You are on page 1of 4

Memahami Kesepian

Manusia, sebagai makhluk sosial, tidak bisa hidup tanpa manusia lain. Kontak
sosial menjadi kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Ketika masih
bayi, suara pertama kita adalah tangisan yang akan membuat ibu menghampiri kita.
Sejak bayi, kita butuh diajak bicara, digendong, dibelai, dan dicintai, jika tidak kita
akan mati.
Kebutuhan untuk bersama orang lain kita miliki sampai kita mati. Hanya saja
sebagian dari kita merasa kesepian dan tidak memiliki teman untuk berbagi masalah.
Apa jadinya ketika kita diberi kartu ucapan ”Penghargaan Orang Paling Tidak
Populer”? Tentu hati kita akan hancur. Mereka yang diasingkan oleh teman-temannya
merasa sakit hati yang mendalam dan cenderung menyalahkan diri sendiri. Mereka
merasa malu dan tak bisa membicarakan masalah mereka dengan orang lain. Mereka,
terutama lagi yang berasal dari keluarga miskin atau yang mengalami diskriminasi
akan merasa kesepian sepanjang waktu.
Kesepian lebih dari sekadar sendirian dan cukup banyak orang yang menyukai
kesendirian. Kesepian adalah ketika kita kehilangan dan merindukan suatu interaksi
dengan orang lain (walaupun kita berada dalam keramaian, kita merasa kosong).
Terdapat banyak wajah kesepian. Kesepian terjadi ketika seseorang kehilangan
interaksi dengan orang yang spesial dalam hidupnya, seperti ketika seorang adik
kehilangan kakaknya karena kakanya sudah menikah, atau kehilangan suatu aktivitas
sosial. Mereka yang mengalami kesepian sosial adalah karena tidak menjadi bagian
dari kelompok sosial atau pertemanan yang mereka inginkan. Mereka yang
mengalami kesepian emosional, tidak memiliki kedekatan atau keterikatan emosional
dengan seseorang. Ada kesepian spiritual ketika kita merasa terpisah dari Tuhan. Ada
pula kesepian eksistensial ketika kita merasa terpisah dari diri kita sendiri. Walaupun
kesepian demikian buruknya, ada wajah lain dari kesepian yang mesti kita tahu.
Kesepian (loneliness) berbeda tipis dengan menyendiri (being alone). Dalam
hidup kita dilahirkan sendirian, sendirian dalam menentukan perjalanannya, dan
sendirian pula dalam kematian. Kita hidup bersama-sama orang lain, tetapi ada
kalanya kita menjadi orang yang memisahkan diri. Kesendirian ini adalah kesempatan
bagi kita untuk mengeksplorasi dan mengembangkan kualitas diri. Bisa dikatakan,
kesendirian ini cukup bermanfaat.
Perasaan-perasaan apa yang sesungguhnya muncul ketika kita kesepian?
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Rubinstein dan Shaver (1982), terdapat empat

1
macam emosi katika kita kesepian, yaitu: 1) desperation atau kehilangan harapan
(merasa tidak berdaya dan takut), 2) depressed atau merasa depresi (merasa kosong
dan mengasihani diri), 3) impatient boredom atau bosan yang tidak sabaran (bosan,
marah, dan gelisah), dan 4) self-criticism atau mengkritik diri (merasa diri jelek,
bodoh, dan tidak berharga). Kesepian dan harga diri membentuk suatu lingkaran
setan, dimana kesepian dapat membuat harga diri rendah dan harga diri rendah juga
dapat memunculkan kesepian.
Mengapa kita bisa mengalami kesepian? Jawaban yang paling umum adalah
kehilangan suatu hubungan dengan orang lain, merasa tidak dibutuhkan, dan
berbeda dengan orang lain. Kesepian dapat terjadi karena kepribadian kita tidak
disukai orang lain sehingga kita dijauhi; kita yang tidak dimengerti oleh orang lain;
lingkungan yang memaksa kita untuk menjadi sendiri; kita pindah ke lingkungan yang
baru dan tentu berbeda; kita memiliki kebutuhan intimasi yang kuat dan tidak biasa;
keluarga dan pertemanan yang miskin interaksi sosial; kesenjangan antara apa yang
kita inginkan secara sosial dengan apa yang kita dapat sehingga muncul kekecewaan;
mobilitas sosial yang membuat kita terpisah dari orang lain; memiliki keterampilan
sosial yang buruk; rendahnya harga diri sehingga kita mengisolasi diri; kesulitan
untuk mengungkapkan diri; persahabatan yang terbatas; sering menghabiskan waktu
dengan aktivitas individual; nilai-nilai kultural, misalnya yang menekankan kompetisi
dan kemandirian; tidak ada hubungan yang dekat dengan Tuhan; dan masih banyak
lagi.
Mengapa kita butuh untuk mengenal perasaan apa yang muncul dalam
kesepian dan sebab-sebabnya? Hal itu karena setiap orang punya sebab-sebabnya
sendiri karena paa ia merasa kesepian. Jelasnya, sebab yang berbeda akan
merefleksikan asumsi-asumsi yang berbeda tentang penyebab awal dan hasilnya dan
membantu kita untuk menemukan cara-cara yang bebeda untuk menanganinya.
Beberapa sebab memang mudah ditangani daripada sebab yang lain. Bisa jadi
kesepian itu hanya muncul karena pemahaman yang salah tentang diri atau kurangnya
kemampuan untuk bersosialisasi. Dari dua contoh tersebut, orang yang pertama dapat
mulai mengatasi kesepiannya dengan memperbaiki pandangannya tentang diri,
sedangkan orang yang kedua dapat mengatasi kesepiannya dengan melatih
keterampilan sosial. Orang yang kesepian biasanya beropini yang buruk-buruk
tentang dirinya dan opini-opini ini sangat kuat dalam membuat diri menjauhi kontak

2
dengan orang lain untuk menghindari feedback yang mungkin negatif dari orang lain,
misalnya untuk melindungi egonya yang rapuh.
Kesepian dapat memunculkan cara-cara yang negatif dalam upaya
menghilangkan kesedihan karenanya. Beberapa orang bisa saja menjadi sangat
mencintai idolanya sehingga perilaku terhadap idolanya menjadi berlebihan. Beberapa
orang yang lain bisa jadi memiliki mekanisme penanggulangan masalah yang tidak
produktif seperti melakukan penolakan terhadap kegiatan sosialisasi dengan alasan
tidak tertarik dan sebagainya. Ada pula yang benar-benar menolak mengakui bahwa
dirinya kesepian. Perilaku menipu diri ini akan melemahkan motivasi memperbaiki
diri. Akhirnya, yang terjadi bukannya membangun keterampilan sosial dan hubungan
sosial yang bermakna, orang tersebut malah mencari bentuk pelarian diri.
Terdapat lima kategori kegiatan yang dilakukan orang-orang yang kesepian. 1)
Kesedihan yang pasif, dengan menangis, tidur, menonton TV, minum-minuman keras,
menggunakan narkoba, makan, atau tidak melakukan apa-apa. 2) Kesendirian aktif,
dengan bekerja, membaca, menulis, mendengar musik, berolahraga, dan betekun
dalam hobi. 3) Menghabiskan uang dan meningkatkan penampilan. 4) Mencari-cari
alasan dalam diri sendiri, seperti ”Aku sudah punya teman”, ”Aku punya kualitas diri
yang bagus”, ”Kesepian ini tidak akan berlangsung selamanya”, dan sebagainya. 5)
Menghubungi atau mengunjungi teman, meminta pertolongan atau bergabung dalam
kelompok pertemanan. Cara pertama adalah yang paling umum dilakukan ketika
kesepian, sedangkan cara keempat lainnya adalah cara yang cukup baik sebagai
metode self-help.
Orang yang kesepian akan merasa kekurangan sesuatu dalam hidupnya, yaitu
kebahagiaan bersama orang lain. Kesepian sebagai kondisi dimana kita sedang
kehilangan dan merindukan suatu interaksi sosial perlu disadari sebagai suatu masalah
yang harus diatasi segera. Sangat disayangkan jika ada orang yang menolak realita
bahwa dirinya mengalami kesepian. Penolakan tersebut tidak akan membawa
perubahan pada hidup malah menghambat berkembangan diri.
Sebagai makhluk sosial, kewajiban kita adalah saling memberikan kepedulian.
Terutama terhadap mereka yang kesepian, kewajiban kita adalah mendekati mereka
dan memberikan kepada mereka hubungan sosial yang hilang dari kehidupan mereka
dan yang mereka rindukan untukmendapatkannya kembali.

http://www.aare.edu.au/05pap/mar05386.pdf

3
http://etd.unisa.ac.za/ETD-db/theses/available/etd-10182005-
125006/unrestricted/00front.pdf
http://www.elektroindonesia.com/elektro/ut35.html

You might also like