You are on page 1of 22

POLARISASI AHL AL SUNNAH DAN SYIAH MAKALAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Pemikiran Islam

Disusun oleh : Mohdor Ali: F03212048

Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Hj. Tsuroya Kiswati, MA.

KONSENTRASI PENDIDIKAN ISLAM PASCASARJANA IAIN SUNAN AMPEL SURABAYA

2012 BAB I PENDAHULUAN Sejarah Islam mencatat bahwa hingga saat ini terdapat dua macam aliran besar dalam Islam. Keduanya adalah Ahlussunnah (Sunni) dan Syiah. Tak dapat dipungkiri pula, bahwa dua aliran besar teologi ini kerap kali terlibat konflik kekerasan satu sama lain, sebagaimana yang kini bisa kita saksikan di negara-negara seperti Irak dan Lebanon. Pun juga yang baru terjadi di indonesia bagian timur, tepatnya di Sampang Madura Jawa Timur. Terlepas dari hubungan antara keduanya yang kerap kali tidak harmonis, Syiah sebagai sebuah mazhab teologi menarik untuk dibahas. Diskursus mengenai Syiah telah banyak dituangkan dalam berbagai kesempatan dan sarana. Tak terkecuali dalam makalah kali ini. Sunni adalah golongan umat Islam yang berkiblat fiqh pada empat imam (Imam Maliki, Imam Hanafi, Imam Hanbali, Imam Syafii). Orang di Indonesia sendiri cenderung memilih mengikuti Imam Syafii dalam hukum-hukum yang berkaitan dengan fiqh. Makalah ini berisikan tentang sebab terpisahnya ahl sunnah dan syiah yang mana dalam makalah ini juga membahas tentang ahl sunnah dan syiah secara singkat. Agar kita dapat mengetahui yang dimaksud dengan ahl-sunnah dan syiah. Syiah berarti sebagaian kaum muslim yang dalam bidang spiritual dan keagamaannya selalu merujuk pada keturunan Nabi Muhammad SAW (ahl al-bait), sedangkan Sunni adalah orangorang yang berupaya memahami dan mengamalkan As-Sunnah An-Naba>wiyyah serta menyebarkan dan membelanya dan melawan kelompok syiah.

Dalam makalah ini juga akan membahas ajaran Sunni dan Syiah serta Aqidah keduanya. Semoga karya sederhana ini dapat memberikan gambaran yang utuh, obyektif, dan valid mengenai sunni dan Syiah, yang pada gilirannya dapat memperkaya wawasan kita sebagai seorang Muslim.

BAB II PEMBAHASAN

Polarisasi Ahl Sunnah dan Syiah Syiah dan sunnah adalah dua kelompok yang sama-sama

muslim yang berpegang teguh pada ajaran-ajaran islam, yang lurus. Sama-sama mempercayai apa yang dibawa oleh Rasulullah saw. Tiada perbedaan antara mereka dalam suatu dasar agama yang prisipil dan berakibat merusak kepercayaan mereka pada dasar-dasar agama Islam yang mulia. Tiada pula perbedaan faham diantara mereka kecuali apa yang biasa terjadi di antara para muja>hidi>n dalam beberapa hukum agama, sebagai akibat dari perbedaan istinba>t yang berasal dari al-quran, atau sunnah Nabi atau ijma para ulama ataupun dari sumber dalil yang keempat.1 Para pengikut dan ini Ali percaya bahwa pada setelah di Nabi wafat, Ali. tentang Nabi, kekhalifaan kekuasaan agama berada tangan

Kepaercayaan

berpangkal

pandangan

kedudukan dan tempat Ali dalam hubungannya dengan

1 A. Syarafuddin al-Musawi, Dialog Sunnah Syiah, ( Bandung : Mizan, 1996 ), 4 3

hubungan dengan kalangan terpilih diantara para sahabat maupun hubungan dengan kaum muslim pada umumnya.2 Berlawanan dengan harapan mereka, justru pada saat nabi wafat, dan jasadnya belum dikuburkan, sedangkan para anggota keluarganya persiapan dan beberapa orang sahabat sibuk dengan dan dan upacara pemakamannya, teman-teman

pengikut Ali mendengar kabar adanya kelompok lain yang telah pergi ke masjid, tempat umat berkumpul menghadapi hilangnya pemimipin yang secara tiba-tiba. Kelompok inilah yang kemudian menjadi mayoritas, dan bertidak lebih jauh dengan sangat tergesa-gesa memilih pemimpin kaum muslimin dengan maksud menjaga kesejahteraan umat dan memecahkan masalah mereka pada saat itu. Akan tetapi mereka melakukan hal itu tanpa berunding dengan ahlu al-bait, keluarga, ataupun para sahabat yang sedang sibuk dengan upacara pemakaman, dan sedikit pun tidak memberitahukan mereka. Dengan demikian, Ali dan kawankawannya dihadapkan kepada suatu keadaan yang sudah tak dapat berubah lagi. Baru setelah selesai penguburan jenazah Nabi, Ali dan kawan-kawan seperti Abbas, Zubair, Salman, Abu Dzar, Miqdad dan Ammar mengetahui tentang pelaksanaan pemilihan khalifah tersebut. Kemudian mereka mengajukan protes terhadap cara musyawarah dan pemilihan dalam pengangkatan khalifah, dan juga terhadap mereka yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pemilhan tersebut. Bahkan mereka mengajukan bukti-bukti dan alasan-alasan mereka, namun jawaban yang mereka terima adalah bahwa kesejahteraan kaum muslimin terancam, dan

2Allamah Sayyed Muhammad Husayn thabathabaI, Islam Syiah: Asal usul dan
perkembangannya, terj. Djohan effendi ( Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1993 ), 39

pemecahannya

adalah

seperti

apa

yang

telah

dilakukan.3

Berdasarkan realitas itulah yang memisahkan kaum minoritas Ali atau Syiah dari kaum mayoritas Sunni. Jadi pada hakekatnya, perbedaan prinsipial antara syiah dan sunnah terletak pada persoalan tokoh pengganti Nabi Muhammad saw, sebagai pemimpin umat sepeninggal beliau, baik di bidang pemerintahan maupun dalam hal-hal spiritual keagamaan. Kaum syiah berpendapat bahwa pemegang pemegang jabatan itu telah ditetapkan dan diwasiatkan oleh Nabi saw, dalam hal ini yang ditunjuk oleh beliau adalah Ali bin Abi Thalib. Sedangkan kaum sunnah berpendapat bahwa nabi saw wafat tanpa mewariskan jabatan tersebut kepada siapa pun. B Ahl-sunnah As-Sunnah ialah jalan yang ditempuh atau cara pelaksanaan suatu amalan baik itu dalam perkara kebaikan maupun perkara kejelekan. Maka As-Sunnah yang dimaksud dalam istilah Ahlus Sunnah ialah jalan yang ditempuh dan dilaksanakan oleh Rasulullah salallahu alaihi wa sallam serta para shahabat beliau, dan pengertian Ahlus Sunnah ialah orang-orang yang berupaya memahami dan mengamalkan As-Sunnah An-Naba>wiyyah serta menyebarkan dan membelanya Ungkapan ahl-Sunnah sering disebut juga dengan sunni, adapun sunni dibedakan menjadi dua pengertian, yaitu umum dan khusus. Sunni dalam pengertian umum adalah lawan kelompok syiah. Dalam pengertian ini, mutazilah sebagaimana juga asyariyah masuk dalam barisan sunni. Sedangkan sunni

3 Allamah Sayyed Muhammad Husayn thabathabaI, Islam Syiah: Asal usul, 40 5

dalam pengertian khusus adalah mazhab yang berada dalam barisan asyariyah dan merupakan lawan mutazilah.4 Sunni berasal dari kata sunnah dan memiliki arti umum praktik kebiasaan. Para muslim sunni menyebut diri mereka sebagai ahl al-sunnah wa al-jama>ah ( pengikut sunnah dan komunitas. Sunni berbeda dengan kaum syiah karena mereka menolak bahwa Nabi telah menunjuk Ali untuk menggantikannya sebagai pemimpin komunitas islam ( khalifah ), selain itu mereka juga membedakan diri dari sekte-sekte islam lainnya yang pandangan-pandangannya mengandung bidah .5 Sunni berkembang sebagai hasil perjuangan politik dan agama di tubuh islam sendiri, yang telah dimulai sejak masamasa paling awal dari sejarahnya. Salah satu ciri ahlus sunnah adalah kecintaan mereka terhadap para imam sunnah dan ulamanya, para penolong dan para walinya. Dan mereka membenci tokoh-tokoh ahli bid'ah yang mereka itu mengajak kepada jalan menuju neraka dan menggiring pengikutnya menuju kehancuran. Allah telah menghiasi dan menyinari ahlus sunnah dengan kecintaan mereka kepada ulama-ulama ahlus sunnah, sebagai karunia dan keutamaan dari Allah ta'ala. Term ahl sunnah banyak dipakai setelah munculnya aliran Asyariyah dan maturidiyah, dua aliran yang menentang ajaranajaran mutazilah. Menurut harun nasution aliran ahl sunnah muncul atas keberanian dan usaha Abu Hasan Al-Asyari sekitar tahun 300 H.6

4 Abdul Rozak dan Rosihan anwar, Ilmu Kalam, ( bandung : Pustaka Setia, 2007 ), 119 5 John L Esposito, Ensiklopedia Oxford Dunia Islam Modern, jilid 5, ed Ahmad Baiquni, et al.
( Bandung : Mizan, 2002 ), 260. 6 Harun Nasution, Teologi Islam: Aliran Sejarah Analisa Perbandingan, ( Jakarta: UI Press, 2986 ), 64

Nama lengkap Al-Asyari adalah abu Hasan Ali bin Ismail bi Ishaq bin Salim bin Ismail bin Abdillah bin Musa bin Bilal bin Abi Bardah bin Abi Musa Al-Asyari. Beliau lahir di Bashrah pada tahun 260 H/ 875 M. ketika berusia lebih dari 40 tahun ia hijrah ke Baghdad dan wafat disana pada tahun 324 H/935 M.7 Asyari pada mulanya menganut faham mutazilah sampai berusia 40 tahun, setelah itu secara tiba-tiba ia mengumumkan dihadapan jamaah masjid bashrah bahwa dirinya telah meninggalkan faham mutazilah dan menunjukkan keburukankeburukan mutazilah. Menurut Ibn Asakir yang melatarbelakangi Al-asyari meninggalkan faham mutazilah adalah karena ia berrmimpi bertemu dengan Rasullullah sebanyak tiga kali yaitu pada malam ke-10. Ke-20, dan ke-30 bulan ramadhan. Dalam mimpi tersebut rasulullah beliau. Formasi pemikiran Al-asyari secara esenssial menampilkan sebuah upaya sintesis antara formula ortodok ekstrim sisatu sissi dan mutazilah disisi lainnya. Adapun pemikiran-pemikiran alasyari yang terpenting adalah sebagai berikut : a Tuhan dan sifat-sifatnya Al-Asyari berpendapat bahwa allah memang memiliki sifatsifat itu, seperti mempunyai tangan dan kaki, akan tetapi tidak boleh diartikan secara harfiah, melainkan secara simbolis. Selanjutnya Al-Asyari juga berpendapat bahwa sifat-sifat Allah itu unik sehingga tidak dapat dibandingkan dengan sifat-sifat manusia yang tampaknya mirip.8 b Kebebasan dalam bertindak memperingatkannya agar meninggalkan faham mutazilah dan membela faham yang telah diriwayatkan dari

7 Abdul Rozak dan Rosihan anwar, Ilmu Kalam, 120 8 CA Qadir, Filsafat dan Ilmu pengetahuan Islam, ( Jakarta : yayasan Obor, 1991 ), 67-68 7

Menurut Al-Asyari Allah adalah pencipta perbuatan manusia, sedangkan manusia sendiri yang mengupayakannya. Hanya Allah-lah yang mampu menciptakan segala sesuatu ( termasuk keinginan manusia )

Akal dan wahyu dan kriteria baik dan buruk Walupun Al-Asyari dan mutazilah sama-sama mengakui pentingnya akal dan wahyu, tetapi mereka berbeda dalam menghadapi kontradiktif akal. Selain persoalaan dari itu akal yang dan memperoleh wahyu. penjelasan lebih harus Al-Asyari baik buruk

mengutamakan wahyu sedangkan mutazilah mengutamakan menurut Al-Asyari berdasarkan wahyu juga. d Qadimnya Al-quran Al-Asyari mengatakan bahwa walaupun al-Quran terdiri dari kata-kata, huruf dan bunyi, semua itu tidak melekat pada esensi Allah maka dari itu al-Quran tidak Qadim. Nasution mengatkan bahwa Al-quran bagi Al-asyari tidaklah diciptakan sebab kalau diciptakan akan sesuai dengan ayat. Sesungguhnya Perkataan Kami terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya, Kami hanya mengatakan kepadanya: "kun (jadilah)", Maka jadilah ia. ( an-Nahl : 40 ) e Melihat Allah Al-asyari tidak sependapat dengan kelompok ortodoks ekstrim, terutama zahriyah yang menyatakan bahwa Allah dapat dilihat di akhirat dan mempercayai bahwa Allah bersemayam di arsy. Al-asyari yakin bahwa Allah dapat dilihat di akhirat, tetapi tidak dapat digambarkan.9 9 Harun Nasution, Teologi Islam: Aliran, 70 8

Keadilnan Pada dasarnya Al-asyari dan mutazilah setuju bahwa allah itu adil. Mereka hanya berbeda dalam memandang makna keadilan. Al-asyari tidak setuju dengan pendapat mutazilah yang mengharruskan baik. Allah berbuat Adil sehingga tidak Dia menyiksa orang yang salah dan memberi pahala kepada yang berbuat Menuruy Asariyah Allah memiliki keharusan apapun karena ia adalah penguasa mutlak.

Kedudukan orang berdosa. Al-asyari menolak ajaran posisi menengah yang dianut mutazilah. Mengingat kenyataan bahwa iman adalah lawan kafir maka bagi seseorang haruslah berada salah satu diantaranya, jika tidak mukmin berarti dia kafir. Oleh karena itu Al-asyari berpendapat bahwa seorang mukmin yang berbuat dosa besar adalah mukmin yang fasik, sebab iman tidak mungkin hilang karena dosa kecuali kufr.

Syiah Syiah dilihat dari bahasa berarti pengikut, pendukung, partai,

atau kelompok. Sedangkan secara terminologis syiah berarti sebagaian kaum muslim yang dalam bidang spiritual dan keagamaannya selalu merujuk pada keturunan Nabi Muhammad SAW ( ahl al-bait ).10 Kemunculan syiah dalam sejarah terdapat perbedaan dikalangan para ahli. Menurut Abu Zahra, syiah muncul mulai pada masaa akhir pemerintahan Usman bin Affan kemudian tumbuh dan berkembang pada masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib.11 10 Abdul Rozak dan Rosihan anwar, Ilmu Kalam.., 89 9

Sedangkan menurut watt, syiah baru benar-benar muncul ketika berlangsung peperangan antara Ali dan Muawiyah yang dikenal dengan perang siffin. Dalam peperangan ini sebagai respon atas penerimaan Ali terhadap arbitrase yang ditawarkan muawiyah, pasukan ali pecah menjadi dua kelompok, satu kelompok yang mendukung Ali yang disebut syiah dan yang menolak ali disebut khawarij.12 Adapun kemunculan kalangan syiah syiah sendiri dengan berpendapat masalah bahwa berkaitan pengganti

( khalifah ) Nabi SAW, mereka menolak kekhalifahan Abu Bakar, Umar bin Khattab dan Usman bin Affan karena dalam pandangan mereka hanya Ali bin Abi Thaliblah yang berhak menggantikan Nabi. Kepemimpinan Ali dalam pandangan syiah tersebut sejalan dengan isyarat-isyarat yang telah diberikan oleh Nabi SAW pada masa hidupnya. Dan bukti tentang sahnya Ali sebagai penerus Nabi adalah peristiwa Ghadir Khumm. Bahwa ketika Nabi kembali dari haji terakhir dalam perjalanan dari mekkah ke madinah, di suatu padang pasir yang bernama ghadir khumm Nabi memilih Ali sebagai penggantinya di hadapan massa yang penuh sesak yang menyertai beliau. Dalam abbasiyah, nubuwwah perkembangannya, syiah ( juga selain memperjuangkan hak kekhalifahan ahl-al bait dihadapan dinasti ammawiyah dan mengembangkan kepada doktrin-doktrinnya ), maad sendiri yakni tauhid ( kepercayaan kepada keesaan Allah ), kepercayaan kenabian ( kepercayaan akan adanya hidup di akhirat ), ima>mah

11 Muhammad Abu Zahrah, Aliran Politik dan aqidah dalam Islam, ter. Abd.Rahman Dahlan dan
Ahmad Qarib, ( Jakarta: Logos, 1997 ), 34 12 W Montgomerry watt, Pemikiran Teologi dan Filsafat Islam, terj. Umar Besalim ( Jakarta : P3M, 1987 ), 10

10

( kepercayaan terhadap adanya imamah yang merupakan hak ahl-al bait ) dan adl ( keadilan ilahi ).13 Dalam perjalanan sejarah kelompok syiah terpecah menjadi beberapa sekte-sekte yaitu : 1 Syiah itsna Asyariah. Syiah Itsna asyariyah disebut juga syiah imamiyah karena yang menjadi dasar akidahnya adalah persoalan imam dalam arti pemimpin.14 Yakni Ali berhak menjadi khalifah bukan pantas hanya menjadi karena kecakapannya pewaris atau kemuliaan Nabi akhlaknya, tetapi juga karena ia telah ditunjuk nas dan khalifah kepemimpinan Muhammad SAW. Golongan ini terbentuk setelah lahirnya kedua belas imam yaitu kira-kira pada tahun 260 H/878 M. pengikut sekte ini menganggap bahwa imam kedua belas, Muhammad AlMahdi bersembunyi di ruang bawah tanah rumah ayahnya di samarra dan tidak kembali, itulah sebabnya kembalinya imam Al-mahdi ini selalu ditunggu-tunggu pengikut sekte syiah itsna Asyariyah.

Syiah Sabiyah Istilah ini memberikan pengertian bahwa sekte Syiah Sabiyah hanya mengakui tujuh imam yaitu, Ali, Hasan, Husein, Ali Zainal abidin, Muhammmad Al-Baqir, jafar AshShadiq dan Ismail bin Jafar. Syiah Sabiyah menolak pembatalan imam Ismail bin jafar sebagai imam ketujuh sebagai mana syiah itsna asyariyah

13 Abdul Rozak dan Rosihan anwar, Ilmu Kalam.., 92 14 H.M Rasyidi, Apa itu Syiah, ( Jakarta : Pelita, 1984 ), 11 11

oleh karena itu sepeniggalnya diganti dengan anaknya yakni Muhammad bin Ismail. 3 Syiah zaidiyah Dinamakan zaidiyah karena sekte ini mengakui zaid bin ali sebagai imam yang kelima, putra Ali zainal abidin imam keempat. Berbeda dengan sekte yang lainnya yang mengakui Muhammad Aal-Baqir sebagai imam kelima. Syiah zaidiyah merupakan sekte syiah yang modern. 15 Menurut Abu Zahra kelompok syiah ini merupakan sekte yang paling mendekati dengan sunni. 4 Syiah Ghulat Istilah ghulat berasal dari kata ghala-yaghlu-ghuluw yang artinya bertambah dan naik. Jadi syiah ghulat adalah kelompok pendukung Ali yang memiliki sikap berlebihlebihan atau ekstrim. Gelar ekstrim ( ghulat ) yang diberikan kepada kelompok ini berkaitan dengan pendapatnya yang janggal yakni ada beberapa orang secara khusus dianggap Tuhan dan ada beberapa orang yang dianggap Rasul setelah Nabi Muhammad.16 Selain itu mereka mengembangkan doktrindoktrin ekstrin lainnya seperti tanasukh, hulul, tasbih dan ibaha. Adapun prinsip dan konsep pemikiran islam mazhab syiah yang telah dirusak oleh raja-raja dan kaum agamawan safawi adalah sebagai berikut :17 1 2 itrah ( para pengganti Nabi Suci yang saleh ) ishmah ( kesucian para imam dari dosa )

15 Muhammad Abu Zahrah, Aliran Politik, 45 16 Muhammad Abu Zahrah, Aliran Politik, 39 17 Ali Syariati, Islam mazhab Pemikiran dan Aksi, ( Bandung : Mizan, 1995 ), 60 12

3 Suci ) 4 5 6 7

Wishayah ( pengangkatan washi dan wali oleh Nabi Wilayah ( menerima kepemimpinan seorang imam ) Ima>mah ( kepemimpinan orang-orang saleh ) Adl ( keadilan dalam semua tindakan Allah ) Taqiyyah ( menyembunyikan, dan hati-hati dalam masalah-masalah agama disebabkan adanya laranganlarangan oleh enzim penguasa tiranis dan zalim )

8 9 10

Sunnah ( praktik Nabi Suci ) Ghaybah ( gaibnya imam mahdi ) Syafaah manusia kiamat. ) suci ( pertolongan dari salah beriman seorang pada 14 hari bagi ( orang-orrang

11

Ijtiha>d

integrasi

fatwa-fatwa

hukum

agama

dengan evolusi dan perubahan dalam kondisi-kondisi kehidupan manusia. ) 12 13 Dua ( doa dan permohonan ) Taqli>d ( mengikuti ulama dalam masalah-masalah teknis keagamaan yang seseorang tak mampu menganalisis atau memahami.) Dalam perkembangan syiah, selain terdapat tokoh popular seperti Ali bin Abi Thalib, Hasan bin Ali dan Husen bin Ali, terdapat pula dua tokoh ahl al-bait yang mempunyai pengaruh dan andil yang sangat besar dalam pengembangan faham syiah yaitu Zaid bin Ali bin Husein Zainal Abidin dan Jafar as Sadiq.18 Pemikiran Jafar as Sadiq dianggap sebagai cikal bakal ilmu fiqih dan usul fiqih karena keempat tokoh ulama fiqih islam yaitu Imam Hanafi, maliki, SyafiI dan Hambali secara langsung atau

18 Perpustakan Nasional RI, Ensiklopedia Islam, jilid 6, ed. Nina M Armando et al, ( Jakarta :
Ichtiar Baru van Hoeve, 2005 ), 320

13

tidak langsung pernah menimbah ilmu darinya. Sedangkan terkenal ahli terutama di bidang tafsir dan fiqih. Paham Syiah dianut oleh sekitar dua puluh persen dari umat Islam pada dewasa ini. Penganut paham syiah tersebar di Iran, Irak, afganistan, Pakistan, India, Libanon, Arab Saudi, Bahrein, Kuwait, bekas Negara Uni Soviet, serta beberapa Negara Amerika dan Eropa.19

Perbedaan Aqidah Sunni Syiah Melihat pentingnya persoalan tersebut, maka di bawah ini kami nukilkan sebagian dari perbedaan antara aqidah Ahlussunnah Waljamaah dengan aqidah Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Jafariyah). Ahlussunnah Syiah berbeda: As-Sholah, As-Shoum, Az-Zakah, Al-Haj, Al-Wilayah Ahlussunnah a) b) c) d) e) f) Syiah a) b) c) At-Tauhid An Nubuwwah Al Imamah : Rukun Iman ada 6 (enam) : Iman kepada Allah Iman kepada Malaikat-malaikat Nya Iman kepada Kitab-kitab Nya Iman kepada Rasul Nya Iman kepada Yaumil Akhir / hari kiamat Iman kepada Qadar, baik-buruknya dari Allah. : Rukun Iman Syiah ada 5 (lima)* : Rukun Islam kita ada 5 (lima) : Rukun Islam Syiah juga ada 5 (lima) tapi Syahadatain, As-Sholah, As-Shoum, Az-Zakah, Al-Haj

19 Ibid.,313ss 14

d) e)

Al Adlu Al Maad : Dua kalimat syahadat : Tiga kalimat syahadat, disamping Asyhadu an ditambah dengan menyebut dua belasimam-imam

Ahlussunnah Syiah masih mereka. Ahlussunnah rukun iman.

Laailaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadan Rasulullah,

: Percaya kepada imam-imam tidak termasuk Adapunjumlah imam-imam Ahlussunnah tidak

terbatas. Selalu timbul imam-imam, sampai hari kimat. Karenanya membatasi imam-imam hanya dua belas (12) atau jumlah tertentu, tidak dibenarkan. Syiah : Percaya kepada dua belas imam-imam mereka, termasuk rukun iman.Karenanya orang-orang yang tidak beriman kepada dua belas imam-imam mereka (seperti orangorang Sunni), maka menurut ajaran Syiah dianggap kafir dan akan masuk neraka Ahlussunnah Syiah : Khulafaurrosyidin yang diakui (sah) adalah : : Ketiga Khalifah (Abu Bakar, Umar, Utsman) Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali Radhiallahu anhum tidak diakui oleh Syiah. Karena dianggap telah merampas kekhalifahan Ali bin Abi Thalib (padahal Imam Ali sendiri membai'at dan mengakui kekhalifahan mereka). Ahlussunnah : Khalifah (Imam) adalah manusia biasa, yang tidak mempunyai sifatMashum. Berarti mereka dapat berbuat salah/ dosa/ lupa. Karena sifat Mashum, hanya dimiliki oleh para Nabi Syiah : Para imam yang jumlahnya dua belas tersebut mempunyai sifat Ma'hum, seperti para Nabi.

15

Ahlussunnah Syiah bahkan Syiah

: Dilarang mencaci-maki para sahabat. : Mencaci-maki para sahabat tidak apa-apa berkeyakinan, bahwa para sahabat setelah

Rasulullah SAW wafat, mereka menjadi murtad dan tinggal beberapa orang saja. Alasannya karena para sahabat membai'at Sayyidina Abu Bakar sebagai Khalifah. Ahlussunnah Syiah dikafirkan. Ahlussunnah : Kitab-kitab hadits yang dipakai sandaran dan rujukan Ahlussunnah adalah Kutubussittah : Bukhari, Muslim, Abu Daud, Turmudzi, Ibnu Majah, An Nasai (kitab-kitab tersebut beredar dimana-mana dan dibaca oleh kaum Muslimin sedunia). Syiah : Kitab-kitab Syiah ada empat : : Siti Aisyah istri Rasulullah sangat dihormati : Siti Aisyah dicaci-maki, difitnah, bahkan dan dicintai. Beliau adalah Ummul Muminin.

Al Kaafi, Al Istibshor, Man Laa Yah Dhuruhu Al Faqih, Att Tahdziib (Kitab-kitab tersebut tidak beredar, sebab kebohongannya takut diketahui oleh pengikut-pengikut Syiah). Ahlussunnah Syiah : Al-Qur'an tetap orisinil : Al-Qur'an yang ada sekarang ini menurut

pengakuan ulama Syiah tidakorisinil. Sudah dirubah oleh para sahabat (dikurangi dan ditambah). Ahlussunnah : Surga diperuntukkan bagi orang-orang yang taat kepada Allah dan Rasul Nya. Neraka diperuntukkan bagi orang-orang yang tidak taat kepada Allah dan Rasul Nya. Syiah : Surga diperuntukkan bagi orang-orang yang cinta kepada Imam Ali,walaupun orang tersebut tidak taat kepada Rasulullah. Neraka diperuntukkan bagi orang-orang yang

16

memusuhi Imam Ali, walaupun orang tersebut taat kepada Rasulullah. Ahlussunnah : Aqidah RajAh tidak ada dalam ajaran Ahlussunnah. Rajah adalah besok diakhir zaman sebelum kiamat, manusia akan hidup kembali. Dimana saat itu Ahlul Bait akan balas dendam kepada musuh-musuhnya. Syiah : Rajah adalah salah satu aqidah Syiah. Dimana diceritakan : bahwa nanti diakhir zaman, Imam Mahdi akan keluar dari persembunyiannya. Kemudian dia pergi ke Madinah untuk membangunkan Rasulullah, Imam Ali, Siti Fatimah serta Ahlul Bait yang lain. Setelah mereka semuanya bai'at kepadanya, diapun selanjutnya membangunkan Abu Bakar, Umar, Aisyah. Kemudian ketiga orang tersebut disiksa dan disalib, sampai mati seterusnya diulang-ulang Keterangan sampai ribuan kali. Sebagai balasan atas perbuatan jahat mereka kepada Ahlul Bait. : Orang Syiah mempunyai Imam Mahdi sendiri. Berlainan dengan Imam Mahdinya Ahlussunnah, yang akan membawa keadilan dan kedamaian. Ahlussunnah Syiah mempengaruhi Thalib Ahlussunnah Syiah Ahlussunnah : Khamer/ arak tidak suci. : Khamer/ arak suci. : Air yang telah dipakai istinja (cebok) : Mutah (kawin kontrak), sama dengan perbuatan zina dan hukumnya haram. : Mutah sangat para pemuda dianjurkan dan masuk hukumnya Padahal halal. Halalnya Mutah ini dipakai oleh golongan Syiah untuk agar Syiah. haramnya Mutah juga berlaku di zaman Khalifah Ali bin Abi

dianggap tidak suci.

17

Syiah Ahlussunnah diatas tangan Syiah

: Air

yang

telah

dipakai

istinja

(cebok)

dianggap suci dan mensucikan. : Diwaktu shalat meletakkan tangan kanan kiri hukumnya sunnah. : Diwaktu shalat meletakkan tangan kanan

diatas tangan kiri membatalkan shalat. (jadi shalatnya bangsa Indonesia yang diajarkan Wali Songo oleh orang-orang Syiah dihukum tidak sah/ batal, sebab meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri). Ahlussunnah Syiah Muslimin di : Mengucapkan Amin diakhir surat Al-Fatihah : Mengucapkan Amin diakhir surat Al-Fatihah seluruh dunia dianggap tidak sah, karena dalam shalat adalah sunnah. dalam shalat dianggap tidak sah/ batal shalatnya. (Jadi shalatnya mengucapkan Amin dalam shalatnya). Ahlussunnah Syiah alasan apapun. Ahlussunnah Syiah Demikian Waljamaah (Jafariyah). : Shalat Dhuha disunnahkan. : Shalat Dhuha tidak dibenarkan. perbedaan-perbedaan dan aqidah Syiah antara aqidah Ahlussunnah Asyariyah : Shalat jama diperbolehkan bagi orang yang : Shalat jama diperbolehkan walaupun tanpa bepergian dan bagi orang yang mempunyai udzur syari.

(padahal semua Auliya dan salihin melakukan shalat Dhuha). Imamiyah Itsna

BAB III PENUTUP

18

Kesimpulan Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwaSunni

dan Syiah adalah salah satu aliran dalam Islam yang meyakini bahwa Ali bin Abi Thalib dan keturunannya adalah imam-imam atau para pemimpin agama dan umat setelah Nabi Muhammad SAW. Di sisi lain Sunni menyerukan suksesi berdasarkan seleksi dan konsensus yang dilakukan oleh rakyat yang diwakili oleh Ahlul Halli wa al-Aqdi dalam memilih kelayakan seorang pemimpin atau presiden. Doktrin-doktrin yang diyakini para pengikut Syiah secara garis besar ada 11 macam, yaitu konsepsi tentang Ahlulbait, al-bad, asyura, imamah, ishmah, mahdawiyah, marjiyah atau wilyah al-faqh, rajah, taqiyah, tawassul, dan tawall dan tabarr yang dalam banyak hal memiliki perbedaan (pemahaman) dengan kalangan Sunni. Dalam Syiah terdapat berbagai macam sekte/kelompok yang memiliki perbedaan satu sama lain dalam memandang ajaran-ajaran seperti tertulis di atas. Oleh karenanya saya akan memaparkan garis besarnya saja. Benar sekali khulafaurrosyidin yang diakui Sunni adalah seperti yang penulis itu sebutkan. Syiah tidak mengakui 3 khalifah pertama karena berdasarkan dalil-dalil di sisi mereka Imam Ali ditunjuk sebagai khalifah pengganti Rasulullah SAW. Pernyataan (padahal Imam Ali sendiri membaiat dan mengakui kekhalifahan mereka), disini lagi-lagi terjadi perbedaan. Sunni berdasarkan sumber mereka menganggap Imam Ali berbaiat dengan sukarela. Tetapi Syiah berdasarkan sumber mereka menganggap Imam Ali berbaiat dengan terpaksa. Hal yang patut diperhitungkan adalah Syiah juga memakai sumber Sunni untuk membuktikan anggapan ini, diantaranya hadis dan sirah yang menyatakan keterlambatan baiat Imam Ali kepada khalifah Abu

19

Bakar yaitu setelah 6 bulan. Sekali lagi perbedaan ini memiliki dasar masing-masing di kedua belah pihak baik Sunni dan Syiah, jika ingin bersikap objektif tentu harus membahasnya secara berimbang dan tidak berat sebelah. Perbedaan masalah khalifah ini juga tidak perlu dikaitkan dengan Islam atau tidak, bukankah masalah khalifah ini jelas tidak termasuk dalam rukun iman dan rukun islam Sunni yang disebutkan oleh penulis. Oleh karenanya jika Syiah berbeda dalam hal ini maka itu tidak menunjukkan Syiah keluar dari Islam. Syiah meyakini rukun iman dan rukun islam Sunni hanya saja Syiah berbeda merumuskannya. Oleh karenanya dalam pandangan Sunni, Syiah itu Islam. Syiah meyakini Imamah yang merupakan masalah Ushulli dalam rukun Iman Syiah. Sunni tidak meyakini hal ini. Dalam pandangan Syiah, Sunni tetap sah keislamannya berdasarkan keterangan dari para Imam Ahlul Bait.

20

DAFTAR PUSTAKA

Abu Zahrah, Muhammad, Aliran Politik dan aqidah dalam Islam, ter. Abd.Rahman Dahlan dan Ahmad Qarib, Jakarta: Logos, 1997 Esposito, John L, Ensiklopedia Oxford Dunia Islam Modern, jilid 5, ed Ahmad Baiquni, et al. Bandung : Mizan, 2002 Nasution, Harun, Teologi Islam: Aliran Sejarah Analisa Perbandingan, Jakarta: UI Press, 2986 Perpustakan Nasional RI, Ensiklopedia Islam, jilid 6, ed. Nina M Armando et al, ( Jakarta : Ichtiar Baru van Hoeve, 2005 Qadir, CA, Filsafat dan Ilmu pengetahuan Islam, Jakarta : yayasan Obor, 1991 Rozak, Abdul dan Rosihan anwar, Ilmu Kalam, bandung : Pustaka Setia, 2007 Sayyed, Allamah Muhammad Husayn thabathabaI, Islam Syiah: Asal usul dan perkembangannya, terj. Djohan effendi, Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1993 Syarafuddin, A. Mizan, 1996 Syariati, Ali, Islam mazhab Pemikiran dan Aksi, Bandung : Mizan, 1995 Watt, W Montgomerry, Pemikiran Teologi dan Filsafat Islam, terj. Umar Besalim Jakarta : P3M, 1987 21 al-Musawi, Dialog Sunnah Syiah, Bandung :

Ali

Al-Hasani, Ilmu 1988

Abdul

Hasan

An-Nadwi,

Dua

Wajah

Saling

Menentang, antara ahlus sunnah dan syiah, Surabaya: Bina Syirazi, Nashir Makarim. Inilah Aqidah Syiah, terj. Umar Shahab. Jakarta: Penerbit Al-Huda, 1423 H, cet. ke-2.

22

You might also like