You are on page 1of 30

ANGKA KEMATIAN IBU

DISUSUN OLEH Titi amaliyah Maharani Pasaribu Fionna masitah Tika kirana putri Fitri hariyati Meutia sayunja Eni Murhatiyanti Ade putri radiana Maya wiji M.Abdul rauf

SKENARIO
Angka kematian ibu (AKI) saat persalinan di Indonesia tergolong tinggi, Indonesia menduduki nomor 3 tertinggi di kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara untuk jumlah AKI, berdasarkan data dari survey demografi dan kesehatan Indonesia (SKDI) tahun 2007, AKI berjumlah 228 orang dari 100.000 angka kelahiran, angka ini 20-30 kali lipat lebih tinggidi banding AKI di Malaysia dan Singapore. Mengapa AKI di Indonesia lebih tinggi dari kedua negara tetangga tersebut? Apa yang harus dilakukan untuk menekan AKI?

ANGKA KEMATIAN IBU (AKI)

LEARNING ISSUE
DEFINISI & EPIDEMIOLOGI AKI INDIKATOR AKI PROGRAM PEMERINTAH (SAFE MOTHER HOOD HINGGA MPS PROGRAM KB PANDANGAN ISLAM KB & PERNIKAHAN DINI

DEFINISI AKI
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan, yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan karena sebab-sebab lain, per 100.000 kelahiran hidup.

EPIDEMIOLOGI AKI
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium yaitu tujuan ke 5 yaitu meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai resiko jumlah kematian ibu. Dari hasil survei yang dilakukan AKI telah menunjukkan penurunan dari waktu ke waktu, namun demikian upaya untuk mewujudkan target tujuan pembangunan millenium masih membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus menerus.

Gambar di atas menunjukkan trend AKI Indonesia secara Nasional dari tahun 1994 sampai dengan tahun 2007, dimana menunjukkan penurunan yang signifikan dari tahun ke tahun. Berdasarkan SDKI survei terakhir tahun 2007 AKI Indonesia sebesar 228 per 100.000 Kelahiran Hidup, meskipun demikian angka tersebut masih tertinggi di Asia. Sementara target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) ada sebesar 226 per 100.000 Kelahiran Hidup.

Penyebab Kematian Ibu Melahirkan


Rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil menjadi faktor penentu angka kematian, meskipun masih banyak faktor yang harus diperhatikan untuk menangani masalah ini. Persoalan kematian yang terjadi lantaran indikasi yang lazim muncul. Yakni pendarahan, keracunan kehamilan yang disertai kejangkejang, aborsi, dan infeksi. Namun, ternyata masih ada faktor lain yang juga cukup penting. Misalnya, pemberdayaan perempuan yang tak begitu baik, latar belakang pendidikan, sosial ekonomi keluarga, lingkungan masyarakat dan politik, kebijakan juga berpengaruh.

Grafik di samping menunjukkan distribusi persentase penyebab kematian ibu melahirkan, berdasarkan data tersebut bahwa tiga faktor utama penyebab kematian ibu melahirkan yakni , pendarahan, hipertensi saat hamil atau pre eklamasi dan infeksi.

INDIKATOR AKI
Depkes RI membagi faktor faktor yang mempengaruhi kematian maternal sebagai berikut : 1. Faktor medik a. Faktor empat terlalu, yaitu : - Usia ibu pada waktu hamil terlalu muda (kurang dari 20 tahun) - Usia ibu pada waktu hamil terlalu tua (lebih dari 35 tahun) - Jumlah anak terlalu banyak (lebih dari 4 orang) - Jarak antar kehamilan terlalu dekat (kurang dari 2 tahun)

b. Komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas yang merupakan penyebab langsung kematian maternal, yaitu : - Perdarahan pervaginam, khususnya pada kehamilan trimester ketiga, persalinan dan pasca persalinan. - Infeksi. - Keracunan kehamilan. - Komplikasi akibat partus lama. - Trauma persalinan.

c. Beberapa keadaan dan gangguan yang memperburuk derajat kesehatan ibu selama hamil, antara lain : - Kekurangan gizi dan anemia. - Bekerja (fisik) berat selama kehamilan.

2. Faktor non medik Faktor non medik yang berkaitan dengan ibu, dan menghambat upaya penurunan kesakitan dan kematian maternal adalah : - Kurangnya kesadaran ibu untuk mendapatkan pelayanan antenatal.

- Terbatasnya pengetahuan ibu tentang bahaya kehamilan risiko tinggi. - Ketidak berdayaan sebagian besar ibu hamil di pedesaan dalam pengambilan keputusan untuk dirujuk. - Ketidakmampuan sebagian ibu hamil untuk membayar biaya transport dan perawatan di rumah sakit.

3. Faktor pelayanan kesehatan Faktor pelayanan kesehatan yang belum mendukung upaya penurunan kesakitan dan kematian maternal antara lain berkaitan dengan cakupan pelayanan KIA, yaitu : - Belum mantapnya jangkauan pelayanan KIA dan penanganan kelompok berisiko. - Masih rendahnya (kurang lebih 30%) cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. - Masih seringnya (70 80%) pertolongan persalinan yang dilakukan di rumah, oleh dukun bayi yang tidak mengetahui tanda tanda bahaya.

PROGRAM PEMERINTAH (SAFE MOTHER HOOD HINGGA MPS)

Dalam upaya penurunan AKI, maka pemerintah menjalankan berbagai program yang di rencanakan secara internasional diantaranya adalah safe motherhood dan making pregnancy safer (MPS).

Making Pregnancy Safer (MPS)


Memiliki 3 peran kunci yaitu : 1. Setiap persalinan ditolong oleh tenaga medis terlatih 2. Setiap komplikasi obstetrik dan neonatal ditangani secara adekuat 3. Setiap perempuan usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran.

Safe Motherhood
Safe Motherhood dicanangkan di Nairobi,Kenya 1987 dan memiliki 4 pilar yaitu: Keluarga berencana untuk menjamin tiap individu dan pasangannya memiliki informasi dan pelayanan untuk merencanakan saat, jumlah dan jarak kehamilan. Pelayanan antenatal untuk mencegah komplikasi dan menjamin bahwa komplikasi dalam persalinan dapat terdeteksi secara dini serta ditangani secara benar.

Persalinan aman untuk menjamin bahwa semua tenaga kesehatan mempunyai pengetahuan, keterampilan, dan peralatan untuk melaksanakan persalinan yang bersih,aman, dan menyediakan pelayanan pasca persalinan kepada ibu dan bayi baru lahir. Pelayanan obstetrik neonatal esensial/ emergensi untuk menjamin tersedianya pelayanan esensial pada kehamilan resiko tinggi dengan gawat obstetrik (GO), pelayanan emergensi untuk gawat-darurat obstetrik (GDO) dan komplikasi persalinan pada setiap ibu yang membutuhkannya.

PROGRAM KB
Program KB adalah suatu program yang dimaksudkan untuk membantu para pasangan dan per orangan dalam mencapai tujuan reproduksi, mencegah kehamilan yang tidak diinginkan dan mengurangi insiden kehamilan berisiko tinggi, kesakitan dan kematian, membuat pelayanan yang bermutu, terjangkau, diterima dan mudah diperoleh bagi semua orang yang membutuhkan, meningkatkan mutu nasehat, komunikasi, edukasi, konseling dan pelayanan, meningkatkan partisipasi dan tanggung jawab pria dalam praktek KB, dan meningkatkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) untuk penjarangan kehamilan.

Visi KB Memberdayakan masyarakat untuk membangun keluarga kecil berkualitas Menggalang kemitraan dalam peningkatan kesejahteraan, kemandirian, dan ketahanan keluarga. Meningkatkan kualitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi. Meningkatkan promosi, perlindungan dan upaya mewujudkan hak-hak reproduksi. Meningkatkan upaya pemberdayaan perempuan untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan jender melalui program KB Mempersiapkan SDM berkualitas sejak pembuahan dalam kandungan sampai dengan usia lanjut

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN DAN KB TAHUN 2013


Revitalisasi program KB, yang ditekankan penurunan unmet need melalui percepatan dan pemerataan akses dan kualitas pelayanan KB melalui penguatan kapasitas tenaga dan kelembagaan KB di lini lapangan, yaitu dalam rangka pembinaan dan peningkatan peserta/akseptor dan kemandirian keluarga berencana; peningkatan layanan keluarga sejahtera; promosi dan penggerakan masyarakat yang didukung dengan pengembangan dan sosialisasi kebijakan pengendalian penduduk; peningkatan dukungan sarana dan prasarana pelayanan program KB;

peningkatan pemanfaatan sistem informasi manajemen (SIM) berbasis teknologi informasi. Disamping itu juga dilakukan pelatihan, penelitian, danm pengembangan program kependudukan dan KB; serta peningkatan kualitas manajemen program.

Penyerasian Kebijakan Pengendalian Penduduk, yang ditekankan pada diseminasi peraturan perundangan pengendalian penduduk; perumusan kebijakan kependudukan yang sinergis antara aspek kuantitas, kualitas dan mobilitas; pengembangan gerakan Perilaku Hidup Berwawasan Kependudukan (PHBK) dan pengembangan pemetaan (Geographic Information System/ GIS) dampak kependudukan terhadap pembangunan serta penyediaan sasaran parameter kependudukan yang disepakati semua sektor terkait. Disamping itu juga dilaksanakan penguatan kemitraan dengan berbagai pihak terutama dengan Perguruan Tinggi dan Pusat Study Kependudukan.

PANDANGAN ISLAM TENTANG KB & PERNIKAHAN DINI

Dari ayat tersebut maka kesimpulan bahwa petunjuk yang perlu dilakukan dalam KB antara lain menjaga kesehatan istri,mempertimbangankan kepentingan anak,mempertimbangkan biaya hidup Rumah Tangga.

AL-HADIST TENTANG PERNIKAHAN DINI

KESIMPULAN

REFERENSI
Wahidah,N,Hasanbasri,M.2006.Making Pregnancy Safer Policy Implementation in Banjar District,south Kalimantan province.program magister,Universitas Gajah Mada Anlita,I.F.2007.Faktor faktor resikoyang mempengaruhi kematian Maternal,Program Pasca Sarjana,Universitas Dipenogoro Sundari,Rauindran.2000.Safe Mother Hood Initiues Critical Isue.Backwell Science Limited Fitri,handa.2010.Antenatal Care.Fakultas Kedokteran,Universitas Sumatera Utara Endista,Amiyella.2008.Statistik Kesehatan.Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

You might also like