nilai dn dan rho kita dapat dengan memasukkan data kembali table log.kemudian titik p1sampai p5 yang sudah didapat dicacari nilainya di table log.untuk nilai k adalah nilai dari plotting koreksi nilai p yang sudah dilakukan diatas tadi. Nilai dn didapat dengan cara menambahkan antara nilai dn dan nilai hn disebelah kiri bawahnya.Nilai hn dicari dengan cara mengalikan antara dn1 dengan nilai n jika ada jiaka tidak langsung dimasukkan saja nilai dn dan kolam yang terakhir yaitu dengan cara nilai dn terakhir dikurang total nilai hn yang sudah ada diatasnya. Setelah melakukan hal diatas maka kita akan mendapat hasil rho yang akan menjadi pencerminan dari litologi yang kita temui melalui geolistrik dengan indicator Jika nilai rho 1-10 = lempung

11-20 = lempung pasiran 21-80 = pasir 81-100 = breksi Maka dari indicator tadi hasil yang saya dapatkan per titiknya adalah 5,2,=lempung, 11,875= lempung pasiran, 3,3 =lempung, 2,85= lempung,14= lempung pasiran.

BAB II PEMBAHASAN
Dari hasil perhitungan yang kami lakuakan banayk sekali hal yang dapat kita amati.Cara yang paling gampang membahasnya adlah dengan membahas per litologi ataupun perlapisan. 2.1 Lapisan pertama Menunjukkan adanya suatu kedalaman dan ketebalan suatu litologi akan tetapi kedalaman dan ketebalan tidak perlu dikorekasi menurut saya hal ini karena selain lapisan ini gampang dan mudah diamati karena berada dilapisan paling atas,juga untuk penyimpangan tidaka akan banyak karena kita tahu metode schlumberger sangat baik dan rinci dalam keadaan atau kedalaman yang dangkal. Melihat nilai rho / hambatan jenis dengan nilai 5.2 maka menurut [Milsom, 1987], maka dapat diketahui bahwa litologi lapisan pertama ini adalah lempung. Dengan ketebalan 1.5 meter Lapisan lempung mengidikasikan bahwa butiran dari batuan ini telah tersortasi dengan baik dan memilki nilai permeablitas yang sangat rendah sehngga akan sangat sulit untuk meneruskan air. Selanjutnya,nilai hambatan jenis dari kedua lapisan tersebut relative cukup rendah jika dibandingkan dengan litologi yang lain. Hal ini dimungkinkan karena pengaruh porositas dan permeabilitas tanah yang juga cukup rendah. Nilai resistivitas yang relative rendah ini,memungkinkan bahwa lapisan ini memiliki kandungan mineral logam, elektrolit padat, dan .sedikit kandungan air dimana kandungan ini berpengaruh dalam penurunan nilai resistivitas batuan.

2.2 Lapisan kedua

Dilapisan kedua nilai rho bertambah besar membuat perubahan indikasi dari yang semula adalah lempung yang kesua adalah lempung pasiran dengan ketebalan 0,6125 m.tidak begtu tebal akan tetapi akan membuat perbedaan yang cukup mencolok pada lapisan ini. Lempung bahan tanah yang mengandung 35% atau lebih lempung 45% atau lebih pasir. Maka memang sortasiinya agak buruk tapi permeabilitas dari tanah ini masih bernilai kecil. Selanjutnya,nilai hambatan jenis relative cukup rendah jika dibandingkan. Hal ini dimungkinkan karena pengaruh porositas dan permeabilitas tanah yang juga cukup rendah. Nilai resistivitas yang relative rendah ini,memungkinkan bahwa lapisan ini memiliki kandungan mineral logam, elektrolit padat, dan .sedikit kandungan air dimana kandungan ini berpengaruh dalam penurunan nilai resistivitas batuan. 2.3 lapisan 3,4,dan 5 Pada lapisan ini hampir sama dengan lapisan diatasnya yaitu pada lapisan 3 dengan nilai rho 2,1 dan ketebalan 12 maka litologi dari lapisan ini adalah batuan lempung.Sedang pada lapisan ke 4 sama dengan lapisan ke 3 dengan litologi lempung nilai rhonya 2,65 dan tebalnya 0.65.Baru kemudian pada lapisan kelima ada lempung pasiran lagi dengan ketebalan 15.2375 dan nilai rhonya 14. Dari lapisan ini kita bisa tahu bahwa pengendapan atau lingkungan peengendapan ketiga lapisan ini hampir sama dengan lapisan diatasnya dan mungkin hanya waktunya saja yang berbeda.

Melihat dari tiap lapisan banyak hal yang dapat kita interpretasi diantaranya pertama tempat ini bisa jadi merukan daerah potensial atau tidak sama sekali dalam hal hidrologi.Daerah tidak potensial karena jelas dengan ukuran butir lempung daya permeabelitas atau meloloskan air sangat kecil ditambah lapisan dibawahnya samasama lempung. Maka jelas tempat ini bukanlah tempat resapan air. Sedang tempat ini bisa menjadi potensial jika didalam lapisan ini ada sedikit rongga sudah barang tentu

tempat ini adalah tempat yang sangat potensial untuk jebakan air bahkan minyak. Hal ini dapat kita temukan jika kita mendapat dan menemukan titik yang tepat.Daerah ini biasanya gersang karena tumbuhanpun sulit hidup karena pasokan air disekitar tempat ini akan sangat minim sekali Kedua,hal ini wajar terjadi jika daerah tempat penelitian ada di Semarang karena Semarang terkenal dengan formasi kerek diamana ciri khas berupa perselingan antara lempung, napal lempungan, napal, batupasir tufaan gampingan dan batupasir tufaan.Hal ini bisa terjadi pada lapisan ini dimana kita lihat ada pelapisan batu lempung dan batu pasir.Akan tetapi itu hanya tebakan semata karena daerah penelitian tidak diketahui dan kita hanya mendapat data saja bahkan kita yang melakukan olah data bisa keliru dalam pengolahan tetapi sejauh ini hanya sekedar interpretasi.

You might also like