You are on page 1of 8

NASKAH ROLL PLAY MANAJEMEN KONFLIK

Diajukan untuk memenuhi tugas Manajemen Keperawatan Oleh : Hj. Yanis Kartini, SKM. M.Kep

Disusun Oleh :
Ahmad Yaebky Akbar Anik Nur Syarifah Hindun Kurniawati Kartika Eka Wiratama Makrifatul Amaliyah Silvi Esmala

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN / VII B SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA 2012

Situasi 1 Anda adalah perawat sirkuler di ruang operasi. Biasanya, Anda ditugaskan di Ruang 3 untuk bedah umum, tetapi hari ini Anda ditugaskan di Ruang 4, ruang ortopedi. Anda tidak terbiasa dengan rutinitas dokter ortopedi dan berupaya belajar secara cepat sebelum ada kasus hari ini dengan membaca kartu prefensi dokter. Sejauh ini, Anda telah menyelesaikan dua kasus tanpa insiden. Kasus selanjutnya masuk ke ruangan, dan Anda sadar bahwa setiap orang sangat tegang, pasien ini adalah istri dokter lokal, dan dokter akan melakukan biopsi tulang untuk mengetahui kemungkinan malignansi. Anda mempersiapkan ruangan untuk biopsi, dan dokter bedah yang memiliki reputasi cepat marah, masuk ke ruangan. Anda tiba-tiba sadar bahwa Anda telah menyiapkan area dengan betadin, dan ahli bedah ini lebih menyukai penggunaan larutan lain. Ia melihat apa yang telah anda lakukan dan berteriak anda bodoh, perawat yang bodoh. Langkah-langkah penyelesaian konflik : A. Pengkajian 1. Analisis situasi Terjadi konflik intrapersonal pada perawat tersebut, dalam hati dia merasa kurang mampu untuk dipindahkan ke ruang bedah ortopedi, karena dia merasa sudah terbiasa di ruang bedah umum akan tetapi dia harus profesional dalam bekerja, saat kepala ruangan menyuruh untuk pindah ruangan. Di ruang bedah ortopedi perawat tersebut mengalami konflik interpersonal dengan dokter bedah karena dia melakukan kesalahan yang membuat dokter bedah marah-marah. Fakta yang didapat perawat tersebut merupakan perawat pindahan dari ruang bedah umum yang belum terbiasa dengan kondisi di ruang ortopedi. Perawat tersebut tidak tahu kebiasaan dokter bedah itu tidak suka mengguanakan betadin, sehingga saat menyiapkan area dengan betadin dokter bedah tersebut marah-marah. Yang terlibat dan berperan dalam situasi ini adalah : Perawat Dokter Karu : yang berkonflik : yang berkonflik : sebagai penengah atas konflik yang terjadi

Situasi tersebut dapat diubah dengan pendekatan dan penjelasan dari perawat dan kepala ruangan.

2. Analisis isu yang berkembang Masalah utama yang terjadi kesalahan penggunaan betadin yang dilakukan perawat sehingga dokter bedah marah besar. Sehingga diperlukan penyelesaian segera.

3. Menyusun tujuan Menyelesaikan konflik yang terjadi antara perawat dan dokter bedah di ruang operasi.

B. Identifikasi Perawat yang sedang berkonflik dengan dokter seharusnya harus mampu mengelola emosinya agar tidak ikut terpancing emosi

C. Intervensi 1. Dokter bedah yang merasa tidak puas dengan kinerja perawat pindahan dari ruang bedah umum menyampaikan emosinya ke kepala ruangan operasi. Dokter bedah merasa tidak puas dengan kinerja perawat tersebut. Konflik yang terjadi antara perawat dan dokter bisa diselesaikan dengan menggunakan manajemen konflik. Apabila konflik tidak segera diselesaikan dapat mengganggu hubungan kerja antara dokter dan perawat sehingga dapat menimbulkan penurunan produktivitas. Sehingga dibutuhkan peran perawat untuk membantu menyelesaikan konflik yang terjadi. 2. Metode yang sesuai untuk menyelesaikan konflik pada situasi ini adalah dengan strategi kompromi atau negosiasi. Karena untuk menyelesaikan konflik ini pihak yang terlibat konflik harus saling menyadari dan sepakat pada keinginan bersama. Kedua pihak yang terlibat saling menyerah dan menyepakati hal yang telah dibuat. Sehingga kedua belah pihak yang sedang berkonflik dapat menerima hal-hal yang telah terjadi. Dan dibutuhkan peran kepala ruangan yang bertindak sebagai negosiator yang menjadi penengah atas konflik yang terjadi. Perawat tersebut menyadari kesalahannya dan dokter menerima kejadian yang telah terjadi dan merasa kalau kesalahan yang dilakukan oleh perawat tersebut tidak bersifat fatal yang bisa membahayakan klien.

NASKAH ROLL PLAY MANAJEMEN KONFLIK

Pembagian Peran Dokter Karu PA1 PA2 PA3 Pasien : A. Yaebky Akbar : Kartika Eka W : Anik Nur Syarifah : Makrifatul Amaliyah : Silvi Esmala : Hindun Kurniawati

Di ruang OK terdapat 4 ruangan, pada hari ini perawat Anik dipindah tugaskan oleh Karu dari ruang bedah 3 yang biasanya menangani ruang bedah umum dipindah ke ruang bedah 4, ruang bedah ortopedi. Karu : mbak anik, hari ini anda saya pindahkan ke ruang bedah 4 ya, karena di ruang 4

sedang banyak agenda operasi dan membutuhkan perawat tambahan. PA1 : tapi bu, saya sudah terbiasa di ruang bedah umum dan saya merasa kurang mampu di

ruang bedah ortopedi Karu : tapi dari semua perawat di ruang 3 menurut saya anda yang lebih mampu dan anda

juga lebih berpengalaman PA1 Karu PA1 : baiklah bu, kalau begitu saya bersedia dipindahkan ke ruang 4 : terima kasih ya mbak atas kerja samanya : ya bu terima kasih

PA1 menuju ruang badah 4 dan mulai beradaptasi dengan kondisi di ruang bedah 4, PA1 tidak terbiasa dengan rutinitas dokter ortopedi dan berupaya belajar secara cepat sebelum ada kasus hari ini dengan membaca kartu prefensi dokter.

PA1

: mbak hari ini saya dipindah tugaskan oleh karu dari ruang 3 ke ruang 4, mohon

bantuannya yaa PA2 PA1 PA3 PA2 : iyaa mbak, mari kita saling bekerja sam : hari ini ada berapa agenda operasi ya mbak? : hari ini ada 3 agenda operasi mbak, ini bisa anda lihat sendiri statusnya : persiapan operasi pertama sudah siap mbak, dokter ortopedinya juga sudah datang,

operasinya sudah bisa dimulai PA1 PA2 PA1 PA3 PA1 PA2 : dokter ortopedinya siapa mbak? : dr. Lucas mbak : tapi saya loh belum memahami kasusnya : halah mbak, kan bisa dibaca kartu prefensinya dr. Lucas : iya mbak sudah saya baca kok : ya uda ayo ke ruangan, semua sudah siap

PA1 telah menyelesaikan dua kasus operasi ortopedi tanpa insiden. Kasus selanjutnya masuk ke ruangan, setiap orang sangat tegang, karena pasien ini adalah istri dokter lokal, dan dokter akan melakukan biopsi tulang untuk mengetahui kemungkinan malignansi. PA3 PA1 PA3 : alhamdulillah 2 operasi berjalan dengan lancar : iya mbak, hati saya tenang karena semuanya lancar : ini tinggal pasien selanjutnya, Ny. Hindun istri dr. Sigit agendanya akan dilakukan

biopsi, haduh harus hati-hati ini PA1 PA3 : iya mbak, anda nampak tegang sekali : iya mbak istrinya dokter tindakan yang dilakukan harus ekstra hati-hati, ada salah

dikit bisa kena marah PA2 : mbak pasien Ny. Hindun sudah diantar ke ruang OK tadi sudah saya terima dari

perawat ruangan obat-obatnya juga sudah saya tata di kotak obat

PA3

: oke mbak, makasih yaa

Seluruh perawat mulai mempersiapkan ruangan untuk biopsi, termasuk PA1 yang mendesinfektan area operasi denga betadin dan dokter bedah yang memiliki reputasi cepat marah, masuk ke ruangan. Dokter : loh mbak, itu desinfektannya kok pakai betadin? PA1 : biasanya kan juga pakai betadin dok

Dokter : kata siapa, saya loh biasanya ndak pakai betadin PA2 PA3 : mbak biasanya kalau dr. Akbar itu desinfektannya nggak pakai betadin : maaf dok, mbak Anik ini pindahan dari ruang bedah 3 jad belum terbiasa dengan

ruang bedah 4 Dokter : loh sebagai perawat ruang OK mau dari ruang bedah 3, ruang bedah 4 kan seharusnya anda mengerti dengan kebiasaan dokter PA1 : ya dokter, saya mohom maaf atas kelalaian saya

Dokter : saya ngak mau tau yang jelas saya ndak suka pakai betadin, kamu jadi perawat baru seharusnya kamu tanya dulu, jangan sok pintar kamu!!! PA1 : ya dokter sekali lagi mohon maaf atas kelalaian saya

Dokter : saya laporkan kejadian ini ke kepala ruangan Dokter meninggalkan kamar operasi menuju ruang kepala ruangan untuk melaporkan kejadian ini Pasien : loh sus, kenapa dokter akbar marah-marah?, perawat tadi melakukan kesalahan ya?? Wah jangan-jangan saya dijadikan mal praktik yaa sus? PA2 : ndak kok bu, kita cuma salah menggunakan antiseptik, biasanya dr. Akbar tidak suka

pakai betadin nah mbak anik tadi pakai betadin, tidak berdampak apa-apa kok bu Pasien : ya sudah kalau gitu, saya nggak mau ya kalau kerjanya asal-asalan PA3 : iya bu, kami pasti memberikan pelayanan yang terbaik dan sesuai standar

Dokter mengadukan kejadian ini ke kepala ruangan OK atas kejadian ini Dokter : mbak kartika, saya tidak suka dengan kinerja anak buah anda Karu : ada masalah apa sih dok?

Dokter : anda tau sendiri kan kalau saya tidak suka menggunakan betadin untuk desinfektan Karu : ya dok, kalau begitu saya panggil perawat anik ke ruangan, mari kita selesaikan

masalah ini dengan kepala dingin Karu memanggil perawat anik untuk datang ke ruangan, untuk menyelesaikan masalah ini Karu PA1 Karu : mbak anik ke ruangan saya sebentar yaa, ada yang perlu kita bicarakan : iya bu : mbak anik silahkan duduk dulu, mohon maaf sebelumnya sebenarnya bagaimana

kejadian awalnya? Dokter : saya tidak suka dengan cara kerja perawat ini, anda kan tau kalau saya tidak suka pakai betadin untuk desinfektan, kenapa tadi saya lihat perawat ini menggunakan betadin? PA1 : sebelumnya saya mohon maaf dok atas kelalaian saya, disini posisinya saya baru

bertugas jadi saya tidak tahu kebiasaan dokter Dokter : itu bukan suatu alasan buat saya, kalau anda baru di ruangan ini seharusnya anda bertanya pada perawat lain PA1 Karu : iyaa dok, saya mengerti kesalahan saya tidak bertanya dahulu ke perawat lain : gini loh dok, selaku karu saya mohon maaf atas kelalaian dari anggota saya. Hari ini

di ruang 4 lagi banyak agenda operasi dan kekurangan tenaga jadi saya memindahkan perawat anik ke ruang 4, dari sekian banyak perawat di ruang 3 perawat anik lebih berpengalaman. Dilihat dari kesalahan yang dilakukan perawat anik juga tidak fatal, menurut saya disinfektan dengan betadin juga tidak menimbulkan maslah yang berarti Dokter : ya sudah kalau begitu, saya harap kejadian ini tidak terulang lagi Karu PA1 : iya dok saya pastikan kejadian ini tidak terulang lagi : sekali lagi saya mohon maaf ya dok

Dokter : ya mbak saya harap kejadian ini tidak terulang, kalau begitu mari kembali ke kamar operasi Demikian roll play dari kelompok 1 dalam menyelesaikan konflik dari situasi 1 dengan strategi kompromi atau negosiasi. Hasil yang didapatkan perawat menyadari kesalahannya dan dokter menerima kejadian yang telah terjadi dan menganggap kesalahan yang dibuat oleh perawat tidak membahayakan kondisi klien.

You might also like