You are on page 1of 37

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Peranan pemeriksaan mikrobiologi yaitu menunjang diagnosis klinik. Kerena merupakan bagian dari rangkaian pemeriksaan untuk mengetahui penyebab penyakit, menilai perkebangan penyakit setelah diberi pengobatan atau meyakinkan kebenaran penyebab penyakit yang diduga berdasarkan gejala klinisnya yang khas (gejala pathognomonic). Kenyataan di Indonesia terjadi banyak resistensi kuman karena banyak klinisi yang melakukan terapi tanpa pemeriksaan lab. Penyebab resistensi ini karena penggunaan antibiotic yang tidak rasional (dosis, cara penggunaan, pemilihannya). Kuman yang didapat dari rumah sakit (nosokomial) cenderung multiresisten. Kenapa? Karena di RS digunakan antibiotic secara massif sehingga jika terkena kuman, sudah sangat resisten terhadap antibiotic.jadi di sinilah butuh surveilans untuk mengetahui distribusi kuman, ketepatan pengobatan yang rasional, menekan resistensi kuman terhadap antibiotic, serta untuk mencegah infeksi nosokomial. Ilmu kebidanan dan profesi bidan dalam pelaksanaan tugasnya tidak terlepas dari pemeriksaan penunjang (laboratorium/mikrobiologi) dalam penegakan diagnose Guna mecapai tujuan tersebut, pengetahuan tenaga kesehatan (bidan) tentang prosedur pemerikasaan mikrobiologi sangatlah diperlukan, untuk itu kami dari kelompok VIII Mahasiswi Stikes Darul Azhar Kab. Tanah Bumbu Kalimatan Selatan, memfokuskan pembahasan teori Pemeriksaan Mikrobiologi ini pada: 1. Pengenalan alat alat, fungsi serta prosedur kerja peralatan laboratoium mikrobiologi 2. Pemeriksaan mikrobilogi dengan metode uji biokimia, 3. Pemeriksaan mikrobilogi pada penyakit gonorhoe, 4. Pemeriksaan mikrobilogi dengan metode tes yodometri, 5. Pemeriksaan mikrobilogi dengan metode pewarnaan giemsa,

6. Pemeriksaan mikrobilogi dengan metode Reagin). 1.2 Rumusan Masalah

Tes RPR (Rapid Plasma

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang akan ditulis adalah: 1. Apa sajakah alat alat, fungsi, serta prosedur kerja peralatan laboratoium mikrobiologi Bagaimanakah prosedur penggunaan peralatan tersebut? 2. Bagaimanakah uji mikrobiologi dengan metode Uji Biokimia? 3. Bagaimanakah pemeriksaan mikrobiologi pada penyakit Gonorhoe? 4. Bagaimanakah uji mikrobiologi dengan metode Tes yodometri? 5. Bagaimanakah cara / metode pewarnaan giemsa, 6. Bagaimanakah uji mikrobiologi dengan metode Tes RPR (Rapid Plasma Reagin). 1.3 Tujuan Penulisan Tujuan penulisan tinjauan kepustakaan ini adalah : 1. Mengetahui alat, fungsi serta prosedur kerja peralatan Lab mikrobiologi 2. Mengetahui uji mikrobiologi dengan metode Uji Biokimia. 3. Mengetahui pemeriksaan mikrobiologi pada penyakit Gonorhoe. 4. Mengetahui bagaimana uji mikrobiologi dengan metode Tes yodometri. 5. Mengetahui pemeriksaan mikrobilogi dengan metode pewarnaan giemsa, 6. Mengetahui bagaimana uji mikrobiologi dengan metode Tes RPR (Rapid Plasma Reagin). 1.4 Manfaat Penulisan Hasil dari penulisan tinjauan pustaka ini diharapkan Mahasiswa atau kelompok mampu mengetahui dan memahami: 1. Alat alat, fungsi serta prosedur kerja peralatan laboratoium mikrobiologi Uji mikrobiologi dengan metode Uji Biokimia. 2. Pemeriksaan mikrobiologi pada penyakit Gonorhoe. 3. Uji mikrobiologi dengan metode Tes yodometri. 4. Pemeriksaan mikrobilogi dengan metode pewarnaan giemsa 5. Uji mikrobiologi dengan metode Tes RPR (Rapid Plasma Reagin).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembahasan Mikrobiologi berasal dari bahasa yunani:micros= kecil atau renik , bio=hidup atau kehidupan, dan logos=ilmu atau pikiran .jadi mikrobiologi berarti :ilmu pengetahuan tentang makhluk hidup yang kecil atau jasad-jasad renik. Istilah lain yang digunakan selain mahluk hidup yang kecil atau renik adalah mikroorganisme, mikroba, asal kata micros= kecil, ba=bio= hidup. Protista(jasad atau organism yang serendah rendahnya , hanya terdiri dari 1 sel( kamus kedokteran , A. Ramli). Pemeriksaan laboratorium merupakan bagian dari rangkaian

pemeriksaan untuk mengetahui penyebab penyakit , menilai perkembangan penyakit setelah diberikan pengobatan atau menyakinkan kebenaran penyebab penyakit yang diduga berdasarkan gejala klinisnya yang khas / gejala pathognomonic (Dr. Hasdian H.R) Diagnosis laboratorium penyakit infeksi dapat dilakukan dengan beberapa cara: 1. Diagnosis Klinik 2. Diagnosis laboratorium Untuk diagnosis lab mikrobiologi dapat dilakukan: 1. Pemeriksaan smear (mikroskop) 2. Kultur kuman 3. Pemeriksaan serologi 2.2 Alat Alat Laboratoium Mikrobiologi 1. Inkubator (Incubator) Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang terkontrol (umumnya diatas suhu ambient). Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu, dan pengatur waktu. Semakin kecil ukuran inkubator maka semakin rentan pula perubahan suhunya saat pintu inkubator dibuka. Perlu dipertimbangkan pula keseragaman suhu yang ada

didalam dengan memperhatikan pola penempatan elemen pemanas atau terdapatnya kipas penyebar suhu. Pintu kaca yang terdapat pada beberapa model dibiarkan tertutup saat melihat biakan secara sekilas supaya tidak terjadi penurunan suhu.

Gambar 2.1 incubtor

Tipe lain inkubator berdasarkan kegunaannya secara khusus menurut Collins etal. (2004) adalah: a. Shaker incubator; inkubator yang dilengkapi dengan pengocok untuk aerasi biakan. b. Cooledincubator; inkubator untuk suhu inkubasi dibawah suhu ambient. c. CO2 incubator; inkubator yang mampu menyediakan keadaan kaya karbondioksida. d. Automatictemperaturechangeincubator; inkubator yang dilengkapi dengan pengatur perubahan suhu otomatis sehingga tidak perlu memindahkan kultur ke inkubator lain saat membutuhkan perubahan suhu secara bertahap. e. Portableincubator; inkubator jinjing atau mudah dibawa yang umumnya diaplikasikan untuk mikrobiologi lingkungan. f. Incubatorroom; suatu ruangan yang diubah menjadi inkubator sesuai dengan keperluan dan syarat mikrobiologisnya. cara menggunakan incubator adalah sbb a. b. Hubungkan kabel power ke stop kontak. Putar tombol power ke arah kiri (lampu power hijau menyala).

c. d.

Atur suhu dalam incubator dengan menekan tombol set. Sambil menekan tombol set, putarlah tombol di sebeklah kanan atas tombol set hingga mnencapai suhu yang di inginkan.

e. f.

Setelah suhu yang diinginkan selesai diatur, lepaskan tombol set. Inkubator akan menyesuaikan setingan suhu secara otomatis setelah beberapa menit.:

2. Waterbath Fungsi waterbath cukup beragam dalam lab mikrobiologi, salah satunya adalah untuk inkubasi dalam waktu singkat seperti perlakuan suhu panas (heat shock), reaksi aglutinasi, thawing sampel beku secara cepat (suhu 45C tidak lebih dari 15 menit), menjaga media agar tetap cair sebelum dituang, dll. Keunggulan waterbath dibandingkan dengan inkubator adalah waterbath lebih cepat mencapai temperatur yang diinginkan dan tidak cepat kehilangan panas karena mempergunakan air dalam distribusi suhu. Selain elemen pemanas beberapa tipe juga dilengkapi dengan pencipta arus untuk menjaga suhu tetap seragam. Lebih baik menggunakan akuades untuk mencegah kerak yang ditimbulkan saat mempergunakan suhu panas. Tutup waterbath dapat mencegah evaporasi yang berlebihan ketika tercapai suhu tinggi, selain itu dapat juga memanfaatkan suatu benda untuk menutupi permukaan air yang panas misalnya bola-bola pingpong mampu mengurangi evaporasi dengan memperkecil luas permukaan air yang kontak dengan udara.

Gambar 2.2

waterbath

3. Refrigerator Refrigerator digunakan untuk menyimpan benda


0

yang

membutuhkan suhu dingin dalam penyimpanannya (2-8 C). Aplikasi dalam mikrobiologi diantaranya adalah untuk menyimpan sampel sementara, thawing sampel beku (sampel beku dicairkan secara bertahap pada suhu 2-8C selama 18 jam (Maturin dan Peeler, 2001)), menyimpan media pertumbuhan, menyimpan kultur, menyimpan larutan, dll. fungsi utama refrigerator adalah menghambat atau memperlambat pertumbuhan mikroorganisme sehingga bahan memiliki daya simpan yang lebih lama. 4. Freezer Freezer umumnya memiliki suhu 0 sampai -200C. Suhu beku berfungsi untuk menyimpan bahan yang akan rusak jika dibiarkan dalam keadaan tidak beku, seperti reagen, enzim, faktor pertumbuhan atau larutan tertentu. Sampel yang akan dianalisa jangan disimpan dalam freezer karena tidak semua mikroorganisme dapat bertahan dalam temperatur beku.

Gambar 2.2 5. Sample container.

Freezer

Setelah pengambilan sampel dilakukan maka diperlukan suatu wadah penyimpan botol sampel yang dapat menjaga jumlah dan jenis mikroorganisme saat transportasi sampel oleh karena itu sample container atau ice box diperlukan. Sample container umumnya dirancang untuk menjaga suhu dingin maka dari itu terdapat sekat/isolator suhu. Suhu dingin dibuat dengan memasukkan es ke dalam sample container.

6. Rak tabung reaksi Berguna untuk meletakkan atau menyimpan tabung reaksi sehingga mudah diorganisir. Rak tabung reaksi sebaiknya terbuat dari polypropylene sehingga dapat diautoklaf dan mengurangi resiko pecah. Lebih baik hindari rak tabung reaksi yang terbuat dari kayu karena dikhawatirkan dalam keadaan lembab kayu akan ditumbuhi jamur. Cara menggunakanya letakkan tabung reaksi tegak lurus dalam jumlah banyak.

Gambar2.3

Rak tabung reaksi

7. Desikator Di dalam lab mikrobiologi desikator biasanya digunakan untuk menjaga suatu bahan tetap kering seperti menyimpan media pertumbuhan yang sangat higroskopis atau reagen tertentu. Uap air yang berada dalam kontainer desikator akan diserap oleh desiccant yang akan berubah warnanya (dari biru menjadi pink) jika telah jenuh dengan air. 8. Mikroskop cahaya Mikroskop adalah alat berlensa yang digunakan untuk melihat objek kecil yang sukar dibedakan jika dilihat dengan mata telanjang. Mikroskop memiliki banyak jenis dan fungsinya, tetapi jenis mikroskop yang paling umum digunakan adalah mikroskop cahaya. Pada umumnya mata tidak mampu membedakan benda dengan diameter lebih kecil dari 0,1 mm maka jika ingin melihat morfologi sel mikroorganisme diperlukan bantuan mikroskop. Mikroskop cahaya umumnya memiliki perbesaran dari 40x sampai 1000x sehingga sesuai untuk melihat morfologi sel mikroorganisme.

9. Mikroskop stereo Mikroskop ini berfungsi untuk melihat objek yang membutuhkan perbesaran tidak terlalu besar. Di Laboratorium Mikrobiologi, mikroskop stereo biasanya digunakan untuk menghitung atau mengamati secara detail bentuk koloni bakteri atau jamur yang tumbuh pada cawan petri. Perbesaran maksimal yang mampu dilihat adalah 40x.

Gambar 2.4

Mikroskop cahaya

10. Object glass / glass slide dan Cover glass Ulasan spesimen padat atau cair yang akan dilihat dengan mikroskop ditempatkan ke permukaan object glass kemudian dilapisi (ditutup) dengan cover glass supaya melindungi lensa mikroskop dari spesimen. Object glass umumnya dijual dalam box berisi 100 slides dan sebaiknya sekali pakai langsung dibuang tidak dicuci lagi. Cover glass umumnya memiliki luas 16 mm2 dengan ketebalan Grade No.1. Cover glass yang terbuat dari plastik juga tersedia di pasaran. 11. UV Cabinet Pada suatu uji mikrobiologi tertentu yang menghasilkan suatu zat yang hanya berpendar jika dikenai sinar UV pada koloni atau disekitar koloni suatu bakteri tidak dapat dilihat dengan mata telanjang oleh karena itu dibutuhkan UV cabinet untuk melihat perpendaran tersebut.

Gambar 2.5

UV Cabinet

12. Colony counter Alat ini berguna untuk mempermudah perhitungan koloni yang tumbuh setelah diinkubasi di dalam cawan karena adanya kaca pembesar. Selain itu alat tersebut dilengkapi dengan skala/ kuadran dan latar belakang bercahaya yang sangat berguna untuk pengamatan pertumbuhan koloni sangat banyak. Jumlah koloni pada cawan Petri dapat ditandai dan dihitung otomatis yang dapat di-reset. Selain itu terdapat colony counter berbentuk seperti pulpen dengan ujung pulpen dilengkapi dengan sensor sehingga penekanan terhadap perhitungan koloni selain menandai koloni dengan tinta sekaligus juga menghitung otomatis setiap penekanan pada cawan.

Gambar 2.6 Cara menggunakanya: a. b.

Coloni Counter

Hubungkan Kabel Power ke sumber listrik. Tekan tombol di sebelah kiri belakang sampai lampu colony counter menyala dan stabil.

c. d. e. f.

Letakkan cawan petri dengan posisi terbalik. Tekan tombol set agar angka pada display menunjukkan angka 0. Hitung jumlah colony mikroba dengan menekan koloni yang terlihat. Jumlah yang tertera pada display menunjukkan jumlah koloni yang telah di hitung.

Catatan : Jika penggunaan memerlukan waktu yang lama, colony counter harus sering di matikan. 13. Disc dispenser Disc dispenser adalah alat untuk meletakkan kertas cakram (paper disc) berisi antibiotik ke permukaan media agar pada metode disc diffusion. Jika peletakan paper disc pada media dapat diletakkan satru

persatu menggunakan pipet maka alat ini mempermudah pekerjaan tersebut dengan menyebarkan beberapa paper disc dalam sekali tekan pada satu cawan petri.

Gambar 2.7 14. Freeze-drying

Disc Dispencer

Alat ini dipakai untuk mempreservasi / mengawetkan kultur mikroorganisme. Prinsip yang digunakan untuk mengawetkan sel adalah dengan membekukan dan mengeringkan dengan penguapan dibawah keadaan vakum yang dinamakan liofilisasi (lyophilization).

Gambar 2.8 15. Anaerobic jars

Freeze Drying

Anaerobic jars adalah suatu wadah berpenutup kedap udara yang digunakan untuk kultivasi mikroorganisme anaerob. Anaerobic jars dapat terbuat dari metal atau polikarbonat transparan dan pada beberapa tipe dilengkapi dengan pengukur tekanan. Pemeraman mikroorganisme anaerob dilakukan dengan meletakkan cawan petri di dalam anaerobic jar dan ditambah dengan katalisator pembentuk keadaan anaerobik. Cawan dalam alat ini diletakkan dalam keadaan tidak dibalik karena terkadang tekanan yang turun karena keadaan anaerob dapat menumpahkan media agar ke tutup cawan. (informasi lebih lengkap mengenai teknik pembiakan bakteri anaerob dapat dilihat pada bagian Isolasi Mikroorganisme).

10

16. Centrifuge Centrifuge dalam mikrobiologi digunakan untuk mengendapkan atau memekatkan sel mikroorganisme sehingga dapat dipisahkan antara medium (supernatan) dan selnya yang mengendap (natan). Centrifuge modern umumnya dapat mencapai daya sentrifugasi 3000g yang merupakan kekuatan yang cukup untuk mendepositkan bekteri dalam waktu yang tidak terlalu lama. Menurut Collins et al. (2004), untuk keperluan mikrobiologis seperti fungsi diatas, dapat digunakan centrifuge dengan kecepatan maksimum 4000 rpm yang dapat menampung 15-50 ml kultur. Sebaiknya dipilih tabung centrifuge yang memiliki tutup berulir. Centrifuge dengan swing-out head (tabung centrifuge yang dapat berayun) lebih aman dibandingkan dengan angle head (dudukan tabung miring) karena menekan terbentuknya aerosol jika menggunakan tabung yang tidak bertutup.

Gambar 2.9 17. Spektrofotometer Kekeruhan suatu kultur

Centrifuge

mikroorganisme

dapat

diukur

menggunakan alat ini. Pengukuran kekeruhan (optical density) digunakan untuk menggambarkan jumlah bakteri pada suatu kultur cair.

Spektrofotometer dapat membaca kekeruhan kultur dengan melewatkan suatu berkas cahaya kemudian persentase cahaya yang melewatinya dihitung. Semakin keruh berarti cahaya yang diterima semakin sedikit. Aplikasi dalam mikrobiologi diantaranya untuk menghitung optical density pada saat men grafik pertumbuhan suatu bakteri.

11

Gambar 2.10 Spektrofotometer 18. Autoclave Untuk mensterilkan alat dan bahan.

Gambar 2.11 Autoclve Cara menggunakanya: a. Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam autoclave. Jika air kurang dari batas yang ditentukan, maka dapat ditambah air sampai batas tersebut. Gunakan air hasil destilasi, untuk menghindari terbentuknya kerak dan karat. b. Masukkan peralatan dan bahan. Jika mensterilisasi botol bertutup ulir, maka tutup harus dikendorkan. c. Tutup autoclave dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak ada uap yang keluar dari bibir autoclave. Klep pengaman jangan dikencangkan terlebih dahulu. d. Nyalakan autoclave, diaturtimer dengan waktu minimal 15 menit pada suhu 121oC. e. Tunggu sampai air mendidih sehingga uapnya memenuhi

kompartemen autoclave dan terdesak keluar dari klep pengaman. Kemudian klep pengaman ditutup (dikencangkan) dan tunggu sampai selesai. Penghitungan waktu 15 dimulai sejak tekanan mencapai 2 atm.

12

f.

Jika alarm tanda selesai berbunyi, maka tunggu tekanan dalam kompartemen turun hingga sama dengan tekanan udara di

lingkungan (jarum padapreisure gauge menunjuk ke angka nol). Kemudian klep-klep pengaman dibuka dan keluarkan isi autoclave dengan hati-hati. 19. Jarum Ose Untuk memindahkan atau mengambil koloni suatu mikrobia ke media yang akan digunakan kembali. Cara Menggunakanya, Jarum Ose disentuhkan pada bagian mikrobia kemudian menggosokkan pada kaca preparat untuk diamati.

Gambar 2.12 Jarum Ose 20. Enkas Sebagai tempat penanaman mikroba. Cara pengerjaan sampel dengan aseptis dan menekan udara bebas. 21. Magnetik Stirer Untuk menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan.

Gambar 2.13 Stirer

13

Cara kerja: a. b. Tombol logam untuk menghidupkan alat. Ambil stirer ( batang magnet) dan masukkan pada larutan (di tempatkan dalam erlenmeyer/ beaker glass) yang akan di

homogenkan. c. d. Letakkan tepat di bagian tengah papan besi dengan hati-hati. Ubah tombol di sebelah kanan untuk mengatur kecepatan( lihat tanda panah). e. f. g. Ubah tombol di sebelah kiri untuk mengatur suhu. Waktu penggunaan di sesuaikan dengan kebutuhan. Setelah selesai, tombol kecepatan dan suhu di-0 kan kemudian matikan alat. h. Ambil batang magnet dari larutan yang telah homogen,cuci dan letakkan kembali di atas papan besi. 22. Timbangan Analitik Menimbang bahan yang akan digunakan dalam praktikum dengan tingkat ketelitian yang tinggi.

Gambar 2.13 Timbangan Atlantik Cara kerjanya: a. b. Meletakkan bahan pada timbangan tersebut. Melihat angka yang tertera pada layar, dan angka itu merupakan berat dari bahan yang ditimbang.

14

23. Fortex Untuk mengaduk senyawa kimia yang ada dalam tabung reaksi atau wadah.

Gambar 2.14 Fortex Cara kerjanya : a. b. Tabung reaksi diletakkan pada lubang tempat tabung. Menekan tombol power hingga tempat meletakkan tabung bergerak. Dengan adanya tegangan yang diberikan, maka tabung reaksi yang berisi larutan akan tercampur rata. 24. Erlenmeyer Untuk menampung larutan, bahan atau cairan.

Gambar 2.15 Erlenmeyer Cara kerjanya: a. b. Menyiapkan Erlenmeyer yang sudah bersih. Isi dengan benda cair dengan jumlah besar dan berskala.

15

25. Cawan Petri Sebagai wadah penyimpanan dan pembuatan kultur media.

Gambar 2.16 Cawan Petri Cara kerjanya: a. b. Meletakan medium di dalam cawan petri. Menutup Cawan petri dengan penutup cawan.

26. Alumunium Foil Sebagai penutup Erlenmeyer/tabung reaksi. Cara kerja: a. b. c. Ambil aluminium foil secukupnya. Letakkan pada bibir Erlenmeyer maupun tabung reaksi. Rekatkan sampai tertutup rapat.

27. Plastic Wrap Menutup wadah (cawan petri) yang sudah berisi akan diteliti. Cara kerja: a. b. Mengambil plastic wrap secukupnya. Menutupkan pada cawan petri yang berisi media (bakteri) rekatkan sampai kencang. 28. Jangka Sorong Untuk mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian hingga 0,1 mm. Cara kerja: a. Hal pertama yang kita lakukan adalah melepaskan pengunci. media yang

16

b.

Memasangkan dan menggeserkan rahang geser hingga bola mini terjepit diantara rahang geser dan rahang tetap, lalu mengunci rahang geser.

c.

Amati skala nonius dan mencari garis pada skala nonius yang segaris dengan garis skala pada skala utama. Pada contoh ini, kita mendapatkan angka 40 (atau 0,4 mm).

d.

Amati skala utam dan cari garis pada skala utama yang terdekat dengan garis 0 pada skala nonius. Pada contoh ini, kita mendapatkan angka 32 mm.

e.

Jumlahkan hasilyang kita dapatkan dari skala utama dan skala nonius, yaitu 32 mm + 0,44 mm = 32,4 mm

29. Mikropipet Memindahkan cairan yang bervolume cukup kecil, biasanya kurang dari 1000 l.

Gambar 2.17 Mikropipet cara kerja: a. Sebelum digunakan Thumb Knob sebaiknya ditekan berkali-kali untuk memastikan lancarnya mikropipet. b. c. Masukkan Tip bersih ke dalam Nozzle / ujung mikropipet. Tekan Thumb Knob sampai hambatan pertama / first stop, jangan ditekan lebih ke dalam lagi. d. e. Masukkan tip ke dalam cairan sedalam 3-4 mm. Tahan pipet dalam posisi vertikal kemudian lepaskan tekanan dari Thumb Knobmaka cairan akan masuk ke tip. f. Pindahkan ujung tip ke tempat penampung yang diinginkan.

17

g.

Tekan Thumb Knob sampai hambatan kedua / second stop atau tekan semaksimal mungkin maka semua cairan akan keluar dari ujung tip.

h.

Jika ingin melepas tip putarThumb Knob searah jarum jam dan ditekan maka tip akan terdorong keluar dengan sendirinya, atau menggunakan alat tambahan yang berfungsi mendorong tip keluar.

30. Tip / Ujung Mikropipet Sebagai tempat untuk cairan dalam ukuran 1l sampai 20 l. cara kerja: a. b. Masukkan Tip bersih ke dalam Nozzle / ujung mikropipet. Tekan Thumb Knob sampai hambatan pertama / first stop, jangan ditekan lebih ke dalam lagi. c. d. Masukkan tip ke dalam cairan sedalam 3-4 mm. Tahan pipet dalam posisi vertikal kemudian lepaskan tekanan dari Thumb Knob maka cairan akan masuk ke tip. e. f. Pindahkan ujung tip ke tempat penampung yang diinginkan. Tekan Thumb Knob sampai hambatan kedua / second stop atau tekan semaksimal mungkin maka semua cairan akan keluar dari ujung tip. Jika ingin melepas tip putar Thumb Knob searah jarum jam dan ditekan maka tip akan terdorong keluar dengan sendirinya, atau menggunakan alat tambahan yang berfungsi mendorong tip keluar. 31. Pinset Untuk mengambil benda dengan menjepit misalnya saat

memindahkancakram antibiotik. Cara menggunakanya, bahan yang akan diambil, dijepit dengan pinset yang tengah-tengahnya ditekan.

Gambar 2.18 Pinset

18

32. Bunsen Burner Untuk memanaskan medium, mensterilkan jarum inokulasi dan alat-alat yang terbuat dari platina dan nikrom seperti jarum platina dan ose.

Gambar 2.19 Bumsen Burner Cara kerjaya: a. b. Menyalakan Bunsen. Memanaskan alat-alat tersebut di atas api sampai pijar.

33. Paper Dish / Blank Dish Alat sterilisasi dengan oven yang terbuat dari kertas saring dan di celupkan kedalam cairan antibiotik. Cara kerja: a. b. Sampel dicelupkan ke dalam paper dish. Mensterilkan dengan pemanasan

2.3 Pemeriksaan Mikrobiologi Dengan Metode Uji Biokimia Ciri fisioloi ataupun biokimia merupakan kriteria yan amat penting di dalam identifikasi specimen bakteri yang tak dikenal karena secara mofolois biakan atupun sel bakteri yang berbeda dapat tampak serupa, maka tanpa penamatan fisiologis yang memadai mengenai organic yang diperiksa maka penentuan spesiesnya tidak mungkin dapat dilakukan. Mikroba dapat tumbuh pada beberapa tipe media, interaksi mikroba dengan reagen tes menghasilkan warna reagen, sel akan memberikan respon sesuai dengan kemampuan yan dimilikinya, sehingga dengan uji biokimia ini identifikasi oranisme dapat dikenal. (pelczar dan chan 1986).

19

Uji biokimia yang biasanya dipakai dalam keiatan identifikasi bakteri atau mikroorganisme antara lain ; uji katalase, koagulase, uji nitrit, hidrolisis gelatin, uji hidrolisis kanji, uji hidogen, sulfit dan lain lain: Deskripsi mengenasi uji biokimia dapat dilihat dari penjelasan dan gambar berikut:

Gambar 2.20

Oksidation Fermentation 1

Gambar2.21

Oksidation-Fermentation 2

20

Gambar 2.22 Oksidation Fermentation 3

Gambar 2.23 Triple Sugar Iron Agar 1

21

Gambar 2.24 Triple Sugar Iron Agar 2

Gambar 2.25 Triple Sugar Iron Agar 3

22

Gambar 2.27

Methil Red Tes

Gambar 2.28

Indole Test

23

Gambar 2.29

Voges_Proskauer Test

Gambar 2.30 Simons Citrate

24

Gambar 2.31

Urease Test

Gambar 2.32 Motility Test

25

Gambar 2.33

Alpha_Methyl-D-Mannoside

Gambar 2.34 Aesculin Hydrolysis

26

Gambar 2.35

Ammonium Salt Sugars

Gambar 2.36 Carbohydrate Fermentation 1

27

Gambar 2.37

Carbohydrate Fermentation 2

Gambar 2.38 Carbohydrate Fermentation 3

28

Gambar 2.39

Decarboxylase Test

Gambar 2.40 Coaulase Test

29

Gambar 2.41

Loeffler Serum Slopes

Gambar 2.42

Malonate Test

30

Gambar 2.43

Nitrate Reduction Test 1

2.4 Pemeriksaan mikrobilogi pada penyakit Gonorhoe, Kencing nanah atau gonore adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum, tenggorokan, dan bagian putih mata (konjungtiva). Gonore bisa menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian. Pada wanita, gonore bisa menjalar ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput di dalam pinggul sehingga timbul nyeri pinggul dan gangguan reproduksi. Neisseria gonorrhoeae merupakan bakteri gram negative, nonmotil, tidak membentuk spora, perkembang berkoloni membentuk diplokokus, atau pun tunggal monokokus. Manusia merupakan satu-satunya inang (host) alami bakteri ini. Untuk menginfeksi, bakteri membutuhkan kontak langsung dengan mukosa tubuh, bisa lewat hubungan seks, atau penggunaan toilet duduk. Bakteri ini menempel dengan pilinya.

31

Pada Pemeriksaan Laboratorium a. Pewarnaan Gram : hasil positif bila didapatkan gram negative kokus intrasel dalam eksudat sel polimorfonuklear. b. kultur : sampel diisolasi di media khusus, contoh media coklat, atau Thayer-Martin. c. Diagnose jua dapat dilakukan berdasarkan tempat pengambilan spesimen. Contohnya laki-laki dari uretra, dan perempuan dari serviks. d. darah : hal ini dilakukan bila pasien juga dicurigai mengalami infeksi HIV. 2.5 Pemeriksaan Mikrobiologi Dengan Metode Tes Yodometri, Yodometri / iodometri adalah analisa titrimetrik yang secara tidak langsung untuk zat yang bersifat oksidator seperti besi( III), tembaga (II), dimana zat ini akan mengoksidasi iodida yang ditambahkan membentuk iodin. Iodin yang terbentuk akan ditentukn dengan menggunakan larutan baku tiosulfat . Dalam menggunakan metode iodometrik kita menggunakan indikator kanji dimana warna dari sebuah larutan iodin 0,1 N cukup intens sehingga iodin dapat bertindak sebagai indikator bagi dirinya sendiri. Iodin juga memberikan warna ungu atau violet yang intens untuk zat-zat pelarut seperti karbon tetra korida dan kloroform. Namun demikan larutan dari kanji lebih umum dipergunakan, karena warna biru gelap dari kompleks iodinkanji bertindak sebagai suatu tes yang amat sensitiv untuk iodin. Untuk uji mikrobiologi gonoroe dengan metode yodometri, Koloni kuman dalam larutan 1 ml peniciline 6000 gram / ml, diamkan 16 30 menit, tambahkan 2 tetes larutan kanji 1 % dan 1 tetes larutan lugol. Hasil pemeriksaan gonoroe positive bila warna lugol hilang dalam waktu 10 menit. Dan hasil negative bila warna lugol tidak berubah (biru). 2.6 Pemeriksaan Mikrobilogi Dengan Metode Pewarnaan Giemsa Pewarnaan Giemsa (Giemsa Stain) adalah teknik pewarnaan untuk pemeriksaan mikroskopis yang namanya diambil dari seorang peneliti malaria yaitu Gustav Giemsa. Pewarnaan ini digunakan untuk pemeriksaan sitogenetik dan untuk diagnosis histopatologis parasit malaria dan parasit lainnya.

32

Prinsip dari pewarnaan giemsa adalah presipitasi hitam yang terbentuk dari penambahan larutan metilen biru dan eosin yang dilarutkan di dalam metanol. Pewarnaan giemsa digunakan untuk membedakan inti sel dan morfologi sitoplasma dari sel darah merah, sel darah putih, trombosit dan parasit yang ada di dalam darah. Pewarnaan giemsa adalah teknik pewarnaan yang paling bagus digunakan untuk identifikasi parasit yang ada di dalam darah (blood-borne parasite). Prosedur Pewarnaan (sediaan darah apus tipis dan tetes tebal): a. Gunakan APD lengkap terutama sarung tangan/gloves. b. Fiksasi sediaan apus darah tipis dengan mencelupkannya kedalam larutan metanol. c. Tunggu sampai larutan metanol yang tertinggal menguap. d. Genangi sediaan apus darah tipis dan tetes tebal dengan larutan giemsa yang diencerkan aquadest dengan perbandingan 1:4 (1 bagian giemsa dengan 4 bagian air) e. Tunggu selama 15 menit. f. Bilas dengan air mengalir. g. Keringkan sisa air dengan menyimpan slide berdiri vertikal pada rak khusus. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pewarnaan giemsa: a. Perhatikan agar metanol tidak mengenai sediaan tetes tebal karena akan membuat bagian tersebut terfiksasi dan hasil pewarnaan tidak sesuai dengan hasil yang diinginkan. b. Hati-hati pada saat membilas sediaan tetes tebal karena bagian tersebut tidak difiksasi dan tidak menempel dengan kuat ke slide kaca.

33

2.7 Pemeriksaan Mikrobilogi Dengan Metode Tes RPR Tes RPR (Rapid Plasma Reagin) adalah suatu tes untuk mengetahui ada atau tidaknya antibodi terhadap kuman Treponema Pallidum.Tetapi tes ini menggunakan antigen yang non spesifik (dengan kata lain, antigen ini dibuat semirip mungkin dengan antigen Treponema). Namun ada jua pemeriksaan Treponema dengan menggunakan antigen yang berasal dari kuman

Treponema (antigen spesifik), tapi antigen ini haraganya lebih mahal, pemeriksaan ini disebut dengan pemeriksaan TPHA.Kuman Treponema ini menyebabkan penyakit yang disebut Syphilis(Raja Singa).Penyakit Syphilis ini menular terutama kalau seorang penderita Syphilis melakukan kontak seksual dengan orang lain. Cara melakukan tes RPR: Alat dan Bahan: a. Sampel serum b. Mikro pipet 50 ul c. Rotator d. Antigen RPR siap pakai e. NaCl 0,9% f. Lempeng penguji g. Lidi Cara Kerja a. Pipet 50 ul sampel,letakkan pada lempeng penguji b. Tambah 1 tetes reagen RPR (Carbon Antigen) c. Campur dengan lidi d. Goyang di Rotator selama 8 menit dengan kecepatan 100 rpm Baca Hasil: a. (+) terjadi flokulasi (endapan/presipitat) warna hitam b. (-)tidak terjadi flokulasi (endapan/presipitat) warna hitam

34

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Mikroba dapat tumbuh pada beberapa tipe media, interaksi mikroba dengan reagen tes menghasilkan warna reagen, sel akan memberikan respon sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, sehingga dengan uji biokimia ini identifikasi oranisme dapat dikenal Pada Pemeriksaan Laboratorium (gonorhoe), pada pewarnaan gram, hasil positif bila didapatkan gram negative kokus intrasel dalam eksudat sel polimorfonuklear.Dengan pemeriksaaan kultur : sampel

diisolasi di media khusus, contoh media coklat, atau Thayer-Martin. Diagnose jua dapat dilakukan berdasarkan tempat pengambilan specimen, Contohnya laki-laki dari uretra, dan perempuan dari serviks. Untuk uji mikrobiologi gonoroe dengan metode yodometri, Koloni kuman dalam larutan 1 ml peniciline 6000 gram / ml, diamkan 16 30 menit, tambahkan 2 tetes larutan kanji 1 % dan 1 tetes larutan lugol. Hasil pemeriksaan gonoroe positive bila warna lugol hilang dalam waktu 10 menit. Dan hasil negative bila warna lugol tidak berubah (biru). Pewarnaan giemsa adalah teknik pewarnaan yang paling bagus digunakan untuk identifikasi parasit yang ada di dalam darah (blood-borne parasite). Pada prinsipnya adalah presipitasi hitam yang terbentuk dari penambahan larutan metilen biru dan eosin yang dilarutkan di dalam metanol. Pewarnaan giemsa digunakan untuk membedakan inti sel dan morfologi sitoplasma dari sel darah merah, sel darah putih, trombosit dan parasit yang ada di dalam darah. Prosedur Pewarnaan (sediaan darah apus tipis dan tetes tebal): h. Gunakan APD lengkap terutama sarung tangan/gloves. i. Fiksasi sediaan apus darah tipis dengan mencelupkannya kedalam larutan metanol. j. Tunggu sampai larutan metanol yang tertinggal menguap.

35

k. Genangi sediaan apus darah tipis dan tetes tebal dengan larutan giemsa yang diencerkan aquadest dengan perbandingan 1:4 (1 bagian giemsa dengan 4 bagian air) l. Tunggu selama 15 menit. m. Bilas dengan air mengalir. n. Keringkan sisa air dengan menyimpan slide berdiri vertikal pada rak khusus. Tes RPR (Rapid Plasma Reagin) adalah suatu tes untuk mengetahui ada atau tidaknya antibodi terhadap kuman Treponema Pallidum.Tetapi tes ini menggunakan antigen yang non spesifik (dengan kata lain, antigen ini dibuat semirip mungkin dengan antigen Treponema). Jika sampel yan di ambil adala penderita sipilis maka hasil (+) jika terjadi flokulasi (endapan/presipitat) warna hitam, dan hasil (-)tidak terjadi flokulasi (endapan/presipitat) warna hitam. 3.2 Saran 1. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui dan mengenali alat alat, fungsi serta prosedur kerja peralatan laboratoium mikrobiologi. 2. Tenaga kesehatan (bidan) diharapkan mampu menguasai tentang prosedur kerja pemerikasaan labaratorium mikrobiologi agar dapat menegakan diagnose, serta tercapainya prosedur pengobatan yang tepat. 3. Gunakan selalu standard APD (alat pelindung diri) yang lengkap saat melaksanakan prosedur pemeriksaan labaratorium mikrobiologi.

36

DAFTAR PUSTAKA

Pencarian dari www.google.com yang di akses pada tanggal 10 April 2013, dengan rincian situs sebagai berikut: 1. http://cabonug.blogspot.com/2012/08/teknik-pewarnaan-giemsa..html?=1 2. http://awanl.blogspot.com/2010/11/yodometri-dan-yodimetri.html?=1 3. http://annisanfhusie.wordpress.com/2009/07/17/iodometri-dan-iodimetri/ 4. http://id.m.wikipedia.org/wiki/kencing_nanah 5. http://kholifahpunisher.blogspot.com/p/pemeriksaan-tes-rprwidal.html?m=1 6. http://rofiatullaily.blogspot.com/2011/11/macam-macamuji.mikrobiologi.html?m= 7. http://heldaluvchemeng.blogspot.com/2011/03/uji-biokimia.html?m=1 8. www.infokeperawatan.com/tes-definitif-tes-ngpp-dan-tes-thomson-padapenyakit-gonore.html HR. Hasdianah, Mikrobiologi Untuk mahasiswa Kebidanan, Keperawatan, dan Kesehatan Masyarakat. Pustaka Nuha Medika: Yogyakarta, 2012 Efelyn, Kamus Kedoteran edisi 1, pustaka EGC; Jakarta 2006.

37

You might also like