You are on page 1of 3

SHARING PEMBELAJARAN DARI IMPLEMANTASI REDD+ DI TAMAN NASIONAL MERU BETIRI Oleh : Bambang Darmadja PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN

REDD + DI TN. MERU BETIRI YANG TELAH DILAKUKAN No. Nama Kegiatan 1. Kajian skema yang ada dan pembelajaran dari areal sekitar dan lainnya Hasil Tujuan dari kegiatan ini untuk meninjau skema yang ada dan pembelajaran tentang bagaimana melibatkan masyarakat setempat dalam pengelolaan konservasi dan hutan yang memberikan manfaat dan keseimbangan antara tujuan konservasi dan kebutuhan masyarakat setempat untuk hidup sejahtera. keseimbangan ini sangat penting penting untuk partisipasi sukses dan jangka panjang masyarakat setempat dalam upaya pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan / meningkatkan stok karbon di TNMB. Review akan mencakup pendekatan-pendekatan partisipatif pembagian keuntungan seperti dana desa dengan mekanisme berulang. (i) Memfasilitasi terbentuknya forum kemitraan TNMB (ii) Memfasilitasi tersusunnya program kerjasama kemitraan TNMB (iii)Memfasilitasi kesepakatan kerjasama (Memorandum of Understanding/MoU) yang ditanda tangani oleh para pihak (1) Tersedianya contoh program kerja di lapangan, di Desa Curahnongko (kemitraan antara kelompok tani rehabilitasi, perangkat Desa Curahnongko, MUSPIKA dan TNMB) dan program ini diintegrasikan dalam SPKP; (2) melakukan diskusi tentang indikator keberhasilan. Ada tiga indikator yang meliputi keberhasilan dalam rehabilitasi, perlindungan hutan dan pencegahan emisi karbon, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat (3) beberapa saran dari masyarakat untuk membangun kemitraan antara masyarakat dengan Pemerintah Kabupaten Jember dan Banyuwangi. Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Pemerintah Daerah Kabupaten Jember yang difasilitasi oleh Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kab. Jember dan diikuti oleh Kepala Dinas Lingkup Kab. Jember dan Banyuwangi, Camat dan Kepala Desa sekitar kawasan TNMB dan para tokoh masyarakat. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama pelatihan adalah pengukuran lapangan dan analisis data. Metoda pengukuran lapangan untuk menduga cadangan karbon pada skala plot dan bentang lahan menggunakan metoda RaCSA (Rapid Carbon Stock Apparisal, atau Kaji Cepat Cadangan Karbon). Pengukuran karbon di Pelaksana PUSPIJAK Waktu Januari s/d Juni 2010

2.

Konsultasi dan kerjasama para pihak dalam konservasi

LATIN

Januari s/d Juni 2010

3.

Membangun kemitraan untuk konservasi TNMB

LATIN

Juli 2010`s/d Juni 2011

4.

Melakukan program Awareness Raising dan pembangunan institusi untuk REDD dan REDD+ Melakukan pelatihan pelibatan masyarakat dalam MRV stok karbon

DISBUNHU T Kab. Jember PUSPIJAK & UNIBRAW

Oktober 2010

5.

Oktober 2010

No.

Nama Kegiatan

6.

Melakukan pelatihan perlindungan hutan bagi masyarakat

7.

Review motodologi tentang perhitungan karbon berdasarkan IPCC Giudeline, VCS dll

8.

Membangun SOP untuk perhitungan dan pengawasan

Hasil tingkat plot meliputi biomassa diatas pemukaan tanah (pohon dan tumbuhan bawah) maupun yang ada di dalam tanah (akar), dan nekromasa (bahan organik dari bagian yang telah mati) dan bahan organik tanah. Pelatihan perlindungan hutan Taman Nasonal Meru Betiri bertujuan untuk meningkatkan peran serta masyarakat dan para pihak dalam menjaga kawasan hutan dan hasil hutan Taman Nasional Meru Betiri secara optimal dan lestari. Pelatihan ini diikuti 45 orang yang terdiri dari Polhut BTNMB, Pamswakarsa, Kader Konservasi da Tokoh Masyarakat. IPCC GL 2006 akan diterapkan untuk inventarisasi dan pengurangan emisi. Secara umum, ada dua dasar unsur yang dibutuhkan untuk inventarisasi, yaitu: (i) Matrik Perubahan Lahan (LCM), yaitu: data dari perubahan pemanfaatan lahan pada 6 kategori tanah (lahan hutan, lahan pertanian, padang rumput, lahan basah, pemukiman, dan lahan lainnya), dan (ii) Faktor emisi, yaitu: kemampuan vegetasi /hutan/pool karbon untuk tumbuh dan menyimpan karbon. Proses VSC akan dikaji untuk mengukur dan memverifikasi stok karbon. Meliputi langkah-langkah (lingkup kegiatan, batas, baseline, manajemen risiko, dan pemantauan perubahan), dan persyaratan untuk proses seperti penilaian risiko dan cadangan karbon Standar Operasional Prosedur (SOP) ini menjelaskan secara singkat tahap demi tahap bagaimana melakukan pengukuran karbon di TNMB yang dimulai dari pengembangan desain sampling, pengorganisasian tim, pelaksanaan di lapangan, pengumpulan data, penyusunan manajemen database yang sesuai, untuk penyediaan Jaminan Kualitas (QA ) dan Kontrol Kualitas (QC). Desain sampling bertingkat dipilih sebagai desain sampling di TNMB. Tiga tahap pengembangan desain sampling di TNMB yang dijelaskan dalam SOP meliputi: 1) Review kendala desain sampling, 2) Pengembangan desain sampling, dan 3) Penentuan ukuran sampel sesuai yang memenuhi kriteria kinerja dan kendala. Citra satelit untuk pemantauan perubahan hutan akan digunakan untuk memantau penyimpangan data spasial. Analisis penginderaan jauh akan didukung dengan data PSP dari lapangan (tipe vegetasi, diameter dan tinggi pohon). Hal ini untuk memastikan bahwa kegiatan menerapkan metode yang paling menuntut dengan kepastian dan akurasi tertinggi, yaitu, tingkat 3, maka perubahan karbon akan

Pelaksana

Waktu

BTNMB

November 2010

PUSPIJAK

Mei s/d September 2010

PUSPIJAK

Juli s/d Desember 2010

9.

Analisis penginderaan jauh

UNEJ

Juli 2010 April 2011

No.

Nama Kegiatan

10.

Menentukan batas kegiatan untuk memfasilitasi pengukuran dan monitoring stok karbon

11.

Menetapkan baseline kegiatan untuk menganalisis penggunaan lahan dan perubahan tutupan lahan dan perubahan stok karbon terkait

12.

Pelatihan Inventarisasi Sumber Daya Milik Petani Sekitar TNMB wilayah Kab. Jember

Hasil dimonitor secara akurat dengan prinsip-prinsip penerapan terukur, dilaporkan dan dapat diverifikasi (MRV). Pekerjaan GIS telah dilaksanakan untuk penentuan petak contoh permanen (Permanent Sample Plots atau PSP) untuk fasilitasi pengukuran karbon, informasi yang digunakan untuk pekerjaan GIS. Untuk keperluan inventarisasi karbon, petak ukur permanen (PSP) berukuran 100 x 20 m telah dibuat, dengan pertimbangan ukuran petak ini telah banyak digunakan dalam pengukuran karbon untuk tipe hutan di Indonesia (misalnya Asmoro, 2009, Hairiah dan Rahayu, 2007, Hairiah et al, 2001a dan b). Sebanyak 40 PSP yang mewakili setiap zona sesuai dengan pembagian tipe penutupan lahan menurut IPCC Guideline (2006) dan penggunaan lahan di TNMB telah dibuat. Dari 40 PSPS, 17 PSP terdapat di zona inti, 14 PSP di zona rimba, 3 PSP di zona rehabilitasi, 4 PSP di zona pemanfaatan dan 2 PSP di zona pemanfaatan khusus. Pelaksanaan kegiatan penetapan baseline untuk menganalisis penggunaan lahan, perubahan tutupan lahan dan karbon stok bertujuan antara lain untuk meningkatkan kemampuan BTNMB dan ITTO dalam mengemban fungsi dan misinya masing-masing dalam meningkatkan partisipasi dan kesejahteraan para pihak yang berada di sekitar dan dalam TNMB untuk melaksanakan konservasi di TNMB untuk penurunan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan serta peningkatan karbon stok. Hasil dari kegiatan di atas adalah : - Berdasarkan sistem penggunaan lahan, estimasi cadangan karbon di atas permukaan tanah di TNMB berkisar antara 28,7 166,63 Mg/ha. - Berdasarkan sistem zonasi, estimasi cadangan karbon di atas permukaan tanah di TNMB berkisar antara 28,7 145,98 Mg/ha. Kegiatan ini dilaksanakan di Balai Desa Curahnongko dengan melibatkan peserta dari petani rehabilitasi Desa Sanenrejo, Andongrejo, Curahnongko dan Wonoasri serta petugas Penyuluh Kehutanan BTNMB dan Dinas Perkebunan & Kehutanan Kab. Jember. Peserta mendapat materi penilaian ekonomi tanaman pertanian, pemetaan sederhana dan agroforestry dalam kaitannya dengan kegiatan REDD termasuk cara pengukuran stok karbon. Metode pembelajaran adalah teori dan praktek dengan prosentase 40% dan 60%.

Pelaksana

Waktu

BTNMB

Januari s/d Juni 2010

BTNMB

Oktober 2010 s/d April 2011

PUSPIJAK, BTNMB, UNIBRAW

26 28 Juli 2011

You might also like