You are on page 1of 16

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Restorasi Meiji merupakan Revolusi, atau Pembaruan, adalah rangkaian kejadian yang menyebabkan perubahan pada struktur politik dan sosial Jepang. Restorasi Meiji terjadi pada tahun 1866 sampai 1869, tiga tahun yang mencakup akhir Zaman Edo dan awal Zaman Meiji. Restorasi ini merupakan akibat langsung dari dibukanya Jepang kepada kedatangan kapal dari dunia Barat yang dipimpin oleh perwira angkatan laut asal AS, Matthew Perry.Restorasi Meiji diawali ketika dibukanya jepang dari negara luar, yang pada saat itu dipimpin oleh Kaisar Meiji yang bernama Matsuhito. Restorasi Meiji yang terjadi di Jepang telah mengubah Jepang menjadi negara modern dan imperialis, di mana pembangunan yang dilakukan pada akhirnya menjerumuskan mereka kedalam Perang dunia II. Jepang yang tadinya merupakan masyarakat yang kolot dan terisolir secara drastis berubah menjadi masyarakat yang modern. B. Tujuan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Menambah pengetahuan tentang Masa Sokoku berakhir Menambah pengetahuan tentang Nasionalisme dan gerakan Anti Asing Menambah pengetahuan tentang Restorazi Meiji Menambah pengetahuan tentang Pembaharuan Jepang menjadi Negara Modern Menambah pengetahuan tentang Konstitusi dan Parlemen Menambah pengetahuan tentang Peniruan Cara Barat dalam kehidupan Jepang Modern Sebagai Pemenuhan Tugas Mata Kuliah Sejarah Asia Timur

BAB II PEMBAHASAN Restorasi Meiji dan Modernisasi Jepang


Restorasi Meiji ( Meiji-ishin?), dikenal juga dengan sebutan Meiji Ishin, Revolusi, atau Pembaruan, adalah rangkaian kejadian yang menyebabkan perubahan pada struktur politik dan sosial Jepang. Restorasi Meiji terjadi pada tahun 1866 sampai 1869, tiga tahun yang mencakup akhir Zaman Edo dan awal Zaman Meiji. Restorasi ini merupakan akibat langsung dari dibukanya Jepang kepada kedatangan kapal dari dunia Barat yang dipimpin oleh perwira angkatan laut asal AS, Matthew Perry.Restorasi Meiji diawali ketika dibukanya jepang dari negara luar, yang pada saat itu dipimpin oleh Kaisar Meiji yang bernama Matsuhito. Kaisar Matsuhito menerapkan modernisasi disegala bidang hingga menyamai negara negara barat dan lebih difokuskan pada bidang pendidikan dengan cara meningkatkan anggaran pendidikan secara drastis, wajib belajar bagi penduduk jepang dan pengiriman pelajar pelajarnya untuk belajar di Eropa (Prancis dan Jerman)Pada saat Restorasi Meiji, Kaisar Meiji banyak memasok senjata senjata perang dari negara barat. Dimulailah proses reformasi dengan pendidikan sebagai mata tombak. Pendidikan menjadi hak dan kewajiban semua warga. Tetapi reformasi itu yang disebut restorasi, sejak itu restorasi Jepang itu disebut dengan Restorasi Meiji.

Restorasi Jepang itu berjalan sangat cepat dan efisien tahun 1853. Yang menarik dari Restorasi Jepang adalah : Para aktor yang sangat gigih memperjuangkan reformasi itu berjumlah tidak lebih dari 100 orang muda yang cerdas dan berdedikasi tinggi. Titik berat dari proses restorasi itu adalah di bidang pendidikan. Banyak sekali pemuda Jepang dikirimkan ke luar negeri dan Jepang banyak mengambil sistem Jerman dalam segala proses kehidupannya. Sewaktu menjalankan Restorasi, Jepang sudah memiliki administrasi pemerintahan yang sangat rapih warisan dari rezim Tokugawa. Pada dasarnya kepribadian Jepang sangat dipengaruhi oleh semangat Bushido yang sangat asketik, berdisiplin tinggi, dan menjunjung tinggi kode etik dan tata krama dalam kehidupan. Kesemuanya itu terus berlanjut sewaktu proses restorasi itu berjalan. 1. Masa Sakoku
Sakoku adalah kebijakan penutupan negara yang dilakukan oleh pemerintah Jepang selama lebih dari 200 tahun sejak 1639 1854. Orang Jepang dilarang pergi ke luar negeri dan Orang dari negara lain yang pada umumnya adalah pedagang lintas negara dilokalisasi di sebuah pulau buatan manusia bernama Dejima yang terletak di Teluk Nagasaki, dan itu pun dengan pembatasan yang sangat ketat. Hanya Belanda, China, Korea dan Ryukyu (sekarang Okinawa) yang diizinkan melakukan hubungan dagang dengan Jepang. Masalah agama yang banyak dianggap sebagai latar belakang penutupan negara sebenarnya bukanlah faktor utama penyebab terjadinya Sakoku. Kekhawatiran akan imperialisme Eropa juga merupakan faktor yang menentukan. Misi pelayaran Portugis adalah Gold, Gospel, Glory atau mencari kekayaan, penyebaran agama dan mencari kejayaan. Adalah suatu hal yang tak mungkin, ketika proses penyebaran Kristen di Jepang tersebut, tanpa diikuti tujuan tujuan imperialisme karena dapat dikatakan ketiga misi ini adalah satu paket. Faktor inilah yang pertama dilihat oleh Toyotomi Hideyoshi sebagai sesuatu yang akan membahayakan, hingga dialah penguasa pertama di Jepang yang melarang penyebaran agama Kristen. Dengan keadaan masyarakat Jepang pada saat itu tidaklah berlebihan jika Imperialisme menjadi momok. Masyarakat Jepang pada saat itu yang sangat terikat dalam sistem feodalisme, kurang mempunyai rasa memiliki akan tanah air Jepang. Stratifikasi sosial yang ketat membuat mereka berpikir bahwa hanya kelas teratas ( Samurai ) yang berhak merasa memiliki Jepang dan membelanya ketika bahaya terjadi. Nasionalisme mereka pun kurang teruji, karena sejak dulu belum pernah ada negara lain yang mengadakan kontak dengan Jepang. Bahkan sebagian besar kebudayaan Jepang berasal dari negara lain terutama China. Pendek kata, Jepang pada saat itu belum sadar akan kejepangannya. Karena hal itulah, dikhawatirkan jika imperialisme masuk ke Jepang, maka Jepang akan sangat cepat dikuasai. Ketika pemerintah mengambil kebijakan untuk menutup negara maka pemerintah justru mempunyai kesempatan yang besar untuk memperbaiki pola pikir masyarakat. Dapat dikatakan bahwa masa Sakoku adalah masa Jepang menjadi kepompong. Dalam masa Sakoku masyarakat Jepang banyak belajar memahamai bangsanya sendiri dan bangsa lain. Negara yang tertutup menghasilkan kondisi yang kondusif untuk membangun nasionalisme masyarakat, bahkan pada saat itu materi tentang nasionalisme dimasukkan dalam sistem pendidikan (Kokugaku). Ajaran perbaikan dalam agama Shinto yang dijadikan sebagai sudut pandang pembelajaran nasionalisme, diharapkan dapat membangkitkan rasa kebudayaan pada saat krisis. Hal itu juga diharapkan dapat meletakkan dasar dasar bagi reaksi konservatif dan ketahanan terhadap ancaman asing di bawah naungan kekaisaran. Untuk mengimbangi keterasingan dari dunia luar, agar tidak tertinggal dalam bidang ilmu pengetahuan, masyarakat Jepang tetap mempelajari ilmu ilmu sains, terutama yang berasal dari

Belanda (rangaku). Materi ini juga dimasukkan dalam sistem pendidikan. Namun, kebijakan pemerintah yang hanya mengizinkan Belanda untuk tinggal di Dejima, tanpa masuk wilayah Jepang membuat masyarakat lebih objektif dalam menerima ilmu ilmu dari Belanda tersebut. Pembelajaran terhadap sains Eropa dengan metode struktural seperti ini adalah upaya pemerintah agar masyarakat tidak terkontaminasi budaya Barat dan dapat tetap menjunjung tinggi tradisi Jepang. Sakoku, kebijakan penutupan negara merupakan awal terbentuknya nasionalisme Jepang hingga pada masa Perang Dunia II Jepang, pernah dikenal sebagai negara penganut ultranasionalisme. Merujuk pendapat Arief Budiman seorang pengamat politik, bahwa nasionalisme adalah sesuatu hal yang sangat sulit digarap. Itulah yang terjadi pada Jepang di masa pra dan pasca Sakoku. Masyarakat Jepang yang dulunya awam akan nasionalisme berkembang menjadi masyarakat Jepang yang terlalu membanggakan negaranya hingga menjajah negara lain

2. Nasionalisme Jepang a. Masa Keshogunan Sejak pemerintahan Shogun Tokugawa (pada abad ke-17), Jepang melakukan politik isolasi (artinya menarik diri dari pengaruh asingBarat). Politik isolasi ini mulai dijalankan oleh Iyeyashu Tokugawa (1639) dan diteruskan oleh para penggantinya. Tujuan politik isolasi untuk menjamin tetap tegaknya pemerintahan Shogun dan mencegah masuknya pengaruh asing (Barat).Selama Jepang menutup diri, dunia Barat terus melaju pesat dengan industri dan teknologinya. Untuk itu bangsa-bangsa Barat membutuhkan daerah pasaran hasil industri. Amerika Serikat, merupakan salah satu bangsa Barat yang ingin masuk ke Jepang untuk membuka hubungan dagang. Pada tahun 1846, Amerika Serikat mengirimkan utusannya ke Jepang di bawah pimpinan Laksamana Biddle, tetapi ditolak oleh Shogun. Pada tahun 1853, mengirimkan lagi utusannya lengkap dengan kapal perangnya di bawah pimpinan Matthew Commodore Perry. Perry menghadap Shogun dan meminta agar Jepang mau membuka kota-kota pelabuhannya untuk perdagangan internasional. Pemerintah Jepang minta waktu untuk memikirkan permintaan Amerika Serikat. Perry beserta rombongan kembali ke Amerika.Pada tahun 1854, rombongan Perry lengkap dengan tujuh kapal perangnya mendarat lagi di Yedo, dan berhasil memaksa Shogun Iyesada (18531858) untuk menandatangani Perjanjian Kanagawa (31 Maret 1854) yang isinya kota pelabuhan Shimoda dan Hokodate dibuka untuk perdagangan asing. Dengan demikian, runtuhlah politik isolasi Jepang sehingga negara tersebut terbuka untuk bangsa asing. Sejak saat itu, Jepang menyadari akan ketinggalannya dengan bangsabangsa Barat. Yang menjadi sasaran kemarahan rakyat Jepang ialah pemerintahan Shogun. Yoshinobu dipaksa turun takhta dan menyerahkan kekuasaannya kepada Kaisar Mutsuhito (Kaisar Meiji) pada tanggal 8 September 1867. Secara resmi Kaisar Meiji memerintah Jepang dari tanggal 25 Januari 1868 sampai dengan 30 Juli 1912. b. Nasionalisme Jepang Terbukanya Jepang bagi bangsa asing yang disusul dengan runtuhnya kekuasan Shogun dan tampilnya Kaisar Meiji (Meiji Tenno), menandai bangkitnya nasionalisme Jepang. Pada tanggal 6 April 1868, Meiji Tenno memproklamasikan Charter Outh (Sumpah Setia) menuju Jepang baru yang terdiri atas lima pasal, seperti berikut. 1) Akan dibentuk parlemen. 2) Seluruh bangsa harus bersatu untuk mencapai kesejahateraan. 3) Adat istiadat yang kolot dan yang menghalangi kemajuan Jepang harus dihapuskan. 4) Semua jabatan terbuka untuk siapa saja.

5) Mendapatkan ilmu pengetahuan sebanyak mungkin untuk pembangunan bangsa dan negara. c. Jepang Muncul sebagai Negara Imperialis Restorasi telah berhasil mengangkat harkat dan martabat bangsa dan negara Jepang. Jepang menjadi negara maju, modern, dan sejajar dengan negara-negara Barat. Hal ini kemudian menimbulkan ambisi untuk melakukan imperialisme seperi negara-negara Barat. faktor-faktor yang mendorongnya adalah : 1) Adanya pertambahan penduduk yang cepat. 2) Adanya perkembangan industri yang begitu pesat, butuh daerah pasaran dan bahan mentah. 3) Adanya pembatasan migran Jepang yang dilakukan oleh negara-negara Barat. 4) Pengaruh ajaran Shinto tentang Hakko I Chi-u (dunia sebagai keluarga), di mana Jepang terpanggil untuk memimpin bangsa-bangsa di dunia (Asia-Pasifik). Ambisi imperialisme Jepang menyebabkan Jepang terlibat dalam peperangan. Untungnya, dalam setiap peperangan Jepang selalu mendapatkan kemenenangan. Perang CinaJepang I (18941895) dimenangkan oleh Jepang dan diakhiri dengan Perjanjian Shimonoseki (1895). Hasilnya, Jepang memperoleh Kepulauan Pescadores dan Taiwan. Perang RusiaJepang (19041905) dimenangkan oleh pihak Jepang dan diakhiri dengan Perjanjian Portsmouth (1905). Hasilnya Jepang mendapatkan Shakalin Selatan dan menggantikan posisi Rusia di Manchuria. Kemenangan Jepang ini memberikan pengaruh yang besar bagi tumbuhnya nasionalisme di negara-negara Asia dan Afrika. Dalam Perang Dunia I, Jepang juga ikut terlibat perang dan memihak kepada Sekutu. Jepang berhasil menyapu pasukan-pasukan Jerman di Cina ataupun di Pasifik. Itulah sebabnya setelah perang berakhir dengan kekalahan di pihak Jerman, Jepang memperoleh daerah bekas jajahan Jerman, seperti Shantung (di Cina), Kepulauan Marshal, Mariana, dan Caroline (di Pasifik). Dengan demikian, sampai dengan berakhirnya Perang Dunia I, Jepang telah berhasil menguasai banyak daerah. Jepang telah muncul menjadi negara besar (the great powers). 3. Restorasi Meiji Restorasi Meiji merupakan peristiwa yang menandai runtuhnya sistem feodal pemerintahan Tokugawa dan menempatkan kembali Tenno (Kaisar) sebagai penguasa tertinggi pemerintahan. A.Latar Belakang Terjadinya Restorasi Meiji di Jepang Pada 8 November 1867, Shogun terakhir meletakkan jabatan dan menyerahkan kekuasaan kepada Kaisar. Delapan bulan sebelum Shogun terakhir meletakkan jabatan, Kaisar Komei meninggan pada 3 Februari 1867. Sebagai penggantinya adalah Mutsuhito, yang pada saat penyerahan kekuasaan baru berumur 14 tahun. Pada masa pemerintahannya dikenal dengan nama Kaisar Meijiatau Meiji Tenno. Secara resmi Mutsuhito memegang pemerintahan dari tanggan 25 Januari 1868 sampai dengan tanggal 30 Juli 1912. Pemulihan kekuasaan ke tangan Kaisar Meiji inilah yang kemudian dikenal dengan Meiji Restorasi. Karena usia Mutsuhito masih terlalu muda, maka dalam menjalankan pemerintahan dibantu sekaligus sebagai penasihat oleh beberapa orang dari keluarga Choshu ( Kido dan Ito ), Keluarga Satsuma ( Saigo dan Okubo ), Keluarga Hizen ( Okuma ) dan Keluarga Tosa ( Itagaki dan Iwakura). Dengan demikian, Restorasi tahun 1867 tersebut merupakan suatu revolusi politik di Jepang Barat ( Choshu, Satsuma, Hizen dan Tosa ) para samurai dan bangsawan feodal yang merasa tidak puas di bawah kekuasaan Shogun dan dibantu oleh segenap rakyat Jepang.

Restorasi yang berate pemulihan dan didalamnya terkandung makna untuk melakukan pembangunan dan pembaharuan. Dalam hal ini merupakan pemulihan kekuasaan negara dari Shogun kepada Kaisar sebagai orang yang berhak atas kekuasaan baik secara teoritis maupun secara praktis. Setelah Meiji naik tahta, ibukota dipindahkan dari Kyoto ke Yedo dan kemudian namanya diubah menjadi Tokyo pada 26 November 1868. Pada 6 April 1868, untuk pertama kalinya dalam sejarah Jepang Meiji Tenno mengangkat sumpah setia ( Charter Outh ) dihadapan para Daimyo dan Aristokrat. Charter Outh pada prinsipnya berisi empat asas, yakni :

Asas Musyawarah Musyawarah merupakan sesuatu yang harus dipegang teguh. Semua peraturan negara akan ditetapkan dengan jalan musyawarah. Dalam hal ini akan dibentuk Setempat.

Asas Persatuan Seluruh rakyat Jepang harus bersatu dan sependapat, agar ketertiban dalam masyarakat dapat terpelihara dengan baik. Hak-hak bagi semua lapisan masyarakat akan dijamin oleh negara.

Asas Keadilan Segala tradisi lama yang merugikan bangsa dan negara dihapuskan. Persamaan hak dan kewajiban akan dijadikan dasar kehidupan nasional.

Asas Pendidikan Pendidikan merupakan kombinasi antara sistem pendidikan lama dan baru , yang merupakan campuran cara berpikir Cina dan Jepang serta pendidikan Barat akan dijadikan dasar bagi terciptanya negara baru yang maju dan modern seperti barat. Jepang juga akan mengambil dan mempergunakan tenaga-tenaga yang cakap dari luar guna pembangunan bangsa dan negara Jepang. Dari isi sumpah setia tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pelaksanaan pemerintahan negara dipimpin oleh Kaisar, dibantu rakyat. Tujuannya untuk kepentingan dan kesejahteraan rakyat. B.Restorasi Meiji dalam Berbagai Bidang Restorasi yang dijalankan Meiji Tenno meliputi berbagai bidang, antara lain : 1.Bidang Politik ( Pemerintahan ) Langkah-langkah yang diambil oleh Meiji Tenno dalam mengadakan restorasi dalam bidang politik, yaitu :

1. 2.

3.

4.

Kaisar berpegang teguh pada Charter Outh. Sistem pemerintahan meniru sistem pemerintahan Barat yaitu pemerintahan dibagi ke dalam Departemen-departemen. Akan dibentuk Konstitusi baru yang akan dipimpin oleh Ito Hirobumi. Sistem pemerintahan feodal dihapus. Seluruh tanah negara akan dibagi ke dalamprefecture. Prefecture adalah suatu daerah yang dikepalai oleh seorang profect ( Kepala Departemen). Pemerintah mengijinkan adanya National Assembly.

Awal tahun 1868 sistem feodal masih tetap dipakai, secara resmi system pemerintahan feodal dihapus tahun 1871 dengan dikeluarkannya Imperial Rescript oleh Kaisar. Sesudah itulah golongan samurai mendapat kesempatan memegang jabatan dalam pemerintahan. Negara dibagi menjadi propinsi yang diperintah oleh Gubernur yang dipilih dan diangkat olek kaisar. Para Daimyo yang kehilangan jabatan ada penyaluran dari pemerintah, yang mempunyai kecakapan diberi jabatan tertentu dan yang tidak memiliki kecakapan diberhentikan dan dipensiun. Walaupun secara resmi pemerintahan feodal telah dihapuskan , namun rakyat masih belum merasa puas karena pemerintahan masih dimonopoli oleh segolongan revolusioner, dan masih bersifat oligarkhi. Rakyat menuntut agar kaisar segera membentuk pemerintahan dengan adanya perwakilan dari rakyat. Hal ini ditanggapi oleh Kaisar dengan mengeluarkan suatu pernyataan bahwa ia akan memerintah menurut kehendak rakyat dan akan membentuk konstitusi. Pembentukan komstitusi dilakukan oleh Ito yang kemudian dikenal sebagai Bapak Konstitusi Jepang, dengan para pembantunya dan ternyata berhasil. 11 Februari 1889 secara resmi Konstitusi diumumkan oleh kaisar kepada seluruh rakyat. Konstitusi 1889 mengandung pokok-pokok pikiran antara lain : a.Kedudukan Kaisar Menurut Konstitusi, Kaisar adalah sumber dari segala kekuasaan. Kedudukan Kaisar suci dan tidak dapat diganggu gugat. Kekuasaan praktis ( real power ) dijalankan oleh badan pemerintahan atas nama Kaisar. Jadi dalam menjalankan pemerintahan khususnya dalam kekuasaan legislatif, Kaisar dibantu atau didampingi oleh Diet. b.Diet ( DPR ) Sistem perwakilan di Jepang menganut system seperti di Eropa Barat, yaitu perwakilan yang terdiri dari dua kamar ( bicameral ), yaitu :

House Of Peers ( Upper House), anggotanya terdiri dari para bangsawan tinggi yang dipilih dari para pembayar pajak yang tinggi dalam negara. House Of Representative, anggotanya terdiri dari rakyat biasa yang ditunjuk atau dipilih. Semua undang-undang harus mendapat pengesahan dari Diet dan persetujuan harus didasarkan pada kelebihan suara yang mutlak. c.Kabinet Kabinet ( The Council Of Minister ) langsung bertanggung jawab kepada Kaisar. Menurut Konstitusi 1889, Kabinet yang diketuai oleh Perdana Menteri mempunyai Departemen sebagai berikut :

Departemen Dalam Negeri Departemen Luar Negeri Departemen Pendidikan Departemen Perhubungan Departemen Keuangan Departemen Kehakiman Departemen Perdagangan dan Industri Departemen Pertanian dan Kehutanan Departemen Kereta Api Departemen Seberang Laut

d.Prive Council ( DPA ) Tugasnya sebagai penasehat Kaisar. Di samping Prive Council, Kaisar masih mempunyai penasehat langsung yaitu Genro atau ahli-ahli negara. Genro adalah suatu lembaga yang dibentuk di luar undang-undang. Berdasarkan Konstitusi 1889, bentuk pemerintahan Jepang adalah Monarkhi Konstitusional. Di mana Kabinet bertanggung jawab kepada Kaisar. Struktur Organisasi dari Pemeritahan Jepang yang baru adalah : Kaisar sebagai penguasa tertinggi dalam menjalankan pemerintahan. Kaisar dibantu oleh :

Kabinet yang bertanggung jawab langsung kepada Kaisar. Prive Council yang berfungsi sebagai penasehat Kaisar. Genro yang berfungsi sebagai penasehat Kaisar. 2.Bidang Perekonomian Restorasi Meiji termasuk juga melakukan revolusi dalam bidang ekonomi, dimana sistem ekonomi feodal runtuh dan digantikan dengan sistem ekonomi kapitalis modern. Baik segi persoalan politik maupun ekonomi di Jepang, semuanya memperoleh pengaruh barat. Dua hal yang harus diperhatikan dalam masalah ekonomi, yaitu :

1.

2.

Bagaimana cara untuk menguasai kembali sumber-sumber perekonomian, penghasilan nasional, terutama untuk kepentingan pemerintah Jepang. Hal ini ditempuh dengan cara antara lain : membuat jalan-jalan kereta api, mendirikan bank-bank, mengijinkan pelayaran bagi kapal-kapal asing. Bagaimana cara untuk mengembangkan ekonomi Jepang yang sebaik-baiknya. Hali ini ditempuh dengan jalan : Mengirimkan misi untuk belajar pengetahuan ekonomi Barat. Membuka hubungan ekonomi dengan bangsa-bangsa barat secara luas. Membuka pabrik-pabrik. Pembangunan di bidang ekonomi meliputi juga bidang pertanian, perindustrian dan perdagangan. Namun yang paling berhasil adalah di bidang perindustrian dan perdagangan. Perdagangan Jepang maju pesat karena adanya dumping policy. Di bidang industry muncul golongan baru yang disebut Zaibatsu, terdiri dari Keluarga Mitsui, Sumimoto dan Jassuda. 3.Bidang Pendidikan Sistem pendidikan di Jepang juga meniru sistem pendidikan ala Barat. Moral dasar yang diajarkan di semua sekolah ialah Shintoismedan Budhisme. Tujuan Meiji dengan mengadakan pembaharuan dalam bidang pendidikan yaitu :

1. 2. 3. 4.

Untuk mencapai persatuan nasional yang kuat. Untuk melatih rakyat akan kesetiaan terhadap negara / kaisar. Untuk memperoleh pengetahuan dan teknik yang modern. Untuk mewujudkan kesempurnaan pertahanan nasional ( kemajuan pendidikan dianggap mempunyai hubungan erat dengan pertahanan negara ).

Tahun 1871 dibentuk Departemen Pendidikan. Selanjutnya tahun 1872 dikeluarkan Undang-undang Pendidikan, yang isinya antara lain :
1. 2. 3. 4. 5. 6.

Wajib belajar untuk anak-anak yang berumur 6 tahun. Bagi anak-anak yang telah berumur 6 14 tahun dibebaskan dari uang sekolah. Pendidikan bersifat militeristis, baik di sekolah maupun di asrama. Seluruh negara dibagi menjadi 8 daerah pendidikan. Masing-masing dibagi lagi menjadi 32 distrik Sekolah Menengah dan 210 Sekolah Dasar. Pengiriman pemuda-pemuda Jepang ke luar negeri. Sekolah diperluas baik negeri maupun swasta. Berkat kemajuan di bidang pendidikan, terciptalah negara Jepang yang modern dan sejajar dengan negara-negara Barat. Akhirnya Jepang dapat memiliki ahli-ahli dalam semua bidang ilmu pengetahuan yang akhirnya dapat membawa kemajuan bagi Jepang hingga mencapai puncaknya. 4.Bidang Militer Restorasi tidak hanya dilakukan dalam bidang politik, ekonomi maupun pendidikan saja. Tetapi juga dalam bidang kemiliteran. Latar belakang pembaharuan dalam bidang militer yang dilakukan oleh Kaisar Meiji, antara lain :

1.

2. 3. 4.

Adanya peristiwa Kagosima dan Shimonoseki, menyadarkan bangsa Jepang bahwa sistem pertahanannya telah using dan kuno. Bangsa Jepang sadar bahwa angkatan perang mereka bukanlah tandingan bagi kekuatan militer Barat. Adanya desakan yang menghendaki agar Kaisar Jepang tetap sebagai pemegang kekuasaan tertinggi atas pertahanan negara. Menginginkan adanya militer yang disiplin, berani dan setia. Untuk mempertahankan kemerdekaan negara terhadap kemungkinan adanya desakan dari negara-negara lain dan demi kejayaan bangsa serta negara Jepang. Keluarga Choshu dan Satsuma mempunyai peranan yang sangat besar dalam pembaharuan angkatan perang ini. Keluarga Choshu menangani pembaharuan di angkatan darat dengan mencontoh Prusia atau Jerman. Sedangkan Keluarga Satsuma menangani pembaharuan di tentara angkatan laut dengan mencontoh Inggris. Bersamaan dengan modernisasi angkatan perang ini, ajaran bushido sebagai jiwa kemiliteran dihidupkan kembali. Prajurit Jepang harus memegang teguh ajaran Bushido, yang berisi ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

1. 2. 3. 4.

Setiap prajurit harus menginsafi kedudukannya. Meningkatkan kecakapan di lingkungan tersebut. Memegang teguh disiplin. Menjunjung tinggi kehormatan bangsa dan negara ( Tenno ) sampai titik darah penghabisan. Mati untuk Kaisar adalah mati yang sempurna dan mulia. Bushido inilah yang memberi kekuatan lahir dan batin yang tak terhingga kepada tentara Jepang pada khususnya dan rakyat Jepang pada umumnya. Dengan jalan tersebut, angkatan perang Jepang menjadi sangat kuat dan disiplin. Hal ini terbukti pada saat Jepang perang melawan Cina dan Rusi ( negara raksasa ), Jepang selalu mendapatkan kemenangan. C.Akibat Restorasi Meiji di Jepang

Sebelum adanya restorasi meiji, Jepang dianggap sebagai negara yang lemah, terbelakang dan menjadi mangsa bagi negara-negara imperialis Barat. Namun setelah Restorasi dalam berbagai bidang. Ternyata membuahkan hasil yang sangat menakjubkan. Bangsa dan negara Jepang terangkat ke puncak keunggulan, menjelma menjadi negara yang kuat dan modern sejajar dengan negara-negara barat. Dalam bidang pemerntahan, Meiji telah menyumbangkan pemerintahan feodal. Sejak 1889 dengan terbentuknya Konstitusi baru maka pemerintahan Jepang bercorak demokratis.Charter Outh dipegang teguh oleh Kaisar, yang memerintah sesuai dengan kehendak rakyat dan bertujuan untuk mencapai kesejahteraan rakyat. Akibat Restorasi dalam bidang ekonomi, terbukti akhir abad ke-19 Jepang dapat menguasai pasaran di seluruh Asia. Bahkan merupakan saingan yang berat bagi Eropa dan Amerika. Berkat kemajuan di bidang industria, neraca perdagangan Jepang menjadi aktif dan selanjutnya mampu mengubah Jepang dari negara agraris menjadi negara industri . Kemajuan pesat di bidang industry menyeret Jepang masuk ke kancah peperangan. Dalam hal ini Jepang juga menjalankan politik imperialism. Restorasi di bidang pendidikan mampu memberikan hasil yang cukup mengagumkan. Jepang menjadi negara pertama di Asia yang bebas dari bura huruf. Jepang juga merupakan pelopor bagi Asia dalam usaha memajukan pendidikan. Kemajuan pendidikan merupakan fondasi bagi pembangunan menuju negara modern. Akibat Restorasi dalam bidang angkatan perang, Jepang memiliki angkatan perang yang kuat dan disiplin, taat dan berani. Hal ini terbukti dalam setiap peperangan yang dilakukan, Jepang selalu memperoleh kemenangan yang gemilang, baik saat melawan negara Asia maupun Barat. Secara teori, runtuhnya suatu sistem feodal didahului oleh perubahanperubahan sosial dan ekonomi yang merongrong dasar lembaga-lembaganya, dan Jepang bukan merupakan pengecualian. Sekalipun terdapat peraturan-peraturan dan patokan yang bertujuan untuk melakukan pembekuan struktur feodal masyarakat, suatu ekonomi keuangan menyebar selama masa-masa terakhir Tokugawa dengan menggoncangkan ekonomi feodal. 4. Pembaharuan Jepang Menjadi Negara Modern Pada tahun 1868, Jepang mulai tumbuh dan berkembang menjadi negara modern. Hal itu terjadi tepatnya setelah Restorasi Meiji. Pada tahun 1867, Pangeran Matsuhito dinobatkan sebagai kaisar Jepang dan bergelar Meiji Tenno (1867-1912). Kaisar Meiji merupakan motor penggerak pembaruan negara Jepang dalam segala bidang. Pembaruan itu berhasil dengan sangat menakjubkan. Dalam melaksanakan pembaruan-pembaruan, agar setara dengan Negara-negara barat pemerintahan Meiji memerlukan pengetahuan teknik Barat dengan melaksanakan kebijakan-kebijakan sebagai berikut :

Banyak ahli-ahli Barat didatangkan ke Jepang dengan gaji besar. Teknologi yang diserap disesuaikan dengan kondisi atau keperluan bangsa Jepang. Meletakkan dasar-dasar untuk pembangunan perindustrian modern. Pemerintah dimodernisasi dengan mengambil model Barat abad ke-19. Kementrian kementerian dibentuk, misalnya: kementerian keuangan, kementerian angkatan darat, kementerian angkatan laut, dan kementerian pendidikan umum. Sistem peradilan dan hukum yang modern mengikuti model Perancis dan Jerman. Jepang menciptakan sistem perbankan, jaringan telegraf dan jalan kereta api mulai dibangun.

Dalam waktu kira-kira 10 tahun setelah restorasi, proses pembaruan di Jepang telah berjalan dengan pesat. Kesuksesan khususnya dalam bidang industri inilah yang mendorong Jepang menjadi negara imperialis, karena tuntutan mendasar untuk memenuhi kebutuhan akan bahan mentah dan pemasaran hasil industrinya. Faktor lain yang ikut mendorong Jepang menjalankan politik imperialisme adalah: Ajaran Hokho-Ichiudalam Shintoisme yang mengajarkan tentang kesatuan keluarga umat manusia. ( ini alasan idiil ) Sebagai bangsa yang telah maju, Jepang mempunyai kewajiban untuk mempersatukan dan memajukan bangsabangsa di dunia. Jepang yang sebelumnya menerapkan politik Pintu Tertutup yang disebut dengan Sakoku, mulai memberlakukan politik Pintu Terbuka yang disebut dengan Kaikoku. Dengan demikian dimulailah modernisasi Jepang secara besar-besaran. Modernisasi dimulai segera setelah negara Jepang terpaksa membuka diri bagi pergaulan internasional, akibat ancaman dan tekanan dari luar, terutama dari Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Perancis dan lain-lain. Perkembangan-perkembangan yang terjadi selama masa Sakoku ternyata tidak dapat mengimbangi perkembanganperkembangan yang telah dicapai negara-negara Barat. Mereka menyadari bahwa pemerintahan yang dijalankan Shogun Tokugawa sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman. Di bawah slogan Wakon Yosai (Kepribadian Jepang, Teknologi Barat) serta slogan Shokusan Kogyo (Meningkatkan produktivitas dengan menggalakkan industrialisasi) yang dikaitkan dengan slogan Fukoku Kyohei (Negara kaya, militer kuat), Jepang memacu modernisasi dengan kecepatan yang luar biasa. Secara besarbesaran mengimpor dan melaksanakan modernisasi di berbagai bidang kehidupan, seperti ekonomi, kebudayaan, politik, pendidikan, telekomunikasi dan kemiliteran. Pembaharuan terjadi secara teratur dalam berbagai bidang. Pemerintah juga menetapkan kebijakan-kebijakan baru untuk membuat Jepang menjadi modern. Diantaranya adalah perombakan politik serta pembebasan Jepang dari tekanan baik dari dalam maupun luar negeri. Untuk melakukan modernisasi, pemerintah memusatkan perhatiannya pertama-tama kepada masalah dalam negeri demi kepentingan memperoleh posisi internasional. Untuk itu diperlukan modernisasi dalam segala bidang dengan mengandalkan sumber daya yang ada. Dalam hal ini, pemerintah masih menggunakan nilai-nilai nasionalisme yang ada dalam masa Tokugawa, yaitu etika Bushido, untuk menunjukkan loyalitas dan kebiasaan patuh kepada pemimpin dengan kerelaannya untuk mengorbankan diri. Kebiasaan tersebut akhirnya menjelma dalam bentuk cita-cita nasional dengan kesetiaan kepada Tenno dan cinta tanah air. Semangat Bushido yang dijadikan pegangan hidup tersebut telah menjadi semangat bersama yang dijunjung tinggi untuk mendorong tercapainya cita-cita pembentukan masyarakat modern. Pemerintah Jepang melakukan usaha modernisasi secara besar-besaran tetapi proses modernisasi juga mengalami masalah-masalah dalam perjalanan perkembangannya. Antara lain disebabkan karena adanya goncangan budaya yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat Jepang. Hal ini terjadi karena benturan antara kebudayaan Timur dengan kebudayaan Barat yang masuk melalui politik Pintu Terbuka. Benturan-benturan seperti ini dirasakan sangat mengganggu cara hidup mereka yang telah terbiasa dengan sistem lama. Selain itu pemekaran Budaya Barat (Bummei Kaika) yang dialami masyarakat Jepang telah menunjukkan suatu gejala yang buruk. Orang Jepang banyak yang meniru segala sesuatu dari Barat hanya untuk gagah-gagahan belaka. Akibatnya para pemimpin Jepang mulai meninjau kembali proses pembaratan ini dan mulai

menanamkan kebanggaan terhadap kebudayaan Jepang asli, untuk membentuk dasar bagi jiwa seluruh bangsa Jepang guna menjadi bangsa yang modern. b. Landasan Teori Dalam pembahasan ini ada beberapa teori yang dapat dihubungkan dengan keadaan Jepang pada saat Restorasi Meiji yaitu: Teori Modernisasi klasik Smelser : Diferensiasi Struktural. Bagi Smelser, modernisasi akan selalu melibatkan diferensiasi struktural, ini terjadi karena, dengan proses modernisasi ketidakteraturan struktur masyarakat yang menjalankan berbagai fungsi sekaligus akan dibagi dalam substruktur untuk menjalankan satu fungsi yang lebih khusus. Bangunan baru ini sebagai satu kesatuan yang terdiri dari berbagai substruktur yang terkait menjalankan keseluruhan fungsi yang dilakukan oleh bangunan struktur lama, sehingga pelaksanaan fungsi akan lebih efisien. Teori Pertumbuhan Ekonomi Modernisasi dari W.W Rostow yang menyatakan bahwa, perkembangan ekonomi suatu masyarakat meliputi lima tahap perkembangan, yaitu tahap masyarakat tradisional, tahap prakondisi tinggal landas, tahap tinggal landas, tahap kematangan(maturity), tahap konsumsi masa tinggi atau besar-besaran. ditulis dalam bukunyaThe Stage of Economic Growth: A Non Communist Manifesto(1960) dan juga dalam The Process of Economic Growth(1953), yang kajianya memakai pendekatan sejarah dalam menjelaskan proses perkembangan ekonomi. Dan teori yang ketiga dapat kita gunakan dalam membahas masalah ini adalah teori perubahan sosial dan budaya yang dirumuskan oleh Karl Marx yaitu bahwa perubahan sosial dan budaya sebagai produk dari sebuah produksi (materialism). 5. Konstitusi dan Parlemen a.Parlemen Jepang Kokkai () adalah nama parlemen Jepang. Parlemen Jepang terdiri dari dua majelis:Majelis Rendah Jepang ( shgi'in) dan Majelis Tinggi Jepang ( sangi'in). Kedua majelis dipilih secara langsung melalui sistem pemilihan paralel. Di samping memutuskan undang-undang, Kokkai bertanggung jawab memilih Perdana Menteri Jepang. Menurut Konstitusi Jepang, Kokkai adalah "aparatur kekuasaan negara tertinggi" dan "satu-satunya aparatur negara yang menciptakan undang-undang" di Jepang. Selain undang-undang, anggota parlemen juga bertugas dalam menyetujui anggaran negara dan meratifikasi perjanjian negara.Jumlah anggota tidak ditetapkan. Majelis Rendah mempunyai 480 anggota (sejak tahun 1996) yang bertugas selama empat tahun. Meskipun begitu, majelis ini dapat dibubarkan kapanpun juga jika sang perdana menteri memutuskan untuk mengadakan pemilusebelum berakhirnya masa tugas. Majelis Tinggi mempunyai 242 anggota yang bertugas selama enam tahun. Keanggotaan parlemen terbuka kepada warga Jepang yang berusia sekurangnya 25 tahun (untuk Majelis Rendah) dan 30 tahun (untuk Majelis Tinggi). b. Sistem Politik dan Sistem Pemerintahan di Jepang Suasana kehidupan politik yang tercermin dalam sistem politik dan sistem pemerintahan suatu negara, dapat dilihat dalam UUD/Konstitusi negara tersebut (bila negara itu mempunyai UUD/Konstitusi). Oleh karena itu, sistem politik dan sistem pemerintahan Jepang dapat dilihat dalam UUD/Konstitusi terbaru Jepang, yaitu Konstitusi 1947. Konstitusi 1947 tersebut mengandung tiga (3) prinsip pokok, yaitu :

1. Kedaulatan rakyar dan Peranan Kaisar sebagai simbol (popular souvereignity and the simbolic role of the emperor. 2. Suka perdamaian (pacifism), 3. Menghormati hak asasi manusia (respect for fundamental human rights). Sesuai dengan judul tulisan ini maka berikut ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan sistem politik dan sistem pemerintahan Jepang. 1. Sistem politik Jepang Jepang (sebagai salah satu negara demokrasi) juga mempunyai struktur ketatanegaraan sebagaimana tersebut di muka, yang meliputi supra struktur politik dan infra struktur politik. Hal ini dapat dilihat dalam Konstitusi 1947. Supra struktur politik, meliputi lembaga-lembaga kenegaraan atau Lembagalembaga Neagra atau alat alat Perlengkap Negara. Dengan demikian, supra struktur politik Negara Jepang menurut Konstitusi 1947, meliputi : baga Legislatif (legislature), yaitu National Diet (Parlemen Nasional) B. Lembaga Eksekutif (Executive), yaitu Cabinet (Dewan Menteri), yang dipimpin oleh seorang Perdana Menteri. baga Judisiil (Judiciary), yaitu Supreme Court (Mahkamah Agung). Sedangkan Infra struktur politik meliputi segala sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan lembaga lembaga kemasyarakatan, yang dalam aktivitasnya mempengaruhi (baik secara langsung maupun tidak langsung) lembaga-lembaga kenegaraan dalam menjalankan fungsi serta kekuasaannya masing-masig. Infrastruktur ini terdiri dari lima 5 komponen/unsur, yaitu : 1. Partai politik (political party) 2. Golongan kepentingan (interest group), terdiri dari : a. Interest group asosiasi b. Interest group institusional c. Interest group non asosiasi d. Interest group yang anomik 3. Golongan penekan (pressure group) 4. Alat komunikasi politik (media political communication) 5. Tokoh politik (political figure) Jepang sebagai suatu negara yang menganut sistem politik demokrasi, tidak dapat meniadakan hidup dan berkembangnya partai politik, dengan kata lain adanya partai politik merupakan salah satu ciri bahwa Jepang merupakan negara demokrasi. Sampai saat ini, Jepang menganut sistem politik multi party (banyak partai), yaitu ada enam (6) partai besar : 1. Liberal Democratic Partay (jiyu Minshuto or Jiminto), yang banyak didukung oleh birokrat, pengusaha, dan petani. 2. The Japan Socialist Party (nippon S Hakaito), yang didukung oleh buruh(sayap kiri). 3. The Komneito (Clean Goverment Party), yang didukung para penganut agama Budha. 4. The Democatic Socialist Party (Minshato), yang didukung oleh buruh (sayap kanan). 5. The Japan Communist Party (Nihon Kyosanto), yang didukung oleh komunis. 6. The United Social Democratic Party (Shakai Minshu Rengo of Shminren), merupakan partai termuda dan terkecil di Jepang, merupakan sempalan JSP (sosialis sayap kanan). Lihat Kishimoto Koichi, 1982: 91-93) Sejak pasca Perang Dunia Kedua samapai sekarang ini, Partai Demokrasi Liberal (LDP) secara mayoritas berkuasa di Jepang. Perdana Menteri Jepang saat ini juga berasal dari Partai LDP, di samping itu banyak para anggota LDP yang duduk di Cabinet dan National Diet.

Kehidupan partai politik Jepang sangat dipengaruhi oleh apa yang dinamakan hubatsu atau faksi. Hubatshu atau faksi merupakan bagian (sub-bagian) dari partai politik di Jepang. Misalnya lima (5) faksi yang ada dalam tubuh LDP, yang kalau diurutkan menurut kekuatannnya meliputi Faksi Takhesita, Faksi Matzuzuka, Faksi Komoto. Faksi-faksi yang merupakan bagian (sub bagian) dari partai politik ini sangat berperan dalam pemilihan ketua partai (LDP). Dan sudah bukan rahasia umum lagi bahwa ketua partai akan ditunjuk oleh DIET sebagai Perdana Menteri, yang kemudian diangkat/dilantik oeh Kaisar. Keadaan partai politik Jepang memang mempunyai karakteristik yang unik, yang berbeda dengan sistem kepartaian di negara industrilainnya seperti Amerika. Misalnya keberadaan partai konservatif (LDP) tidak berdasarkan keanggotaan organisasi dalam partai tetapi berdasarkan koalisi faksi-faksi (habatsu). Golongan kepentingan (interest group) di Jepang, antara lain ialah kelompok perusahaan-perusahaan besar Jepang atau kelompok Big Business . Ada empat (4) asosiasi bisnis (business associations) khusus yang terutama / penting di Jepang, yaitu Keidanren (Federation of Economic Organizations), Nisho (Japan Chamber of Commerce and Industry), Keizai Doyukai (japan Committee for Economic Development), dan Nikkeiren (Federation of Employeres Organization). Di samping itu terdapat pula organisasi perusahaan swasta (yang bersifat prifat), yaitu Keiretsuka (semacam perusahaan yang mempunyai anak-anak perusahaan pembuat komponen), misalnya Mitsui group atau Mitshubishi group. Organisasi/asosiasi asosiasi tersebut dapat dimasukkan sebagai interest asosiasi, yang mempunyai pengaruh dalam pembuatan kebijaksanaan di bidang bisnis dan industri Jepang. Karena situasi dan kondisi politik di Jepang (tempat interest group tersebut hidup dan berkembang ), maka interset group bisa berubah menjadi pressure group (golongan penekan), yaitu golongan yang bisa memaksakan kehendaknya kepada pihak penguasa. Sehingga kelompok Big Bussines tersebut dapat disebut sebagai golongan penekan (walau mungkin pada mulanya tidak ditujukan menjadi golongan penekan), sebab kelompok tersebut (infra struktur politik) dalam pelaksanaan SISTEM POLITIK Jepang dapat mempengaruhi supra struktur politik (khususnya pemerintah/eksekutif/cabinet) dalam pengambilan keputusan atau pembuatan kebijakan. Tokoh-tokoh politik (political figure) Jepang yang mempunyai peran penting ialah mereka yang tergabung dalam partai politik, khususnya melalui faksa masingmasing. Di sampingtujuga mereka yang berkecimpung dalam big business. Tokohtokoh politik yang berkecimpung dalam salah satu partai politik tertentu dapat pula mengadakan hubungan dengan negara lain (antar partai), lebih lebih pada negara yang tidak mempunyai hubungan diplomatik dengan Jepang. Dalam kaitannya dengan diplomasi kebudayaan, ada organisasi yang dilibatkan, yaitu Japan Foundation, sebagai pembantu menteri luar negeri (didirikan pada tahun 1972). Lembaga ini mengurus masalah tukar menukar artis, sarjana, organisasi dosen, dan misi-misi kebudayaan lainnya.Satu komponen Infra Struktur politik, yang sangat penting sekali dalam sistem politik Jepang ialah Media Komunikasi Politik (media Political Communication). Media ini meliputi media cetak (yang berupa majalah-majalah dan koran) dan media siaran (yang berupa radio dan televisi). 2. Sistem pemerintahan Jepang Sistem pemerintahan Jepang (dalam arti luas) berarti membicaraka hubungan antar organ-organ negara atau lembaga-lembaga negara yang ada di Jepang (dalam supra struktur politik), yaitu antar :

1. 2. 3.

a. b. c. d. e. f.

Lembaga Eksekutif (Executive), yaitu Cabinet (Dewan Menteri) yang dimpin oleh Perdana Menteri. Lembaga Legislatif (Legislature), yaitu National Diet(Parlement Nasional). Lembaga Judisiil (judiciary), yaitu Supreme Court (Mahkamah Agung). Jepang menganut sistem pemerintahan parlementer, oleh karena itukekuasaan lembaga lembaga negara tersebut tidak terpisah, melainkan terdapat hubunan timbal balik yang sangat erat. Hal ini berbeda dengan sistem pemerintahan presidensial murni, yang didalamnya terdapat pemisahan kekuasaan secara tegas (separation of power) antara lembaga negara yang ada (misalnya: Sistem pemerintahan Amerika Serikat). Sistem pemerintahan Jepang (dalam arti luas)menurut konstitusi 1947 dapat digambarkan sebagai berikut : Kabinet dapat membubarkan Parlemen (tetapi hanya Majelis Rendah/House of Councellors). Parlemen mengangkat/menunjuk Perdana Menteri (harus orang sipil dan harus dari anggota Parlemen /Diet) Mahkamah Agung mengawasi Kabinet dalam melaksanakan Konstitusi 1947 Kabinet menunjuk Ketua Mahkamah Agung dan Hakim Agung Mahkamah Agung mengawasi jalannya/pelaksanaan tugas-tugas Parlemen (misalnya dalam pembuatan Undang-Undang). Impeachment, yaitu dapat memanggil Mahkamah Agung memepertanggungjawabkan perbuatannya, atau dapat menuduh Mahkamah Agung tidak melaksanakan tugasnya dengan baik. Dari bagan tersebut di muka, terlihat jelas bahwa terdapat hubungan timbal balik (saling mengawasi ) antara lembaga-lembaga negara Jepang. Sedangkan sistem pemerintahan Jepang tersebut tidak bisa lepas dari sistem politiknya, karena sistem pemerintahan merupakan bagian dari sistem politik. Dalam pelaksanaan sistem pemerintahan terdapat masukan (input) yang berasal dari keinginan-keinginan masyarakat (infra struktur politik). Proses pengambilan keputusan, dan keluaran (out put) berupa kebijakan umum (public policy) yang berwujud keputusan keputusan politik yang bersifat nasional, regional maupun internasional. Dengan demikian sistem politik dan sistem pemerintahan akan sangat mempengaruhi Jepang dalam membuat kebijakan nasional, Regional, maupun internasional. 6. Peniruan Cara Barat Dalam Kehidupan Jepang Modern a. Masuknya Pengaruh Asing Cara berpakaian orang Jepang dewasa ini sudah banyak meniru cara berpakaian orang-orang Barat yang dinilainya lebih praktis. Pakaian tradisional Jepang mulai ditinggalkan dan diganti dengan gaya pakaian Barat. Sikap dan cara berpikir mereka pun sudah dipengaruhi oleh caa berpikir orang-orang Barat. Dilain pihak, kebudayaan yang dibawa para pedagang yang datang ke Jepang juga mempengaruhi pula kebijaksanaan ekonomi Jepang. Orang jepang menganggap bahwa kebudayaan mereka jauh tertinggal dibandingkan dengan kebudayaan Barat. Sifat kebudayaan Eropa yang praktis dan mudah digunakan serta dibuat, ternyata mampu menarik minat orang-orang Jepang. b. Menuju Negara Modern Pembaharuan Jepang Menjadi Negara Modern Dasar-dasar untuk mencapai modernisasi sudah ditanamkan selama zaman Tokugawa yang berlangsung kira-kira dua setengah abad lamanya. Karena selama masa itu rakyat Jepang telah ditempa dalam persatuan dan kebiasaan patuh kepada pemimpin dengan kerelaannya untuk

mengorbankan diri. Kepatuhan tersebut akhirnya menjelma dalam bentuk cita-cita nasional dengan kesetiaan kepada Tenno dan cinta tanah air. Semangat Bushido yang dijadikan pegangan hidup oleh golongan samurai telah menjadi semangat bersama yang dijunjung tinggi, untuk mendorong tercapainya cita-cita pembentukan masyarakat modern. Dalam pembaharuan tersebut ada satu tokoh yang memegang peranan sebagai pusat dalam usaha-isaha pembaharuan tersebut, yaitu Tenno Meiji. Jepang berusaha dengan segala daya untuk membangun agar setarap dengan dunia barat dn mencapai posisi agar mendapat tempat dan batas hukum internasional. Serta berusaha untuk dapat menyesuaikan diri dengan ta-krama Barat. Untuk kepentingan tersebut, pemerintah segera mengadakan perubahan dengan mencontoh dunia Barat. Karena itu, dianggap perlu adanya orang asing di Jepang dan diadakan midifikasi dalam adat kebiasaan yang tidak sesuai dengan adat kebiasaan Barat. . Untuk melaksanakan negara yang modern, organisasi militer yang efisien merupakan kebutuhan yang mutlak. Pemerintahpun memperkuat militer dengan mengambil alih fasilitas pembuat persenjataan den penggunaannya untuk industri perang. Kemudia tahun 1873, pemerintah memperlakukan wajib militer umum untuk menggantikan pola lama yang didasarkan atas kelas bagi dinas militer. Disamping itu, pemerintah juga mengirim utusan bernama Yamagata Aritomo ke Perancis dan Prusia untuk mempelajari organisasi militer modern menurut model Barat. c.Modernisasi Pola Kehidupan Untuk mempercepat modernisasi kehidupan nasional, secara serentak pemerintah mengambil langkah-langkah positif untuk mendorong adat kebiasaan Barat, terutama mendorong kemajuan.tetapi pemekaran Bunmei Kaika yang dialami masyarakat Jepang telah menunjukan suatu gejala buruk. Orang Jepang banyak meniru segala sesuatu dari Jepang untuk gagah-gagahan belaka. Akibatnya para pemimpin Jepang mulai meninjau kembali proses-pembaratan ini dan mulai menanamkan kebanggan terhadap kebudayaan Jepang asli, untuk membentuk dasar bagi jiwa seluruh bangsa Jepang guna menjadi bangsa yang modern. d.Pemerataan Pendidikan Bersamaan dengan proses modernisasi, pemerintah mulai memberikan perhatian terhadap pendidikan rakyat, karena pendidikan mempunyai dasar yang baik untuk mendorong kemajuan, dan berpaling ke arah gagasan-gagasan Barat dalam pencarian mereka akan westernisasi dan modernisasi. Pendidikan periode Meiji ini banyak meniru sistem Barat. Cabang-cabang pengetahuan yang dapat memperkokoh landasan-landasan nasional baru banyak menarik perhatian Jepang. e.Pakaian Akibat dari pemujaan segala dari Barat yang fanatik, maka usaha-usaha untuk menggunakan kostum Barat mulai disebarluaskan. Sejak awal zaman Meiji, pegawai pemerintahan pun mulai memakai pakaian Eropa, kemudian Kaisar dan para pembantunya menetapkan undang-undang bahwa pangkat, topi, maupun pakaian seragam digunakan kostum ala Eropa. f.Telekomunikasi Pada tahun 1871, pemerintah mengumumkan untuk membangun fasilitasfasilitas pengumpulan surat dan penjualan benda pos sepanjang jalan raya Tokaido. Pada tahun 1873 pemerintah mengambil alih dinas pos yang dikelola swasta dan mengadakan hubungan-hubungan pos dengan negara asing. Kemudian diikuti dengan pemasangan kabel telegraf antara Tokyo dan Yokohama. Dengan itupun, telegraf internasionalpun dibuka. Hubungan telepon percobaan diadakan anatar Tokyo dan Yokohama pada tahun 1877, sebelas tahun setelah Graham Bell menemukannya.

Alat-alat telekomunikasi tersebut terbukti sangat besar manfaatnya dalam usaha untuk memacu pembangunan yang dicita-citakan bangsa Jepang. karena itu pemerintah terus mengembangkan dinas-dinas telekomunikasi tersebut.

BAB III PENUTUP


Kesimpulan Restorasi Meiji yang terjadi di Jepang telah mengubah Jepang menjadi negara modern dan imperialis, di mana pembangunan yang dilakukan pada akhirnya menjerumuskan mereka kedalam Perang dunia II. Jepang yang tadinya merupakan masyarakat yang kolot dan terisolir secara drastis berubah menjadi masyarakat yang modern. Restorasi Meiji ini tidak akan mampu berjalan jika tidak diimbangi dengan kemampuan dan etos kerja yang baik dari masyarakatnya. Sebuah bangsa tidak akan bisa maju jika tidak ada keinginan dari dalam bangsa itu untuk merubahnya. Satu hal yang mesti kita ingat dari Restorasi Meiji adalah bahwa antara unsure-unsur baru dan unsur-unsur tradisional semuanya berjalan secara bersama-sama. Jadi bisa kita katakan meskipun Jepang mengalami perubahan di berbagai bidang dan sektor. Nilainilai tradisi leluhurnya tetap terjaga dengan baik hingga sekarang. Ini memberikan pelajaran bagi kita bahwa modernisasi bukan berarti merubah pola hidup dan tradisi lama leluhur yang positif dengan budaya barat.

You might also like