Professional Documents
Culture Documents
2008
KATA PENGANTAR
KOOPERATIF MULTI LEVEL” ini disusun guna memenuhi salah satu tugas
Pendidikan Indonesia.
kepada semua pihak yang telah turut mendukung dan membantu dalam
seluruh proses penyusunan makalah ini sejak awal hingga selesai. Semoga
masa mendatang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KONSTRUKTIVISME ................................................................ 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Hingga saat ini belum ada kesepakatan yang bulat di antara para
tidaklah konkrit melainkan abstrak. Oleh karena itu, untuk menjawab apa
pandangan.
dan disipilin ketat. Kedua, selama kurun waktu dua dekade terakhir ini,
mempopulerkan matematika.
struktur logika, batang tubuh dari bilangan dan ruang, rangkaian metode
untuk menarik kesimpulan, esensi ilmu terhadap dunia fisik, dan sebagai
aktivitas intelektual.
1
Agak berbeda dengan pendapat di atas, Ernest (1991: 42) melihat
be understood to be social.
kreatif. Oleh karena itu, matematika harus dipelajari dan diajarkan sebagai
ilmu seni.
yang pasif dan seenaknya dapat diisi informasi dari tindakan hingga
2
mengklaim bahwa matematika terdiri atas komponen-komponen:
pernyataan, dan (5) ide matematika itu sendiri. Bahkan secara lebih luas
755) melihat tiga ciri utama matematika, yaitu; (1) matematika disajikan
dalam pola yang lebih ketat, (2) matematika berkembang dan digunakan
lebih luas dari pada ilmu-ilmu lain, dan (3) matematika lebih
3
Untuk mewujudkan proses pembelajaran matematika yang lebih
bermakna dengan hasil prestasi siswa yang tinggi, guru harus kreatif dan
belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interksi antar
siswa, siswa dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya dalam
4
menawarkan strategi pembelajaran yaitu strategi pembelajaran Kooperatif
Masalah utama yang akan dijawab dalam tulisan ini adalah faktor-
C. TUJUAN PENULISAN
5
BAB II
KAJIAN TEORI
sebagai berikut :
Piaget. Teori ini biasa juga disebut teori perkembangan intelektual atau
6
mengkonstruksi ilmu pengetahuan. Misalnya, pada tahap sensori motor
intelektual anak.
7
Berkaitan dengan anak dan lingkungan belajarnya menurut
tidak dipandang sebagai sesuatu yang pasif melainkan memiliki tujuan, (2)
aktivitas yang berlangsung secara interaktif antara faktor intern pada diri
8
biasa jugaa disebut tahap perkembagan mental. Ruseffendi (1988: 133)
beruntun yang selalu terjadi dengan urutan yang sama. Maksudnya, setiap
laku intelektual dan (3) gerak melalui tahap-tahap tersebut dilengkapi oleh
timbul (akomodasi).
sosial yang dikembangkan oleh Vigotsky adalah bahwa belajar bagi anak
pendidikan anak (Poedjiadi, 1999: 63) adalah sebagai berikut: (a) tujuan
9
menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapi, (b) kurikulum dirancang
(c) peserta didik diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan cara
mediator, fasilitor, dan teman yang membuat situasi yang kondusif untuk
KONSTRUKTIVISME
pikiran guru ke pikiran siswa. Artinya, bahwa siswa harus aktif secara
kognitif yang dimilikinya. Dengan kata lain, siswa tidak diharapkan sebagai
botol-botol kcil yang siap diisi dengan berbagai ilmu pengetahuan sesuai
10
gagasan dalam pengkonstruksian secara bermakna. Ketiga adalah
pasif, tetapi secara aktif oleh struktur kognitif siswa. Kedua, fungsi kognisi
lebih mudah mempelajari sesuatu bila belajar itu didasari kepada apa yang
telah diketahui orang lain. Oleh karena itu, untuk mempelajari suatu
tersebut.
bermakna karena siswa mengerti, (3) strategi siswa lebih bernilai, dan (4)
11
siswa mempunyai kesempatan untuk berdiskusi dan saling bertukar
pengalaman mereka. Bukan kepatuhan siswa dalam refleksi atas apa yang
telah diperintahkan dan dilakukan oleh guru. Dengan kata lain, siswa lebih
12
diajarkan di sekolah? Untuk menjawab pertanyaan ini sejumlah pakar
yang banyak untuk belajar matematika, kapan dan di mana saja sesuai
hitung yang canggih (seperti kalkulator dan komputer). Oleh karena itu,
(Burke dalam Romberg, 1992: 757; Finn dalam Romberg, 1992: 757).
menjadi warga negara yang hemat, cermat, dan efisien. Selain itu,
13
Sementara itu, Thorndike (dalam Jackson, 1992: 758) mengatakan
itu sendiri.
di sekolah adalah untuk melengkapi apa yang telah dimiliki oleh para ahli
manusia.
siswa. Selain itu, peningkatan sikap kreativitas dan kritis juga dapat dilatih
pola-pola pembelajarannya.
14
E. PEMBELAJARAN KOOPERATIF
1. Karakteristik
Melalui interaksi belajar yang efektif siswa lebih termotivasi, percaya diri,
(STAD), (2) Group Investigation, (3) Jigsaw, dan (4) Structural Approach.
15
digunakan pada pembelajaran matematika untuk tingkat 3-6 (setingkat
TK).
dengan teman, (2) selama proses belajar terjadi tatap muka antar teman,
belajar dari teman sendiri dalam kelompok, (5) belajar dalam kelompok
keputusan tergantung pada siswa sendiri, (8) siswa aktif (Stahl, 1994).
2. Prinsip Dasar
16
konstruktivistik, dan kooperatif. Beberapa pendekatan tersebut
pengetahuannya.
yang mereka temukan atau mereka bahas. Dengan cara demikian, materi
pelajaran dapat dibangun bersama dan bukan sebagai transfer dari guru.
17
didorong untuk membangun makna dari pengalamannya, sehingga
berbagi informasi dan sumber, mau memberi dukungan pada orang lain
diantara siswa serta antara siswa dan guru merasa bebas mengeluarkan
18
kelompok. Siswa berupaya untuk berpikir keras dan saling mendiskusikan
studi atau mata pelajaran, baik untuk topik-topik yang bersifat abstrak
3. Kompetensi
19
dalam arti, model pembelajaran kooperatif diterapkan secara benar dan
memadai.
4. Materi
5. Prosedur Pembelajaran
a. Orientasi
20
kesempatan untuk mengungkapkan pendapatnya tentang apa saja,
termasuk cara kerja dan hasil akhir yang diharapkan atau sistem
bersama.
b. Kerja Kelompok
21
sama perlu berdiskusi, melakukan analisis terhadap komponen-
c. Tes/Kuis
22
dapat juga diminta membuat prototype media tepatguna yang
d. Penghargaan Kelompok
23
6. Evaluasi
selama pembelajaran, serta hasil akhir belajar siswa baik individu maupun
kerjasama, dsb.
Kriteria ini diperlukan sebagai pedoman guru dan siswa dalam upaya
24
F. STRATEGI BELAJAR KOOPERATIF MULTI LEVEL
adalah:
menyenangkan.
25
2. Membentuk kelompok.
level 3.
8. Presentasi.
9. Penilaian akhir.
26
BAB III
bagi anak yang kurang pandai ternyata penjelasan dari teman lebih
mudah diterima.
salah.
27
DAFTAR PUSTAKA
IKIP Malang.
Yogyakarta: Kanisius.
28