You are on page 1of 26

ELEKTRONIKA

Sebelum kita bahas lebih lanjut tentang komponen komponen elektronika dalam pelajaran dasar elektronika ada baiknya kita tahu dulu jenis jenis komponen elektronika berdasarkan butuh atau tidaknya arus listrik dalam bekerjanya. Dalam bidang elektronika dikenal ada dua jenis komponen yang kelompokkan berdasarkan kriteria di atas 1. Komponen aktif adalah jenis komponen elektronika yang memerlukan arus listrik agar dapat bekerja dalam rangkaian elektronika. Contoh komponen aktif ini adalah Transistor dan IC juga Lampu Tabung. Besarnya arus panjar bisa berbeda-beda untuk tiap komponen2 ini. 2. Komponen pasif adalah jenis komponen elektronika yang bekerja tanpa memerlukan arus listrik. Contoh komponen pasif adalah resistor, kapasitor, transformator/trafo, dioda dsb RESISTOR Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Resistor bersifat resistif dan umumnya dari bahan karbon. Dari hukum Ohms diketahui, resistansi berbanding terbalik jumlah arus yang mengalir melaluinya. Satuan resistansi dari suatu resistor Ohm atau dilambangkan dengan simbol (Omega). Untuk menyatakan resistansi sebaiknya disertakan batas kemampuan dayanya. Berbagai macam resistor di buat dari bahan yang berbeda dengan sifat-sifat yang berbeda. Spesifikasi lain yang perlu diperhatikan dalam memilih resitor pada suatu rancangan selain besar resistansi adalah besar watt-nya. Karena resistor bekerja dengan dialiri arus listrik, maka akan terjadi disipasi daya berupa panas sebesar W=I2R watt. Semakin besar ukuran fisik suatu resistor bisa menunjukkan semakin besar kemampuan disipasi daya resistor tersebut. Gambar dan simbol jumlah terbuat dengan disebut

Macam-Macam Resistor 1. Sesuai Dengan Bahan Dan Konstruksinya. a. Resistor kawat b. Resistor arang c. Resistor oksida logam Resistor arang dan resistor oksida logam berdasarkan susunan yang dikenal resistor komposisi dan resistor film. 2. Dalam perdagangan a. resistor tetap (fixed resistor) Resistor tetap adalah resistor yang memiliki nilai hambatan yang tetap. Resistor memiliki batas kemampuan daya misalnya : 1/6 w. 1/8 w. w, w, 1 w, 5 w, dan sebagainya yang berarti resistor hanya dapat dioperasikan dengan daya

maksimal sesuai dengan kemampuan dayanya. Macam-macam resistor tetap : a. Metal Film Resistor b. Metal Oxide Resistor c. Carbon Film Resistor d. Ceramic Encased Wirewound e. Economy Wirewound f. Zero Ohm Jumper Wire g. S I P Resistor Network b. Resistor variabel. Macam-macam resistor variabel : a. Potensiometer : a.1. Linier a.2. Logaritmis Resistor variabel resistansinya berubah-ubah sesuai dengan perubahan dari pengaturannya. Resistor variabel dengan pengatur mekanik, pengaturan oleh cahaya, pengaturan oleh temperatur suhu atau pengaturan lainnya. Jika perubahan nilai, resistansi potensiometer sebanding dengan kedudukan kontak gesernya maka potensiometer semacam ini disebut potensiometer linier. Tetapi jika perubahan nilai resistansinya tidak sebanding dengan kedudukan kontak gesernya disebut potensio logaritmis. Resistor yang nilai hambatannya dapat diubah-ubah dengan memutar poros yang telah tersedia. Potensiometer pada dasarnya sama dengan trimpot secara fungsional.

Simbol potensiometer :

Gambar Resistor Potensio meter

b. Trimer-Potensiometer Resistor yang nilai hambatannya dapat diubah-ub ah dengan cara memutar porosnya dengan menggunakan obeng. Untuk mengetahui nilai hambatan dari suatu trimpot dapat dilihat dari angka yang tercantum pada badan trimpot tersebut. Simbol trimpot

Gambar trimpot

c. Thermister : c.1. NTC ( Negative Temperature Coefisient ) c.2. PTC ( Positive Temperature Coefisient ) d. DR e. Vdr Karakteristik Berbagai Macam Resistor, dipengaruhi oleh: 1. Bahan yang digunakan. 2. Suhu, jika suhu naik maka resistansi turun. Kurang sesuai apabila digunakan dalam rangkaian elektronika tegangan tinggi dan arus besar. Resistansi sebuah resistor komposisi berbeda antara kenyataan dari resistansi nominalnya. Jika perbedaan nilai sampai 10 % tentu kurang baik pada rangkaian yang memerlukan ketepatan tinggi. Secara teori sebuah resistor dinyatakan memiliki resistansi murni akan tetapi pada prakteknya sebuah resistor mempunyai sifat tambahan yaitu sifat induktif dan kapasitif. Pada dasarnya bernilai rendah resistor cenderung mempunyai sifat induktif dan resistor bernilai tinggi resistor tersebut mempunyai sifat tambahan kapasitif. Kode Warna Dan Huruf Pada Resistor Tidak semua nilai resistansi sebuah resistor dicantumkan dengan lambang bilangan melainkan dengan cincin kode warna. Banyaknya cincin kode warna pada setiap resistor berjumlah 4 dan ada juga yang berjumlah 5. Resistansi yang mempunyai 5 cincin terdiri dari cincin 1 , 2 dan 3 adalah cincin digit, cincin 4 sebagai pengali serta cincin 5 adalah toleransi. Resistansi yan g mempunyai 4 cincin terdiri dari cincin 1 , 2 adalah sebagai digit, cincin 3 adalah cincin pengali dan cincin 4 sebagai toleransi.

Kode warna Resistor Cincin ke-1 Warna Angka Hitam Cokelat Merah Jingga Kuning Hijau Biru Unggu Abu-abu Putih 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Cincin ke-2 Warna Angka Hitam Cokelat Merah Jingga Kuning Hijau Biru Unggu Abu-abu Putih 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Cincin ke-3 Warna Jumlah nol Hitam Cokelat 101 Merah 102 Jingga 103 Kuning 104 Hijau 105 Biru 106 Unggu 107 Abu-abu 108 Putih 109 Emas 10-1 Perak 10-2 Tanpa 10-3 warna Cincin ke-4 Warna Toleransi Hitam Cokelat Merah Jingga Kuning Hijau Biru Unggu Abu-abu Putih Emas Perak Tanpa warna 20% 1% 5% 10% 20%

Contoh: Misalnya resistor dengan cincin kuning, violet, merah dan emas. Cincin berwarna emas adalah cincin toleransi. jadi urutan warna cincin resistor ini adalah - cincin pertama berwarna kuning 4 - cincin kedua berwarna violet ..7 - cincin ke tiga berwarna merah. .x100 - Cincin ke empat berwarna emas adalah cincin toleransi.+ 5% Arti dari toleransi itu sendiri adalah batasan nilai resistansi minimum dan maksimum yang di miliki oleh resistor tersebut. Jadi nilai dari resistor tersebut adalah

= 47 x 100+ 5% = 4700 ohm + 5% = 4,7k Ohm + 5% Nilai toleransi dihitung dengan cara: 4700 x 5% = 235 sehingga, Rmaksimum = 4700 + 235 = 4935 Ohm Rminimum = 4700 235 = 4465 Ohm Apabila resistor di atas di ukur dengan menggunakan ohmmeter maka nilainya antar 4465 s/d 4935. Kode Huruf 1) Huruf I menyatakan nilai resistor dan tanda koma desimal. Jika huruf I adalah : R artinya x 1(kali satu) ohm K artinya x 103 (kali 1000) ohm M artinya x 106 (kali 1000000) ohm 2) Huruf II menyatakan toleransi Jika huruf II adalah : J artinya toleransi 5% K artinya toleransi 10% M artinya toleransi 20 % KAPASITOR Tahukah kamu bahwa ada sebuah komponen elektronika yang bisa menyimpan muatan listrik .Saat kita sambungkan ke sebuah baterai maka muatan listrik akan tersimpan didalamnya. Dan uniknya saat baterai dilepas komponen ini masih bisa mengeluarkan listrik walaupun beberapa detik saja. Komponen seperti inilah yang disebut kapasitor. Macam-macam Kapasitor: Jenis Kapasitor Berdasarkan Polaritasnya Kapasitor Nonpolaritas Kapasitor ini tidak mempunyai kaki positif dan negatif sehingga cara pemasangan pada rangkaian elektronika boleh bolak-balik. Yang termasuk kapasitor ini adalah kapasitor mika, kapasitor keramik,kapasitor kertas, dan kapasitor milar. Kapasitor Polaritas Kapasitor ini mempunyai kaki positif dan negatif, sehingga cara pemasangan pada rangkaian elektronika tidak boleh terbalik.

Variabel Condensator ( Varco ) Kondensator ini dapat diatur dengan cara memutar rotor (as) yang ada pada badan komponen.

Kondensator Trimer Kondensator ini dapat diatur dengan cara memutar rotor (as) yang ada pada badan komponen, tetapi harus mengunakan obeng.

Kapasitor Berdasarkan Bahan Penyekat Konduktor ( Dielektrikum )

1 Variabel Condensator ( varco ) .Kondensator ini dipakai untuk tuning atau mencari gelombang radio. Jenis ini mempunyai udara sebagai dielektrikum.Kapasitor variabel mempunyai pelat-pelat yang stasioner (stator) dan pelat-pelat yang digerakkan (rotor ), biasanya terbuat dari alumunium. Dengan memutar tombol, luas plat yang berhadapan dapat diatur sehingga kapasitas kapasitor dapat diubahobah. Dengan mengubah kapasitor frekuensi dapat distel. 2 Kapasitor Keramik .Kapasitor ini menpunyai dielektrikum keramik. Kapasitor ini mempunyai oksida logam dan dielektrikumnya terdiri atas campuran titanium-oksida dan oksida lain. Kekuatan dielektrikumnya tinggi dan mempunyai kapasitas besar sekali dalam ukuran kecil.

3 Kapasitor Kertas .Kapasitor ini mempunyai dielektrikum kertas dengan lapisan kertas setebal 0,05-0,02 mm antara dua lembar kertas alumunium.Kertasnya diresapi dengan minyak mineral untuk memperbesar kapasitas dan kekuatan dielektrikumnya.

4 Kapasitor Mika .Kapasitor ini mempunyai elektroida logam dan lapisan dielektrikum dari polysteryne mylar dan teflon setebal 0,0064 mm. Digunakan untuk koreksi faktor daya. Seperti uji visi nuklir

5 Electrolit Condensator( Elco ) .Kapasitor ini mempunyai dielektrik oksida alumunium dan sebuah elektrolit sebagai elektroda negatif. Elektroda postif terbuat dari logam seperti alumunium dan tantalum tetapi sebuah elektroda negatif terbuat dari elektrolit. Tebal lapisan oksidanya adalah 0,0001. Dalam rangkaian elektronika sebagai perata denyut arus listrik.

Kapasitor Polyester

Kapasitor Inti Udara

Kapasitor Tantalum

Tabel Nilai Dielektrikum Bahan Hampa Udara/gas lain Air suling Kertas farafin Mika Porselen Tantalum Olie paranol Olie silikon Teflon Keramik Angka dieklektrikum 1 1 80 2,2 5,5-7 5,5 27 4,5 2,8 20 5-1000

Besarnya kapasitansi dari sebuah kapasitor dinyatakan dalam farad. Kapasistansi dapat didefenisikan sebagai kemampuan dari suatu kapasitor untuk dapat menampung muatan elektron. Dari pengertian kapasitor diatas ada sebuah rumus yang dicetuskan oleh Coulombs pada abad 18 menghitung bahwa 1 coulomb = 6.25 x 1018 elektron. Kemudian Michael Faraday membuat postulat bahwa sebuah kapasitor akan memiliki kapasitansi sebesar 1 farad jika dengan tegangan 1 volt dapat memuat muatan elektron sebanyak 1 coulombs. Q = C.V Dimana : Q = muatan elektron dalam C (coulombs) C = nilai kapasitansi dalam F (farads) V = besar tegangan dalam V (volt) INDUKTOR Fungsi pokok induktor adalah untuk menimbulkan medan magnet. Induktor berupa kawat yang digulung sehingga menjadi kumparan kemampuan induktor untuk menimbulkan medan

magnet disebut konduktansi. Satuan induktansi adalah henry (H) atau milihenry (mH). Induktor ini mencakup perangkat dengan berbagai kegunaan, ukuran, dan jenis, termasuk komponen untuk listrik gelombang filter, sirkuit pengatur gelombang radio, sirkuit pengukur listrik, dan perangkat penyimpanan energi. Sama seperti kapasitor, inductor juga dapat diklasifikasikan kedalam inductor variabel, inductor tetap, dan inductor yang dapat disesuaikan. Semua induktor dapat dibuat dengan atau tanpa inti magnetik. Induktor tanpa inti magnetik disebut inti udara koil, meskipun bahan inti yang sebenarnya bisa saja terbuat dari keramik, plastik, atau material yang bukan magnetik lainnya. Induktor dengan core magnet disebut besi inti kumparan.

Jenis-jenis Inti Induktor a. induktor inti udara

b. Induktor Inti Besi

c. Induktor Inti Ferit

induktor dengan perubahan inti

Lilitan induktor memeiliki 2 jenis lilitan, 1. Lilitan Ferit sarang madu. Lilitan ini dilakukan dengan cara bersilangan untuk mengurangi efek kapasitansi terdistribusi. Dan lilitan ini sering digunakan pada rangkaian tala pada pesawat radio penerima dalam jarak gelombang menengah dan gelombang panjang. Karena konstruksi lilitannya ini, dengan bentuk lilitan yang kecil, induktansi tinggi pun masih dapat dicapai. 2. Lilitan inti toroid. Lilitan ini cukup sederhana dimana lilitan ini dilakukan dengan cara atau seperti membentuk silinder. Dengan lilitan seperti ini, kumparan dapat menciptakan medan magnet eksternal dengan kutub utara-selatan. Lilitan toroid ini juga dapat dibuat dengan dapat dibuat hingga menjadi berbentuk donat, sehingga dapat menyatukan kutub utara dan selatan. Pada lilitan toroid ini berfungsi dapat menahan medan magnet pada kumparannya. Hal ini dapat menyebabkan lebih sedikit radiasi magnetik dari lilitan, dan kekebalan dari medan magnet eksternal. Fungsi induktor 1. tempat terjadinya gaya magnet 2. pelipat tegangan 3. pembangkit getaran Berdasarkan kegunaannya Induktor bekerja pada: 1. frekuensi tinggi pada spul antena dan osilator 2. frekuensi menengah pada spul Mf 3. frekuensi rendah pada trafo input, trafo output, spul speaker, trafo tenaga, spul relay dan spul penyaring

Terjadinya Medan Magnet Induktansi Searah Bila kita mengalirkan arus listrik melalui kabel, terjadilah garis-garis gaya magnet. Bila kita mengalirkan arus melalui spul atau coil ( kumparan ) yang dibuat dari kabel yang digulung, akan terjadi garis-garis gaya dalam arah sama yang membangkitkan medan magnet. Kekuatan medan magnet sama dengan jumlah garis-garis gaya magnet, dan berbanding lurus dengan hasil kali dari jumlah gulungan dalam kumparan dan arus listrik yang melalui kumparan tersebut.

Induktor terhubung sumber tegangan DC Induktansi Bolak-balik Bila dua kumparan ditempatkan berdekatan satu sama lain dan salah satu kumparan ( L1) diberi arus listrik AC, pada L1 akan terjadi fluks magnet. Fluk magnet ini akan melalui kumparan kedua (L2) dan akan membangkitkan emf ( elektro motorive force ) pada kumparan L2. Efek seperti ini disebut induksi timbal balik ( mutual induction ). Hal seperti ini biasanya kita jumpai pada transformator daya.

Induktor terhubung sumber tegangan AC Perlawanan yang diberikan kumparan tersebut dinamakan reaktansi induktif. Reaktansi Induktif ini diberi simbol XL dalam satuan Ohm. Keterangan : adalah 3.14 F adalah frekwensi arus bolak-balik ( Hz) L adalah Induktansi ( Henry ) adalah kecepatan sudut ( 2fL) XL adalah reaktansi induktif ( )

XL = 2fL

Pengisian Induktor

Bila kita mengalirkan arus listrik I, maka terjadilah garis-garis gaya magnet . Bila kita mengalirkan arus melalui spul atau coil ( kumparan ) yang dibuat dari kabel yang digulung,a akan terjadi garis-garis gaya dalam arah sama membangkitkan medan magnet. Kekuatan medan magnet sama dengan jumlah garis-garis gaya magnet dan berbanding lurus dengan hasil kali dari jumlah gulungan dalam kumparan dan arus listrik yang melalui kumparan tersebut. Contoh rangkaian :

Rangkaian Pengisian Induktasi dengan tegangan DC Bila arus bolak balik mengalir pada induktor, maka akan timbul gaya gerak listrik (ggl) induksi Hal ini berarti antara arus dan tegangan berbeda fase sebesar /2 = 900 dan arus tertinggal (lag) dari tegangan sebesar 900. 2f merupakan perlawanan terhadap aliran arus

Rangkaian Pengisian Induktasi dengan tegangan AC Pengosongan Induktor Bila arus listrik l sudah memenuhi lilitan , maka terjadilah arus akan bergerak berlawanan arah dengan proses pengisian sehingga pembangkitan medan magnet dengan garis gaya magnet yang sama akan menjalankan fungsi dari lilitan tersebut makin tinggi nilai L ( induktansi) yang dihasilkan maka makin lama proses pengosongannya.

Rangkaian Pengosongan Induktasi

Keterangan : t adalah waktu pengisian ( detik ) L adalah induktansi ( Henri ) R adalah hambatan () Menghitung Impedansi Induktor Setelah diperoleh nilan XL maka Impedansi dapat di hitung :

Z disebut impedansi Seri dengan satuan (ohm) Dari gambar vektor diatas, sudut antara V dengan VR disebut sudut fase atau beda fase. Cosinus sudut tersebut disebut dengan faktor daya dengan rumus:

Sehingga yang dimaksud dengan factor daya adalah : - Cosinus sudut yang lagging atau leading. - Perbandingan R/Z = resistansi / impedansi - Perbandingan daya sesungguhnya dengan daya semu. Sifat Induktor terhadap arus AC dan DC

Rangkaian induktor terhadap AC Bila arus bolak balik mengalir pada induktor, maka akan timbul gaya gerak listrik (ggl) induksi yang besarnya:

bila e = Em sin t, maka:

e = Em sin t i = Im sin (t 90), maka:

Besarnya XL = 2..f. L dengan ketentuan : XL adalah reaktansi induktif () adalah 3, 14 f adalah frekuensi (Hz) L adalah induktansi (H)

Rumus yang Berhubungan dengan Induktor a. Jumlah Lilitan Kawat sebuah Induktor Keterangan : N adalah jumlah lilitan p adalah panjang kawat (centi meter) r adalah jari-jari kawat (centi meter) L adalah induktansi ( henry ) b. Reaktansi Induktif Keterangan : XL adalah reaktansi induktif () adalah 3, 14 f adalah frekuensi (Hz) L adalah induktansi (H)

XL = 2fL

c. Menghitung Impedansi Rangkaian R L seri Keterangan : Z adalah impedansi R adalah hambatan () L adalah induktansi ( henry ) d. Menghitung Impedansi Rangkaian R L paralel

Keterangan : Z adalah impedansi R adalah hambatan () L adalah induktansi ( henry ) e. Nilai Faktor Kualitasnya (Q) Keterangan : Q adalah factor qualitas XL adalah reaktansi induktif () R adalah Resistansi () f. Rangkaian L dan C Seri :

Keterangan : Q adalah factor daya V1 adalah tegangan (V) DIODA 1. Dioda Penyearah

dioda berasal dari pendekatan kata dua elektroda yaitu anoda dan katoda. dioda

semikonduktor hanya melewatkan arus searah saja (forward), sehingga banyak digunakan sebagai komponen penyearah arus. Secara sederhana sebuah dioda bisa kita asumsikan sebuah katup, dimana katup tersebut akan terbuka manakala air yang mengalir dari belakang katup menuju kedepan, sedangkan katup akan menutup oleh dorongan aliran air dari depan katup. a. Simbol Umum Dioda

Gambar simbol dioda

Dioda disimbolkan dengan gambar anak panah yang pada ujungnya terdapat garis yang melintang. Simbol tersebut sebenarnya adalah sebagai perwakilan dari cara kerja dioda itu sendiri. Pada pangkal anak panah disebut juga sebagai anoda (kaki positif = P) dan pada ujung anak panah disebut sebagai katoda (kaki negative = N). b. Bias Maju

Gambar dioda bias maju

Gambar di atas merupakan gambar karakteristik dioda pada saat diberi bias maju. Lapisan yang melintang antara sisi P dan sisi N diatas disebut sebagai lapisan deplesi (depletion layer), pada lapisan ini terjadi proses keseimbangan hole dan electron. Secara sederhana cara kerja dioda pada saat diberi bias maju adalah sebagai berikut, pada saat dioda diberi bias maju, maka electron akan bergerak dari terminal negative batere menuju terminal positif batere (berkebalikan dengan arah arus listrik). Elektron yang mencapai bagian katoda (sisi N dioda) akan membuat electron yang ada pada katoda akan bergerak menuju anoda dan membuat depletion layer akan terisi penuh oleh electron, sehingga pada kondisi ini dioda

bekerja bagai kawat yang tersambung. c. Bias Mundur

Gambar dioda bias mundur

Berkebalikan dengan bias maju, pada bias mundur electron akan bergerak dari terminal negative batere menuju anoda dari dioda (sisi P). Pada kondisi ini potensial positif yang terhubung dengan katoda akan membuat electron pada katoda tertarik menjauhi depletion layer, sehingga akan terjadi pengosongan pada depletion layer dan membuat kedua sisi terpisah. Pada bias mundur ini dioda bekerja bagaikan kawat yang terputus dan membuat tegangan yang jatuh pada dioda akan sama dengan tegangan supply. pada umumnya dioda dibuat dari bahan semikonduktor Silicon (tegangan maju 0,7 Volt) dan Germanium (tegangan maju 0,3 Volt) 2. Light Emiting Diode (LED) LED merupakan salah satu jenis dioda yang mampu memancarkan cahaya yang timbual akibat lonjakan elektron pada sambungan P-N junction. cahaya yang dihasilkan LED bermacam-macam tergantung dari bahan pembuat dioda tersebut.

Komponen LED pada rangkaian elektronika, LED biasa digunakan sebagai indikator sebuah rangkaian. Pada bidang robotika LED sering digunakan sebagai sensor.

3. Dioda Zener

Dioda Zener

Zener selalu dioperasikan pada daerah Breakdown Voltage, dan pemasangannya pada posisi reverse Bias, untuk memperoleh tegangan konstan sebesar tegangan pada Dioda Zener. Karena pemakaiannya yang demikian, maka Dioda Zener berfungsi untuk menjaga kesetabilan tegangan Output dengan nilai yang konstan. Untuk itu Zener dipakai sebagai regulator Fixed Voltage. Sifat dioda : Jika diberi arah maju (tegangan positif => anoda dan tegangan negatif => katoda) akan menghantarkan arus dan sebaliknya,

Jika diberi arah mundur (tegangan positif => katoda dan tegangan negatif => anoda) tidak akan menghantarkan arus.

Fungsi Dioda : Sebagai penyearah Sebagai pengaman rangkaian dari kemungkinan terbaliknya polaritas

Mengukur Dioda Dengan Multitester Putar batas ukur pada Ohmmeter X10 / X100

1. probe merah => katoda, probe hitam => anoda => Jarum bergerak bukan nol. kemudian posisi dibalik : probe merah => anoda, probe hitam => katoda, Jarum tdk bergerak berarti dioda dalam kondisi BAIK.

2. probe merah => katoda, probe hitam => anoda => Jarum bergerak atau menunjuk nol. kemudian posisi dibalik : probe merah => anoda, probe hitam => katoda => Jarum bergerak atau menunjuk nol berarti dioda dalam kondisi RUSAK / SHORT. TRANSISTOR Merupakan komponen elektronika yang terdiri dari tiga lapisan semikonduktor, diantaranya contoh NPN dan PNP. Transistor mempunyai tiga kaki yang disebut dengan Emitor (E), Basis/Base (B) dan Kolektor/collector (C). Fungsi Transistor antara lain : 1. 2. 3. 4. 5. Sebagai penguat arus, tegangan dan daya (AC dan DC) Sebagai penyearah Sebagai mixer Sebagai osilator Sebagai switch

Bentuk FisikTransistor

Transistor PNP dan Simbol

Transistor NPN dan Simbol Cara menguji transistor dengan Ohmeter, Perhatiakan tabel hasil pengujian :

Kesimpulan menentukan kaki basis,emitor dan kolektor dengan hail pengujian pada tabel sebagai berikut :

Dari hasil tabel ditemukan bahwa kaki I adalah kaki Basis, dimana selama pengukuran harus ada kaki acuan (patokan) dan menunjukkan gejala ON, ON kemudian bila dibalik polaritasnya menunjukkan gejala OFF, OFF maka kaki basis ON pada saat dipasang polaritas negative atau OFF saat dipasang polaritas positif maka jenis transistor adalah PNP. Sedangkan untuk menentukan kaki emitor dan kolektor, kita harus menghitung nilai hambatan yang dimiliki oleh emitor dan kolektor. Apabila kaki II hambatannya lebih besar dari kaki III maka dapat kita simpulkan bahwa kaki II merupaka kolektor dan kaki III merupakan emitor.

Transistor mempunyai 3 jenis yaitu : 1. Uni Junktion Transistor (UJT)

2. Field Effect Transistor (FET) 3. MOSFET 1. Uni Junktion Transistor (UJT)

Uni Junktion Transistor (UJT) adalah transistor yang mempunyai satu kaki emitor dan dua basis. Kegunaan transistor ini adalah terutama untuk switch elektronis. Ada Dua jenis UJT ialah UJT Kanal N dan UJT Kanal P. 2. Field Effect Transistor (FET)

Beberapa Kelebihan FET dibandingkan dengan transistor biasa ialah antara lain penguatannya yang besar, serta desah yang rendah. Karena harga FET yang lebih tinggi dari transistor, maka hanya digunakan pada bagian-bagian yang memang memerlukan. Bentuk fisik FET ada berbagai macam yang mirip dengan transistor. Jenis FET ada dua yaitu Kanal N dan Kanal P. Kecuali itu terdapat pula macam FET ialah Junktion FET (JFET) dan Metal Oxide Semiconductor FET (MOSFET). 3. MOSFET

Bentuk Fisik Mosfet MOSFET (Metal Oxide Semiconductor FET) adalah suatu jenis FET yang mempunyai satu Drain, satu Source dan satu atau dua Gate. MOSFET mempunyai input impedance yang sangat tinggi. Mengingat harga yang cukup tinggi, maka MOSFET hanya digunakan pada bagian bagian yang benar-benar memerlukannya. Penggunaannya misalnya sebagai RF amplifier pada receiver untuk memperoleh amplifikasi yang tinggi dengan desah yang rendah.

Simbol MOSFET

Dalam pengemasan dan perakitan dengan menggunakan MOSFET perlu diperhatiakan bahwa komponen ini tidak tahan terhadap elektrostatik, mengemasnya menggunakan kertas timah, pematriannya menggunakan jenis solder yang khusus untuk pematrian MOSFET. Seperti halnya pada FET, terdapat dua macam MOSFET ialah Kanal P dan Kanal N. Mengenal tipe transistor buatan jepang: 1. Tipe 2SA dan 2SC biasanya digunakan pada frekuensi tinggi Contoh : 2SA564 dan 2SC838 2. Tipe 2SB dan 2SD biasanya digunakan pada frekuensi rendah Contoh : 2SB507 dan 2SD313 Hal-hal penting mengenai transistor : 1. Transistor yang mempunya fisik lebih besar biasanya mampu bekerja pada daya yang lebih besar 2. Pada tipe-tipe transistor dikenal adanya persamaan karakteristik, jadi jika sulit mendapatkan sebuah transistor cobalah mencari persamaannya 3. Urutan kaki transistor antara tipe satu dengan yang lain tidak selalu sema. 4. Untuk pemakaian dengan daya yang tinggi sebaiknya tambahkan pendingin pada bodi transistor. 5. Panas yang berlebih pada transistor dapat berakibat kerusakan transistor. 6. Pada transistor dikenal istilah HFE, yaitumenunjukkan besarnya penguatan arus dari transistor tersebut 7. Tegangan antara basis (B) dan emitor (E) besarnya selalu tetap, yaitu berkisar antara 0.6Volt untuk jenis transistor dari bahan silikon. 8. Untuk bisa bekerja, sebuah transistor memerlukan bias sekitar 0.6Volt untuk jenis silikon. Pada transistor PNP basis harus lebih negatif 0.6Volt dan pada transistor NPN basis harus lebih positif 0.6Volt. IC (Integrated Circuit) Komponen IC atau kepanjangan dari integrated circuit yaitu komponen aktif yang adalah paduan dari komponen-komponen aktif ( transistor, fet atau mosfet ) dan komponen pasif contohnya resistor, kapasitor, dioda dan sebagainya. yang terintegrasi jadi satu. Jadi sesungguhnya komponen IC adalah suatu rangkaian elektronik yang dikecilkan. didalam pemakaiannya kita cukup menambahkan beberapa komponen luar saja supaya dapat bekerja menjadi rangkaian elektronik yang lengkap. Bahan pembuatan Komponen IC yaitu semi konduktor. didalam sebuah IC bisa terdapat beberapa ratus dan bahkan beberapa ribu komponen-komponen aktif maupun pasif. pembuatan IC tentu amat rumit dan butuh tekhnologi yang canggih. dengan adanya IC, sebuah rangkaian elektronik dapat lebih kompak lagi. terlebih yang versi SMD ( surface mount device ), sebuah IC SMD dapat berukuran 3-5 kali lebih kecil. maka dari itu peralatanperalatan elektronik mutakhir mempunyai dimensi yang semakin kecil dan kompak. Jenis-jenis IC sangat beragam sesuai dengan keperluan pemakaiannya. contohnya saja ic analog, digital, penguat RF ( radio frequency ), penguat audio, IC regulator, ttl, cmos dan ada banyak lagi yang lain. Seluruhnya mempunyai manfaat dan karakteristik masing-masing yang dapat dilihat di databook komponen ic.

Produsen komponen IC mengeluarkan produk IC tentu dilengkapi dengan databooknya juga. disertai juga contoh penggunaannya didalam suatu rangkaian elektronika, sehingga akan memudahkan perancang elektronika saat merancang suatu rangkaian elektronik. Pada databook IC dapat kita lihat rangkaian elektronik yang terintegrasi didalamnya dan langkah kerja IC tersebut. Pemasangan komponen IC pada rangkaian elektronik mesti dikerjakan dengan hati-hati supaya tidak merusak IC tersebut. Beberapa IC bahkan ada yang amat peka sekali yang bisa rusak cuma karena elektrostatis disebabkan sentuhan tangan seperti contohnya type IC CMOS. IC juga dapat rusak disebabkan panas yang berlebihan pada waktu penyolderan. Supaya lebih aman umumnya dipakai soket IC, kita pasang dan solder soketnya dulu lantas IC-nya tinggal kita tancapkan ke soket yang telah tersolder tersebut. Dan ingat juga pemasangan IC jangan sampai terbalik, mesti 100% benar. Hal yang sangat penting didalam elektronika yaitu ketelitian, artinya kesalahannya haruslah 0% bila ingin sukses membuat suatu rangkaian elektronika, Untuk IC-IC penguat yang bekerja mengeluarkan panas disipasi yang tinggi ( contohnya IC power amplifier audio ) mesti ditambahkan pendingin heat zink untuk membuang panas supaya tidak cepat rusak. dapat juga ditambahkan kipas. Dengan demikian IC akan bekerja dengan aman, stabil dan tidak cepat rusak. Perbaikan suatu rangkaian elektronik yang memakai komponen IC umumnya akan lebih gampang. Bila komponen di sekelilingnya kondisinya bagus maka sudah pasti IC-nya yang rusak, kita tinggal cabut dan ganti dengan IC yang baru. Kerusakan IC terkadang agak susah kita amati, secara fisik dapat tampak seperti terbakar disebabkan panas berlebih namun tidak senantiasa demikian. Kadang-kadang kerusakkannya tidak tampak secara fisik. tentunya jam terbang akan sangat bermanfaat buat menganalisanya karena IC tidak dapat ditest menggunakan alat ukur sejenis avo meter secara langsung. Umumnya kita ukur tegangan pada kaki-kaki IC tersebut pada waktu bekerja dalam rangkaian, bila tidak cocok dengan yang seharusnya maka dapat dipastikan kerusakannya.

Berikut adalah gambarnya.

Gambar 6 IC atau chip

Simbol Komponen Resistor

Fungsi Komponen Resistor

Resistor Resistor berfungsi sebagai penghambat arus yang mengalir dalam rangkaian listrik Resistor

Potensio Meter Resistor berfungsi sebagai penghambat arus dalam rangkaian listrik, nilai resistansi dapat diatur Potensio Meter

Variable Resistor Resistor berfungsi sebagai penghambat arus dalam rangkaian listrik, nilai resistansi dapat diatur Variable Resistor

Simbol Komponen Condensator

Fungsi Komponen Condensator

Condensator Bipolar Berfungsi untuk menyimpan arus listrik sementara waktu Condensator Nonpolar

Condensator Bipolar

Electrolytic Condensator (ELCO)

Kapasitor berpolar

Electrolytic Condensator (ELCO)

Kapasitor Variable

Condensator yang nilai kapasitansinya dapat diatur

Simbol Komponen Dioda

Fungsi Komponen Dioda Berfungsi sebagai penyearah yang dapat mengalirkan arus listrik satu arah (forward bias)

Dioda

Dioda Zener

Penyetabil Tegangan DC (Searah)

Dioda Schottky

Dioda dengan drop tegangan rendah, biasanya terdapat dalam IC logika

Dioda Varactor

Gabungan Dioda dan Kapasitor

Dioda Tunnel

Dioda Tunnel

LED (Light Emitting Diode)

Akan menghasilkan cahaya ketika dialiri arus listrik DC satu arah

Photo Dioda

Menhasilkan arus listrik ketika mendapat cahaya

Simbol Komponen Transistor

Fungsi Komponen Transistor Arus listrik akan mengalir (EC) ketika basis (B) diberi positif

Transistor NPN

Transistor PNP

Arus listrik akan mengalir (CE) ketika basis (B) diberi negatif

Transistor Darlington

Gabungan dari dua transistor Bipolar untuk meningkatkan penguatan

Transistor JFET-N

Field Effect Transistor kanal N

Transistor JFET-P

Field Effect Transistor kanal P

Transistor NMOS

Transistor MOSFET kanal N

Transistor PMOS

Transistor MOSFET kanal P

You might also like