Professional Documents
Culture Documents
Untuk Mahasiswa Semester III Program studi Mesin dan Peralatan Pertanian Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh
I. PENDAHULUAN
Tujuan Instruksional Khusus Setelah membaca bab ini mahasiswa diharapkan mampu : 1. Menyebutkan pengertian motor bakar 2. Mengklasifikasikan motor bakar. 3. Menyebutkan prinsip-prinsip termodinamika motor bakar. 4. Menerangkan penggunaan motor bakar sebagai sumber tenaga mesin pertanian.
Pengertian Motor
Motor : pesawat yang mampu mengkonversi energi ke bentuk kerja (energi mekanis) dengan ketentuan energi yang dikonversi tersebut berasal dari luar sistim (Jacobs and Harrell, 1982). Ex : motor listrik (electric motor) motor hidrolik (hydraulic motor)
Thermoelectricity Sel Bahan Bakar (Fuel Cell) Sel Matahari (Solar Cell), Generator Listrik (Electric Generator), Baterai Penyimpan (Storage Battery) MHD (Magnetohydrodynamics).
Stirling Engine
Klassifikasi enjin
Enjin dengan susunan silinder segaris kebanyakan mempunyai jumlah silinder maksimum enam, untuk mempertimbangkan kekakuan (rigidity) poros engkol. Poros engkol yang terlalu panjang sukar untuk dibuat kaku.
Klassifikasi enjin
Enjin tipe V dapat dianggap terdiri dari dua susunan enjin segaris dengan satu poros engkol dan sudut tertentu. Sedangkan, enjin tipe W mempunyai dua poros engkol dan dapat dianggap sebagai tiga susunan enjin segaris, pada enjin dengan jumlah silinder 12 sampai 16 dipakai untuk menggerakkan mobil penumpang, truk, dan industri. Tipe X dapat dianggap gabungan dari empat enjin segaris dengan satu poros engkol.
Klassifikasi enjin
Enjin tipe V dapat dianggap terdiri dari dua susunan enjin segaris dengan satu poros engkol dan sudut tertentu. Sedangkan, enjin tipe W mempunyai dua poros engkol dan dapat dianggap sebagai tiga susunan enjin segaris, pada enjin dengan jumlah silinder 12 sampai 16 dipakai untuk menggerakkan mobil penumpang, truk, dan industri. Tipe X dapat dianggap gabungan dari empat enjin segaris dengan satu poros engkol.
Klassifikasi enjin
Katup pada enjin bisa ditempatkan di kepala silinder (tipe I), pada blok silinder (tipe L), sehingga enjin berdasarkan susunan katup dapat dikelompokkan atas : Poros nok di dalam blok silinder (in block camshaft) katupnya tipe L dan I. Poros nok di atas kepala silinder (overhead camshaft) katupnya tipe I
Klassifikasi enjin
Berdasarkan sistim pendinginan, maka enjin dikelompokkan atas: Enjin berpendingin udara : ditandai dengan sirip-sirip pendingin (cooling fins) di sekitar blok silinder sebagai alat memperluas permukaan untuk memudahkan pendinginan. Enjin berpendingin air : dicirikan dengan adanya radiator
Berdasarkan langkah, maka enjin dikelompokkan atas enjin 4 langkah dan enjin 2 langkah. Enjin empat langkah adalah enjin yang membutuhkan empat langkah untuk menyelesaikan satu siklus tenaga. Berdasarkan bahan bakar yang digunakan, enjin dikelompokkan atas enjin diesel dan enjin bensin. Enjin bensin bisa diubah untuk menggunakan bahan bakar minyak tanah, LPG atau gasohol.
Penyalaan muatan dapat dilakukan dengan percikan bunga api listrik (pada enjin bensin) atau dengan panas hasil pengempaan udara (pada enjin diesel), sehingga enjin dapat dikelompokkan atas penyalaan busi dan penyalaan kompressi.
Urutan penyalaan (firing order) adalah urutan penyalaan muatan yang menghasilkan langkah tenaga pada setiap silinder enjin. Urutan penyalaan dibuat sedemikian rupa sehingga poros engkol akan menerima tekanan yang merata pada setiap derjat putarannya. Urutan penyalaan yang umum untuk enjin 4 silinder bersusunan segaris adalah 13-4-2 atau 1-2-4-3, sementara untuk enjin 6 silinder segaris adalah 1-5-3-6-2-4 atau 1-4-2-6-3-5. Penelaahan tentang enjin biasanya hanya didasarkan pada siklus kerja dan cara penyalaannya saja.
Enjin pertama yang sukses menggunakan prinsip-prinsip tersebut adalah enjin yang dibuat pada tahun 1878 oleh Nikolaus Otto, seorang Jerman, yang dari namanya dikenal Siklus Otto. Siklus Ideal Otto Untuk Udara Standar
Piston bergerak tanpa gesekan di dalam silinder, Udara digunakan sebagai fluida kerja di dalam silinder, Tidak ada perpindahan panas ke dinding silinder, Pergerakan piston dimulai pada awal langkah pemasukan yaitu pada kondisi-kondisi, P1, V1, dan T1. Kompressi adiabatik terjadi di sepanjang garis AB, dan ekspansi adiabatik terjadi di sepanjang garis CD. Penambahan panas pada volume konstan terjadi di sepanjang garis BC, dan penurunan tekanan pada volume tetap terjadi di sepanjang garis DA. Fluida kerja (udara) diperlakukan sebagai gas ideal dengan panas spesifik yang tetap. Semua proses termodinamika diasumsikan ideal.
Kerja dilakukan selama siklus yang menyebabkan enjin mampu menghasilkan daya. Berdasarkan Gambar siklus ideal Otto, maka kerja yang dilakukan sama dengan penjumlahan dari kerja yang dilakukandi bawah kurva-kurva kompressi dan ekspansi, dimana kerja kompressi FABE adalah negatif dan kerja ekspansi FDCE adalah positif. Kerja yang dilakukan adalah : P1V1 P2V2 P3V3 - P4V4 W = + ................................(4) k-1 k1 Kerja juga dapat dinyatakan berdasarkan Hukum Konservasi energi yaitu W = Qin - Qout
DAFTAR PUSTAKA
Liljedhal, J.B., P.K. Turquist, D.W. Smith and M. Hoki, (1989) Tractors and Their Power Units, Van Nostrand Reinhold, New York.
Jacobs, C.O., and W.R. Harrell, (1983) Agricultural Power and Machinery, Mc. Grow-Hill Book Company, New York.