You are on page 1of 20

Senin, 06 Juni 2011 misteri kota Shangri la

Orang barat banyak mendengar kisah tentang Yeti, manusia salju dan Shangri-La. Walaupun kisahkisah itu hanya berdasarkan fantasi dan pendapat yang salah, keingintahuan yang meluas di barat menarik minat mereka untuk mencoba menguak rahasia Himalaya itu. Mereka dibantu oleh para sherpa sebagai pemandu, mereka secara tradisionil telah dilatih untuk mendaki gunung dan membiayai hidupnya dengan memandu para pengelana ini keberbagai gunung di Himalaya. ParaSherpa ini sangat memahami seluk beluk puncak gunung yang tersohor itu dan sangat membantu ketika memandu para pendaki dan mereka yang melakukan ekspedisi, tetapi sayangnya mereka sama sekali tidak tahu tentang tradisi spiritual dari berbagai bagian pegunungan Himalaya.

SHANGRI-LA Banyak orang asing telah mengunjungi pegunungan ini untuk mencariShangri-la. Shangri-La diyakini sebagai surga dunia, sebuah tempat tersembunyi di mana penghuninya penuh dengan kemakmuran, ketenteraman dan kebahagiaan dan karenanya tidak bisa menjadi tua. Tetapi sebenarnya, pada kenyataannya tidak ada tempat yang disebut dengan Shangri-la di Himalaya. Mitos mengenai Shangri-la berdasarkan pada adanya dua buah pertapaan/biara kuno yang tersembunyi dalam gua di Himalaya. Dalam naskah tradisional kuno, tempat ini pernah disebutkan dan sejak lama secara turun temurun digunakan sebagai tempat bermeditasi dan latihan spiritual. Yang satu terletak di gunungKinchachanga di ketinggian 4700 meter dan satu lagi, di mana saya tinggal, ada dipedalaman Himalaya di perbatasan antara Tibet danFarhwal. Pertapaan dalam gua ini dapat menampung banyak praktisi dengan nyaman. Tempat ini terletak di ketinggian 4000 meter di atas permukaan laut. Sangat

sedikit orang yang telah mengunjungi tempat ini. Pertapan ini sampai sekarang masih ada, disana banyak disimpan naskah-naskah Sansekerta, Tibet dan Sandhya Basha. Orang-orang asing mengunjungi Himalaya, terutama ke Darjeelingdengan bantuan para sherpa, mereka mendaki pegunungan. Dalam ekspedisinya mereka membicarakan dan berpikir tentang Shangri-la, manusia salju dan Yeti. Mereka membawa kamera, tenda, alat pernapasan dan makanan kaleng. Dengan demikian mereka mengotori berbagai tempat di Himalaya dengan sampahnya. Tetapi ada bagian lain di Himalaya yang tidak mereka ketahui, mereka yang belum siap dan yang masih mementingkan kehidupan duniawi sebaiknya tidak usah berniat mengunjunginya. Suatu ketika saya pernah berjumpa dengan satu orang barat yang kaya bersama teamnya dari India, mereka sedang mencari manusia salju. Saya tidak berhasil meyakinkan mereka bahwa apa yang disebut dengan Yeti atau manusia salju sebenarnya tidak ada, mereka menghabiskan waktu selama empat bulan dan 33000 dolar dalam upaya mereka mencarinya. Akhirnya dengan kecewa mereka kembali ke Delhi. Orang kaya dari Amerika ini ingin membuat film mengenai Yeti atau manusia salju dan dia mempublikasikan sebuah foto seorangShadu Nepal (pertapa pengelana, kebanyakan dari mereka tidak mengenakan pakaian, hanya bercawat saja dan rambut serta janggutnya terurai panjang), dan mengatakan bahwa itu adalah foto manusia salju. Saya juga berjumpa dengan seorang wanita barat bersama dua orang sherpa yang memandunya menuju Sikkim. Dia menderita pembekuan yang parah. Dia mengatakan bahwa tujuan hidupnya adalah mencari manusia salju. Dia tinggal di Darjeeling dan sudah tiga kali mencoba mencari manusia salju, tetapi tidak berhasil menemukannya. Walaupun sejak kecil sudah berkelana di pegunungan Himalaya, saya tidak pernah bertemu dengan manusia salju, tetapi saya sering mendengar kisah tentang mereka. Para nenek di dusun Himalaya sering menceritakan kisah seperti itu kepada cucu-cucunya. Cerita tentang manusia salju sama purbanya dengan kemampuan daya pikir manusia berfantasi.

Di tempat di mana salju demikian tebal, pandangan mata seseorang menjadi kabur dan beruang putih yang memang jarang terlihat di pegunungan, dari jauh bisa disangka manusia salju. Beruang-beruang ini tinggal di ketinggian pegunungan dan sering mencuri perbekalan rombongan ekspedisi. Mereka meninggalkan jejak panjang yang mirip dengan jejak kaki manusia. Kata Yeti disalah artikan sebagai manusia salju. Yeti adalah kata dalam bahasa sansekerta yang punya arti orang yang meninggalkan keduniawian, hidup sangat sederhana, dan juga merupakan sebutan bagi sekelompok shadu anggota golongan shankaracharya. Sungguh ganjil menggunakan kata itu untuk menyebut manusia salju; Yeti adalah manusia biasa, bukan manusia salju.

Pikiran manusia masih berada dalam pengaruh khayalan sampai ketidak tahuan nanti benar-benar lenyap. Bila tidak ada kejernihan pikiran, data yang dikumpulkan bersama di dunia fana tidak dirasakan dengan sikap yang terkoordinasi, dan pikiran yang kabur memahaminya secara keliru. Ini merupakan modifikasi pikiran seperti angan-angan, fantasi, perlambang dan gagasan. Mayamerupakan khayalan kosmik dan Abidya adalah kebodohan perseorangan yang berasal dari kurangnya pengetahuan tentang suatu benda serta kodratnya, itu juga merupakan sebuah ilusi. Kisah tentang si kaki besar (Big Foot) berdasarkan pada keyakinan akan sebuah fantasi dan penggambaran yang tidak terkoordinasi. Bila seekor beruang berlari cepat di salju, memanjat atau berlari menuruni pegunungan, ukuran jejak kakinya nampak sangat besar. Suatu ketika saya memelihara seekor anak beruang, saya sendiri tercengang melihat betapa besar jejak kaki yang dibuatnya. Biasanya sebesar tapak kaki manusia. Ya ampun! Dunia, di bawah pengaruh ilusi, masih saja mencari bayangan dan si kaki besar. Saya menyebut itu dengan maya Himalaya. Saya dilahirkan dan tinggal di pegunungan ini dan tak ada yang dapat saya katakan kepada mereka yang sangat tertarik untuk mempercayai mitos seperti itu. Mereka masih saja mencari sesuatu yang tidak pernah ada. Jejak yang dilihat bukanlah jejak kaki manusia salju atau Yeti, tetapi khayalan.

Shambala (Shangri-la) Tempat Misterius Nan Indah


Dongeng tentang surga yang berada di bumi merupakan mitos paling abadi. Mulai dari epik bangsa Sumeria sampai kepulauan blest dalam literatur bangsa Celtic. Tema ini begitu melegenda dan berulang-ulang diangkat selama berabad-abad. Maka tidak mengejutkan orang yang sudah modern pun memimpikan surga yang hilang dimana kesengsaraan hilang, manusia hidup dengan harmonis dengan alam dan ketika pengetahuan mengenai planet ini tersimpan secara abadi untuk generasi berikutnya. Dengan kata lain sampai ke Shangri-La.

Cerita tentang Shangri-La itu sendiri merupakan cerita modern yang diceritakan oleh seorang novelis terkenal dari Inggris, James Hilton dalam novelnya yang berjudul Lost Horizon pada tahun 1933. Di ceritakan dengan latar belakang Perang Dunia Kedua, buku ini memaparkan sebuah komunitas biara yang terdiri dari biksu Tibet (Lama) di lembah Tibet yang hilang yang disebut Shangri-La, memisahkan diri dari dunia dan waktu. Semua pengetahuan manusia terkandung di tempat ini, barang-barang warisan budaya tersimpan secara rapi dan dalam benak orang-orang yang berkumpul di tempat ini siap untuk mengahadapi kiamat yang tak terelakkan.

Buku ini begitu sangat terkenal dan mendapatkan sukses besar karena penjualannya yang begitu meledak. Hal ini membuktikan bahwa sebenarnya manusia merindukan suatu tempat yang tenang seperti surga di bumi ini. Sebenarnya James Hilton mendapatkan inspirasi menulis Shangri-La dari mitos Shambala yang berasal dari Tibet itu sendiri. Dalam tradisi Buddha Tibet, Shambala merupakan sebuah kerajaan rahasia yang tersembunyi yang berada dibalik puncak es pegunungan Himalaya. Shambala disebut-sebut dalam berbagai teks kuno termasuk Kalachakra dan teks budaya kuno Zhang Zhung yang muncul sebelum Buddha Tibet, berada di wilayah barat Tibet. Literatur suci Bon yang ditulis tangan oleh bangsa Tibet kuno juga menyebutkan tempat yang hampir serupa namun diberi nama Olmolungring.

Shambala diambil dari dua kata Sanksekerta yakni swayam dan bhala yang bila digabung berarti pemberdayaan diri. Shambala secara umum dianggap sebagai sebuah tempat dimana kedamaian, ketenangan dan kebahagiaan bertahta. Terkadang juga dipercaya sebagai suatu komunitas yang telah mendapatkan pencerahan dalam tradisi umat Buddha. Dikatakan juga Shambala memiliki ibukota yang bernama Kalapa.

Kalachakra Tantra
Kerajaan rahasia ini dipimpin oleh raja-raja yang dikenal dengan sebutan raja-raja Kulika atau Kalki. Pemimpin tampuk pemerintahan bertanggung jawab untuk tetap menjunjung tinggi ajaran Kalachakra Tantra, sebuah ajaran dengan konsep kalaatau waktu dan chakra atau putaran. Ajaran ini mengajarkan konsep siklus planet, siklus pernapasan, praktek kerja energi yang paling halus sehingga mampu mencapai pencerahan. Kerajaan ini digambarkan begitu indah, disana penduduknya tidak ada yang mengenal apa itu kejahatan dan peperangan. Terdapat ramalan dalam Kalachakra Tantra yang mengatakan ketika saatnya tiba, dimana dunia telah jatuh kepada kehancuran, perang dan ketamakan, Kalki ke-25 akan turun ke bumi membawa pasukan yang besar untuk mengalahkan kejahatan yang merajalela dan membawa ke era baru, era perdamaian dan ketenangan. Menurut konsep Vajrayana Buddha esensi Shambhala memiliki pengertian luar, dalam, dan arti yang rahasia. Pengertian luar menjelaskan bahwa Shambala merupakan sebuah tempat yang berada di suatu tempat secara fisik, walaupun demikian hanya beberapa orang yang memiliki karma sesuai yang dapat menemukannya. Pengertian dalam dan rahasa menjelaskan tentang pemahaman inti tentang apa sebenarnya yang diwakili oleh Shambala.

Lokasi Shambala tetap menjadi tanda tanya yang besar dan masih terus diperdebatkan, termasuk dengan pemahaman tentang Shambala merupakan tempat yang tidak memiliki fisik namun hanya bisa dicapai oleh pikiran yang suci. Menurut teks kuno Zhang Zhung tertulis letak Shambala berada di Lembah Sutlej Valley di wilayah Himachal Pradesh. Orang mongol mengatakan Shambala berada di lembah-lembah yang berada di bagian selatan Siberia. Tidak hanya orang biasa yang berusaha mengidentifikasi dimana sebenarnya Shambala, bahkan tokoh seperti Adolf Hitler dan Josef Stalin penasaran dan melakukan ekspedisi ekslusif untuk menemukan dimana sebenarnya letak Shambala. Apakah Anda juga demikian? Sumber :
jadiberita.com

Misteri kerajaan Shambhala


Selama ribuan tahun, ada sebuah rumor yang beredar, bahwa di suatu tempat di Tibet, diantara puncakpuncak bersalju Himalaya dan lembah-lembah yang terpencil, ada sebuah surga yang tidak tersentuh, sebuah kerajaan dimana kebijakan universal dan damai yang tidak terlukiskan berada. Sebuah kerajaan yang disebut Shambhala.

James Hilton menulis mengenai kota mistik ini pada tahun 1933 di dalam bukunya yang berjudul " Lost Horizon". Hollywood lalu mengangkatnya dalam film produksi tahun 1960, " Shangri-la". Bahkan penulis terkenal James Redfield yang menulis The Celestine Prophecy juga menulis satu buku yang berjudul "The Secret of Shambhala : In Search of the Eleven Insight." Shambhala yang misterius ini juga dianggap sebagai sumber bagi Kalachakra, yaitu cabang paling tinggi dan esoterik dalam mistik Tibet.

Legenda mengenai Shambhala sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Kita bisa menemukan catatan tentang kerajaan ini di dalam teks-teks kuno seperti Kalachakra dan Zhang Zhung yang bahkan sudah ada sebelum agama Budha masuk ke Tibet. Kata Shambhala berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti "Tempat kedamaian" atau "Tempat keheningan". Kerajaan ini memiliki ibukota bernama Kalapa dan diperintah oleh raja-raja dinasti Kulika atau Kalki. Di tempat inilah makhluk hidup yang sempurna dan semi sempurna bertemu dan bersamasama memandu evolusi kemanusiaan. Hanya mereka yang murni hatinya yang dapat tinggal di tempat ini. Disana mereka akan menikmati kebahagiaan dan kedamaian dan tidak akan sekalipun mengenal penderitaan. Konon di kerajaan itu, cinta kasih dan kebijakanlah yang memerintah. Tidak pernah terjadi ketidakadilan. Penduduknya memiliki pengetahuan spiritual yang sangat mendalam dan kebudayaan mereka didasari oleh hukum, seni dan pengetahuan yang jauh lebih tinggi dibanding dengan pencapaian yang pernah diraih dunia luar.

Banyak petualang dan penjelajah telah berusaha mencari kerajaan mistik ini. Menurut mereka, mungkin Shambhala terletak di wilayah pegunungan Eurasia, tersembunyi dari dunia luar. Sebagian lagi yang tidak menemukannya percaya bahwa Shambhala hanyalah sebuah simbol, penghubung antara dunia nyata dengan dunia yang ada di seberang sana. Tapi, sebagian orang lagi percaya bahwa Shambhala adalah sebuah dunia yang nyata.

Menurut Teks kuno Zhang Zhung, Shambhala identik dengan Lembah Sutlej di Himachal Pradesh.

Sedangkan bangsa Mongolia mengidentikkannya dengan lembah-lembah tertentu di Siberia selatan.

Informasi mengenai kerajaan ini sampai ke peradaban barat pertama kali lewat seorang misionaris katolik Portugis bernama Estevao Cacella yang mendengar kisah ini dari penduduk setempat. Lalu pada tahun 1833, seorang cendikiawan Hungaria bernama Sandor Korosi Csoma bahkan menyediakan kordinat Shambhala yang dipercaya berada diantara 45' dan 50' lintang utara.

Menarik, menurut catatan Alexandra David Neel yang telah menghabiskan sebagian hidupnya di Tibet, Shambala ternyata tidak hanya dikenal di Tibet. Jauh di utara Afghanistan, ada sebuah kota kecil yang bernama Balkh, sebuah kota kuno yang juga dikenal sebagai "ibu dari kota-kota". Legenda masyarakat Afghanistan modern menyatakan bahwa setelah penaklukan oleh kaum Muslim, kota Balkh sering disebut sebagai "Lilin yang terangkat" atau dalam bahasa Persia dikenal dengan sebutan "Sham-I-Bala". Entahlah, kita tidak tahu pasti apakah kota ini berhubungan dengan Shambhala yang misterius atau tidak.

Legenda Shambhala kemudian menarik perhatian seorang penganut esoterik dan teosofi bernama Nicholas Roerich (1874-1947). Dalam keingintahuannya, ia menjelajahi gurun Gobi menuju pegunungan Altai dari tahun 1923 hingga tahun 1928. Perjalanan ini menempuh 15.500 mil dan melintasi 35 puncakpuncak gunung tertinggi di dunia. Namun usaha yang luar biasa ini tetap tidak dapat menemukan kerajaan itu.

Bahkan Nazi yang juga sangat berkaitan dengan dunia esoterik pernah mengirim ekspedisi pencarian Shambhala Tapi, tidak pada satupun dari tahun antara 1930, mereka 1934 yang berhasil dan 1938.

menemukannya.

Edwin Bernbaum menulis dalam "The Way of Shambhala" :

"Sementara penjelajah mendekati kerajaan itu, perjalanan mereka menjadi semakin sulit dilihat. Salah satu pendeta Tibet menulis bahwa peristiwa ini memang dimaksudkan untuk menjauhkan Shambhala dari para barbar yang berniat untuk menguasainya." Apa yang ditulis oleh Bernbaum sangat berkaitan dengan ramalan Shambhala. Menurut ramalan itu, umat manusia akan mengalami degradasi ideologi dan kemanusiaan. Materialisme akan menyebar ke seluruh bumi. Ketika para "barbar" ini bersatu dibawah komando seorang raja yang jahat, maka barulah kabut yang menyelubungi pegunungan Shambhala akan terangkat dan pasukan raja ini dengan persenjataan yang mengerikan akan menyerang kota itu.

Lalu raja Shambhala ke-25 yang bernama Rudra Cakrin akan memimpin pasukannya untuk melawan pasukan Barbar itu. Dalam pertempuran itu, raja yang jahat dan pasukannya berhasil dihancurkan dan umat manusia akan dikembalikan ke dalam kedamaian.

Beberapa cendikiawan seperti Alex Berzin, dengan menggunakan perhitungan dari Tantra Kalachakra, percaya bahwa peristiwa ini akan terjadi pada tahun 2424 Masehi.

Ketika kebudayaan timur bergerak ke barat, mitos Shambhala bangkit dari dalam kabut waktu. Saya rasa, kerinduan akan kedamaianlah yang telah menyebabkan umat manusia berusaha menemukan kerajaan utopia ini. Mungkin kita tidak akan pernah menemukan Shambhala, namun mungkin juga kita tidak perlu mencari terlalu jauh.

Sebuah kisah kuno dari Tibet menceritakan bahwa suatu hari ada seorang anak muda yang bersiap untuk mencari Shambhala. Setelah menjelajahi banyak gunung, ia menemukan sebuah gua. Di dalamnya ada seorang pertapa tua yang kemudian bertanya kepada anak muda itu : "Kemanakah tujuanmu "Untuk sehingga menemukan engkau rela menjelajahi Jawab salju yang anak tebal muda ini ?" itu.

Shambhala,"

"Ah, engkau tidak perlu pergi jauh ." Kata pertapa itu. "Sesungguhnya Kerajaan Shambhala ada di dalam Benarkah ada Shambhala di hati kita ? hatimu sendiri."

Wednesday, July 20, 2011

Makhluk yang dianggap sebagai Cadborosaurus terekam kamera di teluk Nushagak, Alaska
Pada tahun 2009, ada desas-desus kalau seorang nelayan di Alaska telah berhasil merekam makhluk misterius yang disebut sebagai Cadborosaurus dan menyerahkan hasil rekaman itu kepada Discovery Channel. Desas-desus itu ternyata benar dan pada hari ini Discovery channel akan menayangkan rekaman tersebut secara exclusive.

Apakah Bisa

kita saja.

telah Walaupun

mendapatkan masih

bukti

keberadaan jauh untuk

makhluk

cryptid

Cadborosaurus? dengan pasti.

terlalu

menyimpulkannya

Rekaman yang menarik ini diambil oleh seorang nelayan di teluk Nushagak, Alaska, pada tahun 2009, dan akan ditayangkan perdana hari ini pada acara "Hillstranded", sebuah dokumenter spesial dari Discovery Channel.

Pada rekaman tersebut, terlihat adanya seekor (atau lebih) makhluk panjang seperti ular sedang berenang di teluk. Ukurannya kurang lebih sekitar 6 sampai 9 meter dengan punuk di punggungnya. Makhluk itu juga menyemburkan air dari punggungnya seperti seekor ikan paus. Ini cukup luar biasa karena tidak ada ikan yang menyemburkan air dari punggungnya selain paus. Makhluk dalam rekaman tersebut, jelas bukan seekor paus.

Ini screen shot rekaman tersebut. Kalian bisa menyaksikan cuplikan dari discovery channel di akhir postingan ini.

Ketika

melihat

makhluk

dalam

rekaman tersebut, mungkin orang-orang akan segera menghubungkannya dengan Nessie, cryptid paling termashyur di dunia dari Lochness, Skotlandia. Namun, para cryptozoologyst yang menyaksikannya menemukan kalau makhluk itu lebih mirip dengan makhluk cryptid lainnya, yaitu Cadborosaurus, yang diberi nama berdasarkan teluk Cadboro di British Columbia, tempat makhluk jenis ini pertama kali ditemukan. Paul LeBlond, mantan kepala Department of Earth and Ocean Sciences di universitas British Columbia mengatakan kepada Discovery News kalau ia sangat terkesan dengan rekaman tersebut. LeBlond pernah membantu menulis buku mengenai Cadborosaurus yang berjudul "Cadborosaurus: Survivor from the deep". "Walaupun rekaman itu diambil pada situasi yang sedikit hujan dan kapal yang bergoyang, rekaman itu terlihat sangat asli."

Cadborosaurus sendiri memiliki nama julukan Cadborosaurus Willsi, yang berarti reptil atau kadal dari teluk Cadboro. Namun, kadang-kadang orang-orang hanya menyebutnya sebagai Caddy.

Makhluk ini dianggap sebagai salah satu jenis ular laut yang memiliki kepala seperti kuda, mata yang besar dan punggung yang berpunuk.

Penampakan makhluk seperti ini telah dilaporkan selama puluhan tahun. Namun baru pada tahun 1937 ditemukan bangkainya di Queen Charlotte Island, British Columbia. Bangkai itu ditemukan di dalam perut Sejak saat itu, seekor nama Cadborosaurus mulai ikan dikenal secara paus. luas.

Bangkai Cadborosaurus yang misterius itu kemudian diteliti dan disimpulkan sebagai bangkai anak paus. Namun kesimpulan ini ditolak oleh sebagian orang, termasuk oleh Misteriusnya, pekerja bangkai yang itu menemukannya kemudian hilang pertama entah kali. kemana.

Karena itu, rekaman Alaska menjadi sangat penting bagi para cryptozoolgyst yang ingin meneliti kembali kemungkinan keberadaan makhluk ini.

Banyak peneliti percaya kalau Cadborosarus adalah sejenis belut raksasa atau Frill Shark (Yang memang berbentuk mirip belut). Namun LeBlond menyangsikannya karena gerakan makhluk yang terlihat dalam

rekaman

tidak

seperti

gerakan

seekor

ikan.

"Pastilah makhluk (dalam rekaman) itu sejenis reptil atau mamalia karena ia bergerak naik turun (berosilasi) secara vertikal. Ikan sendiri bergerak ke kiri dan kanan."

Tentu saja satu-satunya cara untuk menentukan identitas makhluk itu adalah dengan menemukan makhluk misterius tersebut. Rekaman ini mungkin bisa menjadi patokan bagi para cryptozoolgyst. Jim Covel, senior manager pada Monterey Bay Aquarium, menyimpulkannya dengan sangat baik. "Kita memang masih menemukan banyak spesies baru di dalam lautan sehingga memungkinkan beberapa orang untuk mengakomodasi pikiran-pikiran seperti ini dan mengisi kekosongan yang ada dengan imajinasi. Namun, hal ini menunjukkan betapa eksplorasi ilmiah sangat dibutuhkan." Siapa tahu, mungkin suatu hari Cadborosaurus yang misterius itu akan muncul kembali.

Saturday, March 26, 2011

Seorang penulis mengklaim telah berhasil memecahkan misteri El Chupacabra


El Chupacabra pertama kali muncul pada tahun 1995. Walaupun baru 16 tahun, legenda makhluk misterius penghisap darah ini begitu populer sehingga membuat seorang penulis yang juga skeptik bernama Benjamin Radford memutuskan untuk mengadakan penyelidikan mendalam mengenainya. Dan dari hasil penyelidikannya, ia percaya kalau ia telah berhasil mengetahui identitas monster itu yang sesungguhnya. Monster itu ternyata bukan seekor cryptid atau alien dari luar angkasa, melainkan manifestasi dari Natasha Henstridge.

Bagi kalian yang belum pernah mendengar nama Natasha Henstridge, ia adalah seorang aktris Holywood. Ini fotonya:

Lalu apa hubungan antara wanita cantik ini dengan El Chupacabra yang jelek dan.menakutkan itu?

Semuanya bermula dari Benjamin Radford, seorang penulis untuk situs Livescience dan editor dari Journal of the Skeptical Inquirer, yang mengklaim telah berhasil memecahkan misteri monster ini. Ia menuangkan hasil penelitian dan teorinya dalam sebuah buku yang akan dirilis tahun 2011 ini. Sekedar mengingatkan, El Chupacabra pertama kali muncul pada Maret 1995 di Puerto Rico dan segera menjadi headline di seluruh dunia. Pada saat itu, delapan ekor domba ditemukan mati dengan luka tusukan di dada. Apa yang membingungkan adalah kondisi domba-domba itu yang ditemukan dengan darah habis, seperti dihisap oleh Vampire.

Beberapa bulan kemudian, tepatnya pada bulan Agustus, seorang saksi bernama Madelyne Tolentino memberikan laporan kalau ia menyaksikan seekor makhluk mengerikan di kota Canovanas. Di kota itu terdapat laporan mengenai adanya 150 ekor ternak dan hewan peliharaan yang mati terbunuh. Tolentino juga memberikan sebuah deskripsi yang kemudian diterjemahkan ke dalam sketsa. Sketsa ini kemudian dimuat di media-media lokal Puerto Rico.

Setelah serangkaian peristiwa ini, seorang komedian Puerto Rico bernama Silverio Perez mulai menyebut makhluk ini dengan sebutan Chupacabra yang berarti penghisap kambing. Nama itu segera mendunia dan dalam waktu singkat Chupacabra telah masuk ke dalam Hall of Fame dunia Cryptozoology. Mungkin Benjamin Radford cukup terganggu dengan kenyataan kalau seekor monster yang mirip Iguana berdiri tegak telah menimbulkan ketakutan pada masyarakat Puerto Rico. Jadi ia memutuskan untuk menyelidiki persoalan ini dengan lebih serius.

Radford segera menginvestigasi laporan-laporan para saksi dan melakukan beberapa perjalanan ke Puerto Rico hingga akhirnya mengambil sebuah kesimpulan revolusioner yang dianggapnya merupakan jawaban final atas misteri ini.

Menurut Radford, Chupacabra sesungguhnya bukan seekor cryptid atau alien, melainkan hanyalah sebuah memori Tolentino yang yang tertinggal dari seorang saksi. Saksi Chupacabra yang dimaksud adalah Madelyne Agustus 1995. mengaku melihat pada

Menurutnya, kesaksian Tolentinolah yang telah menjadi dasar dari banyak kesaksian yang muncul berikutnya sehingga bisa disimpulkan kalau Tolentino keliru, maka kesaksian yang muncul setelahnya juga keliru.

Sebagai perbandingan, Ini sketsa Chupacabra yang dibuat berdasarkan kesaksian Tolentino.

Radford menemukan kalau sosok Chupacabra Tolentino sangat mirip dengan makhluk alien bernama Sil yang diperankan oleh Natasha Henstridge dalam Sekarang kalian tahu film hubungan antara berjudul Natasha Henstridge dengan "Species". Chupacabra.

Tetapi, mungkin sebagian dari kalian masih bingung karena makhluk yang tergambar pada sketsa Tolentino sama sekali tidak mirip dengan Natasha. Tentu saja. Soalnya dalam film itu, Natasha memiliki wujud asli yang cukup menakutkan.

Jika ia berubah bentuk, jadilah ia seperti yang terlihat pada foto di bawah ini:

Sil Miripkah? Film Species dirilis pada tanggal 7 Juli 1995, hanya beberapa minggu sebelum sketsa Tolentino muncul ke publik.

Ketika Radford mewawancarai Tolentino, ia menemukan kalau wanita itu memang menonton film Species sebelum memberikan kesaksian penampakan Chupacabra. Jadi, Radford mengambil kesimpulan kalau Tolentino telah memberikan kesaksian itu berdasarkan memorinya mengenai karakter Sil. Dengan kata lain, ia keliru, sehingga laporan lain yang muncul setelahnya juga keliru dan Chupacabra sesungguhnya hanyalah sebuah mitos.

Tolentino sendiri mengaku kalau ia melihat makhluk itu di jalanan dekat rumah ibunya pada minggu kedua bulan Agustus 1995.

Tetapi Radford percaya kalau wanita itu tidak berbohong, melainkan hanya mengalami masalah psikologis yang membuatnya sukar membedakan antara fiksi dan realita. Radford berani mengatakan ini karena ia sendiri memiliki gelar kesarjanaan dalam bidang psikologi.

Paling tidak ia cukup punya perasaan untuk tidak menganggap Tolentino sebagai pembohong! Menurutnya: "Kita bisa menarik sebuah garis antara jadwal rilis film tersebut, laporan penampakan Madelyn, melihat Chupacabra di jalanan, membuat laporan dan masuk ke imajinasi publik." Segera setelah Tolentino melaporkan kesaksiannya, makhluk-makhluk serupa yang digambarkannya mulai muncul dimana-mana. Ini adalah indikasi kuat kalau Chupacabra sesungguhnya hanyalah sebuah monster inspirasi Holywood.

Lalu, bagaimana dengan deskripsi Chupacabra yang memiliki sosok seperti seekor anjing yang jelas jauh berbeda dengan deskripsi Tolentino?

Deskripsi Chupacabra yang mirip seekor anjing sesungguhnya baru muncul belakangan. Pada tahun 2000, nama Chupacabra sebenarnya sudah mulai menghilang. Namun muncul kembali pada tahun 2004 ketika ternak-ternak di Texas diserang oleh hewan tak dikenal.

Kemudian seorang peternak berhasil menembak mati seekor hewan seperti coyote yang dianggap bertanggung jawab atas kematian-kematian tersebut. Hewan tersebut kemudian disebut Chupacabra karena para peternak belum pernah melihat coyote dengan sosok seperti itu. Padahal kenyataannya Coyote tersebut memiliki bentuk tubuh seperti itu karena memiliki kelainan kulit.

Bangkai-bangkai coyote seperti ini kemudian muncul di berbagai tempat sehingga Chupacabra kembali mendapatkan kepopulerannya, walaupun sekarang sosoknya Lalu telah menjadi seperti dengan seekor kasus anjing, jauh berbeda dengan deskripsi Tolentino. itu?

bagaimana

kematian

hewan-hewan

ternak

Menurut Radford, kematian-kematian tersebut hanyalah kematian biasa yang diakibatkan oleh serangan binatang buas.

"Ketika diadakan nekropsi atas ayam dan kambing yang mati, ternyata ditemukan kalau hewan-hewan tersebut memiliki level darah yang normal." Kata Radford. "Ini menunjukkan kalau hewan-hewan ini tidak dihisap darahnya."

"Pada pertengahan tahun 2000, semua makhluk yang aneh dipanggil El Chupacabra. Coyote berpenyakit kulit, raccoon mati, bahkan ikan kering di New Mexico, yang sebenarnya sama sekali tidak terlihat seperti El Chupacabra."

Jika

semua

ini

hanyalah

sebuah

hoax,

mengapa

legenda

ini

bisa

bertahan?

Menurut Radford, jawabannya cukup sederhana. Chupacabra boleh dibilang monster pertama yang muncul pada era internet. Tentu saja legenda ini akan lebih cepat menyebar. Selain itu, legenda ini juga didukung oleh banyak pemercaya UFO yang berteori kalau makhluk ini sesungguhnya adalah alien atau Tidak butuh waktu lama hewan bagi para cryptozoologyst peliharaan untuk menyanggah teori alien. Radford.

Loren Coleman, seorang cryptozoolgyst yang memiliki situs Cryptomundo.comberkata: "Salah satu bukti penting yang didapatkan Radford adalah deskripsi yang ditulis Scott Corrales dalam bukunya yang terbit tahun 1997 yang berjudul'Chupacabra and Other Mysteries'. Dalam buku itu, Corrales jelas menyatakan kalau Tolentino sendirilah yang menghubungkan makhluk yang dilihatnya dengan Sil. Tolentino juga mengatakan di dalam buku itu kalau ia memang telah menonton film berjudul Species." Jadi, teori Radford bukan sesuatu yang baru.

Radford memang banyak mendasarkan teorinya pada deskripsi dan laporan yang ada di buku Corrales. Coleman juga mengutip ucapan Tolentino dalam buku Corales.

Tolentino berkata: "Kemiripan Chupacabra dengan Sil sangat menakjubkan..Saya menonton film itu dan berkata dalam hati, 'Tuhanku! Bagaimana mungkin mereka dapat membuat film seperti ini sementara peristiwa-peristiwa ini sedang terjadi di Puerto Rico."

Ucapan ini tidak terdengar seperti seseorang yang sedang mengalami kesulitan membedakan antara fiksi dan realita! Coleman percaya kalau Radford telah mengambil kalimat ini dan menarik kesimpulannya dengan asal-asalan. Radford juga tidak menjelaskan tanggapan Tolentino atas teori yang diberikannya. Lagipula, mengapa Radford hanya menggunakan sketsa Tolentino sebagai patokan dan mengabaikan deskripsi saksi yang lainnya? Lalu mengapa Radford mengabaikan serangan sejenis yang pernah terjadi pada Bagi tahun-tahun Coleman, sebelumnya, ini misalnya yang terjadi lubang pada besar tahun 1975 di teori kota Moca?

adalah

sebuah

dalam

Radford.

Tetapi Coleman setuju dengan Radford kalau kebanyakan makhluk yang disebut orang-orang sebagai Chupacabra sesungguhnya hanyalah seekor anjing atau Coyote yang berpenyakit kulit.

Scott Corrales, yang bukunya dijadikan dasar penelitian Radford juga mengkritik teori Radford.

"Seperti yang kalian ketahui, saya selalu berusaha untuk menjauhi semua perdebatan ini. Namun untuk menggantungkan seluruh narasi Chupacabra hanya pada satu saksi (Ms.Tolentino) sama saja dengan menyangkali ratusan laporan saksi lainnya dari seluruh Puerto Rico yang mengaku melihat makhluk yang sama, bukan seekor anjing, bukan kera liar ataupun 'singa'.

"Makhluk yang dilihat itu adalah entitas yang digambar oleh Jorge Martin berdasarkan pada laporan Tolentino yang mendeskripsikan seekor makhluk yang mengeluarkan bau tidak sedap dengan bentuk tubuh yang aneh."

"Sepertinya para Skeptis telah menganggap rendah fakta mengenai manifestasi dramatis makhluk ini yang muncul bukan hanya di Puerto Rico dan Mexico, melainkan juga di Brazil dan Chili." Menjawab kritikan para cryptozoolgyst ini, Radford berkata:

"Saya tidak menyatakan kalau seluruh laporan penampakan didasarkan pada laporan Tolentino. Namun kesaksiannya dianggap sebagai kesaksian yang paling awal, paling lengkap dan paling berpengaruh." Mengenai kritikan Corrales, Ia berkata:

"Mengenai komentar Scott, saya kaget ketika membaca pernyataannya yang menyebutkan adanya ratusan saksi di Puerto Rico yang melihat makhluk yang sama. Saya sudah membaca bukunya beberapa kali dan saya lupa dimana ada "ratusan" saksi seperti yang disebutkannya. Saya sudah berusaha mewawancarai Scott untuk buku saya. Jika ia punya catatan mengenai ratusan saksi itu, maka saya akan sangat senang kalau diberikan akses kepada laporan-laporan itu."

Radford bahkan begitu yakin kalau ia telah memecahkan misteri ini sehingga dalam bukunya ia menulis: "Misteri Tidak Chupacabra cukup runtuh sampai dan disitu, jawabannya ia sudah juga lengkap." berkata:

"Jika bulan depan atau tahun depan seseorang menemukan El Chupacabra yang menghisap darah hewan, dengan senang hati saya akan menelan kicauanku dan menambahkan satu bab di dalam buku saya." Jika Radford benar, saya rasa akan ada banyak penggemar monster yang akan menjadi kecewa. Tetapi jika Chupacabra hanyalah sebuah hoax, menurut saya itu lebih baik. Bukankah kita tidak menyukai cryptid Baca juga yang mengenai anjing yang dianggap suka sebagai Chupacabra di membunuh? Tennesee

(foxnews.com)

You might also like