You are on page 1of 2

PEMODELAN MATEMATIK DEBIT DIATAS ATAP

Pada tugas ini akan membahas tentang pemodelan matematik debit di atas atap genting rumah atau gedung. Dimana pembahasan tugas ini akan me-review skripsi dengan judul Model Simulasi Aliran Diatas Atap Rumah dalam Kaitannya Dengan Penyediaan Sumur Resapan. Akan tetapi tugas ini akan dikhususkan pada pemodelan matematik pada bagian atapnya. Berikut adalah uraian dari review : 1. Judul : Model Simulasi Aliran Diatas Atap Rumah dalam Kaitannya Dengan Penyediaan Sumur Resapan 2. Materi yang di kaji : Penurunan rumus matematik debit di atas atap model Pelana 3. Teori yang digunakan dan dibandingkan : - Dilwyn Edwards dan Mike Hamson (1989) penurunan model matematik debit diatas atap model pelana, - Metode rasional & Subarkah, 1980 dengan menggunakan koefisien pengaliran (C) 4. Perbandingan rumus:
Teori : Dilwyn Edwards dan Mike Hamson (1989) Q = I.A.V Dimana : I = Intensitas Hujan (m/dtk) A = Luas Budang Pengaliran 2 (m ) V = sin = Kecepatan Aliran Metode rasional Dan Subarkah

Persamaan :

Q = C.I.A Dimana : I = Intensitas Hujan (m/dtk) 2 A = Luas Budang Pengaliran (m ) C = Coefisien Pengaliran (Subarkah)

Nilai C pada penelitian Subarkah untuk atap berkisar antara 0,75 0,95. Yang kemudian di teliti lagi oleh Sunjoto, 1995, dimana nilai C dipergunakan dengan nilai 0,95

Sin

5. Perbedaan : Perbedaan yang mendasar dari penggunaan kedua persamaan diatas adalah pada penentuan kecepatan aliran yang terjadi di atas genting berbentuk pelana. Dimana Dilwyn Edwards dan Mike Hamson (1989)

merumuskan bahwa kecepatan aliran bernilai sin, sedangkan Metode rasional Dan Subarkah dengan menetapkan nilai C yang tergantung dari jenis luasan tangkapan.

6. Kesimpulan : Dari penggunaan persamaan diatas maka akan didapatkan perbedaan selisih besar debit yang di jelaskan pada berhitungan berikut ini : Model atap : pelana Tipe rumah : 21 Sudut kemiringan atap () : 300
Luas Bidang Atap (A) : 56,58033 m
2

Intensitas Hujan Maksimum (I) : 0,00024 m/menit Koefisien Limpasan : 0,95 (Sunjoto, 1995) Teori : Dilwyn Edwards dan Mike Hamson (1989) Besar Kecepatan v = sin = 0,5 v = C = 0,95 Metode rasional Dan Subarkah

Persamaan :

Q = I.A.V Q = I.A. sin = 0,00024 . 56,58033 . sin30 = 0,0068113 m /menit


3

Q = C.I.A Q = 0,95 .I.A = 0,00024 . 56,58033 . 0,95 = 0,01294 m /menit


3

7. Saran : - Dilwyn Edwards dan Mike Hamson (1989), sebaiknya dalam memperhitungkan kecepatan aliran
perlu diperhitungkan kekasaran permukaan dari genting. Dimana dari kekasaran genting tersebut akan dimasukkan nilai dari koefisien gesek yang nantinya dipergunakan sebagai factor pengali. - Metode rasional Dan Subarkah, sebaiknya dalam memperhitungkan kecepatan aliran perlu diperhitungkan masalah kekentalan air atau viskositas. Dimana Coefisien pengaliran yang di tetapkan oleh Subarkah, dikembangkan untuk scala perhitungan debit yang sangat besar. Nilai C yang dikembangkan oleh subarkah untuk nilai atap masih rancu dengan nilai C pada kondisi industri, perumahan dan lain-lain. - kedua metode yang dipergunakan pada dasarnya sudah benar hanya perlu adanya pengkajian lebih lanjut untuk penurunan rumus kecepatan pada atap-nya.

You might also like