You are on page 1of 3

Alasan Dilakukannya Pemeriksaan Darah Berdasarkan Temuan Pemeriksaan Fisik

Somnolen Tingkat kesadaran adalah ukuran dari kesadaran dan respon seseorang terhadap rangsangan dari lingkungan, tingkat kesadaran dibedakan menjadi : 1. Compos Mentis (conscious), yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya.. 2. Apatis, yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh. 3. Delirium, yaitu gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu), memberontak, berteriakteriak, berhalusinasi, kadang berhayal. 4. Somnolen (Obtundasi, Letargi), yaitu kesadaran menurun, respon psikomotor yang lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang (mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi, mampu memberi jawaban verbal. 5. Stupor (soporo koma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon terhadap nyeri. 6. Coma (comatose), yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap rangsangan apapun (tidak ada respon kornea maupun reflek muntah, mungkin juga tidak ada respon pupil terhadap cahaya). Perubahan tingkat kesadaran dapat diakibatkan dari berbagai faktor, termasuk perubahan dalam lingkungan kimia otak seperti keracunan, kekurangan oksigen karena berkurangnya aliran darah ke otak, dan tekanan berlebihan di dalam rongga tulang kepala. Jadi salah satu penyebab penurunan kesadaran adalah hipoksia, yaitu penurunan suplai oksigen ke jaringan sampai di bawah tingkat fisiologis yang dimana bisa diakibatkan oleh anemia. Pada pasien di skenario nerupakan seorang wanita pada usia produktif, sehingga masih menstruasi dan merupakan faktor resiko mengalami anemia. Tetapi masih perlu dilakukan anamnesis lebih lanjut dan juga beberapa pemeriksaan seperti pemeriksaan darah untuk menegakan diagnosisnya.

Ikterus Ikterus adalah warna kuning pada kulit, konjungtiva dan selaput akibat penumpukan bilirubin. Atau bisa juga Ikterus adalah akumulasi abnormal pigmen bilirubin dalam darah yang menyebabkan air seni berwarna gelap, warna tinja menjadi pucat dan perubahan warna kulit menjadi kekuningan. Icterus merupakan kondisi berubahnya jaringan menjadi berwarna

kuning akibat deposisi bilirubin. Ikterus paling mudah dilihat pada, sklera mata karena elastin pada sklera mengikat bilirubin. Berdasarkan penyebabnya, ikterus dapat dibedakan menjadi 3, yaitu: 1. Ikterus pre-hepatik Ikterus jenis ini terjadi karena adanya kerusakan RBC atau intravaskular hemolisis, misalnya pada kasus anemia hemolitik menyebabkan terjadinya pembentukan bilirubin yang berlebih. 2. Ikterus hepatik Ikterus jenis ini terjadi di dalam hati karena penurunan pengambilan dan konjugasi oleh hepatosit sehingga gagal membentuk bilirubin terkonjugasi. Kegagalan tersebut disebabkan rusaknya sel-sel hepatosit, hepatitis akut atau kronis dan pemakaian obat yang berpengaruh terhadap pengambilan bilirubin oleh sel hati. 3. Ikterus Post-Hepatik Mekanisme terjadinya ikterus post hepatik adalah terjadinya penurunan sekresi bilirubin terkonjugasi sehingga mengakibatkan hiperbilirubinemia terkonjugasi. Bilirubin terkonjugasi bersifat larut di dalam air, sehingga diekskresikan ke dalam urin (bilirubinuria) melalui ginjal, tetapi urobilinogen menjadi berkurang sehingga warna feses terlihat pucat. Faktor penyebab gangguan sekresi bilirubin dapat berupa faktor fungsional maupun obstruksi duktus choledocus yang disebabkan oleh cholelithiasis, infestasi parasit, tumor hati, dan inflamasi yang mengakibatkan fibrosis. Pada pasien di skenario didapatkan sklera yang ikterus akibat peningktan bilirubin dalam darah. Berdasarakan penyebabnya, ikterus pada pasien di skenario kemungkinan besar merupakan ikterus hepatik karena pada pemeriksaan fisik ditemukan hepatomegali atau pembesaran hepar. Tetapi tidak menutup kemungkinan penyebab ikterus yang lain seperti anemia hemolitik yang merupakan ikterus pre-hepatik. Sehingga dibutuhkan pemeriksaan darah untuk menegakkan diagnosis pada pasien di skenario.

Hepatomegali Hepatomegali Pembesaran Hati adalah pembesaran organ hati yang disebabkan oleh berbagai jenis penyebab seperti infeksi virus hepatitis, demam tifoid, amoeba, penimbunan lemak (fatty liver), penyakit keganasan seperti leukemia, kanker hati (hepatoma) dan penyebaran dari keganasan (metastasis). Salah satu penyebab hepatomegali adalah infeksi. Pada pemeriksaan tanda vital ditemukan sedikit peningkatan suhu, yang menandakan kemungkinan pasien mengalami infeksi oleh virus. Pada pemeriksaan darah juga ditemukan leukositosis yang menguatkan

kemungkinan pasien mengalami infeksi. Sehingga kemungkinan salah satu diagnosisnya adalah infeksi pada hepar, tetapi dibutuhkan anamnesis dan pemeriksaan lebih lanjut untuk menegakkan diagnosisnya.

Guyton and Hall, 2005. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. edisi 9. EGC Jakarta Price, Sylvia A., Lorraine M. Wilson 2006, Patofisiologi (Vol.1), EGC, Jakarta.

Mc. Syaiful Ghazi Yamani H1A 009 009

You might also like