You are on page 1of 10

Hub huble.

Dengan menggunakan teleskop Hubble yang berada pada ketinggian 612 km dari permukaan bumi dan berkecepatan 28.000 km per jam mengelilingi bumi, ahli astronomi NASA mengamati gugusan bintang berdasar kapan gugusan bintang itu terbentuk. Karena cahaya memerlukan waktu dari sumber cahaya yang merupakan objek angkasa sampai tiba di cermin teleskop Hubble, maka setiap pemotretan gambar yang dilakukan Hubble sebenarnya merekam kejadian masa lampau, bukan kejadian masa kini. Di awal terbentuknya alam semesta, galaksi bertabrakan dengan galaksi lain sepuluh kali lebih sering daripada tabrakan galaksi di masa kini. Kesimpulan ini dibuat berdasar observasi astronomi sebagai berikut. Kumpulan bintang yang terbentuk 12,6 biliun tahun yang lalu menunjukkan bintang-bintang muda yang berkumpul pada lokasi-lokasi tertentu di angkasa. Pengamatan terhadap kumpulan bintang-bintang pada usia alam semesta yang lebih muda, yaitu sekitar 9 biliun tahun yang lalu, menunjukkan galaksi-galaksi yang "gelembung-gelembung" tanpa bentuk regular. Akhirnya, pengamatan terhadap alam semesta yang relatif lebih tua, atau sekitar 5,3 biliun tahun lalu, menunjukkan kelompok-kelompok bintang dengan bentuk yang jauh lebih jelas seperti piring spiral ketika mereka saling bertumbukan. Kadang-kadang, galaksi bertabrakan dalam kelompok dua atau tiga galaksi. Kelompok yang bertumbukan ini akan menyatu menjadi satu galaksi yang besar. Penemuan ini kemudian disatukan ke dalam sebuah simulasi yang memberikan kesimpulan yang mengejutkan, galaksi terbentuk melalui proses tumbukan. Proses tumbukan antar galaksi itu berlanjut sampai saat ini. Lalala Evolusi Galaksi pembentuk Bintang Menjadi Galaksi Lonjong Merah dan Mati

Para astronom menggunakan observatiorium ALMA yang baru sebagian lengkap menemukan bukti meyakinkan bagaimana galaksi pembentuk bintang berevolusi menjadi galaksi lonjong merah dan mati, menangkap sekelompok besar galaksi tepat ditengah perubahannya.

Selama bertahun-tahun, para astronom telah mengembangkan gambaran evolusi galaksi dimana penggabungan antara galaksi spiral dapat menjelaskan mengapa galaksi lonjong besar di dekatnya memiliki sedikit sekali bintang muda. Gambaran teoritisnya kacau dan kasar: galaksi-galaksi yang bersatu memukul gas dan debu menjadi kelompok pembentukan bintang cepat, yang disebut letupan bintang, dan menelannya ke dalam lubang hitam supermasif yang tumbuh di pusat penggabungan.

Seiring semakin banyaknya materi masuk ke lubang hitam, jet kuat memancar, dan daerah di sekitar lubang hitam tumbuh cemerlang seterang kuasar. Jet yang keluar dari penggabungan ini akhirnya mengeluarkan gas pembentuk bintang potensial galaksi, yang mengakhiri letupan bintang. Hingga sekarang, para astronom tidak pernah menemukan penggabungan pada tahap kritis ini untuk dengan pasti menghubungkan aliran keluar jet ke penghentian aktivitas letupan bintang. Pada awal pengamatannya di tahun 2011, ALMA menjadi teleskop pertama yang mengkonfirmasi hampir dua lusin galaksi dalam tahap singkat dalam evolusi galaksi ini. Apa yang sebenarnya dilihat ALMA? Walaupun sensitivitas ALMA besar dalam mendeteksi letupan bintang, kami tidak melihat apapun yang jelas itulah yang memang kami harapkan, kata penyelidik utama Dr. Carol Lonsdale dari North American ALMA Science Center at the National Radio Astronomy Observatory (NRAO) di Charlottesville, Virginia. Lonsdale menyajikan temuannya pada rapat American Astronomical Society di Austin, Texas sebagai wakil dari sebuah tim astronom internasional. Untuk observasi ini, ALMA disetel untuk melihat debu yang dihangatkan oleh daerah pembentukan bintang aktif. Walau begitu, separuh galaksi dari dua lusin galaksi Lonsdale tidak terlihat seluruhnya dalam pengamatan ALMA, dan separuh lainnya sangat redup, menunjukkan kalau sangat sedikit debu yang ada. Hasil dari ALMA mengungkapkan kalau ada sedikit atau hampir tidak ada letupan bintang pada galaksi aktif muda ini. Model evolusi galaksi mengatakan kalau hal ini karena lubang hitam pusatnya yang jetnya membuat daerah ini kehabisan gas pembentuk bintang, kata Lonsdale. Pada tahap pertama, ALMA mengkonfirmasi fase kritis ini dalam garis waktu evolusi galaksi. Ketika gas pembentuk bintang telah tertiup semua, galaksi-galaksi yang menyatu ini tidak akan mampu membuat bintang baru. Pada pembangkitan akhir bintang-bintang biru massif yang cemerlang namun berumur pendek akan mati, bintang merah yang bermassa kecil dan berumur panjang akan mendominasi populasi bintang gabungan ini, memberikan galaksi miskin gas ini warna yang semakin merah seiring waktu. Metode Baru Menemukan Kandidat Galaksi Kelaparan Untuk mendukung teori kelaparan gas ini, para astronom perlu melihat ia bekerja dalam banyak galaksi yang bergabung dengan jet tenaga tinggi. Tempat untuk mengamati cukup banyak mereka adalah kuasar, galaksi aktif yang ditemukan di masa lalu alam semesta, beberapa miliar tahun cahaya jauhnya. Lonsdalemengatakan, fase yang hilang harus berada di antara kuasar yang dapat dilihat cemerlang dalam inframerah dan panjang gelombang radio penggabungan masih cukup muda sehingga intinya masih diliputi debu inframerah cemerlang, namun cukup tua sehingga lubang hitam mereka diberi makan dengan cukup dan menghasilkan jet yang teramati dalam radio.

Perburuan selektif mereka pada kuasar khusus ini dimulai dengan pesawant NASA Widefield Infrared Survey Explorer (WISE), yang memiliki ratusan juta benda di survey seluruh langit inframerah alam semesta. Londsdale memimpin tim survey kuasar WISE yang memilih benda terterang dan termerah dalam peta teleskop inframerah ini. Tim tersebut kemudian membandingkan seleksi mereka dengan Survey Langit VLA NRAO pada 1,8 juta objek radio dan memilih hasil yang sejalan sebagai target paling sesuai untuk pencarian aktivitas letupan bintang mereka dengan ALMA. Dengan mengamati panjang gelombang inframerah lebih panjang dari WISE, ALMA memungkinkan tim Lonsdale membedakan antara debu yang dihangatkan oleh aktivitas letupan bintang dengan debu yang dihangatkan oleh bahan yang jatuh ke lubang hitam pusat. ALMA memiliki lebih dari 26 kuasar WISE untuk melacak sebelum Lonsdale dan tim internasionalnya menerbitkan hasil mereka tahun ini. Sementara itu, ia dan timnya akan mengamati galaksi-galaksi ini, dan lebih dari seratus lagi, dengan Karl G. Jansky Very Large Array (VLA) yang baru diupgrade NRAO. ALMA mengungkapkan tahap langka kelaparan galaksi ini, dan sekarang kami ingin menggunakan VLA untuk berfokus pada memahami aliran yang mencuri bahan bakar galaksi ini, kata Lonsdale. Bersama, kedua array teleskop radio paling sensitif di dunia ini akan membantu kita memahami nasib galaksi spiral seperti Bima Sakti kita. Lalala Keindahan langit malam memang sangat mempesona, membuat kita seakan ingin terbang tinggi ke angkasa. Jika kita membayangkan alam semesta, kita akan merasa dan membayangkan seberapa kecilnya diri kita, bahwa sebenarnya kita itu sangat kecil, bahkan jauh lebih kecil daripada sekedar kecil. Tapi kenapa kita tidak merasa, betapa beraninya kita kepada tuhan sehingga kita bisa sombong. Hari ini saya akan menuliskan macam-macam bentuk galaksi. Bintang dan materi antar bintang yang jumklahnya lebih dari ribuan juta dan dengan ukuran mulai dari 1000 tahun cahaya sampai 10 juta tahun cahaya disebut galaksi. Dalam jagat raya ini terdapat ribuan galaksi. Menurut Edwin Hubble (1926), galaksi-galaksi di jagat raya dapat dikelompokkan menjadi empat bentuk yaitu spiral, elips, dan spiral tak beraturan. 1. Bentuk Spiral

Sekitar 70% galaksi yang sudah dikenal berbentuk spiral. Jenis Galaksi Spiral adalah jenis galaksi yang terdiri atas pusaran bintang dan medium antar bintang dimana pada garis tengah nya atau pusat galaksi terdiri dari bintang bintang yang berumur sangat tua. Dilihat dari bentuk nya, galaksi berjenis spiral mempunyai lengan yang cerah disetiap sisinya. Dalam klasifikasi skema hubble jenis spiral galaksi diberi daftar dengan kode S(Spiral) dan SB (Barred Spiral) tergantung dengan bentuk lengan nya kemudian diikuti huruf abjad yang mengindikasikan tingkat kerapatan antar lengan spiral dan tonjolan pada pusat galaksi. Seperti hal nya sebuah bintang beserta planet-planet nya, lengan spiral galaksi selalu memutari pusat dari galaksi dengan kecepatan relatif konstan meskipun waktu yang dibutuhkan untuk mengelilingi nya sangat lama. Lengan spiral merupakan daerah pada bagian galaksi yang paling padat materi atau sering disebut Densiy Waves. Dibagian inilah grafitasi antar bintang mulai merapat sehingga semakin nampak lengan spiral dari sebuah galaksi maka semakin banyak pula jumlah bintang-bintang dan dibagian inilah tempat dilahirkannya bintang-bintang muda. Contoh dari Galaksi jenis spiral adalah M31 (andromeda), M33 (triangulum) dan M51 (Whirlpool). 2. Bentuk Elips

Bentuk galaksi ini meliputi sekitar 17% dari galaksi yang diketahui, bentuk dari galaksi ini seperti bola lonjong. Jenis galaksi Eliptikal adalah jenis

galaksi yang diperkirakan mempunyai bentuk ellipsoidal dan terlihat lembut karena terang nya cahaya antar bintang, hampir keseluruhan bentuk fisik nya rata dan terang. Morfologi dari galaksi eliptikal ternyata sangat bermacam-macam mulai dari yang berbentuk hampir bulat seperti eplisoidal hingga hampir berbentuk datar. Dengan beraneka macam nya bentuk yang ada, hal ini ternyata sangat mempengaruhi jumlah dari banyak nya bintang yang ada didalam sebuah galaksi. Mulai dari ratusan juta bintang hingga lebih dari satu trilyun bintang. Klasifikasi morfologi eliptikal ini telah diklasifikasikan oleh Edwin Hubble dalam skema klasifikasi Hubble. Contoh dari jenis Eliptikal galaksi adalah M32, M49 dan M59.

3. Bentuk Tak Beraturan

Galaksi jenis ini tidak jelas benuk atau organisasinya. jumlahnya sekitar 2-3% dari total galaksi yang diketahui. Jenis galaksi tak beraturan yang dimaksud adalah jenis galaksi yang bentuk nya bukan eliptikal maupun spiral. Pada jenis galaksi ini bentuk dari galaksi sangat bermacam-macam ada yang disebut Dwarf Galaksi atau galaksi cebol yang dikarenakan besar galaksi ini lebih kecil dari galaksi pada umumnya, Ring Galaksi yaitu galaksi yang bentuk nya seperti cincin yang mana ditengahnya ada pusat dari galaksi dan Lentikular galaksi dimana Bentuk dari galaksi ini merupakan perpaduan antara jenis Eliptikal dan Spiral. Contoh dari jenis Dwarf Galaksi adalah M110, Ring Galaksi adalah Objek Hoag dan Lentikular galaksi adalah NGC 5866.HG. Lalalalalalalalla Hukum Hubble adalah salah satu hukum dalam astronomi yang menyatakan bahwa pergeseran merah dari cahaya yang datang dari galaksi yang jauh adalah sebanding dengan jaraknya. Hukum ini pertama kali dirumuskan oleh Edwin Hubble pada tahun 1929. Jika kita menganggap bahwa pergeseran merah ini disebabkan oleh efek Doppler di mana galaksi menjauhi kita maka hal ini membawa kita pada suatu gambaran tentang alam semesta yang mengembang dan, dengan melakukan ekstrapolasi waktu ke belakang, kita sampai pada teori dentuman dahsyatatau Big Bang. Hubble membandingkan jarak ke galaksi dekat dengan pergeseran merah mereka, dan menemukan hubungan yang linear. Perkiraannya tentang suatu konstanta perbandingan ini dikenal dengan nama konstanta Hubble (dan sekarang juga dikenal sebagai "parameter Hubble" karena ternyata hal ini bukanlah sekedar

konstanta, melainkan suatu parameter yang tergantung pada waktu yang menandakan perluasan alam semesta yang dipercepat), sebenarnya meleset dengan faktor 10. Lebih jauh lagi, jika seseoarang menggunakan pengamatan Hubble yang asli dan kemudian memakai jarak yang paling akurat dan kecepatan yang sekarang diketahui, ia akan memperoleh suatu grafik scatter plot yang acak tanpa hubungan yang jelas antara pergeseran merah dengan jarak. Sekalipun demikian, hubungan yang hampir linear antara pergeseran merah dan jarak dikuatkan oleh pengamatan setelah Hubble. Hukum ini dapat dinyatakan sebagai berikut: v = H0 D di mana v adalah pergeseran merah, biasanya dinyatakan dalam km/s (kecepatan di mana galaksi menjauhi kita, untuk menghasilkan pergeseran merah ini melalui efek Doppler), H0 adalah parameter Hubble (pada pengamat, seperti dilambangkan dengan indeks 0), dan D adalah jarak sekarang dari pengamat ke galaksi, yang diukur dalam megaparsec: Mpc. Kita dapat menurunkan hukum Hubble secara matematis jika ia menganggap bahwa alam semesta mengembang (atau menyusut) dan menganggap bahwa alam semesta adalah homogeneous, yang berarti bahwa semua titik di dalamnya adalah sama. Selama sebagian besar dari pertengahan kedua abad ke-20, nilai dari H0 diperkirakan berada di antara 50 dan 90 km/s/Mpc. Nilai dari konstanta Hubble sudah merupakan topik kontroversi yang cukup lama dan pahit antara Grard de Vaucouleurs yang menyatakan bahwa nilainya adalah 100 dan Allan Sandage yang menyatakan bahwa nilainya adalah 50. Proyek Hubble Key benar-benar melakukan perbaikan penting dalam menentukan nilai ini dan pada bulan Mei 2001 mempublikasikan perkiraanya sekitar 72+/-8 km/s/Mpc. Pada tahun 2003 satelit WMAP menyempurnakan lebih jauh menjadi 71+/-4, menggunakan cara yang sama sekali berbeda, berdasarkan pada pengukuran anisotropi pada radiasi latar belakang gelombang mikro kosmik. Angka ini kemudian dikoreksi lagi pada Agustus 2006. Berdasarkan data dari Observatorium Sinar X Chandra (Chandra X-ray Observatory), nilai konstanta Hubble ditetapkan pada angka 70 (km/s)/Mpc, +2.4/-3.2. Konstanta Hubble adalah "konstan" dalam arti bahwa konstanta ini dipercaya bisa dipakai untuk semua kecepatan dan jarak pada masa sekarang. Nilai dariH (yang biasa disebut sebagai parameter Hubble untuk membedakannya dengan nilai sekarang, konstanta Hubble) berkurang terhadap waktu. Jika kita menganggap bahwa semua galaksi mempertahankan kecepatannya relatif terhadap kita dan tidak mengalami percepatan atau perlambatan, maka kita memiliki D = vt dan oleh karena itu H = 1/t, di mana t adalah waktu sejak dentuman dahsyat (Big Bang). Rumus ini dapat digunakan untuk memperkirakan usia alam semesta dari H. Berdasarkan pengamatan akhir-akhir ini, sekarang dipercaya bahwa galaksi dipercepat menjauhi kita, yang berarti bahwa H > 1/t (tetapi tetap saja berkurang terhadap waktu) dan perkiraan 1/H0(antara 11 dan 20 milyar tahun) sebagai usia alam semesta terlalu kecil. Ada beberapa catatan tambahan yang dapat dibuat:

Jarak D ke galaksi dekat dapat diperkirakan misalnya dengan membandingkan kecerahan yang tampak dengan kecerahan mutlak yang dianggap benar.

Jika galaksi itu sangat jauh, maka kita harus mengambil D sebagai jarak ke galaksi pada masa sekarang, bukan pada saat cahaya itu dipancarkan. Jarak ini sangatlah sulit untuk ditentukan.

Kecepatan v didefinisikan sebagai laju perubahan D.

Untuk galaksi yang cukup dekat, kecepatan v dapat ditentukan dari pergeseran merah galaksi z menggunakan rumus v zc di mana c adalah kecepatan cahaya. Akan tetapi, hanya kecepatan karena pengembangan alam semesta yang boleh dipakai: semua galaksi bergerak relatif antara satu dengan yang lain tidak tergantung pada pengembangan alam semesta, dan kecepatan relatif dari galaksi-galaksi ini, yang disebut kecepatan peculiar tidak diperhitungkan oleh hukum Hubble. Untuk galaksigalaksi yang sangat jauh, v tidak dapat ditentukan dengan mudah dari pergeseran merah z dan bisa lebih besar dari c. Sistem yang diikat oleh gravitasi, seperti galaksi atau tata surya kita, bukanlah subjek dari hukum Hubble dan tidak mengembang. Lihat pula Lallalallaa PEMBAHASAN STRUKTUR GALAKSI

A. Sejarah tentang Galaksi Pada tahun 1610, Galileo Galilei menggunakan teleskop untuk mengkaji jalur terang di langit yang dikenali sebagai Milky Way dan mendapati bahwa ia terdiri dari pada bintang malam yang banyak. Dalam treatise pada tahun 1755, Immanuel Kant, menggunakan hasil kerja awal oleh astronomi Thomas Wright, menjangkakan (secara benar) bahwa galaksi terdiri dari pada sejumlah besar bintang yang berputar, dikekalkan oleh daya tarikan gravitasi seumpama dengan sistem suria tetapi pada skala yang lebih besar. Cakera bintang yang terhasil akan dilihat sebagai jalur di langit dari sudat pandangan kita pada kedudukan dalam cakera. Kant juga menjangkakan bahwa sebahagian nebula yang kelihatan di langit mungkin galaksi yang terasing. Pada akhir abad ke 18, Charles Messier mengumpulkan katalog mengandungi 109 nebulae paling jelas, kemudian diikuti dengan katalog 5000 nebulae dihimpun oleh William Herschel. Pada tahun 1845, Lord Rosse membina teleskop baru dan mampu membesarkan antara nebulae elliptical dan spiral nebulae. Dia juga berjaya mengenal pasti sumber titik individu sebahagian dari nebulae ini, menyokong jangkaan Kant yang lebih awal. Bagaimanapun, nebulae tidak diterima umum sebagai galaksi terasing jauh sehingga perkara itu diselesaikan oleh Edwin Hubble pada awal 1920an dengan menggunakan teleskop baru. Dia berjaya menyelesaikan bahagian luar setengah spiral nebulae sebagai kumpulan bintang individual dan mengenal pasti sebahagian pengubah Cepheid 9Cephied variable), dengan itu membenarkan aggaran mengenai jarak kepada nebulae: ia terlalu jauh untuk menjadi sebahagian Bima Sakti Milky Way. Pada tahun 1936. hubble menghasilkan sistem pengkelasan untuk galaksi yang masih digunakan sehingga hari ini, aturan hubble. Cubaan pertama menjelaskan bentuk bima sakti dan kedudukan matahari didalamnya dijalankan oleh william herschel pada tahun 1785 dengan mengira dengan cermat jumlah bintang pada kedudukan berlainan dilangit. Menggunakan pendekatan yang lebih baik,

kapteyn pada tahun 1920 arrived at the picture of a small ( diameter ~ 15 kilo parsecs) ellipsoid galaksi with the sun close to the center. Kaedah berlainan digunakan oleh harlow shapley berasaskan pengkatalog globular cluster mendorong kepada gambaran berlainan: cakera leper dengan diameter sekitar ~70 kilo parsecs dan matahari jauh dari puasat. Kedua analisia gagal mengambil kira penyerapan cahaya oleh habuk interstellar dust yang hadir dalam galatic plane; apabila robert julius trumpler mengambil kira kesan ini pada 1930 dengan mengkaji open cluster, gambar galaksi kita hari ini seperti digambarkan di atas muncul. Pada tahun 1944, Hendrik Van de Hulst menjangkakan radiasi microwave pada jarak gelombang 21 centimeter, terhasil dari gas hidrogen atomik interstellar atomic; radiasi ini dikesan pada tahun 1951. radiasi ini membenarkan kajian mengenai galaksi yang lebih baik karena ia tidak terjejas oleh penyerapan debu dan doppler shiftnya boleh digunakan untuk memetakan pergerakan gas dalam galaksi. Pemerhatian ini membawa kepada postulation of a rotating bar structure dipusat galaksi. Dengan teleskop radio yang lebih baik, gas hidrogen boleh dijejak dalam galaksi lain. Pada tahun 1970-an ia disadari bawa jumlah keseluruhan jisim yang dapat dilihat (dari bintangdan gas) tidak memberikan kelajuan putaran gas, dengan itu mendorong kepada postulation jisim gelap (dark matter). Bermula pada 1990-an, Teleskop Angkasa Hubble (Hubble Space Telescope) menghasilkan pemantauan lebih baik. Antara lain, ia mengesahkan bahwa jisim gelap yang hilang dalam galaksi kita tidak semata-mata terdiri dari bintang kecil yang malap. Ia mengambil gambar Hubble Deep Field, memberikan bukti bahwa dalam alam yang dapat dilihat sahaja, wujudnya beratus juta Galaksi. B. Apa Itu Galaksi? Galaksi adalah suatu sistem bintang-bintang yang amat besar. Bintang-bintang anggota galaksi saling mempengaruhi secara gravitasional. Matahari kita (bersama-sama sembilan buah planet yang mengitarinya) adalah anggota dari sebuah galaksi yang kita beri nama Galaksi Bimasakti, yang juga dikenal dengan nama Milky Way. Galaksi Bimasakti termasuk tipe galaksi spiral dan berbentuk seperti cakram. Untuk membanyangkan bentuk Bimasakti, kita dapat menyamakan dengan dua buah telur mata sapi yang bagian bawanya disatukan. Berdasarkan perhitungan, galaksi kita diperkirakan bergaris tengah 100.000 tahun cahaya dan tebal bagian pusatnya sekitar 10.000 tahun cahaya. Untuk memudahkan perhitungan, para astronom menggunakan satuan jarak yang disebut tahun cahaya. Satu taun cahaya menggambarkan jarak yang ditempuh oleh cahaya dalam waktu satu tahun. Dengan kecepatan 300.000 km/s, dalam waktu satu tahun cahaya akan menempuh jarak sekitar 9,5 juta kilometer. Berarti garis tengah galaksi kita sekitar 100.000x9,5 juta juta km, atau 950 ribu juta juta km (950 diikuti oleh 15 buah nol di belakangnya). Dimana letak Matahari kita diantara bintang-bintang itu? Matahri terletak sekitar 30.000 tahun cahaya dari pusat Bimasakti (lihat gambar 11.1). matahari bukanlah bintang yang istimewa, tetapi hanyalah salah satu dari 200 milyar buah bintang anggota Bimasakti. Bintang-bintang anggota Bimasakti ini tersebar dengan jarak dari satu bintang ke bintang lain berkisar 4 sampai 10 tahun cahaya. Bintang terdekat dengan Matahari adalah Proxima. Centauri Bimasakti beranggotakan milyaran buah bintang, ia bukanlah keseluruhan alam semesta. Bimasakti bukan satu-satunya galaksi yang ada di alam semesta ini. Galaksigalaksi lain mengisi setiap sudut langit sampai batas yang bisa dicapai oleh telekop yang paling besar. Jumlah keseluruhan galaksi yang dapat dipotret dengan teleskop berdiameter 5 meter di Mt. Palomar (Amerika Serikat) diperkirakan mencapai satu milyar buah galaksi. Tidak salah jika kita mengira bahwa jika kita mempunyai teleskp yang lebih besar, kita akan dapat melihat jauh lebih banyak lagi galaksi lain.

C. Bentuk Galaksi dan Strukturnya Secara garis besar, menurut morfologinya, galaksi dibagi menjadi 3 tipe, yaitu: tipe galaksi spiral, galaksi elips, dan galaksi tak-beraturan. Pembagian tipe ini berdasarkan bentuk/penampakan galaksi-galaksi tersebut. galaksi-galaksi yang diamati dan dipelajari oleh para astronom sejauh ini terdiri 75% galaksi spiral, 20% galaksi elips, dan 5% galaksi tak beraturan. Namun ini bukan berarti galaksi spiral adalah galaksi yang paling banyak terdapat di alam semesta ini. Sesungguhnya yang paling banyak terdapat di alam semesta ini adalah galaksi elips. Jika kita mengambil volume ruang angkasa yang sama, kita akan menemukan lebih banyak galaksi elips daripada galaksi spiral. Hanya saja galaksi tipe ini banyak yang amat redup, sehingga amat sulit untuk diamati. 1. Spiral Galaksi spiral merupakan tipe yang paling umum dikenal orang. Mungkin karena bentuk spiralnya yang indah itu. Jika kita mendengar kata galaksi, biasanya yang terbayang adalah galaksi tipe ini. Galaksi kita termasuk galaksi spiral. Bagian-bagian utama galaksi spiral adalah halo, bidang galaksi (termasuk lengan spiral), dan bulge (bagian pusat galaksi yang menonjol). Anggota galaksi spiral adalah bintang-bintang muda dan tua. Bintang-bintang tua terdapat pada gugus-gugus bola yang terbesar menyelimuti galaksi. Gugus bola adalah kumpulan bintang-bintang yang berjumlah puluhan sampai ratusan ribu bintang yang lahir bersama-sama, mengumpul berbentuk bola. Gugus-gugus bola inilah yang membentuk halo bersama sama dengan bintang-bintang yang tidak terdapat di bidang galaksi. Bintang-bintang muda terdapat di lengan spiral yang berada di bidang galaksi. Bintangbintang muda ini masih banyak diselimuti materi antar bintang, yaitu bahan yang membentuk bintang itu. Bulge pada galaksi spiral adalah bagian yang paling padat. Pada Bima Sakti, pusat galaksi terletak di arah Rasi Sagitarius, tetapi kita tidak dapat mengamatinya dengan mudah, karena antar bintang banyak menyerap cahaya yang berasal dari pusat galaksi itu. Galaksi spiral berotasi dengan kecepatan yang jauh lebih besar dari galaksi elips. Kecepatan rotasinya yang besar itulah yang menyebabkan galaksi ini memipih dan membentuk bidang galaksi. Besar kecilnya kecepatan rotasi pada galaksi spiral ini bergantung pada massa galaksi tersebut. Kecepatan rotasi tiap bagian galaksi spiral sendiri tidaklah sama. Semakin ke arah pusat galaksi, kecepatan rotasinya semakin besar. Contoh lain galaksi spiral selain dari Bima Sakti adalah galaksi Andromeda. Andai saja kita bisa melihat galaksi Bima Sakti dari luar, kita akan melihatnya seperti bentuk galaksi Andromeda ini. Ukuran galaksi Andromeda ini sedikit lebih besar dari Bima Sakti. Galaksi Andromeda bersama-sama dengan Bima Sakti termasuk galaksi spiral raksasa. Jarak galaksi Andromeda ini sekitar 2,5 juta tahun cahaya. Untuk mengarungi jarak sejauh ini, cahaya memerlukan waktu 2,5 juta tahun. Ini berarti cahaya yang kita terima dari galaksi ini adalah cahaya yang dikirimnya 2,5 juta tahun yang lalu yang menggambarkan keadaan galaksi tersebut pada waktu itu. Jarak yang merentang antara Bima Sakti dan Andromeda sejauh 2,5 juta tahun cahaya itu dalam ukuran astronomi masih terhitung dekat. Jarak ke galaksi-galaksi lainnya jauh lebih fantastis. Bahkan ada yang sampai milyaran tahun cahaya. 2. Elips Sesuai dengan namanya, penampakan galaksi ini seperti elips. Tapi bentuk yang sebenarnya tidak kita ketahui dengan pasti, karena kita tahu apakah arah pandang kita dari depan, samping, atau atas dari galaksi tersebut. Yang termasuk tipe galaksi ini adalah mulai dari galaksi yang berbentuk bundar sampai galaksi yang berbentuk bola pepat. Struktur galaksi tipe ini tidak terlihat dengan jelas. Galaksi elips sangat sedikit mengandung materi antar bintang, dan anggotanya adalah bintang-bintang tua. Contoh galaksi tipe ini adalah galaksi M87, yaitu galaksi elips raksasa yang terdapat di Rasi Virgo. 3. Tak beraturan

Galaksi tak beraturan adalah tipe galaksi yang tidak simetri dan tidak memiliki bentuk khusus, tidak seperti dua tipe galaksi yang lainnya. Anggota dari galaksi tipe ini terdiri dari bintang-bintang tua dan muda. Contoh dari galaksi tipe ini adalah Awan Magellan Besar dan Awan Magellan Kecil, dua buah galaksi tetangga terdekat Bima Sakti. Galaksi tak beraturan ini banyak mengandung materi antar bintang yang terdiri dari gas dan debudebu. (Sumber : e-smartchool.com).

D. Gugus Galaksi Seperti halnya bintang-bintang berkelompok membentuk galaksi, galaksi-galaksi juga membentuk kelompok yang lebih besar, yaitu gugus galaksi. Bimasakti dan Andromeda beserta 25 galaksi sekitarnya (termasuk Awan Magellan Besar dan Awan Magellan Kecil) membentuk gugus galaksi yang kita namakan rumpun lokal. Gugus galaksipun bukannya hanya satu. Ada beribu-ribu gugus galaksi lain selain rumpun lokal. Misalnya saja Gugus Virgo yang beranggotakan sekitar 2.500 buah galaksi. Gugus-gugus galaksi yang saling berdekatan membentuk kelompok yang lebih besar lagi yang kita sebut superkluster. Rumpun lokal (gugus galaksi tempat Bima Sakti berada) bersama-sama dengan gugus-gugus galaksi sekitarnya membentuk superkluster yang kita namakan superkluster Virgo. PENUTUP

Galaksi kita termasuk galaksi spiral dan berbentuk seperti cakram, garis tengahnya kira-kira 100.000 tahun cahaya (30.600 pc). Bintang yang lebih tua ditemukan di pusat tonjolan dengan ketebalan 20.000 tahun cahaya (6.100 pc). Bintang yang lebih muda ditemukan di lengan spiral. Pusat galaksi berada dalam gugusan bintang sagitarius. Kutub utaranya di Coma Berenices, Kutub selatannya di Sculptor. Matahari ada di sudut dalam lengan spiral Carina Cygnus kira-kira 32.000 tahun cahaya (9.800 pc) dari pusat galaksi. Diperkirakan galaksi berumur 12 14 biliun tahun dan terdiri dari 100 biliun bintang. Untuk membayangkan bagaimana kira-kira bentuk galaksi kita, kita dapat membayangkan dua buah telur mata sapi yang bagian bawahnya disatukan. Istilah tahun cahaya menggambarkan jarak yang ditempuh oleh cahaya dalam waktu satu tahun. Dengan kecepatan 300.000 km/s, dalam waktu satu tahun cahaya akan menempuh jarak sekitar 9,5 juta kilometer. Jadi satu tahun cahaya adalah 9,5 juta km. Ini berarti garis tengah galaksi kita sekitar 100.000 x 9,5 juta km, atau 950 ribu juta km (950 diikuti oleh 15 buah nol di belakangnya). Untuk memudahkan perhitungan, maka digunakan satuan jarak yaitu tahun cahaya. Dengan satuan ini, tebal bagian pusat galaksi kita sekitar 10.000 tahun cahaya. Secara garis besar, galaksi dikelompokkan menjadi 3 tipe, yaitu tipe galaksi spiral, elips, dan tidak beraturan. Pengelompokkan ini berdasarkan bentuk (morfologi) penampakan galaksi-galaksi tersebut. Galaksi-galaksi yang diamati dan dipelajari oleh para astronom sampai saat ini terdiri dari sekitar 75% galaksi spiral, 20% galaksi elips dan 5% galaksi tidak beraturan.

You might also like