You are on page 1of 1

Metabolisme Air Keseimbangan air diatur oleh intake dan eksresi dari air.

Intake dikontrol oleh rasa haus, sedangkan eksresi diatur oleh aksi hormon antidiuretic ginjal (ADH). Pada kesehatan, osmolaltias plasma sekitar 280 mosmol/kg disupresi oleh plas ADH sampai tingkat cukup rendah untuk mengjinkan dilusi urin maksimal. Diatas nilai ini, peningkatan pada tonus CES sekitar 1-2% atau penurunan pada total cairan tubuh 1-2 liter menyebabkan pituitari posterior melepaskan ADH yang beraksi di neforn distal untuk meningkatkan reabsorpsi air. Tingkat maksimum ADH plasma dapat dicapai pada osmolalitas 295 mosmol/kg. Stimulasi osmotik juga merubah sensasi rasa haus, dan di ambang sadar manusia, memicu replesi air (minum), yang lebih penting dalam mencegah dehidrasi dibandingkan sekresi dan aksi ADH. Sehingga, dalam kesehatan, batas bawah dari osmolalitas tubuh (dan dengan demikiran serum sodium) ditentukan oleh ambang ostmotik pada pelepasan ADH. Tabel 81.4 Obat yang mempengaruhi sekresi hormon antidiuretik Stimulasi Nicotine Narcotics Vincristine Barbiturates Cyclophosphamide Chlorpropamide Clofibrate Carbamazepine Amitryptyline Inhibisi Ethanol Narcotic antagonists Dilantin

Peningkatan osmolalitas disebabkan oleh zat terlarut permeant (seperti urea) tidak menstimulasi pelepasan ADH. ADH mungkin juga dilepaskan sebagai respon dari hipovolemia dan hipotensi, melalui stimulasi dari tekanan rendah dan tinggi baroreseptor. Pelepasan ADH terutama ditandai ketika lebih dari 30% volume intravaskular hilang. Pelepasan ADH juga dapat distimulasi oleh nyeri dan mual, yang dipikirkan dilakukan melalui jalur baroreseptor. Pelepasan ADH juga dapat distimulasi oleh berbagai agen-agen farmakologi (tabel 81.4). Respon ginjal pada ADH bergantung pada keseluruhan, nefron distal dan duktus kolektivus dan hipertonik medullary intersitium. Kapasitas untuk mengkonversi atau eksresi air juga bergantung pada beban osmolar yang ditamplikan pada nefron distal.

You might also like