You are on page 1of 8

CATATAN TUTORIAL BLOK 19 PDU 2008 Skenario B I. Term Clarification II. Problem Identification III. Problem Analysis 1.

Anatomi dan fisiologi yang berhubungan dengan kasus ini 2. Patofisiologi gejala (jika ada RF hubungkan) 3. DD 4. WD: defenisi penyakit, etiologi, epidemiologi 5. Patogenesa penyakit 6. How to diagnose: anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang 7. Manajemen: treatment, prevention, education 8. Komplikasi 9. Prognosis 10. KDU IV. Hypothesis Laki-laki (25 tahun) mengalami trauma capitis sedang dan peningkatan tekanan intrakranial dengan lucid interval, serta mengalami trauma antebrachial dextra, deformitas dan perdarahan pada hidung sebelah kanan, dan hematoma pada rim orbita mata sebelah kanan. V. Synthesis Anatomi Kepala 1. Kulit kepala (Scalp) terdiri atas lima lapis, berupa: Kulit, dengan ciri tebal, berambut, dan mengandung banyak kelenjar sebacea Jaringan ikat di bawah kulit yang merupakan jaringan lemak fibrosa. Pada lapisan ini banyak terdapat vena dan cabang-cabang arteri carotis interna dan External Aponeurosis, merupakan lembaran tendo yang tipis, dengan pinggir lateralnya melekat pada fascia temporalis Jaringan ikat longgar, yang menghubungkan aponeurosis dengan pericranium. Jaringan ikat longgar ini juga mengandung beberapa arteri kecil dan beberapa vv Emissaria yang menghubungkan vena superfisial kulit dengan vv diploicae pada tulang tengkorak Pericranium, merupakan periosteum yang menutui permukaan luar tengkorak

2.

Tengkorak Cranium terdiri dari calvaria dan basis cranii. Cranium terdiri dari 1 Os frontale, 2 os parietale, 1 Os occipitale, 2 Os temporale, 1 Os sphenidale, 1 Os ethmoidale Basis cranii terbagi dalam 3 fossa yaitu fossa cranii anterior, media, dan posterior. Fossa cranii anterior, menampung lobus frontalis cerebri. Fossa cranii media, bagian yang dibentuk oleh ossis sphenoidalis. Fossa cranii posterior, dibentuk oleh os occipitale dan temporalis. Facial bone terdiri dari 2 Os zygomaticum, 2 maxilla, 2 Os nasale, 2 Os lacrimale, 1 vomer, 2 Os palatinum, 2 concha nasalis inferior, 1 mandibula

3.

Otak Cerebrum, terdiri atas hemisfer kanan dan kiri yang dipisahkan oleh falks serebri,yaitu lipatan dura meter dari sisi inferior sinus sagitalis superior. Lobus frontalis berkaitan dgn fungsi emosi,fungsi motorik dan pada sisi dominan mengandungi pusat ekspresi bicara(area bicara motorik) Lobus parietal berhubungan dengan fungsi sendorik dan orientasi ruang. Lobus temporalis mengatur fungsi memori Lobus oksipitalis bertanggungjwab dalam proses penglihatan Cerebelum, bertanggungjawab dalam fungsi koordinasi dan keseimbangan, terletak dalam fosa posterior, berhubungan dengan medulla spinalis, batang otak dan juga kedua hemisfer cerebri Brain stem, terdiri dari: Mesensefalon(midbrain) dan pons berisi system aktivasi retikuler yang berfungsi dalam kesedaran dan kewaspadaan. Pada medulla oblongata terdapat pusat kardioarespiratorik, yang terus memanjang sampai medulla dibawahnya

4.

Meningen Merupakan pembungkus otak dan medula spinalis yang terdiri dari : Duramater, terdiri dari 2 lapisan yaitu lapisan endosteal yang melekat erat pada tulangtulang basis cranii dan lapisan meningeal yang merupakan memrana fibrosa yang membungkus saraf otak saat melewati foramina di basis cranii, terdapat a. Carotis interna, a. Maxillaris, a. Pharyngeus ascendens, a. Occipitalis, dan a. Vertebralis. Arachoideamater, merupakan membran impermeable yang terletak antara piamater dan duramater. Piamater, merupakan membrana vaskular yang dengan erat membungkus otak. Arteriarteri yang masuk ke dalam substansi otak juga diliputi oleh piamater Falx cerebri

5.

Cairan Serebrospinal (CSS) Cairan serebrospinal (CSS) dihasilkan oleh plexus khoroideus dengan kecepatan produksi sebanyak 20 ml/jam. CSS mengalir dari dari ventrikel lateral melalui foramen monro menuju ventrikel III, akuaduktus dari sylvius menuju ventrikel IV. CSS akan direabsorbsi ke dalam sirkulasi vena melalui granulasio arakhnoid yang terdapat pada sinus sagitalis superior. Adanya darah dalam CSS dapat menyumbat granulasio arakhnoid sehingga mengganggu penyerapan CSS dan menyebabkan kenaikan takanan intrakranial. Angka rata-rata pada kelompok populasi dewasa volume CSS sekitar 150 ml dan dihasilkan sekitar 500 ml CSS per hari.

6.

Tentorium Tentorium serebeli membagi rongga tengkorak menjadi ruang supratentorial (terdiri dari fosa kranii anterior dan fosa kranii media) dan ruang infratentorial (berisi fosa kranii posterior).

7.

Perdarahan Otak Otak disuplai oleh dua arteri carotis interna dan dua arteri vertebralis. Keempat arteri ini beranastomosis pada permukaan inferior otak dan membentuk circulus Willisi. Vena-vena otak tidak mempunyai jaringan otot didalam dindingnya yang sangat tipis dan tidak mempunyai katup. Vena tersebut keluar dari otak dan bermuara ke dalam sinus venosus cranialis.

Anatomi Antebrachial Antebrachii terdiri atas dua buah tulang paralel yang berbeda panjang bentuknya ; os radius dan os ulna. Disebelah proksimal membentuk tiga persendian sedangkan sebelah distal dua persendian.

Antara kedua tulang ini juga dihubungkan oleh membran interroseus, suatu jaringan fibrous yang berjalan abliq dari ulna ke radius. Membran ini berfungsi merotasikan tulang radius terhadap os ulna, yang menghasilkan gerakan pada lengan bawah Muskuli antebrachii dapat dikelompokan, muskuli kompartemen antrior dan posterior. Aliran darah regio antebrachii merupakan lanjutan dari a brachialis, yang bercabang menjadi a radialis dan a ulnaris setinggi caput os radii. Sedangkan persyarafan antebrachii berasal dari tiga nervus, n radialis, n ulnaris, n medianus.

Anatomi Hidung Hidung, terdiri atas nasus externus (hidung luar) dan cavum nasi. Struktur penting dari anatomi hidung: 1. Dorsum nasi (batang hidung) 2. Septum nasi : Fungsi utama septum nasi adalah menopang dorsum nasi (batang hidung) dan membagi dua kavum nasi (lubang hidung). 3. Kavum nasi (lubang hidung)

Pendarahan Rongga Hidung Bagian atas rongga hidung mendapat pendarahan dari arteri ethmoidalis anterior dan posterior sebagai cabang dari arteri oftalmika. Bagian bawah rongga hidung mendapat pendarahan dari arteri maxilaris interna di antaranya ujung a. palatina mayor dan a. sphenopalatina. Bagian depan hidung mendapat pendarahan dari cabang-cabang arteri fasialis. Vena hidung memiliki nama yang sama dan berjalan berdampingan dengan arterinya. Pada bagian depan septum terdapat anastomosis dari cabang-cabang a.sphenopalatina, a. ethmoid anterior (cabang dari a. oftalmika ), a. labialis superior dan a. palatina mayor, yang disebut pleksus Kiesselbach (littles area). Plexus Kiesselbach merupakan anyaman pembuluh darah pada septum nasi bagian anterior. Pleksus Kiesselbach letaknya superfisial dan mudah cedera oleh trauma, sehingga sering menjadi sumber epistaksis (perdarahan hidung) terutama anak. Pembuluh darah yang membentuknya adalah arteri nasalis septum anterior & posterior, arteri palatina mayor, dan arteri labialis superior. Pecahnya plexux Kiesselbach biasanya akan menyebabkan epistaksis anterior.

Anatomi Orbita

Hematom Rim Orbita. Hal ini dapat terjadi oleh karena: Trauma pada arteri atau vena yang berdekatan dengan rim orbita, meliputi : Arteri & vena supratrochlearis Arteri & vena supraorbitalis Arteri & vena lacrimalis Arteri & vena zycomaticofascialis Darah yang bocor dari pembuluh darah tersebut kemudian merembes ke jaringan longgar sekitar orbita. Trauma langsung pada mata juga dapat menyebabkan hematoma rim orbita manakala terjadi rupture vena ophtamlica. Prognosis

1. Cedera kepala sedang - Epidural hematom Prognosis pasien ini adalah dubia et malam karena telah muncul tanda-tanda herniasi. Apabila penanganan berhasil, kesadaran pasien dapat membaik namun disertai dengan sekuele. Jika tidak, justru dapat terjadi kematian. 2. Fraktur nasi Epistaksis Epistaksis akibat fraktur nasi atau septum nasi biasanya berlangsung singkat dan berhenti secara spontan. Kadang-kadang timbul kembali beberapa jam atau beberapa hari kemudian setelah edema berkurang. Fraktur nasi dapat direposisi. Kebanyakan fraktur nasal tanpa disertai dengan perpindahan posisi akan sembuh tanpa adanya kelainan kosmetik dan fungsional. Dengan teknik reduksi terbuka dan tertutup akan mengurangi kelainan kosmetik dan fungsional pada 70 % pasien. 3. Fraktur antebrachii dextra Prognosis bonam tergantung penatalaksanaan. Komplikasi 1. Cedera otak sedang - Hematom epidural Deficit neurologis Kom dan kematian 2. Fraktur nasi Epistaksis Akibat perdarahan hebat : Syok dan anemia Tekanan darah yang turun mendadak dapat menimbulkan iskemia otak, insufisiensi koroner dan infark miokard dan akhirnya kematian. Akibat pemasangan tampon : Sebagai akibat mengalirnya darah secara retrograd melalui tuba Eustachius,dapat terjadi hemotimpanum dan air mata yang berdarah. Pada waktu pemasangan tampon Bellok dapat terjadi laserasi palatum mole dan sudut bibir karena benang terlalu kencang dilekatkan. 3. Fraktur antebrachii dextra Immediate complication : Syok neurogenik dan kerusakan organ syaraf Early complication : kerusakan arteri, infeksi, sindrom kompartemen, nekrosa vaskuler, dan syok hipovolemik Late complication : mal union, non union, dan delayed union KDU 3B Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaanpemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya: pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan memberi terapi pendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang relevan (kasus gawat darurat).

You might also like