You are on page 1of 2

RINGKASAN

Mohammad Hermanto. Pengaruh Umur Keprasan Terhadap Produksi, Dan Pendapatan Pada Usahatani Tebu Di Desa Kanigoro, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang. Di Bawah Bimbingan Dr. Ir. Syafrial, MS. dan Silvana Maulidah, SP. MP

Pada periode 1991-2001, industri gula Indonesia mulai menghadapi berbagai permasalahan, terutam terkait dengan produktivitasnya yang rendah serta belum tercapainya skala ekonomis dari setiap pabrik gula. Salah satu penyebab turunnya efisiensi di tingkat usahatani adalah penggunaan faktor produksi yang tidak efisien dan perilaku petani dalam penggunaan sistem keprasan dalam budidaya tebu. Petani menilai jika dengan melakukan sistem keprasan, mereka dapat menurunkan biaya usahatani terutama dalam biaya penggunaan bibit dan penggunaan tenaga kerja. Sehingga sebagai upaya menurunkan biaya produksi tersebut, sebagian petani yang melakukan pengeprasan secara terus menerus. Hal tersebut menyebabkan pelaksanaan rehabilitasi tanaman tebu menjadi menurun. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh pada produksi usahatani tebu di Lokasi Penelitian; (2) Menganalisis tingkat efisiensi alokatif penggunaan faktor produksi pada usahatani tebu di Lokasi Penelitian; (3) Mengetahui pendapatan petani tebu berdasarkan umur keprasan muda (1-3 kali kepras) dan umur keprasan tua (> 4 kali kepras) pada usahatani tebu di lokasi penelitian; (4) Mengetahui tingkat kelayakan usahatani tebu di Desa Kanigoro, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2012 hingga bulan Maret 2012. Metode analisis yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data saat wawancara. Data dari hasil penelitian tersebut kemudian dihitung dengan menggunakan bantuan program SPSS (transformasi dan compute data) untuk memenuhi tujuan pertama dari penelitian ini. Selain menggunakan bantuan program SPSS, datadata tersebut juga akan digunakan untuk melakukan analisis efisiensi alokatif penggunaan faktor-faktor produksi yang berpengaruh pada usahatani tebu untuk memenuhi tujuan kedua, selain itu juga akan digunakan untuk melakukan analisis usahatani untuk mengetahui tingkat pendapatan petani dalam memenuhi tujuan ketga dan juga digunakan untuk analisis R/C Ratio untuk mengetahui tingkat kelayakan usahatani tebu dalam memenuhi tujuan penelitian pada poin keempat. Hasil penelitian yang telah dilakukan adalah: 1. Faktor-faktor produksi yang digunakan dalam usahatani tebu di lokasi penelitian adalah faktor produksi tenaga kerja, pupuk Urea, pupuk TSP, pupuk Phonska dan pupuk Za dan semua faktor produksi tersebut berpengaruh nyata

terhadap produksi usahatani tebu di Desa Kanigoro, Keamatan Pagelaran, Kaupaten Malang. 2. Dari hasil analisis efisiensi alokatif penggunaan faktor produksi pada usahatani tebu diketahui penggunaan faktor produksi tenaga kerja, pupuk Urea dan pupuk Za tidak efisien, penggunaan ketiga faktor produksi tersebut sudah melampaui penggunaan optimalnya. Penggunaan optimal untuk faktor produksi tenaga kerja sebesar 10,31 HOK/Ha, faktor produksi pupuk Urea sebesar 2,06 kw/Ha dan faktor produksi pupuk Za sebesar 3,98 kw/Ha. Sedangkan penggunan actor produksi pupuk TSP dan pupuk Phonska pada usahatani tebu belum efisien, nilai penggunaan optimal untuk pupuk TSP adalah sebanyak 5,56 kw/Ha, dan nilai optimal untuk penggunaan pupuk Phonska tidak dapat diketahui karena nilai koefisien regresi untuk faktor produksi pupuk Phonska bernilai negatif. 3. Dari hasil analisis usaha pada usahatani tebu didapatkan rata-rata pendapatan petani dengan umur keprasan muda adalah sebesar Rp 31.885.857,08 dan pendapatan petani yang diterima oleh petani dengan umur keprasan tua adalah sebesar Rp Rp 27.011.537,42. 4. Berdasarkan analisis kelayakan usahatani dengan perbandingan antara total penerimaan dan total biaya yang dikeluarkan pada usahatani tebu dengan umur keprasan muda diperoleh nilai R/C Ratio sebesar 1,67 dan nilai R/C Ratio untuk usahatani tebu dengan umur keprasan tua adalah sebesar 1,17 yang artinya usahatani tebu di Desa Kanigoro Kecamatan Pagelaran Kabupaten Malang sudah layak dan menguntungkan sehingga dapat dilanjutkan dan dikembangkan. Saran yang dapat disampaikan terkait dengan hasil penelitian ini untuk instansi terkait agar dapat memberikan penyuluhan mengenai budidaya tebu yang baik agar petani tidak terus-menerus menggunakan budidaya tebu dengan system keprasan dan kepada pihak KUD agar dapat memberikan kemudahan dalam akses kredit sehingga sistem keprasan berulang yang kurang menguntungkan dalam usahatani tebu bisa dihindari. Serta untuk penelitian selanjutnya yang membahas tentang pengaruh umur keprasan terhadap produksi dan pendapatan usahatani tebu agar menggunakan data time series dan dikomparasikan dengan system bongkar ratoon agar dapat diketahui umur keprasan yang paling sesuai untuk usahatani tebu.

You might also like