You are on page 1of 15

TUTORIAL

TONSILLITIS DIFTERIA PEMBIMBING : dr. Satrio Prodjohoesodo, Sp.THT-KL


Disusun Oleh :
Santody Hasan 2008730119 Arif Wicaksono 2008730052 Putri Maya Sari 2008730031

Tonsilitis Difteri
Etiologi dan Imunitas :
Etiologi : corynebacterium diphteriae(gram positif) Insiden : sudah menurun o.k imunisasi Biasa ditemukan pada anak-anak usia <10 thn dan frekuensi tertinggi pada umur 2-5 tahun.

Gejala/Tanda
Gambaran klinik dibagi dalam 3 golongan:
Gejala umum= gejala infeksi lain :
Suhu tubuh subfebris Nyeri kepala Anorexia Badan lemah Nadi lambat odinofagia

Gejala lokal
Tonsil membengkak ditutupi bercak putih kotor yang makin lama makin meluas - pseudomembran:
Meluas ke palatum molle, uvula, nasofaring, laring, trakea, bronkhus, sal. Nafas Melekat erat pada dasarnya mudah berdarah

Kel Lymph leher akan membengkak menyerupai leher sapi(bull neck)

Gejala akibat eksotoksin


Eksotoksin yang dikeluarkan kuman merusak jaringan tubuh lainnya:
Miokarditis sampai D.C Saraf kranial--- kelumpuhan otot palatum
--- kelumpuhan otot nafas

Gangguan ginjal

Diagnosa
Ditegakan berdasarkan - gambaran klinik pemeriksaan swab (dari pseudomembran) (pasti)

Terapi
Anti difteri serum diberikan tanpa menunggu hasil swab(kultur) dosis 20.000-100.000 IU, tergantung umur, berat dan lama penyakit Antibiotika : penicilin atau eritromicin 25-50 mg/kgBB dibagi dalam 3 dosis selama 14 hari Kortikosteroid 1,2 mg/kgBB/hari Antipiretik Isolasi pasien(menular) Bedrest 2-3 minggu

Komplikasi
Penyakit ini berjalan cepat laring sumbatan jalan nafas dilakukan trakeostomi Miokarditis Kelumpuhan otot palatum/otot pernafasan albuminaria

Tonsilektomi
Cara melakukan : diseksi, sluder guillotine Dengan : lokal anestesi, general anestesi Berdasarkan waktu :
Atiede : 1-4 minggu Achaud : segera Afroid : 4-6 minggu(sudah tenang)

Indikasi tonsilektomi
Sumbatan:
Hiperplasia tonsil dengan sumbatan jalan nafas Sleep apnea Gangguan menelan Gangguan bicara Cor pulmonal Infeksi telinga tengah berulang Rinitis dan sinusitis kronis Post peritonsilar abses Abses kelenjar limfe berkurang Tonsilitis sebagai fokal infeksi ke organ penting lain

Infeksi :

Kecurigaan tumor jinak atau ganas

Daftar Pustaka
1. Adams, GL. Penyakit-penyakit Nasfaring dan Orofaring. Dalam: BOIES Buku

Ajar

Penyakit THT (Fundamentals of Otolaryngology), edisi enam. EGC :

Jakarta. 1997

2. Soepardi E., Iskandar N. Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Edisi ke

lima Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta: 2004.


3. American academy of otolaryngology head and neck dissection. Lesspain and quicker recovery with coblation assisted tonsillectomy. avaible from: http://www. medicalnewstoday. com/medic alnews. php?newsid=13677 4. Ballenger JJ. Anatomi bedah tonsil. Dalam: Ballenger JJ, ed. Penyakit telinga,hidung,tenggorok,kepala dan leher Edisi 13. Jakarta,Binarupa aksara 1994: p321

TERIMA KASIH

You might also like