You are on page 1of 8

UPAYA PENGENALAN INFORMASI OBAT KEPADA IBU RUMAH TANGGA DESA PADOMASAN MELALUI KEGIATAN PENGAJIAN DAN PKK

LAPORAN MANDIRI KULIAH KERJA TERPADU

Kelompok 67

Disusun oleh: Ida Marwa NIM 082210101034 Fakultas Farmasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JEMBER

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Dalam usaha pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan maka peningkatan kesadaran, kemampuan dan kemauan hidup sehat bagi setiap penduduk perlu dikembangkan melalui partisipasi aktif masyarakat itu sendiri. Namun pada pelaksanaannya kiranya masih diperlukan panduan sehingga dapat lebih berhasil lagi seperti yang diharapkan yaitu meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat sejak dini yang merupakan upaya untuk membantu masyarakat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Kesehatan adalah hak dasar manusia, yang merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang sangat tinggi nilainya. Kesehatan merupakan salah satu unsur esensial dalam penentuan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu perlu dipelihara dan ditingkatkan. Kesehatan banyak ditentukan oleh perilaku manusia dan lingkungannya. Untuk itu diperlukan upaya untuk meningkatkan kemauan, kesadaran dan kemampuan sehingga perorangan, keluarga dan masyarakat dapat mandiri dalam meningkatkan kesehatan (Dinas Kesehatan, 2005). Masalah kesehatan selalu berkembang sejalan dengan perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Mayoritas penduduk Indonesia yang tinggal di daerah pedesaan dengan latar belakang pendidikan yang relatif rendah memiliki tingkat kesehatan yang masih rendah pula. Obat sebagai salah satu unsur yang penting dalam upaya kesehatan, mulai dari upaya peningkatan kesehatan, pencegahan, diagnosis, pengobatan dan pemulihan harus diusahakan agar selalu tersedia pada saat dibutuhkan. Di samping merupakan unsur yang penting dalam upaya kesehatan, obat sebagai produk dari industri farmasi dengan sendirinya tidak lepas dari aspek ekonomi dan teknologi.

Perilaku pencarian pengobatan yang dilakukan oleh penduduk Indonesia yang mengeluh sakit proporsi terbesar (62,65% di perkotaan dan 61,88% di pedesaan) adalah pengobatan medis dan tradisional. Penduduk Indonesia yang melakukan pengobatan sendiri proporsi terbesar (91,04% di perkotaan dan 86,93% di pedesaan) menggunakan obat; sisanya menggunakan obat tradisional atau cara tradisional (Badan Pusat Statistik, 1998). Pengobatan sendiri adalah penggunaan obat oleh masyarakat untuk tujuan pengobatan sakit tanpa resep/nasihat tenaga medis (Anderson, 1979). Berdasarkan penelitian yang dilakukan Supardi dan Notosiswoyo (2005), pengetahuan pengobatan sendiri umumnya masih rendah dan kesadaran masyarakat untuk membaca label pada kemasan obat juga masih kecil. Masyarakat Indonesia masih banyak yang belum bisa mengenyam pendidikan seperti yang diharapkan pemerintah terutama masyarakat yang hidup di desadesa atau yang jauh dari gemerlap perkotaan. Dari keadaan masyarakat tersebut maka sebenarnya pabrik farmasi berusaha memberi informasi atau keterangan kandungan dari sebuah produk obat yang diproduksinya pada bungkus produk tersebut, mengenai nama dagang obat, kandungan, farmakologi, indikasi, kontraindikasi, efek samping, peringatan, cara penyimpanan, dan aturan pakai. Namun, informasi tersebut terkadang juga belum tersampaikan dari tenaga medis maupun apotek pada konsumen. Kurangnya informasi tentang kandungan aktif obat dapat menyebabkan konsumen mengaitkan nama dagang langsung ke gejala sakit tertentu, dengan mengabaikan fakta bahwa banyak nama dagang mempunyai kandungan aktif yang sama. Pengaruh langsung dari kekurangan informasi ini dapat dilihat dari pola konsumsi obat dalam rumah tangga, di mana telah ditemukan beberapa nama dagang obat digunakan secara bersamaan. Hal ini dapat menyebabkan penumpukan dosis karena mengkonsumsi obat dari beberapa merek sekaligus. Sedangkan akibat kurangnya informasi tentang indikasi, dosage, efek samping, dan kontra indikasi misalnya penggunaan obat dalam jangka panjang untuk "menjaga kesehatan" dapat menyebabkan munculnya efek samping yang dianggap sebagai "gejala baru" (dan mengkonsumsi obat lain untuk mengatasinya) dan risiko kontraindikasi.

Oleh karena itu, dibutuhkan penyuluhan yang jelas dan tepat mengenai penggunaan secara aman dari obat-obatan yang dapat dibeli secara bebas di apotik guna swamedikasi. Penguasaan informasi dan ketrampilan dalam memilih obat harus diupayakan bagi seluruh masyarakat.

1.2 Permasalahan Berdasarkan hasil survei dan observasi terhadap perilaku warga Desa Padomasan yang berhubungan dengan kesehatan diketahui bahwa: Masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang obat dan tidak tersedianya fasilitas kesehatan seperti apotek, masih rendahnya informasi yang diperoleh masyarakat tentang tata cara dan manfaat swamedikasi yang baik dan benar, masih rendahnya kemampuan masyarakat dalam membaca informasi yang terdapat pada kemasan obat dan sebagian besar warga Padomasan menanggulangi penyakitnya dengan cara pengobatan sendiri dengan cara membeli obat sendiri di toko-toko/warung terdekat. Oleh karena itu penulis ingin memberi penyuluhan tentang macam-macam obat dan pemakaian obat dengan baik dan benar kepada masyarakat.

1.3 Tujuan dan Manfaat 1.3.1 Tujuan Berdasarkan permasalahan diatas, maka tujuan program mandiri Kuliah Kerja Tematik ini adalah : 1.) Mendekatkan Perguruan Tinggi dengan masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan yang dirasakan bermanfaat bagi masyarakat dan pemerintah. 2.) Meningkatkan pengetahuan masyarakat Desa Padomasan tentang macam-macam obat dagang. 3.) Memberikan informasi kepada masyarakat agar dapat memilih dan menggunakan obat secara tepat dan benar dengan memanfaatkan petunjuk umum yang telah tersedia kemasan obat. 4.) Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya informasi yang tertera pada kemasan obat.

1.3.2

Manfaat A. Manfaat bagi masyarakat Kegiatan penyuluhan tentang cara pemilihan dan pengguanaan obat dagang yang baik dan benar ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1.) Meningkatkan kesadaran para masyarakat tentang pentingnya informasi obat. 2.) Mengurangi resiko terjadinya penyalahgunaan obat. 3.) Meningkatkan ketrampilan dan kemampuan masyarakat dalam memilih obat yang tepat.

B. Manfaat bagi mahasiswa 1) Memperoleh berbagai pengalaman yang berharga dari kehidupan di masyarakat. 2) Dapat mempratekkan secara langsung teori-teori pengajaran yang telah diterima selama dibangku kuliah. 3) Dapat meningkatkan kepekaan dan daya kritis terhadap

permasalahan yang timbul selama proses penyuluhan. 4) Meningkatkan kedewasaan, kematangan berpikir dan bertindak untuk memahami serta menyelesaikan berbagai permasalahan masyarakat dan/atau pemerintah secara komprehensif.

C. Manfaat bagi universitas 1.) Sebagai umpan balik pengintegrasian mahasiswa ditengah-tengah masyarakat dan pemerintah dengan berbagai permasalahan guna menyempurnakan kurikulum yang lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pemerintah. 2.) Meningkatkan, memperluas dan mempererat kerjasama dengan masyarakat dan pemerintah

BAB 2 PELAKSANAAN KEGIATAN

2.1 Tempat dan Waktu Kegiatan Kuliah Kerja Tematik ini dilaksanakan di kelompok pengajian dan PKK ibu-ibu di Desa Padomasan, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jember. Adapun jadwal kegiatan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut : Hari/ Tanggal : Selasa, 29 Januari 2013 Waktu Tempat Materi : 09.00 WIB : Balai Desa : Penyuluhan pemilihan dan pengunaan obat dagang yang baik dan benar Hari/ Tanggal : Kamis, 7 Febuari 2013 Waktu Tempat Materi : 18.30 WIB : Rumah warga : Penyuluhan pemilihan dan pengunaan obat dagang yang baik dan benar 2.2 Khalayak Sasaran Khalayak yang menjadi sasaran dari pelaksanaan kegiatan ini adalah kelompok pengajian ibu-ibu dari Desa Padomasan, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jember.

2.3 Jenis Kegiatan dan Metode 2.3.1 Jenis Kegiatan Jenis kegiatan yang dilakukan oleh penulis adalah melakukan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan melakukan

penyuluhan dan diskusi tanya jawab di kelompok pengajian ibu-ibu di Desa Padomasan, Kecamatan Balung, Kabupaten Jember.

2.3.2

Metode Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah :

a.) Penyuluhan/ceramah Penyampaian materi tentang pemilihan dan penggunaan obat dagang yang baik dan benar dengan memanfaatkan petunjuk umum yang telah tersedia kemasan obat, aturan pakai obat yang tepat, macam-macam obat dagang yang tersedia di pasaran serta mengetahui tanggal kadaluarsa pada tiap sediaan farmasi. b.) Demonstrasi dengan alat peraga Pemberian informasi bagaimana memilih dan menggunakan obat dagang secara tepat dan aman dengan mengunakan alat peraga berupa contoh bentuk sediaan famasi/ obat-obatan kepada masyarakat. Agar informasi yang diberikan lebih tersampaikan kepada masyrakat. c.) Tanya Jawab Berkaitan dengan penjelasan yang telah diterangkan diatas oleh penyuluh, maka penyuluh memberikan kesempatan kepada ibu-ibu pengajian untuk mengajukan pertanyaan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan teori diatas tentang pemilhan dan penggunaan obat-obatan.

2.4 Kendala dan Pemecahan Dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan ada beberapa kendala yang dihadapi penulis, yaitu: 1. Adanya kesulitan dalam penyampaian materi dikarenakan ada warga yang kurang mengerti bahasa Indonesia dan bahasa Jawa, sedangkan penyuluh sendiri juga tidak mengerti bahasa Madura. 2. Adanya keterbatasan waktu dalam hal penyuluhan 3. Jarang adanya acara kumpul-kumpul untuk kelompok bapak-bapak. Pemecahan dari permasalahan diatas adalah : 1. Pada umumnya ibu-ibu pengajian yang datang bisa mengerti bahasa Indonesia dan Jawa, hanya saja ada yang menyampaikan dengan bahasa madura, jadi pada saat penyampaian materi penyuluh menggunakan bahasa Indonesia, dan pada saat sesi tanya jawab meminta bantuan kepada teman

dan ketua kelompok pengajian yang mengerti bahasa Indonesia dan bahasa Madura dengan baik untuk membantu penyampaian informasi dan diskusi tanya jawab sehingga komunikasi dua arah dapat berjalan dengan lancar. 2. Pemberian materi ditambah dengan demonstrasi menggunakan alat peraga dan diskusi tanya jawab membutuhkan waktu yang cukup lama, namun dalam kenyataanya waktu yang disediakan sangat terbatas seehingga sesi tanya jawab yang selalu dihujani pertanyaan dari ibu-ibu kurang dapat disampaikan. Penyelesaianya dengan memberikan waktu tambahan diluar acara pengajian untuk sesi tanya jawab, sehingga informasi yang diberikan dapat tersampaikan lebih efisien. 3. Seharusnya penyuluhan ini diberikan kepada para ibu-ibu dan bapak-bapak warga Desa Padomasan, hal ini dikarenakan mereka memiliki peranan penting dalam keluarga. Dan tidak adanya waktu yang sesuai untuk para bapak maka penyuluhan hanya diberikan kepada para ibu. 2.5 Rencana Biaya KK Rencana biaya: No 1 2 3 Keperluan Fotokopi brosur 100 buah @Rp 150, Beli obat-obatan Hadiah Total Jumlah Rp 15.000,Rp15.000,Rp 50.000,Rp 80.000,-

You might also like