You are on page 1of 13

Alumunium dan Senyawanya

II. Tujuan Percobaan Mempelajari sifat sifat logam alumunium dan persenyawaannya III. Dasar Teori Sekarang banyak perabotan rumah tangga yang menggunakan bahan aluminium terutama peralatan dapur. Selain itu, aluminium juga digunakan di perusahaan besar seperti pembuatan badan pesawat. Hal ini disebabkan karena logam aluinium ringan dan bersifat anti karat. Aluminium dalam sistem periodik merupakan unsur periode ketiga dan berada pada golongan 13. Atom aluminium memiliki konfigurasi elektron terluar 3s2 3p1 dengan energi ionisasi pertama 577 Kj/mol, energi ionisasi kedua 1820 Kj/mol dan energi ionisasi ketiga 2740 Kj/mol. Dari konfigurasi elektronnya, terlihat bahwa atom ini dapat bergabung dengan cara melepaskan elektron valensinya, namun aluminium lebih cenderung memiliki ikatan kovalen karena memiliki keelektronegatifan yang cukup besar. Aluminium murni adalah logam berwarna putih keperakan dengan banyak karakteristik yang diinginkan. Aluminium ringan, tidak beracun (sebagai logam), nonmagnetik dan tidak memercik. Aluminium sangat lunak dan kurang keras. Aluminium adalah logam aktif seperti yang ditunjukkan pada harga potensial reduksinya dan tidak ditemukan dalam bentuk unsur di alam. Aluminium adalah unsur ketiga terbanyak dalam kulit bumi, tetapi tidak ditemukan dalam bentuk unsur bebas. Walaupun senyawa aluminium ditemukan paling banyak di alam, selama bertahun-tahun tidak ditemukan cara yang ekonomis untuk memperoleh logam aluminium dari senyawanya . Nama aluminium diturunkan dari kata alum yang meninjuk pada senyawa garam rangkap Kal(SO4)2.12H2O; kata ini berasal dari bahasa latin alumen yang artinya garam pahit. Oleh Humphry Davy, logam rangkap ini diusulkan dengan nama alumium kemudian berubah menjadi aluminum. Namun, nama ini pun segera termodifikasi menjadi aluminium yang menjadi populer di seluruh dunia kecuali Amerika Utara dimana American Chemical Society (Himpunan Masyarakat Kimia Amerika) pada tahun 1925 memutuskan tetap menggunakan aluminum di dalam publikasinya . Aluminium merupakan unsur logam abu-abu mangkilat, lembek, dan kurang kuat tetapi ringan. Terdapat di alam pada kerak bumi terutama sebagai bauksit yang menjadi sumber utamanya. Logam ini reaktif dan segera bereaksi dengan oksigen di udara membentuk lapisan oksidanya yang membungkus badan logam sehingga menghalangi oksidasi selanjutnya dan logam menjadi tahan karat. Campurannya dengan logam-logam

seperti Ni, Cu, Zn, Si, dsb, menghasilkan alloy yang ringan dengan kegunaan yang luas, misalnya untuk pesawat terbang, kapal, blok mesin, alat-alat rumah tangga, kerangka bangunan, dll. Okasidanya sebagai alumina (Al2O3) yang ditemukan di alam antara lain berupa merah delima, safir, korundum dan emeri yang digunakan untuk pembuatan delas dan bahan tahan panas. Aluminium adalah ogam putih yang liat dan dapat ditempa, bubuknya berwarna abuabu. Ia melebur pada 659C. Bila terkena udara, obejk-objek aluminium teroksidasi pada permukaannya, tetapi lapisan oksida ini melindungi objek dari oksida lebih lanjut. Asam klorida encer dengan mudah melarutkan logam ini, pelarutan lebih lambat dalam asam sulfat encer atau asam nitrat encer Logam aluminium dapat bereaksi dengan asam klorida dan asam sulfat, baik yang encer maupun yang pekat menghasilkan garamnnya. Dengan asam nitrat, logam aluminium tidak bereaksi karena permukaan menjadipasif, etapi dalam keadaan tidak murni qakan bereaksi dengan asam nitrat dalam sembarang kepekatan. Larutan alkali kaustik panas bereaksi dengan aluminium membentuk aluminat dan gas hidrogen. Aluminium dengan kanfigurasi elektronik [10Ne] 3s2 3p1 dikenal mempunyai tingkat oksidasi +3 dalam senyawanya. Logam aluminium tahan terhadap korosi udara karena reaksi antara logam aluminium dengan oksigen membentuk lapisan nonpori dan membungkus permukaan logam hingga tidak terjadi reaksi lanjut. Endapan putih seperti gelatin, yaitu aluminium hidroksida Al(OH)2 yang larut sedikit dalam reagensia berlebihan. Kelarutan berkurang dengan adanya garam-garam ammonium disebabkan oleh efek ion sekutu. Sebagian kecil endapan masuk ke dalam larutan sebagai aluminium hisroksida koloid (sol aluminium hidroksida); sol ini berkoagulasi pada pendidihan atau pada penambahan garam-garam yang larut (misalnya aluminium klorida), dengan menghasilkan endapan aluminium hidroksida yang dikenal sebaai gel aluminium hidroksida. Untuk menjamin pengendapan yang sempurna, dengan larutan amonia. Larutan amonium itu ditambahkan dengan sedikit berlebihan dan caampuran didihkan sampai larutan sedikit berbau amonia. Bila baru diendapkan, ia mudah melarut dalam asam kuat, tetapi setelah dididihkan ia menjadi sangat sedikit larut : Al3+ + NH3 + H2O Al(OH)3 + 3 NH4+

Sifat-sifat Aluminium: Aluminium merupakan logam putih keperakan dan sangat ringan, memiliki daya hantar panas maupun daya hantar listrik tinggi.

Beberapa reaksi kimia aluminium. 1. Mudah terbakar dalam nyala api dan menghasilkan panas reaksi yang tinggi. 2Al + 3/2O2 + Fe2O3 Al2O3 + 399 kkal 2Fe + Al2O3 + 199 kkal

Sifat ini digunakan sebagai dasar untuk mereduksi beberapa sulfida dan oksida. Contoh : 2Al

Proses ini disebut aluminothermi atau proses thermit. 2. Bereaksi dengan asam menghasilkan gas hydrogen. 2Al(s) + 6H+(aq) Reaksinya : 2Al(s) + 2 OH-(aq) + 6H2O(l) 2Al(OH)4- + 3H2(g) 2Al3+(aq) + 3H2(g)

3. Bereaksi dengan basa kuat terutama basa alkali menghasilkan gas H2.

4. Dengan udara logam ini membentuk lapisan oksida yang kuat pada permukaannya yang dapat melindungi logam dari oksida lebih lanjut. Karenanya logam ini dikatakan bersifat tahan karat (korosi) dan digunakan untuk melapisi logam lain agar tahan karat. Beberapa senyawa aluminium Aluminium oksida (Al2O3) Aluminium oksida dengan asam klorida menghasilkan reaksi yang baik,akantetapi dengan asam nitrat tidak bereaksi karena kuatnya ikatan Al-O.Kalor pembentukan aluminium oksida Al2O3 juga besar,399 kkal.Karena itu aluminium dapat dipakai untuk mereduksi oksidaoksida logam lain.Besi(III)oksida dapat direduksi oleh aluminium dengan membebaskan banyak kalor :

2Al(p) + 3/2 O2(g) Al2O3 Fe2O3(p) 2 Fe(p) + 3/2 O2(g) 2Al (p)+ Fe2O3 2 Fe (p) + Al2O3(g)

+ 399 kkal - 197 kkal + 202 kkal

Kalor yang dibebaskan cukup banyak untuk melebur hasil hasil reaksinya,besi dan aluminium oksida.Reaksi ini bias menghasilkan suhu sampai 3000oC.Reaksi termit ini dipakai untuk mengelas besi dan bom bakar.Oleh karena stabilitasnya aluminium oksida,logam ini dapat dipakai untuk mereduksi oksida oksida logam lainnya,misalnya magnesium oksida dan manganoksida.Reduksi dengan karbon atau hidrogen menghasilkan logam logam yang tercampur dengan karbida dan hidrida.karenanya,kadang kadang aluminium digunakan untuk mereduksi.

Aluminium Klorida (AlCl3) Dalam rumus AlCl3 orbital 3s dan 3p dari atom Al terhibridisasi. Tiga dari orbital hibrid ini diisi pasangan elektron (masing-masing satu elektron dari tiga atom klor dan tiga dari atom Al), orbital keempat kosong, karena itu senyawa ini dapat bersifat sebagai asam Lewis. Pada dimer Al2Cl6 atom Al dalam unit AlCl3 memperoleh oktet dengan memakai bersama satu pasang elektron yang disumbangkan oleh atom Cl dari unit AlCl3 lainnya. AlCl6 dapat berdisosiasi menjadi AlCl3. AlCl6 Al3+(aq) + 3 H2O(l) 2 AlCl3 Al(OH)3(s) + 3H+ (aq) Aluminium klorida dalam air akan terhidrolisis menurut reaksi:

Aluminium Sulfat (Al2(SO4)3) Aluminium sulfat digunakan dalam industri kertas dan karton. Kegunaan lain adalah sebagai pengolahan cair dan penjernihan air minum. Larutan berair yang mengandung jumlah molar yang sama dari Al2(SO4)3 dan K2SO4 mengkristal sebagai kalium aluminium sulfat dengan rumus KAl(SO4)2.12 H2O. Garam ini dikenal dengan alum atau tawas. Aluminium Hidrida (AlH3) Aluminium hidrida atau AlH3 bersifat sebagai asam Lewis. AlH3 + H+ AlH4+ Salah satu senyawa yang penting dan banyak digunakan sebagai reduksi agen adalah LiAlH4. Senyawa ini dalam air akan terhidrolisis menurut reaksi: AlH4+ + 4H2O hidrolisa : Al3+ + H2O AlOH2+ + H+ Al(OH)3 + 4H2 + OHLarutan garam garam aluminium seperti AlCl3 atau Al2(SO4)3bersifat asam karena

Pada penambahan alkali,akan terbentuk endapan putih : Al3+ + 3OHAtau Al(H2O)63+ + 3OHAl(OH)3(H2O)3 + 3H2O Al(OH)3

Penambahan garam sulfida atau karbonat juga memberikan endapan Al(OH)3 oleh karena larutan garam garam tersebut bersifat basa.Endapan Al(OH)3 akan larut dengan pengambahan basa berlebih atau penambahan asam karena bersifat amfoter. Penambahan basa :

Al(OH)3(p) + OHAtau

Al(OH)4Al(OH)4(H2O)- + H2O Al3+ + 3H2O Al(H2O)63+

Al(OH)3(H2O)3(p) + OHPenambahan asam : Al(OH)3(p) + 3H+ Al(OH)3(H2O)3(p) + 3H+ IV. Alat dan Bahan a. Alat No Alat 1. 2. 3. 4. 5 6. 7. 8. 9 Tabung reaksi Lampu spritus Batang pengaduk Botol semprot Corong Pipet tetes Gelas kimia Rak tabung reaksi Neraca digital

Aluminium hidroksida banyak dipakai sebagai mordan,yaitu pengikat zat warna pada kain.

Ukuran 25 ml -

Jumlah 5 1 2 2 1 4 4 1 1

b. Bahan No 1. 2 3 4 5 6 7 8 Bahan Logam/ pita aluminium Logam / pita magnesium Serbuk Al Indikator universal AlCl3 anhidrat Al2O3 HCL encer NaOH 0,1 M Jumlah 3ml 3ml secukupnya 5 buah secukupnya 0,1 gram 3 ml 30 tetes

9 10 11 12

Amonia Kertas saring Indikator PP Aquades

15 tetes 1 Secukupnya Secukupnya

V.

Prosedur Percobaan

A. Sifat Aluminium Hidroksida 1. Dalam sebuah tabung reaksi yang berisi 2 ml larutan garam aluminium,tambah dengan beberapa tetes ammonia.Diamati apa yang terjadi.Teruskan penambahan ammonia hingga berlebih.Apakah ada perubahan? 2. Dalam sebuah tabung reaksi yang berisi 2 ml larutan garam alumunium,Ditambah dengan beberapa tetes larutan NaOh.Endapan yang terjadi dibagi dua bagian.Bagian

pertama,Diteruskan penambahan NaOH hingga berlebih,sedangkan bagian yang lain tambah dengan asam klorida.Diamati apa yang terjadi ! 3. Disediakan endapan alumunium hidroksida dengan cara mereaksikan Larutan garam alumunium dengan larutan NaOH encer.DiSaring endapan yang terbentuk,kemudian endapan yang ada dikertas saring dicuci dengan air dingin(dituang dengan air dingin ).Kepada endapan diatas kertas saring itu,tuangi dengan larutan yang berwarna misalnya metilviolet.Diamati apa yang terjadi ! B. Melihat Proses Pemanasan dan Memeriksa pH Alumunium Klorida 1. Pemanasan klorida anhidrat:Panaskan alumunium klorida anhidrat dalam tabung reaksi.Amati apa yang terjadi ? 2. Dimasukkan satu sendok alumunium klorida anhidrat kedalam tabung reaksi,kemudian tambahkan air setetes demi setetes.Diamati dan ukur pH-nya dengan indikator Universal. C. Melihat Sifat Asam Basa Al2O3 1. Dimasukkan 0,1 gram Al2O3 kedalam tabung reaksi,kemudian tambahkan dengan 3 ml air.periksa pH-nya dan amati apa yang terjadi! 2. Dimasukkan 0,1 gram Al2O3 ke dalam tabung reaksi,kemudian tambahnakn 3 ml HCl encer.Amati apa yang terjadi dan periksa pH-nya. D. Membandingkan Sifat Basa Ion Al3+ dan ion mg2+ 1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 3ml garam Al 0,1M dank e dalam tabung reaksi yang kemasukkan 3 ml garam Mg 0,1 M.Diperiksa pH masing masing larutan dengan indikator universal.

2.

Ditambahkan larutan encer NaOH pada tabung reaksi yang berisi garam Al sampai tidak terbentuk endapan.

3.

Ditambahkan larutan encer NaOH pada tabung reaksi yang berisi garam Mg sampai tidak terbentuk endapan.

VI. Hasil Pengamatan

No Perlakuan A.Sifat Alumunium Hidroksida 1. 2ml Al3+ + NH4OH (5 tetes) Kemudian penambahan NH4OH berlebih Sebanyak 10 tetes NH4OH.

Hasil Pengamatan

Terbentuk endapan putih dan berbau Endapan berkurang larutan sedikit agak bening.

2.

2ml Al3+ + 5 tetes NaOH.Endapan yang Terbentuk endapan putih (pada terjadi dibagi dua bagian. Bagian pertama, endapan atas + 10 tetes NaOH. bagian atas)Endapan terbagi dua: Bagian pertama,terbentuk endapan putih yang mulai berkurang sedikit Bagian Kedua,endapan bawah + 10 tetes HCl Bagian kedua,larutan menjadi bening Al(OH)3 dengan cara terbentuk endapan (filtrat)

3.

Endapan

mereaksikan larutan garam Al3+ + Kristal bulat yang bening seperti NaOH encer.Disaring endapan yang gel diatas kertas saring. terbentuk,kemudian endapan yang ada dikertas saring dicuci dengan dengan air air

dingin(dituang ).Kepada

dingin kertas

endapan

diatas

disaring,dituang metilviolet,

dengan

larutan

B.Melihat Proses Pemanasan dan memeriksa pH alumunium Klorida 1. Dipanaskan klorida anhidrat: Dipanaskan alumunium klorida anhidrat dalam tabung reaksi. 2. Saat dipanaskan terdapat asap,bau,uap air dan bentuknya mengencil dari bentuk awal.

Alumunium klorida anhidrat + H2O Pada luar tabung reaksi terasa ,kemudian mengukur pHnya dengan panas,larutan indikator universal. berwarna putih bening dann pHnya adalah 3

C. Melihat Sifat Asam Basa Al2O3 1. 0,1 gram Al2O3 + 3 ml H2O.diperikasa pHnya dan diamati apa yang terjadi! 2. 0,1 gram Al2O3 + 3ml HCl encer.Diperiksa pHnya dan diamati apa yang terjadi! 3. 0,1 gram Al2O3 + 3 ml NaOH.Diperiksan pHnya dan diamati apa yang terjadi! D. Membandingkan Sifat Basa ion Al3+ dan ion mg2+ 1. 3ml Al 0,1 M dan 3 ml Mg 0,1 M.Diperiksa pHnya masing masing larutan dengan indikator universal! 2. 3 ml Al 0,1 M + 10 tetes NaOH - Pada tetesan pertama sudah encer.pada tabung reaksi yang berisi terbentuk endapan garam Al sampai tidak terbentuk - pHnya adalah 4 endapan 3. 3ml Mg 0,1 + 10 tetes NaOH.pada - pada tetesan kelima terbentuk tabung reaksi yang berisi garam Mg endapan sampai tidak terbentuk endapan/ - pHnya adalah 5 - Al2O3 + NaOH tidak larut - pHnya adalah 13 - Al2O3 + H2O tidak larut - pHnya adalah 6 -Al2O3 + HCl tidak larut -pHnya adalah 1

VII. Pembahasan. A.Sifat Aluminium Hidroksida Pada percobaan ini, Dalam sebuah tabung reaksi yang berisi 2ml larutan garam alumunium yang ditambahkan beberapa tetes NH4OH maka penambahan beberapa tetes NH4OH pada larutan Al3+ akan membentuk endapan Al(OH)3 yang berwarna putih keruh seperti gelatin dan berbau. Saat ditambahkan NH4OH berlebih, endapan yang terbentuk menjadi sedikit berkurang dan larutan menjadi lebih bening dari sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa Endapan Al(OH)3 akan larut dengan penambahan asam atau basa

berlebih karena bersifat amfoter . Hal ini sudah sesuai dengan teori dan persamaan reaksi : Al3+ + 3 NH4OH Al(OH)3 + 3NH4+ Pada percobaan selanjutnya, penambahan beberapa tetes larutan NaOH pada larutan Al
3+

akan menghasilkan endapan Al(OH)3 yang berwarna putih keruh. Kemudian endapan

yang terbentuk dibagi menjadi dua bagian dimana endapan atas ditambahkan NaOH 10 tetes terbentuk endapan putih yang mulai berkurang sedikit dan endapan bawah ditambah HCl encer 10 tetes larutan menjadi bening. Hal ini sudah sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa jika garam aluminium ditambahkan dengan basa (alkali hidroksida) akan membentuk endapan Al(OH)3 yang jika ditambahkan dengan basa ataupun asam yang berlebih menyebabkan hidroksida yang terbentuk melarut kembali dengan persamaan reaksi : Al3+ + 3NaOH Al(OH)3 + 3NaCl Al(OH)3 + NaOH Na[Al(OH)4] Al(OH)3 + 3HCl AlCl3 + 3H3O

Langkah berikutnya disediakan endapan alumunium hidroksida dengan cara mereaksikan larutan garam alumunium dengan larutan NaOH encer.Disaring endapan yang terbentuk,kemudian endapan yang ada dikertas saring dicuci dengan air dingin(dituang dengan air dingin).Kepada endapan diatas kertas saring itu,dituangi dengan larutan yang berwarna yaitu PP.Hasil percobaan nya ialah terbentuk endapan seperti gel yang disebut dengan gel alumunium hidroksida. Menurut teori alumunium hidroksida Al(OH)3,yang larut sedikit dalam reagensia berlebih.Kelarutan berkurang dengan adanya garam-garam ammonia,disebabkan

oleh efek ion sekutu.sebagian kecil endapan masuk ke dalam larutan sebagai alumunium koloid(sol alumunium hidroksida):sol ini berkoagulasi pada penambahan garam garam yang larut dengan menghasilkan endapan alumunium hidroksida yang dikenal dengan gel alumunium hidroksida. B. Melihat Proses Pemanasan dan memeriksa pH Alumunium Klorida Pada percobaan pemanasan klorida anhidrat,Dipanaskan alumunium klorida Anhidrat dalam tabung reaksi terdapat asap,bau,Uap air dan bentuknya mengecil dari bentuk awal. Selanjutnya dimasukkan satu sendok alumunium klorida anhidrat ke dalam tabung reaksi,kemudian ditambahkan air setetes demi setetes.Maka saat diamati pada luar tabung terasa panas dan larutan berwarna putih bening dan saat diuji pHnya menggunakan indikator universal didapatkan pHnya adalah 3.hal ini menunjukkan bahwa alumunium klorida bersifat asam. Hal ini sudah sesuai dengan teori yang menyatakan jika Alumunium klorida anhidrat padat diteteskan dengan air berlebih akan menghasilkan larutan asam dengan pH 2-3 atau lebih rendah jika larutan yang diperoleh lebih pekat. C.Melihat Sifat Asam Basa Al2O3 Pada percobaan ini dimasukkan 0,1 gram Al2O3 ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan dengan 3 ml air.maka Al2O3 tidak larut dan pHnya adalah 6. Seusai teori, Al2O3 tidak dapat bereaksi dengan air dan tidak larut dalam air. Walaupun masih mengandung ion oksida, tapi terlalu kuat berada di dalam kisi padatan untuk bereaksi dengan air. Pada percobaan berikut ini dimasukkan 0,1 gram Al2O3 ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 3ml HCl encer.setelah diamati Al2O3 tidak larut juga dan pHnya adalah 1. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa Al2O3 dapat bereaksi dengan asam klorida encer menghasilkan AlCl3 yang menunjukkan sisi basa dari sifat amfoternya sedangkan jika bereaksi dengan basa akan menghasilkan larutan natrium

tertahidroksoaluminat yang menunjukkan sisi asam dari sifat amfoternya. Pada percobaan selanjutnya juga sama yaitu dimasukkan 0,1 gram Al2O3 ke dalam tabung kemudian ditambahkan 3ml NaOH.setelah diamati Al2O3 juga tidak larut dan pHnya adalah 13. Namun, hal tersebut (tidak terjadinya reaksi antara Al2O3 dengan NaOH dan HCl) dapat terjadi jika Al2O3 yang digunakan berasal dari pemanasan Al(OH)3 di atas suhu 850 oC. menurut teori, jika suhu pembuatan di atas 850 oC, maka oksida yang terbentuk tidak larut dalam asam maupun basa sehingga saat pH diukur, bukan pH Al2O3 yang terbaca tetapi pH dari HCl dan NaOH itu .

D. Membandingkan Sifat Basa Ion Al3+ dan Ion Mg2+ Pada percobaan ini dimasukkan 3 ml garam Al3+ 0,1 M dan ke dalam tabung reaksi yang lain dimasukkan 3 ml garam mg 0,1 M lalu tambahkan larutan encer NaOH pada tabung reaksi yang berisi garam Al sampai tidak terbentuk endapan.dan tambahkan juga larutan encer NaOH pada tabung reaksi yang berisi garam Mg sampai tidak terbentuk endapan.Diperiksa pH masing masing larutan dengan indikator universal dan didapatkan hasil Al3+ ditambah NaOH 10 tetes sudah terbentuk endapan pada tetesan pertama dan pHnya adalah 4 sedangkan Mg2+ ditambah NaOH 10 tetes terbentuk endapan pada tetesan ke lima dan pHnya 5.Dari hasil ini dapat diketahui bahwa Al3+ lebih bersifat asam dibandingkan dengan Mg2+. Hal ini sudah sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa jika larutan garam aluminium dan magnesium direaksikan dengan basa (NaOH) akan membentuk endapan Al(OH)3.

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Sifat Alumunium Hidroksida adalah Al(OH)3 dapat larut dalam pH asam maupun basa sedang amonia akan membentuk Al(OH)3 (endapan sempurna).dan terbentuk endapan seperti gel yang disebut dengan gel alumunium hidroksida. 2. Al(OH)3 bersifat asam 3. Al2O3 tidak larut dalam air dan bersifat amfoter 4. Al3+ lebih bersifat asam dibandingkan dengan mg2+ B. Saran Diharapkan agar praktikan selanjutnya lebih cermat dan teliti saat praktikum sehingga diperoleh hasil yang diharapkan.

IX. DAFTAR PUSTAKA Keenan dkk. 1979. Kimia Untuk Universitas Edisi Keenam. Jilid II. Jakarta :Erlangga. Munim , Abdul.,S.2002. Kimia Anorganik 2. Palangka Raya : Universitas Palangkaraya. Petrucci, H. Ralph . Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi ke Empat Jilid III. Jakarta : Erlangga. Rahmah. 2012. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik . Palangka Raya : Universitas Palangkaraya. Sugiyarto, Kristian H.2003 . Kimia Anorganik II . Yogyakarta: Jurusan Kimia UNY.

X Lampiran Fotocopy laporan sementara

You might also like