You are on page 1of 7

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1

Matriks

2.1.1 Pengertian Matriks

Matriks adalah susunan segi empat siku-siku dari bilangan bilangan. Bilangan-bilangan dalalm susunan tersebut dinamakan entri dalam matriks (Anton, 1988: 22). Jika sebuah matriks, maka akan meggunakan dalam baris berikut: dan kolom dari matriks adalah

untuk menyatakan entri yang terdapat di . Secara umum matriks dituliskan sebagai

Matriks di atas disebut matriks berukuran baris dan kolom.

kali

(ditulis

) karena memiliki

Contoh: , matriks berukuran .

Universitas Sumatera Utara

2.1.2 Penjumlahan Matriks

Jika

dan

adalah sebarang dua matriks yang ukurannya sama, maka jumlah

adalah matriks yang diperoleh dengan menambahkan bersama-sama entri yang bersesuaian dalam kedua matriks tersebut. Matriks-matriks yang ukurannya berbeda tidak dapat dijumlahkan (Howard Anton, 1988 : 23).

Contoh : Misalkan dan

Maka

2.1.3 Perkalian Matriks

Jika matriks

adalah matriks

dan

adalah matriks

, maka hasil kali

adalah

yang entri-entrinya ditentukan sebagai berikut. Untuk mencari entri dalam , pilihlah baris- dari matriks dan kolom- dari matriks .

baris- dan kolom- dari

Kalikanlah entri-entri yang bersesuaian dari baris dan kolom tersebut bersama-sama dan kemudian tambahkanlah hasil kali yang dihasilkan (Anton, 1988 :25).

Contoh : Diketahui , dan

Tinjaulah perkalian matriks adalah matriks berukuran

dan

. Karena

adalah matriks berukuran adalah matriks

dan

maka hasil kali

. Perhitungan-

perhitungan untuk hasil kali adalah:

Universitas Sumatera Utara

Jadi, diperoleh

2.1.4 Perkalian Matriks Dengan Bilangan

Jika

adalah suatu matriks dan

adalah suatu bilangan, maka hasil kali (product) oleh .

adalah matriks yang diperoleh dengan mengalikan masing-masing entri dari Dalam hal ini ditulis . Khususnya dengan

yang disebut negatif dari ,

diartikan matriks yang diperoleh dari

dengan cara mengalikan setiap elemennya dengan

atau cukup dengan mengubah tanda semua elemennya.

Contoh : Diketahui matriks

Maka

dan

2.2

Masalah Transportasi

Model transportasi merupakan kasus khusus dari persoalan program linear dengan tujuan untuk mengangkut barang tunggal dari berbagai asal (origin) ke berbagai tujuan (destination ) dengan biaya angkut serendah mungkin (Taha, 1996). Adanya informasi tentang besar kapasitas tiap tiap asal, permintaan total masing-masing tempat tujuan, dan biaya pengiriman per unit barang untuk lintasan yang dimungkinkan, maka model

Universitas Sumatera Utara

transportasi digunakan untuk menentukan program pengiriman optimal yang melibatkan biaya pengiriman total yang minimum.

Model transportasi adalah suatu kasus khusus dari persoalan program linear, berarti model transportasi memiliki ciri khas yang dimiliki pula oleh masalah program linear, yaitu: 1. Fungsi objektif (tujuan) yang linear

Struktur persyaratan linear Setiap persoalan program linear memiliki sekumpulan persyaratan linear,yaitu:

2. Persyaratan tidak negatif Variabel struktur dan variabel slack masalah program linear terbatas pada nilai tidak negative, ditulis:

Koefisien

bernilai 1 atau 0

ialah koefisien variabel struktur.

Dalam arti sederhana, model transportasi berusaha menentukan rencana transportasi sebuah barang dari sejumlah sumber ke sejumlah tujuan. Data dalam model ini mencakup: 1. Tingkat penawaran di setiap sumber dan jumlah permintaan di setiap tujuan. 2. Biaya transportasi per unit barang dari setiap sumber ke setiap tujuan.

Karena hanya

terdapat

suatu barang, sebuah

tujuan dapat menerima

permintaannya dari suatu sumber atau lebih. Tujuan dari model ini adalah menentukan

Universitas Sumatera Utara

10

jumlah yang harus dikirim dari setia sumber ke setiap tujuan sedemikian rupa sehingga biaya transportasi total diminimumkan. Asumsi dasar dari model ini adalah bahwa biaya transportasi di sebuah rute tertentu adalah proporsional secara langsung dengan jumlah unit yang dikirimkan. Defenisi unit transportasi akan bervariasi bergantung pada jenis barang yang dikirimkan.

Gambar dibawah ini memperlihatkan sebuah model transportasi dari sebuah jaringan dengan sumber dan tujuan. Sebuah sumber dan tujuan diwakili dengan

sebuah node. Busur yang menghubungkan sebuah sumber dan sebuah tujuan mewakili rute pengiriman barang tersebut. Jumlah penawaran di sumber di tujuan adalah adala dan permintaan .

. Biaya unit transportasi antara sumber dan adalah

Anggap

mewakili jumlah barang yang dikirimkan dari sumber

ke tujuan ,

maka model LP yang mewakili masalah transportasi ini diketahui secara umum sebagai berikut:

Sumber 1

Tujuan : 1

Unit penawaran

unit permintaan

n :

Minimumkan:

Dengan batasan:

Universitas Sumatera Utara

11

Kelompok batasan pertama menetapkan bahwa jumlah pengiriman dari sebuah sumber tidak dapat melebihi penawarannya. Demikian pula kelompok batasan kedua mengharuskan bahwa jumlah pengiriman ke sebuah tujuan harus memenuhi permintaannya. Model yang baru digambarkan diatas menyiratkan bahwa penawaran total harus setidaknya sama dengan permintaan total sama dengan permintaan total ( = . Ketika penawaran total

), formulasi yang dihasilkan disebut

Model Transportasi Berimbang (balanced transportation model). Model ini berbeda dengan model di atas hanya dalam fakta bahwa semua batasan adalah persamaan yaitu:

Dalam kehidupan nyata tidak selalu dapat dipastikan bahwa penawaran sama dengan permintaan atau melebihinya. Tetapi sebuah model transportasi dapat selalu berimbang. Pengimbangan ini disamping kegunaanya dalam pemodelan situasi praktis tertentu, penting untuk pengembangan sebuah metode pemecahan sepenuhnya memanfaatkan struktur khusus dari model transportasi ini.

Untuk mendapat gambaran yang jelas tentang model transportasi akan ditampilkan contoh persoalan berikut. Sebuah perusahaan memiliki tiga pabrik di luar kota dan menghasilkan barang yang sama. Produksi ketiga pabrik ini di sebarkan ke empat toko penjualan. Tiga pabrik ditandai dengan tempat penyaluran barang ini ditandai dengan . Sedangkan toko . Data relevan tentang

kapasitas pabrik maupun permintaan pelanggan dan biaya pengiriman tiap rute ditampilkan dalam tabel berikut.

Universitas Sumatera Utara

12

Tabel 2.1 Model Transportasi Destination (Tujuan) Asal Kapasitas Asal

Permintaan Tujuan

Matriks persoalan transportasi ini memiliki 3 baris dan 4 kolom.

Dalam menyelesaikan permasalahan transportasi dibutuhkan persyaratan sebagai berikut: , yang merupakan persyaratan yang

harus dipenuhi. Dalam tabel perlu diperhatikan bahwa subskrip pertama disetiap simbol menunjukkan asal tertentu dan subkrip kedua menunjukkan tujuan tertentu. Misalkan adalah biaya pengangkutan 1 unit barang dari unit barang yang diangkut ke . ke , dan variabel ialah banyak

Jika

adalah banyak baris dan

adalah banyak kolom dalam persoalan

transportasi, maka dapat dinyatakan persoalan secara lengkap dengan persamaan. Jika persyaratan dipenuhi, maka selalu mungkin untuk menyusun

penyelesaian dasar awal. Ini berarti banyak sel yang terisi dalam program transportasi kurang dari banyaknya baris dan kolom dalam matriks transportasi. Jika banyaknya sel terisi kurang dari (Soemartojo, 1994: 295) , maka persoalan transportasi mengalami kemerosotan

Universitas Sumatera Utara

You might also like