You are on page 1of 3

ALUR PENEGAKAN DIAGNOSIS INFERTILITAS

Setelah penegakan infertilitas yakni tidak didapatkan kehamilan selama 12 bulan setelah berhubungan seksual yang rutin tanpa kontrasepsi maka dilakukan evaluasi awal seperti dilakukan anamnesis (inflamasi pada pelvis, riwayat oprasi, exposure DES, serta

menanyakan adanya gangguan fungsi dari hipofisis, adrenal, dan tiroid, serta riwayat trauma dan aktivitas seksual) dan dilakukan pemeriksaan fisik yang terkait dengan keluhan. (seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya). Bila ditemukan : 1. Menstuasi yang ireguler dan dari hasil test tidak ditemukan ovulasi maka penyebab dari infertilitas adalah karena tidak ditemukan ovulasi 2. Bila dilakukan hysterosalpingography dan didapatkan gambaran unilateral atau bilateral blockade infertilitas kemungkinan besar disebabkan karena factor tuba.

3. Bila tidak ditemukan kelainan setelah dilakukan anamnesis menyeluruh, pemeriksaan fisik, tes ovulasi dan HSG maka dapat dikelompokkan sebagai infertilitas yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya yang kemungkinan ditemukan endometriosis . 4. Bila didapatkan hasil struktur endometrium yang abnormal dari pemeriksaan HSG dan histroskopi maka kemungkinan infertilitas disebabkan oleh faktor uterus. 5. Dan bila didapatkan ke abnormalan dari pemeriksaan analisis semen maka penyebab dari infertilitas dari faktor pria.

Setiap pasangan infertile harus diperlakukan sebagai satu kesatuan. Itu berarti kalau istri saja sedangkan suaminya tidak mau diperiksa, maka pasangan itu tidak diperiksa. Adapun syarat-syarat pemeriksaan pasangan infertile adalah: 1. Istri berumur antara 20-30 tahun baru akan diperiksa setelah berusaha untuk mendapat anak selama 12 bulan. Pemeriksaan dapat dilakukan lebih dini apabila: Pernah mengalami keguguran Diketahui mengidap kelainan endokrin Pernah mengalami peradangan rongga panggul atau rongga perut Pernah mengalami bedah ginekologi

2. Istri yang berumur antara 31-35 tahun dapat diperiksa pada kesempatan pertama pasangan itu datang ke dokter. 3. Istri yang berumur antara 36-40 tahun hanya dilakukan bila belum mempunyai anak dari perkawinan ini. 4. Pemeriksaan infertilitas tidak dilakukan pada pasangan infertile yang salah satu anggota pasangannya mengidap penyakit yang dapat membahayakan salah satu pasangannya.

Dibawah ini merupakan alur penanganan pasutri dengan infertilitas yang dapat dipakai dalam menangani kasus infertilitas di rumah sakit.

You might also like