You are on page 1of 8

Pengertian Hematologi Ilmu yang mempelajari tentang darah serta jaringan yang membentuk darah.

Darah merupakan bagian penting dari system transport. Darah merupakan jaringan yang berbentuk cairan yang terdiri dari 2 bagian besar yaitu plasma darah dan bagian korpuskuli. 1. Darah Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 6 8 % dari berat badan total. Darah berbentuk cairan yang berwarna merah dan agak kental. Darah merupakan bagian penting dari sistem transport karena darah mengalir ke seluruh tubuh kita dan berhubungan langsung dengan sel-sel dalam tubuh kita. a. Fungsi darah 1. Mengangkut O2 dari paru-paru ke jaringan dan CO2 dari jaringan ke paru-paru. 2. Mengangkut sari makanan yang diserap dari usus halus ke seluruh tubuh. 3. Mengangkut sisa metabolisme menuju alat ekskresi. 4. Berhubungan dengan kekebalan tubuh karena didalamnya terkandung lekosit, antibodi dan substansi protektif lainnya. 5. Mengangkut ekskresi hormon dari organ yang satu ke organ lainnya. 6. Mengatur keseimbangan air dalam tubuh. 7. Mengatur suhu tubuh. 8. Mengatur keseimbangan tekanan osmotik. 9. Mengatur keseimbangan asam basa tubuh. 10. Mengatur keseimbangan ion-ion dalam tubuh b. Komponen darah 1. Bagian korpuskuli (elemen seluler) a). Eritrosit (sel darah merah) Merupakan bagian utama dari sel darah. Jumlah pada pria dewasa adalah lima juta/l darah sedangkan pada wanita empat juta/l darah. Berbentuk bikonkaf, warna merah disebabkan oleh adanya Hemoglobin. Dihasilkan oleh limpa, hati dan sum-sum tulang pada tulang pipih. Berusia sekitar 120 hari, sel yang telah tua dihancurkan di hati dan dirombak menjadi pigmen bilirubin

(Pigmen empedu). Fungsi primernya adalah mengangkut O2 dari paru-paru ke jaringan dan CO2 dari jaringan ke paru-paru. Morfologi Mikroskopis Eritrosit dengan Pembesaran objektif 100 kali b). Lekosit (sel darah putih) Jumlah sel pada orang dewasa 6000 9000 sel/l darah. Diproduksi di sum-sum tulang, limpa dan kelenjar limfe. Terdiri dari beberapa jenis, yaitu : 1). Granulosit : Lekosit yang di dalam sitoplasmanya memiliki granula. Terdiri dari : (a). Eosinofil: Mengandung granula berwarna merah dan berperan pada reaksi alergi (terutama infeksi cacing) (b). Basofil : Mengandung granula berwarna biru dan berperan pada reaksi alergi (c). Netrofil (Batang dan Segmen) : Disebut juga sel Poly Morpho Nuclear dan berfungsi sebagai fagosit 2). Agranulosit : Lekosit yang sitoplasmanya tidak memiliki granula. Terdiri dari : (a). Limfosit : Berfungsi sebagai sel kekebalan tubuh, yaitu Limfosit T : Berperan sebagai imunitas seluler Limfosit B : Berperan sebagai imunitas humoral (b). Monosit : Lekosit dengan ukuran paling besar Fungsi lekosit ada dua, yaitu : 1. Fungsi defensip yaitu fungsi untuk mempertahankan tubuh terhadap benda-benda asing termasuk mikroorganisme penyebab infeksi. 2. Fungsi reparatif yaitu fungsi yang memperbaiki / mencegah terjadinya kerusakan terutama kerusakan vaskuler / pembuluh darah. Gambar 2. Morfologi Mikroskopis Lekosit dengan Pembesaran objektif 100 c). Trombosit (keping darah / sel darah pembeku)

Jumlah pada orang dewasa 200.000 500.000 sel/l darah. Bentuknya tidak teratur dan tidak mempunyai inti. Diproduksi pada sum-sum tulang dan berperan dalam proses pembekuan darah. Gambar 3. Morfologi Mikroskopis Trombosit dengan Pembesaran objektif 100 kali 2. Bagian cair (plasma / serum) a). Plasma adalah cairan berwarna kuning muda yang didapat dengan cara memutar sejumlah darah yang sebelumnya ditambah dengan antikoagulan. b). Serum adalah cairan berwarna kuning muda yang didapat dengan cara memutar sejumlah darah yang dibiarkan membeku tanpa penambahan antikoagulan. Serum komposisinya hampir sama dengan plasma. Perbedaannya adalah pada serum : (1). Tidak mengandung fibrinogen (2). Tidak mengandung faktor pembekuan (faktor II, V dan VIII) (3). Mengandung serotonin tinggi karena adanya perusakan pada platelet Bagian cairan ini terdiri atas 91 % air dan 9 % bahan padat (organik dan anorganik) dan didalamnya mengandung berbagai macam zat, yaitu : (1). Golongan karbohidrat contohnya glukosa (2). Golongan protein contohnya albumin, globulin, fibrinogen (3). Golongan lemak contohnya kolesterol (4). Golongan enzim contohnya amilase, transaminase (5). Golongan hormon contohnya insulin, glukagon (6). Golongan mineral contohnya zat besi (Fe), kalium (K) (7). Golongan vitamin contohnya vitamin A, vitamin K (8).Golongan sisa metabolisme contohnya urea, asam urat, kreatinin. (9).Golongan zat warna contohnya bilirubin

OBAT HEMATOLOGI PENGERTIAN Hematologi adalah ilmu yang mempelajari tentang darah dan jaringan pembentuk darah. Hematinik adalah obat yang digunakkan untuk mens timulasi atau memperbaiki proses pembentukan sel sel darah merah. ANEMIA DAN KELAINAN DARAH LAINNYA Anemia terjadi bila konsentrasi Hb dalam darah menurun di bawah nilai normal. Batas bawah dari nilai normal untuk wanita dan laki laki dewasa berbeda yaitu : 1. Untuk laki laki dewasa : 13,0 gr / dl. 2. Untuk wanita dewasa : 11,5 gr / dl. Sel darah merah ( eritrosit ) dibuat dalam sumsum tulang tulang pipih dan pembentukan eritrosit ini diperlukan zat besi ( fero ) untuk pembentukan warna sel darah merah ( hemopoese ), sedang asam folat dan vitamin B12 untuk pembentukan sel darah merah ( eritropoese ). Anemia ada beberapa jenis diantaranya : 1. Anemia hypochrom atau ferriprive disebabkan kekurangan besi disebut pula anemia primer. Pengobatan hanya dibenarkan bila terdapat defisiensi besi. Karena bila seseorang tidak mengalami defisiensi besi dan orang tersebut menjalani pengobatan atau terapi besi maka orang itu akan kelebihan besi dapat memperberat siderosis jaringan. Dapat diberikan berupa : Sediaan besi Oral Zat besi biasanya diserap oleh usus, maka respons yang baik tercapai pada sebagian besar pasien yang mendapat garam besi secara normal. Contoh : Sulfas ferosus Harga lebih murah Efek samping : mual, rasa tidak enak di daerah epigastrium, konstipasi dan diare. Dosis : sulfas ferosus diberikan pada dosis 200 mg 3X sehari sampai anemia terkoreksi dan cadangan besi terisi kembali. Fero Sulfat Indikasi : anemia defisiensi besi. Peringatan : kehamilan. Efek samping : mual, rasa tidak enak di daerah epigastrium, konstipasi dan diare. Dosis : Profilaksis, 1 tablet 200 mg / hari;

Terapeutik, 1 tablet 200 mg 2 3 X sehari. Konseling : penyerapannya paling baik ketika perut kosong tapi bisa juga dimakan sesudah makan untuk mengurangi efek samping gastrointestinal. Fero Fumarat Indikasi : anemia defisiensi besi Peringatan : kehamilan Efek samping : mual, rasa tidak enak di daerah epigastrium, konstipasi dan diare. Dosis : 1 2 tablet 200 mg 3X sehari. Sirop, fero fumarat 140 mg ( besi 45 mg ) / 5 ml. Dosis 10 20 ml 2X sehari; BAYI PREMATUR 0, 6 2, 4 ml / kg / hari. ANAK hingga 6 tahun 2, 5 5 ml 2X sehari. Fero Glukonat Indikasi : anemia defisiensi besi Peringatan : kehamilan Efek samping : mual, rasa tidak enak di daerah epigastrium, konstipasi dan diare. Dosis : Profilaksis, 2 tablet sehari sebelum makan; TERAPEUTIK 4 6 tablet sehari dalm dosis terbagi sebelum makan; ANAK 6 12 tahun, Profilaktik dan Terapeutik, 1 3 tablet sehari sesuai dengan usia. Sediaan Besi Parenteral Alasan yang tepat untuk pemberian besi secara parenteral adalah kegagalan terapi oral karena penderita kurang kooperatif. Diberikan melalui Injeksi Intravena atau Injeksi Intramuskular yang dalam. Efek samping : rasa tidak enak di daerah epigastrium. Pemberian dosis sesuai dengan berat badan dan kadar Hb masing masing pasien. RUMUS = ( Hb normal Hb pasien ) x BB pasien x 2, 21 + 1000. Contoh : Besi Dekstran Diberikan melalui suntikan IM dalam Dosis : 1 ml ( 50 mg ) pada hari pertama, 2 ml ( 100 mg ) sehari atau pada interval yang lebih panjang. Bergantung pada respon pasien. Diberikan melalui infus IV lambat selama 6 8 jam. Kecepacatan infus harus ditingkatkan secara lambat dan pasien diamati dengan cermat. Besi Sorbital Diberikan hanya melalui suntikan IM dalam pada awalnya 1, 5 mg zat besi / kg sampai max. 100 mg / suntikan. 2. Anemia hyperchrom atau megaloblaster disebabkan oleh defisiensi vitamin B12 atau asam folat disebut pula anemia sekunder.

Disebabkan karena kekurangan vitamin B12. Contoh Obat : HIDROKSIKOBALAMIN Indikasi : anemia pernisiosa, sebab lain dari defisiensi vitamin B12, subcute combined degeneration of the spinal cord. Peringatan : tidak boleh diberikan sebelum diagnosis dipastikan. Dosis : dengan injeksi intramuskular, dosis awal 1 mg diulangi lima kali dengan interval 2 3 hari; dosis pemeliharaan 1 mg setiap 3 bulan; ANAK dosis seperti pada orang dewasa. Catatan : bila yang diresepkan atau diminta adalah injeksi vitamin B12, maka yang diberikan adalah suntikan hidroksikobalamin. SIANOKOBALAMIN Indikasi : anemia pernisiosa, sebab lain dari defisiensi vitamin B12, subcute combined degenaration of the spinal cord. Dosis : oral, defisiensi vitamin B12 karena kekurangan gizi, 50 150 mcg atau lebih diberikan diatara makan. ANAK 35 50 mcg dua kali sehari suntikan IM, permulaan 1 mg diulangi 10 kali dengan interval 2 3 hari, dosis pemeliharaan 1 mg setiap bulan. ASAM FOLAT Indikasi : kehamilan, antiepilepsi, nutrisi yang buruk. Peringatan : jangan diberikan secara tunggal untuk anemia pernisiosa Addison dan penyakit defisiensi vitamin B12 lainnya karena dapat menimbulkan degenerasi majemuk dari medula spinalis. Jangan digunakan untuk penyakit ganas kecuali bila anemia megaloblastik karena defisiensi folat mrupakan komplikasi penting ( beberapa tumor ganas adalah folate dependent ). Dosis : permulaan, 5 mg sehari untuk 4 bulan. Pemeliharaan, 5 mg setiap 1 7 hari tergantung penyakit dasarnya; ANAK sampai 1 tahun, 500 mcg / kg / hari. 3. Anemia Sideroblastik Ditandai dengan saturasi transferrin yang naik atau normal, eritrosit yang hipokromik dan mikrositik, kenaikan besi dalam sumsum tulang dan gangguan pemakaian besi dan manifestasi adanya cincin sideroblast. Disebabkan karena eritropoesis yang tidak efektif. Beberapa penderita dapat membaik dengan Pyridoxine dosis besar ( 50 200 mg / hari ) atau Asam Folat 5 mg / hari. Neutropenia Adalah penurunan jumlah lekosit neutrofilik dalam darah. Obat yang digunakan :

FILGASTRIM Indikasi : ( hanya digunakan oleh spesialis ) pengurangan masa neutropenia dan febrile neutropenia pada kemoterapi sitotoksik keganasan non myeloid; pengurangan masa neutropenia ( dan sequalae nya ) dalam terapi myeloablasi yang dilanjutkan dengan transplantasi sumsum tulang; mobilisasi sel progenitor darah tepi untuk dipanen dan selanjutnya digunakan dalam infus autolog; neutropenia idiopatik dan adanya riwayat infeksi berat berulang; penyembuhan neutropenia pada infeksi HIV lanjut agar dapat melakukan pengobatan mielosupressif atau antivirus terjadwal. Peringatan : tumor berciri mieloid kondisi prakeganasan mieloid; prekusor myeloid berkurang; monitor hitung leukosit; kehamilan; laktasi. Kontraindikasi : neutropenia kongenital yang berat dengan sitogenik abnormal. Efek samping : nyeri muskoskeletal; hipotensi selintas; gangguan enzim hati dan asam urat serum; trombositopenia; disuria; reaksi alergi; haematuria; sakit kepala; diare. Dosis : neutropenia sitotoksik, lebih baik diberi secara injeksi subkutan atau infus subkutan atau infus intravena ( dalam 30 menit ). DEWASA dan ANAK, 500.000 UI / kg / hari dimulai tidak kurang dari 24 jam setelah kemoterapi sitotosik, dilanjutkan sampai hitung neutrofil dalam batas normal, biasanya hingga 14 hari. LENOGASTRIM Indikasi : ( hanya untuk digunakan oleh spesialis ) pengurangan lamanya neutropenia dan komplikasi yang berhubungan sesudah transplantasi sumsum tulang untuk keganasan non mieloid atau menyusul pngobatan kemoterapi sitotoksik untuk insidens febrile neutropenia yang tinggi. PeringAtan dan efek samping sama dengan Filgrastim. Dosis : menyusul transplantasi sumsum tulang, secara infus IV, DEWASA dan ANAK lebih dari 2 tahun 19, 2 juta UI / m2 tiap hari dimulai pada hari selesainya transplantasi, dilanjutkan sampai hitung neutrofil stabil dalam batas yang bisa diterima ( maksimum 28 hari ). MOLGRAMOSTIM Peringatan : kehamilan, laktasi, belum dianjurkan untuk penderita usiadi bawah 18 tahun. Kontraindikasi : keganasan mieloid Efek samping : mual, muntah, diare, anoreksia, dispneu, astenia, lelah, demam, rigor, nyeri muskoskeletal, nyeri abdominal stomatitis, pusing mialgia. Dosis : kemoterapi sitotoksik, secara injeksi subkutan 60.000 110.000 UI / kg, dimulai 24 jam setelah dosis terakhir kemoterapi, dilanjutkan untuk 7

10 hari. Tranplantasi sumsum tulang, secara infus IV 110.000 UI / kg / hari, dimulai pada hari setelah transplantasi, dilanjutkan sampai hitung neutrofil absolut dalam batasan yang dikehendaki maksimum lama pengobatan 30 hari. Sebagai ajuvan pada pengobatan gansiklovir, secara injeksi subkutan 60.000 UI / kg untuk lima hari, kemudian diatur untuk menjaga hitung neutrofil absolut yang dikehendaki dan hitung sel darah putih. DAFTAR PUSTAKA Anief, Mohammad. 1993. Penggolongan Obat Berdasarkan Khasiat dan Penggunaan. Yogyakarta : UGM Press. DepKes RI. 2000. Informatorium Obat Nasional Indonesia. Jakarta : CV. SAGUNG SETO. Robert. 1981. Pedoman Pengobatan. Yayasan Essentia Medica. Woodley, Michele. 1995. Pedoman Pengobatan. Yogyakarta.

You might also like