Professional Documents
Culture Documents
GLAUKOMA KONGENITAL
I.
Pendahuluan Glaukoma congenital dissebut juga hidroftalmos atau buftalmos, jika bola mata yang sedang dalam pertumbuhan menjadi bertambah besar karena meningginya tekanan
intraocular. Oleh karena itu glaucoma congenital banyak sekali terjadi pada tahun-tahun pertama setelah lahir.(1) Glaukoma adalah penyebab kebutaan nomor tiga di Amerika Serikat dan di Indonesia merupakan penyebab kebutaan nomor dua.(2,3) Terdapat 4 jenis glaukoma: Glaukoma sudut terbuka Glaukoma sudut tertutup Glaukoma kongenital Glaukoma sekunder Keempat jenis glaukoma ini ditandai dengan
peningkatan tekanan intraokuler dan karenanya semuanya bisa menyebabkan kerusakan nervus optikus yang progresif. 1
Glaukoma Kongenital
Glaukoma kongenital terdapat lebih jarang dari pada glaukoma pada orang dewasa. Frekwensinya kira-kira 0,01% diantara 250.000 penderita. Karena itulah sedikit sekali dokter-dokter yang mendapat kesempatan untuk mempelajari penyakit ini, sehingga perjalanan kliniknya dan cara
II.
Definisi Glaukoma adalah suatu neuropati optik yang ditandai dengan gangguan lapangan pandang dengan predisposisinya meningkatnya kerusakan penurunan pada fungsi tekanan nervus intraokuler, optikus dan sehingga dan dapat terjadi
menyebabkan berkembang
penglihatan
(2,5)
menjadi kebutaan.
Schele mengemukakan pembagian glaukoma kongenital dalam :(4) Glaukoma infantum : yang dapat tampak pada waktu lahir atau pada umur 1-3 tahun dan menyebabkan pembesaran bola mata, karena elastisitasnya, bola mata membesar mengikuti
Glaukoma Kongenital
Glaukoma juvenilis
III. Etiologi Glaukoma kongenitalis sudah ada sejak lahir dan terjadi akibat gangguan perkembangan pada saluran humor aqueus. Glaukoma kongenital seringkali diturunkan.(2) Glaukoma kongenital dapat dibagi menjadi: (1) Glaukoma kongenital primer, yang menunjukkan
kelainan perkembangan terbatas pada sudut kamera anterior; (2) Anomali perkembangan segmen anteriorsindrom
Axenfeld, anomali Peter, dan sindrom Reiger. Di sini perkembangan iris dan kornea juga abnormal; dan (3) Berbagai kelainan lain termasuk aniridia, sindrom Sturge Weber, neurofibromatosis, sindrom Lowe, dan rubela kongenital. Pada perkembangan ini, anomali perkembangan pada sudut disertai dengan kelainan okular dan ekstraokular lain.(7)
Glaukoma Kongenital
I.
Anatomi Sudut kameria anterior terletak pada persambungan kornea perifer dan akar iris. Ciri-ciri utama sudut ini adalah garis Schwalbe, jalinan trabekula (yang terletak diatas kanalis Schlemn), dan taji-taji sklera.
Garis schwalbe menandai berakhirnya endotel kornea. Jalinan trabekula berbentuk segitiga pada potongan melintang, yang dasarnya mengarah ke korpus siliare. Garis ini tersusun dari lembar-lembar berlobang jaringan kolagen dan elastik, yang membentuk suatu filter dengan memperkecil ukuran pori
ketika mendekati kanalis Schlemn. Bagian dalam jalinan ini, yang menghadap ke kamera anterior, dikenal dengan jalinan uvea; bagian luar, yang berada di dekat kanalis Schlemn,
Glaukoma Kongenital
disebut jalinan korneoskleral. Serat-serat longitudinal otot siliaris menyisip ke dalam jalinan trabekular tersebut. Taji sklera merupakan penonjolan sklera ke arah dalam diantara korpus siliare dan kanalis Schlemn, tempat iris dan korpus siliare menempel. Saluran-saluran eferen dari kanalis Schlemn berhubungan dengan sistem vena episklera. (5,8)
IV.
Anderson, menemukan pada pemeriksaan histologis : 1. Adanya jaringan yang menutup mesenkim embrional yang persisten, di bagian perifer bilik mata depan, menutupi trabekula. 2. Kanalis Schlemn tak terbentuk
Teori Barkans, didasarkan atas obstruksi aquous humor yang disebabkan oleh gangguan dalam perkembangan humor aquous.
Seefelder menemukan bahwa insersi daripada iris terletak pada garis Schwalbe (akhir dari membran Descemet) atau 1/3 bagian anterior trabekula.
Glaukoma Kongenital
W.B. Clark : secara histologis menemukan bahwa M. silliaris longitudinal berjalan kemuka dan berinsersi pada trabekula, sehingga bila serat-serat ini berkontraksi,
V.
Gejala Klinik Tanda-tanda dini : Mata merah, lakrimasi, fotofobia dan blefarospasme. Kalau anak berumur kurang dari dua tahun dengan keluhan ini, ingatlah pada kemungkinan peninggian tekanan intraokuler. Kemudian timbul :
Kekeruhan kornea
Glaukoma Kongenital
Mulai dengan edema dari epitel dan stroma, kemudian di susul dengan pengeruhan yang menyeluruh dari pada stroma, disertai dengan ruptura dari membran Descemet, jika penyakit sudah lanjut. Kadang-kadang pada waktu lahir sudah didapatkan kekeruhan yang menyeluruh,
Diameter kornea yang membesar, 13-15 mm Diameter horizontal pada mata yang normal rata-rata 10 mm. Ini dapat berbeda 1 mm, dalam keadaan normal. Pada umur 1-2 yang tahun diameter 12 menjadi harus pada 11,5 mm.
Pengukuran
melebihi
mm,
dianggap glaukoma
mencurigakan.
Pembesaran
kornea
Peninggian tekanan intraokuler Pengukuran tekanan intraokuler pada anak-anak dengan tanda glaukoma dini, terutama bila disertai pembesaran kornea, harus dilakukan sampai berulang kali sampai didapatkan peninggian tekanan intraokuler. Akibat
peninggian tekanan intraokuler pada anak, maka seluruh mata membesar, sehingga panjangnya 32 mm dan
Glaukoma Kongenital
setral, terutama bagian korneoskleral, sehingga kurvatura dari kornea menjadi kurang.(2,3,8)
VI.
Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik harus dilakukan untuk mendiagnosa glaukoma. Diperlukan pemeriksaan percabangan nervus
optikus dan retina dengan menggunakan ophtalmoskop. Pemeriksaan standar ophtalmikus, yaitu :(2,3,6)
Pengukuran lapangan pandang Ketajaman penglihatan Refraksi Respon reflek pupil Pemeriksaan dengan slit lamp
Glaukoma Kongenital
kongenital atau mukopolisakaridosis, dan ruptur traumatik membran Descemet harus disingkirkan. Kondisi dengan
kelainan yang menyerupai glaucoma congenital lainnya yaitu obstruksi system lakrimasi.(3,4,8)
menurunkan tekanan intra okular. Pengobatan : Medikamentosa adalah tindakan pendahuluan, yang harus diberikan sebelum tindakan operatif dilakukan. 9
Glaukoma Kongenital
Diberikan
Pilokarpin
dan
diamox,
sampai
tekanan
intraokulernya normal, sesudahnya secepatnya dilakukan tindakan operasi. Operasi : Iridotomi.(2,3,6) Pada iridotomi, dibuat saluran keluar pada iris untuk mengurangi tekanan intraokuler yang terjadi. Teknik ini dapat dilakukan dengan menggunakan bedah laser tanpa
Tujuannya adalah untuk memotong mesenkim yang menutupi trabekula atau memotong iris yang berinsersi pada trabekula. Tekniknya, mula-mula dianjurkan oleh Barkan.
Dilakukan dengan narkose umum. Dengan memakai pisau goniotomi, kornea ditusuk 1 mm anterior dari limbus kornea, sebalah temporal sampai masuk ke daalam bilik mata depan, diteruskan sampai menyebrang ke sisi lain, disini pisau digerakkan ke atas dan ke bawah selebar 25-30 derajat. Ke dalam bilik mata depan dapat disuntikkan udara untuk dapat membentuk bilik mata depan kembali.
SMF Ilmu Penyakit Mata
10
Glaukoma Kongenital
Cairan bilik mata sekarang sudah dapat keluar melalui jalan yang biasa yaitu melalui trabekula ke kanal Schlemm, saluran kolektor ke pleksus vena di sklera dan episklera. Operasi ini dapat diulang pada kuadran yang lain dan tidak menimbulkan kelainan kosmetik. Setelah operasi, anak harus istirahat 1 hari, untuk kemudian dapat aktif lagi seperti biasa. Goniopuncture
(2,3,6,8)
Dilakukan bila goniotomi tidak berhasil atau biasanya erbarengan dengan goniotomi, dimana pisau goniotomi
setelah digerakkan ke atas dan ke bawah, pisau tersebut diteruskan menusuk sklera ke daerah subkonjungtiva, yang kemudian melembung di subkonjungtiva , bila disuntikkan garam fisiologis. Dengan demikian cairan humor akueus dapat keluar dari bilik mata depan melalui luka goniopuncture, menju ruangan subkonjungtiva.(2,4,6)
IX.
11
Glaukoma Kongenital
Pencekungan diskus optikus khas glaukoma timbul relatif cepat, yang menekankan perlunya terapi segera.(5)
X.
Kesimpulan Glaukoma adalah suatu penyakit dimana tekanan di dalam bola mata meningkat, sehingga terjadi kerusakan pada nervus optikus dan menyebabkan penurunan fungsi
penglihatan dan dapat berkembang menjadi kebutaan. Glaukoma kongenitalis sudah ada sejak lahir dan terjadi akibat gangguan perkembangan pada saluran humor aqueus. Glaukoma kongenital kongenital primer, terbatas dapat yang pada dibagi menjadi Glaukoma kelainan anterior.
perkembangan
Penatalaksanaan yang objektif adalah dengan menurunkan tekanan intra okular. Pengobatan dengan medikamentosa adalah tindakan pendahuluan, yang harus diberikan sebelum tindakan operatif dilakukan. Diberikan Pilokarpin dan diamox, sampai tekanan intraokulernya normal, sesudahnya secepatnya dilakukan tindakan operasi yaitu iridotomi, goniotomi atau
goniopuncture 12
Glaukoma Kongenital
Daftar Pustaka
1.
Hollwich F., Oftalmologi, Dep. Mata RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, 1993, 196-198.
2. 3. 4. 5.
http://health.allrefer.com/health/glaucoma-eye.html http://health.medicastore.com/info/glaukoma.htm Wijana N., Ilmu Penyakit Mata, Jakarta, 1993 Vaughan D.G.,Asbury T.,Eva-Riordan V., Oftalmologi
Umum, Widya Medika, Jakarta, 2000 6. Khurana A.K., Ophthalmology, Deptt. Of Ophthalmology, Rohtak, 231-234. 7. 8. Ilyas S., Ilmu Penyakit Mata, Jakarta, 1999. Chillhood Glaucoma, Basic And Clinical Science Course, Section 6, Philadelpia, 2000, 122-129.
13