You are on page 1of 9

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam adalah suatu keadaan yang dapat terjadi pada siapa saja.

Mulai dari anak balita sampai orang dewasa sekalipun pasti pernah mengalaminya. Pada umumnya demam diartikan sebagai suatu kondisi dimana suhu badan melebihi 37c yang bisa disebabkan oleh penyakit atau peradangan. Bagi sebagian orang awam demam terkadang dianggap remeh. Mereka tidak paham bahwa sebetulnya demam itu bukanlah suatu penyakit, tapi demam adalah suatu tanda bahwa tubuh sedang dalam kondisi yang kurang baik. Hal tersebut dapat bertambah parah jika diabaikan. Demam dapat disebabkan oleh virus dan bakteri. Pada laporan ini yang akan dibahas adalah demam yang disebabkan oleh bakteri, yang bernama DEMAM TIFOID (tifus). Lalu sebenarnya apa itu demam tifoid? Bakteri apa yang menyebabkannya? Demam tifoid (tifus) adalah suatu infeksi akut yang terjadi pada usus kecil yang disebabkan oleh bakteri Salmonella enterica, khususnya turunanya yaitu Salmonella Typhi. Penyakit demam tifoid ini pada umumnya dapat ditemukan diseluruh dunia, dan disebarkan melalui makanan dan minuman yang tercemar oleh bakteri tersebut. Setelah bakteri tersebut masuk ke dalam tubuh (tertelan bersama makanan atau minuman yang di konsumsi), maka akan timbul gejala gejala seperti berikut: Demam tinggi dari 39 40c yang meningkat secara perlahan, dan pada minggu ke-2 panas tinggi terus menerus terutama pada malam hari, Tubuh menggigil, Denyut jantung lemah (bradycardia), Badan lemas, Sakit kepala(cephalgia), Nyeri otot, Nafsu makan menurun, Mual, Muntah, Kembung, Konstipasi. Di Indonesia penderita demam tifoid cukup banyak diperkirakan 800/100.000 penduduk pertahun terserang penyakit ini dan tersebar dimana mana. Ditemukan hampir sepanjang tahun terutama pada musim panas. Demam tifoid dapat terjadi pada semua umur, tetapi yang paling sering terjadi

pada anak-anak umur 5-9 tahun dan anak laki-laki lebih banyak menderita terserang penyakit ini dibandingkan perempuan dengan perbandingan 3:1. Penularan dari demam tifoid ini dapat terjadi kapan saja dan dimana saja, sejak usia seseorang sudah dapat mengkonsumsi makanan atau minuman dari luar. Biasanya seseorang baru sadar bahwa dia terserang demam tifoid bila demam yang dideritanya tidak kunjung turun lebih dari 1 minggu walaupun sudah mengkonsumsi obat penurun panas (paracetamol) dan diperkuat dengan wajah yang nampak pucat, sakit perut, tidak buang air besar atau diare beberapa hari. Demam tifoid dapat mempengaruhi kegiatan hidup, mengakibatkan produktifitas kerja seseorang dapat menurun dan dapat berakibat fatal. Apabila tidak terawat dengan baik, demam tifoid dapat terjadi selama 3 minggu samapai 1 bulan. Kematian akibat penyakit ini dapat terjadi antara 10% dan 30% dari kasus yang tidak terawat. Agar hal tersebut dapat diminimalisir, maka masyarakat awam maupun penderita atau bekas penderita selayaknya diberikan informasi sedini mungkin mengenai demam tifoid ini mengingat penyakit ini cukup berbahaya dan dapat berakibat fatal. Informasi yang diberikan dapat berupa pengertian secara jelas dari demam tifoid, bakteri apa yang menyebabkannya, dan bagaimana pula pencegahan atau pengobatannya agar tubuh dapat cepat normal kembali. Mengapa demam tifoid dapat berakibat fatal? Seperti yang tadi telah disebutkan diawal bahwa salah satu gejala dari penyakit ini adalah sakit kepala dan demam, dimana pada sakit kepala dapat berakibat pada rusaknya sel saraf diotak dan dapat memicu komplikasi, selain itu pada anak anak bila demam terlalu tinggi dapat menyebabkan anak anak menjadi step dan dapat menyebabkan kematian. Demam akibat bakteri Salmonella (yang dikenal dengan tifus), agak sulit dibedakan dengan demam akibat faktor lain, misalnya yang disebabkan oleh nyamuk (demam berdarah), karena mempunyai gejala yang hampir sama dan hanya bisa dibedakan lewat tes darah di laboratorium. Salah satu pengobatan yang dapat dilakukan selain dengan obat adalah dengan cara istirahat. Istirahat bertujuan untuk mencegah komplikasi dan mempercepat penyembuhan. Penderita kurang lebih harus beristirahat selama 14 hari. Selain

dengan istirahat penderita juga perlu diberikan vitamin dan mineral untuk mendukung proses kesembuahan secara total. Sedangkan pengobatan dengan demam tifoid yang menggunakan obat, dapat diberikan antibiotic untuk membunuh bakteri tersebut. Obat obat pilihan pertama yang pada umumnya sering digunakan oleh para dokter adalah kloramfenikol, ampisillin, amoxixilin, dan kotrimoksazol. Obat pilihan kedua yang sering digunakan adalah sefalosporin generasi ke III, dan obat obatan pilihan ke tiga adalah meropenem, azithromicin, dan fluorokuinolon, Sebetulnya demam tifoid dapat dicegah dengan cara yang sederhana. Pencegahan yang dilakukan dapat bersifat umum atau khusus. Yang termasuk dalam cara umum adalah menjaga hygiene dan sanitasi, karena perbaikan hygiene dan sanitasi dapat menurunkan insidensi demam tifoid. Selain itu menjaga kebersihan pribadi dan menjaga apa yang masuk kedalam mulut (diminum atau dimakan) dapat meminimalisir bakteri Salmonella masuk kedalam tubu, Selain cara umum, cara khusus yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan vaksin. Ada dua vaksin yang dapat digunakan untuk mencegah demam tifoid. Yang pertama adalah vaksin yang diberikan secara injeksi dan yang kedua adalah vaksin yang diberikan secara peroral. Vaksin pada demam tifoid tidak dapat diberikan secara rutin, dan hanya direkomendasikan untuk orang yang kontak dengan penderita dan orang yang bekerja dilaboratorium. Makin cepat demam tifoid dapat didiagnosa maka semakin baik. Pengobatan dalam taraf dini akan sangat menguntungkan mengingat mekanisme kerja daya tahan tubuh makin cukup baik dan kuman masih terlokalisasi hanya di beberapa tempat saja. B. Tujuan 1. Tujuan Umum Setelah mengikuti pendidikan kesehatan ini orang tua/ keluarga mampu mengerti dan memahami tentang penyakit pada anak dengan typhoid. 2. Tujuan Khusus demam

a) Keluarga/ orang tua mampu menjelaskan pengertian demam typhoid b) Keluarga/ orang tua mampu meyebutkan demam typhoid c) Keluarga/ orang tua mampu menyebutkan tanda dan gejala typhoid d) Keluarga/ orang tua mampu menjelaskan proses terjadinya typhoid e) Keluarga/ orang tua mampu menyebutkan perawatan/ pertolongan pertama yang bisa dilakukan pada anak dengan demam typhoid demam demam

C. Sasaran Pendididkan kesehatan ini akan dilakukan pada keluarga / orang tua yang mempunya anal yang mengalami penyakit demam typhoid

BAB II DESKRIPSI KASUS A. Karakterisitik Sasaran 1. Keluarga/ orang tua anak dengan penyakit demam typhoid 2. Keluarga/ orang tua yang mempunyai kurang pengetahuan tentang demam typhoid 3. Keluarga/ orang tua yang mempunyai kurang pengetahuan tentang cara perawatan yang bisa dilakukan pada anak dengan demam typhoid B. Prinsip Pembelajaran Pendidikan Kesehatan 1. Tidak mengganggu proses perawatan dan pengobatan 2. Tidak membuat takut anak ataupun bosan terhadap orang tua 3. Memberikan mamfaat bagi anak, orang tua maupun keluarga

BAB III METODE PENDIDIKAN KESEHATAN A. Metode Pembelajaran 1. Ceramah 2. Tanya Jawab B. Media Pembelajaran 1. Flip Chart 2. Leaflet C. Kegiatan Belajar Mengajar No. Tahap Waktu Kegiatan - Memberi Salam - Menjelaskan Tujuan - Menjelaskan proses belajar mengajar Media

1.

Pembukaan

5 Menit

Lisan

- Menjelaskan pengertian demam typhoid, penyebab, tanda dan gejala, proses 2. Pelaksanaan 15 menit terjadinya demam typhoid, dan cara perawatan dan pertolongan pertama yang harus dilakukan - Evaluasi 3. Penutup 10 menit - Menyimpulakn materi - Memberi salam penutup D. Waktu Pelaksanaan 1. Hari / tanggal 2. Waktu : E. Faktor Resiko Terjadinya Hambatan 1. Anak rewel 2. Keluarga/ orangtua tidak kooperatf 3. Pasien pulang paksa F. Antisipasi Meminimalkan Hambatan 1. Melakukan kontrak dengan keluarga ataupun orang tua 2. Membina hubungan saling percaya G. Perorganisasian 1. Penyaji 3. Sasaran : Mahasiswa : Anak dengan demam typhoid 2. Observer : Pembimbing : Lisan Flipchart

H. Metode Evaluasi Tanya Jawab I. Alat Evaluasi

Menjawab Pertanyaan yang diajukan oleh Mahasiswa

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan


Demam tifoid atau typhus abdominalls adalah suatu infeksi akut yang terjadi pada usus kecil yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhi. Penularan dapat terjadi dimana saja, kapan saja, sejak usia seseorang mulai dapat mengkonsumsi makanan dari luar, apabila makanan atau minuman yang dikonsumsi kurang bersih. Biasanya baru dipikirkan suatu demam tifoid bila terdapat demam terus-menerus lebih dari 1 minggu yang tidak dapat turun dengan obat demam dan diperkuat dengan kesan anak baring pasif, nampak pucat, sakit perut, tidak buang air besar atau diare beberapa hari (Bahtiar Latif, 2008).

B. Evaluasi Struktur Perorganisasian pendidikan kesehatan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan fungsinya C. Evaluasi Proses

Proses pendidikan kesehatan berjalan denagn target, waktu, sasaran dan hasil yang diharapkan D. Evaluasi Hasil Evaluasi dari pendidikan kesehatan yang dilakukan adalah keluarga/ orang tua kooperatif mengerti, memahami tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala, proses terjadinya, perawatan yang harus dilakukan keluarga/ orang tua.

You might also like