You are on page 1of 51

Urusan Belakang

Oleh : Kelompok 8

Anggota
Fatrianda P. Cyninthia Kennedy Nora Ramkita Ranintha Br. Surbakti Wirda Elya Sari Bian Rahmadi Medikanto Muslim Thaher Difitasari Cipta Perdana Eka Cania B Rizka Atina Mira H Wida Ratnanurmala 0918011003 0918011013 0918011017 0918011024 0918011036 0918011064 0918011039 0918011040 0918011134 0918011138

Urusan Belakang
Pasien wanita, umur 42 tahun, datang ke praktek dokter umum dengan keluhan buang air besar disertai bercak darah sejak sepuluh hari yang lalu. Pasien juga sering merasakan nyeri kram pada perut bagian bawah, diare bercampur darah, kadang pula tinja berbentuk bulat-bulat seperti kotoran kambing, nyeri saat defekasi dan urgensi sejak 6 bulan yang lalu. Pasien merasakan badannya makin lemah, napsu makan berkurang dan berat badan turun.

Pasien sudah berobat tapi keluhan tidak berkurang, padahal setahun yang lalu ia mengalami irritable bowel syndrome, tapi sembuh setelah diobati. Pada anamnesis lebih lanjut didapatkan bahwa pasien tidak mau makan sayur. Dokter melakukan pemeriksaan colok dubur, ditemukan benjolan yang lunak dan berwarna merah pada saat inspeksi luar. Pada pemeriksaan dalam didapatkan permukaan rectum yang berdungkul-dungkul dan mudah berdarah. Lalu dokter memberikan terapi awal dan merujuk wanita tersebut.

Permasalahan
1. Apakah kemungkinan diagnosis pada pasien wanita tersebut? 2. Apakah benjolan yang lunak dan berwarna merah yang ditemukan pada pemeriksaan colok dubur? 3. Apakah yang menyebabkan permukaan rectum yang berdungkul-dungkul dan mudah berdarah? 4. Bagaimanakah terapi yang diberikan pada wanita tersebut?

Penyakit Divertikular

Divertikulosis

Divertikullitis

Divertikulosis
Definisi dan Patologi
Hernia akuisita pada mukosa dan submukosa kolon Akibat diet rendah serat

Epidemiologi
20-50% pasien diatas usia 50 thn

Manifestasi klinis
Asimptomatik Dapat berkomplikasi divertikulitis atau perdarahan

Divertikulitis
Retensi makanan

fekalit

obstruksi

perforasi

Infeksi

Aliran darah

Manifestasi Klinis Nyeri abdomen kuadran lateral kiri Demam Mual Muntah konstipasi

Pemeriksaan Fisik Penunjang Foto Polos abdomen CT abdomen Sigmoidoskopi

Penatalaksanaan NGT, NPO, cairan IV Antibiotik Drainase abses perkutaneus Pembedahan

Irritable Bowel Disease


Kolitis Ulserative

Crohns Disease

Kolitis Ulserative

Patologi
Luasnya
50% proktosigmoiditis 30% kolitis kolon sisi kiri 20% kolitis ekstensif

Tampilan
Mukosa granular Rapuh dengan ulkus kecil pseudopolip

Biopsi
Mikroulserasi superfisialis Abses kripta (PMN) Tidak ada granuloma

Manifestasi Klinis

Diare berdarah Kolitis fulminan Megakolon toksik Perforasi

Komplikasi

Striktur Karsinoma kolon

Crohns Disease
Patologi
Tampilan : ulkus >1 cm, cobblestone, fisura panjang dan dalam

Manifestasi Klinis
Nyeri abdomen, diare berdarah, demam, malaise, BB turun

Biopsi : inflamasi transmural, granuloma nonkaseosa, fisura

Albumin, ESR, Hematokrit

Penatalaksanaan
Terapi Simptomatik Remisi dan diet Senyawa 5-ASA
Suplemen serat kafein dan sayur penghasil gas Diet bebas laktosa Antidiare dan antispasmodik azatioprin atau 6merkaptopurin

Pembedahan
Terapi medikamentosa gagal Karsinoma

Abses Anorektal
Pengumpulan nanah di sekitar anus dan rektum Paling sering adalah abses perianal, disusuli dengan ischiorektal, intersfingter dan supraelevator Abses supralevator akibat penyakit primer di pelvis Abses ischiorektal berasal dari supurasi antar sfingter ani interna dan eksterna.

Abses anorektal
Etiologi : Infeksi dari fisura/kulit anus Obstruksi kelenjar anal Hematom Gejala klinis : Sistemik : demam Lokal : tergantung lokasi Nyeri sekali abses di anus/kulit perianal Umumnya tidak ada gangguan defekasi

Abses anorektal
Diagnosis - Anamnesis : nyeri dan terdapat pembengkakan (tergantung lokasi) - Inspeksi : tampak massa subkutaneus yang eritematosa, berbatas tegak, kecil dan berfluktuasi di orifisium anal - Pem. colok dubur/vaginal : abses lebih dalam (iskiorektal/pelvirektal)

Abses anorektal
Terapi : - Insisi dan drainase - Antibiotik tidak diperlukan kecuali pada pasien diabetes, imunosupresif Komplikasi : fistula

Tumor Kolorektal

Polip

Karsinoma

Polip
Gejala Klinik Asimptomatik Perdarahan dan anemia Perubahan pola defekasi Komplikasi obstruksi

Diagnosis

RT Foto barium kontras ganda Endoskopi

Polip Juvenil
Polip Polip Adenomatosa Poliposis Kolon

Karsinoma Kolon dan Rektum

Etiologi
Belum diketahui pasti Faktor Predisposisi
Polip adenomatosa Poliposis Radang kolon kronis

Faktor diet Faktor Genetik


Kaya lemak Rendah serat

Diagnosis
Anamnesis
Perubahan pola defekasi Frekuensi Nyeri abdomen Konstipasi

Pemeriksaan Fisik
Anemia Massa abdomen Tanda Obstruksi BB Darah dan lendir pada RT

Pemeriksaan Lab
Benzedine test Test kolon albumin CEA

Pemeriksaan Penunjang
Foto kolon USG IVP Foto Thoraks Endoskopi

Karsinoma Kolon kanan

Karsinoma kolon kiri

Karsinoma Rektum

Stadium Menurut Dukes


(Modifikasi)

Dukes A :
Dukes B :

Mukosa dan muskularis mukosa Kelenjar negatip Seluruh dinding kolon Kelenjar negatip Seluruh dinding kolon Kelenjar sekitar kolon positip Kelenjar pangkal pembuluh darah positip

Dukes C1 :

Dukes C2 : Dukes D :

Metastase ke organ yang berdekatan Metastase jauh (hepar, paru)

Stage Grouping (TNM)


(IUCC International Union Against Cancer)

T Stage 0 Stage I Stage II Stage III Stage IV Tis T1 T2 T3 T4 Any T Any T Any T

N N0 N0 N0 N0 N0 N1 N2, N3 Any N

M M0 M0 M0 M0 M0 M0 M0 M1

Dukes A B C D

Penatalaksanaan
Bedah Radiasi Kemoterapi Kombinasi

Pra-bedah

Obat Tunggal : 5fluorouracil

Paca bedah Obat kombinasi : 5fluouracil, Levamizol, Calcium leucovorin,Irinotecan

Kemo-Radiasi

Kombinasi

Ketahanan Hidup 5 Tahun


Dukes A B C1 C2 D 5 YSR 97-100% 80% 60% 35% <5%

Prolapsus Rektum
Turunnya rektum melalui anus Pada orang dewasa umumnya disebabkan oleh kurangnya daya tahan jaringan penunjang yang disertai dengan peningkatan tekanan intra abdomen Cenderung menetap dan dapat memburuk kadang disebabkan oleh cedera otot puborektalis atau paralisis otot panggul. Gejala : penonjolan di anus dengan lipatan mukosa kosentrik, terjadi perdarahan

Pada anak bersifat sementara dan hanya mengenai lapisan mukosa rektum, sering terjadi pada bayi normal/kelainan bawaan/ kebiasaan menahan fesesnya Jika terpaksa berdefekasi, feses dikeluarkan secara mendadak dengan tenaga tinggi, mengakibatkan mukosa rektum terdorong ke luar lubang anus Gejala : mukosa rektum keluar saat defekasi, dapat masuk lagi/didorong dengan tangan Bila menetap timbul nyeri dan perdarahan

Prolapsus rektum dibagi 3 yaitu: Occult Prolaps Rectum : Prolaps mukosa rektum melalui anus yang terjadi pada hemoroid interna Prolaps rektum parsial (intusussepsi) : Bila lapisan mukosa dinding rektum yang keluar melalui anus yang secara umum diproyeksikan 2-4 cm Prolaps rektum komplit (prosidensia) : Bila seluruh lapisan dinding rektum mengalami protrusi melalui anus sepanjang 12 cm.

Diagnosis Anamnesis Rasa tidak enak saat defekasi, panggul terasa penuh, selalu ingin defekasi kadang sulit, sekresi lendir dan darah banyak, terdapat massa keluar dari anus

Pemeriksaan Fisik - Tampak penonjolan rektum dengan lipatan mukosa konsentrik, massa dapat direposisi, inkarserasi atau strangulasi - Pem. colok dubur: ditemukan pinggir anus beralur, tonus sfingter lemah.
Pemeriksaan Penunjang. Laboratorium Barium Enema Video Defecography (Colonic Transit Study) Test Manometri Rigid Proctosigmoidoscopy :

Penatalaksanaan Konservatif Pelunak tinja atau laksansia Diet tinggi serat Reposisi manual Pemberian sukrosa Reposisi : memasang plaster pada pantat

Pembedahan Pendekatan Perineal : Tehnik Mukosal Sleeve Resection ( Delome Procedure ) Tehnik Perineal Rektosigmoidektomy

Pendekatan Transabdominal : Open Rektopeksi ( Frykman-Goldberg Procedure ) Laparoscopy Rektopeksi

Komplikasi Ulkus mukosal Nekrosis dinding rektum Perdarahan, infeksi, trauma usus, kebocoran anastomosis.

Prognosis Resolusi spontan biasanya terjadi pada anakanak Pasien umur 9 bulan 3 tahun hanya membutuhkan penanganan konservatif

Invaginasi

Definisi
Invaginasi atau yang juga dikenal sebagai intususepsi adalah suatu keadaan gawat darurat akut dimana segmen usus yang khususnya proximal masuk ke dalam segmen lainnya sehingga dapat menyebabkan obstruksi yang disusul dengan strangulasi usus.

Etiologi
Idiopatik Perubahan flora usus Peningkatan peristaltik usus

Patofisiologi
Gangguan motilitas usus Usus proksimal masuk ke usus distal Strangulasi Gangguan aliran darah Nekrosis

Klasifikasi
Enterica Enterocolica Colica Prolapsus ani

Gejala Klinis
Trias Invaginasi Nyeri abdomen muncul tiba tiba yang hilang timbul Teraba massa pada abdomen Red currant jelly Gejala Tambahan Dances sign Muntah

Pemeriksaan Penunjang
Lekosistosis Foto polos abdomen Barium enema USG

Penatalaksanaan
Reduksi Hidrostatik

Penatalaksanaan
Reduksi Manual Reseksi

Fisura Anus
Robekan/luka di lapisan epitel anus Paling sering di garis posterior Tanda pengenal fisura adalah umbai kulit (skin tag) Trias : fisura anus dengan papilla hipertrofik di sebelah dalam dan umbai kulit di sebelah luar

Fisura anus
Etiologi : BAB yang keras (mengejan) Tinja yang keras dan besar Iritasi akibat diare Cedera partus

Gejala : - Nyeri dan perdarahan selama atau segera setelah BAB

Fisura anus
Diagnosis : - Anamnesis : keluhan konstipasi, feses keras, nyeri saat defekasi, darah segar di permukaan tinja - Pem. fisik : inspeksi umbai kulit - Pem. colok dubur : menekan sisi seberang fisura - Proktoskopi : menekan sisi kontralateral

Fisura anus
Terapi : Diet makanan kaya serat Minum air cukup banyak Psilium (pelunak tinja) Berendam dalam air hangat Sfingterotomi mengatasi spasme sfingter

TERIMA KASIH

You might also like