Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT Eruption is a dynamic process that includes a completion of the tooth root development, periodontal formation, and maintenance of functional occlusion. Delayed tooth Eruption (DTE) represents a deviation from the normal eruption time which is most commonly found. Delayed eruption can bring about direct influence on the accurate diagnosis and treatment planning as a whole. Physical obstruction is a common local cause of the DTE of at least 1 tooth. This obstruction can result from many different causes, including mucosal barrier. Mucosal barrier is also suggested as an etiologic factor in the DTE. Soft tissue barrier at the eruption is not visible on radiographs, but whatever the etiology, obstruction should be treated with an uncovering procedure that includes enamel exposure.
Key words: Delayed Tooth Eruption (DTE), mucosal barrier Korespondensi (correspondence): Iwan Ruhadi, Departemen Periodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga. Jl. Mayjend. Prof. Dr. Moestopo No. 47 Surabaya 60132, Indonesia.
yang diterima sering diamati dalam praktik klinis. Erupsi prematur pernah diamati, tetapi delayed tooth eruption (DTE) merupakan penyimpangan dari waktu erupsi normal yang paling umum ditemukan.1 Delayed tooth eruption (DTE) adalah kemunculan gigi ke dalam
aksial gigi dari posisi non fungsionalnya dalam tulang ke oklusi fungsional. Akan tetapi, erupsi sering digunakan untuk menunjukkan waktu kemunculan gigi ke dalam rongga mulut. Erupsi normal gigi decidui dan gigi permanen ke dalam rongga mulut terjadi selama kisaran usia kronologis yang luas. Faktor ras, etnik, seksual, dan faktor individual dapat mempengaruhi erupsi dan umumnya dipertimbangkan dalam menentukan
rongga mulut yang secara signifikan menyimpang dari norma yang telah ditentukan untuk ras, suku, dan jenis kelamin merupakan manusia. manifestasi DTE primer sering atau
standard erupsi normal. Penyimpangan yang signifikan dari norma waktu erupsi
erupsi dapat berpengaruh langsung pada diagnosa perawatan pemilihan pasien yang akurat, perencanaan dan untuk DTE
Sedangkan faktor lingkungan antara lain adalah trauma, ekstraksi dini atau
secara waktu
kehilangan gigi decidui (dengan atau tanpa kehilangan space), retensi gigi decidui, tulang.2 Beberapa mekanisme yang terbentuknya kista,
ortodontik.
berpengaruh signifikan pada perawatan kesehatan pasien secara tepat. Meskipun banyak istilah digunakan untuk
mengkarakterisasi DTE, semua istilah itu merujuk pada yang dua parameter
mengakibatkan DTE dalam sebagian kondisi lokal dan kondisi sistemik. Obstruksi fisik menjadi penyebab lokal yang umum untuk DTE sedikitnya 1 gigi. Obstruksi ini dapat disebabkan oleh banyak penyebab, termasuk
terpenting
mempengaruhi
fenomena ini: 1) perkiraan waktu erupsi gigi (usia kronologis), yang berasal dari banyak studi, dan yang ditunjukkan akar sering 2) erupsi biologis, oleh gigi. pakai progresi Usia untuk
mucosal barrier. Mucosal barrier juga disampaikan sebagai faktor etiologik dalam DTE. Ketidakmampuan folikel dari gigi erupsi untuk bersatu dengan mukosa menyebabkan keterlambatan
perkembangan kronologis
breakdown (pecahnya) mukosa dan menjadi barrier bagi emergence. Istilah emergence menggambarkan digunakan waktu untuk kemunculan
biologis, perkiraan waktu erupsi gigi sering berguna dalam membentuk dasar untuk evaluasi DTE klinis pasien selanjutnya.1
sebagian cuspis atau mahkota melalui gingiva. Emergence bersinonim dengan moment digunakan Beberapa of eruption, sebagai kondisi yang sering erupsi. yang
diklasifikasikan
menjadi dua kelompok penyebab, yaitu faktor herediter/ keturunan dan faktor lingkungan. Faktor herediter/keturunan antara lain adalah gigi supernumerary, cleft lip dan cleft palate, cleidocranial dysostosis, odontomes, rasio
petanda sistemik
menyebabkan DTE salah satunya yaitu pengaruh gizi pada kalsifikasi dan
erupsi tampak kurang signifikan jika dibanding dengan faktor lain, karena hanya kekurangan gizi sangat parah
42
yang berpengaruh pada erupsi gigi. Meski demikian, keterlambatan erupsi sering dilaporkan pada pasien yang kekurangan zat gizi esensial. Kebutuhan metabolism yang tinggi pada jaringan yang sedang tumbuh berpengaruh pada proses erupsi.1
pembengkakan, dan perlekatan frenal fibrous atau frenal padat. Observasi dan palpasi yang seksama pada alveolar ridge secara buccal dan lingual biasanya memperlihatkan tonjolan gigi dalam proses erupsi. Nyeri palpasi, crackling, atau gejala lain seharusnya dievaluasi lebih lanjut untuk patologinya. Beberapa teknik telah disarankan untuk perawatan DTE. Pertimbangan utama untuk gigi yang terkena DTE adalah: 1) keputusan untuk mengambil atau mempertahankan
gigi atau gigi-gigi yang terkena DTE; 2) pemakaian operasi bedah untuk
Diagnosa
DTE
yang
akurat
merupakan proses yang penting tetapi cukup rumit. Ketika gigi tidak erupsi pada waktu yang diharapkan, evaluasi yang seksama harus dilaksanakan untuk menentukan perawatannya. riwayat etiologi Peran dan rencana dari perlu keluarga
pembedahan) untuk gigi yang terkena DTE; 4) penggunaan traksi ortodontik; 5) kebutuhan penciptaan ruang dan pemeliharaan ruang; dan 6) diagnosa
penting pasien
dan perawatan penyakit sistemik yang mengakibatkan DTE tersebut.1 Teknik gingivektomi banyak
medis
dipertimbangkan.
Informasi
dan informasi dari pasien yang terkena kondisi ini harus dikaji. Pemeriksaan klinis sebaiknya dilakukan berdasarkan metode dan harus dimulai dengan
dilakukan di masa lampau. Membaiknya pemahaman penyembuhan metode flap tentang dan yang mekanisme pengembangan lebih canggih kurang
evaluasi fisik pasien secara keseluruhan. Pemeriksaan intraoral harus mencakup inspeksi, palpasi, perkusi, dan
mengakibatkan
gingivektomi
berperan dalam sejumlah teknik yang ada saat ini. Akan tetapi, gingivektomi tetap menjadi bentuk perawatan yang efektif ketika diindikasikan.
pemeriksaan radiografik. Klinisi harus memeriksa kasar, patologi scar/ jaringan lunak parut,
jaringan
Dengan mengambil dinding poket, yang menciptakan sebuah lingkungan yang cocok untuk penyembuhan gingiva dan untuk restorasi kontur gingiva fisiologis. Teknik gingivektomi dilakukan dengan beberapa tahapan sebagai berikut:3
Gambar 3. (a). Insisi permukaan labial. (b). Insisi permukaan palatal dengan menggunakan scalpel.
Tahap 1, poket ditandai dengan pocket marker. Setiap poket ditandai dalam beberapa area untuk menggambarkan perjalanannya pada masing-masing
Tahap 3, ambil dinding poket yang dieksisi, bersihkan area (Gambar 4a dan 4b).
surgical
pack
(periodontal
pack)
(Gambar 5). Tahap 2, pisau periodontal, scalpel digunakan untuk insisi pada permukaan labial dan permukaan
palatal, serta gunting digunakan sebagai alat pelengkapnya. Insisi dimulai apikal pada titik-titik yang menandai
44
sel
epitel
di
pinggir
luka
mulai
bermigrasi ke jaringan granulasi, yang memisahkannya dari lapisan permukaan bekuan darah yang terkontaminasi.
Sel-sel epitel yang baru muncul dari lapisan spinous basal dan lapisan
spinous yang lebih dalam pada epitel tepi luka dan bermigrasi ke luka di atas
Respon gingivektomi
awal berupa
setelah terbentuknya
lapisan fibrin yang kemudian diresorpsi dan digantikan oleh dasar jaringan ikat. Sel-sel epitel bergerak maju dengan aksi berguling-guling, dimana sel-sel
bekuan darah permukaan yang bersifat protektif, mengalami sedikit yaitu jaringan akut, dasar dengan itu
inflamasi
menjadi terfiksasi ke substrat dengan hemidesmosome dan basement lamina baru.3 Sesudah 5 hari sampai 14 hari, epitelisasi permukaan umumnya cukup sempurna. Selama 4 minggu pertama setelah gingivektomi, keratinisasi
nekrosis.
Bekuan oleh
darah
kemudian
digantikan
jaringan
granulasi. Dalam waktu 24 jam, terjadi peningkatan sel jaringan ikat baru, terutama angioblast, tepat lapisan nekrosis, permukaan pada hari dibawah dan
inflamasi ketiga,
banyak
berkurang lebih banyak jika dibanding sebelum pembedahan. Perbaikan epitel secara sempurna butuh waktu sekitar satu bulan. Vasodilasi dan vaskularitas mulai berkurang setelah hari keempat penyembuhan dan tampak hampir
fibroblast muda menempati area ini. Jaringan pembuluh granulasi darahnya yang tumbuh banyak secara
koronal, yang menciptakan tepi gingival baru dan bebas serta sulkus. Kapilerkapiler yang berasal dari pembuluh darah periodontal ligament (PDL)
normal pada hari ke-16. Perbaikan sempurna jaringan ikat butuh waktu sekitar 7 minggu. Aliran cairan gingival pada manusia awalnya meningkat
bermigrasi ke dalam jaringan granulasi, dan dalam waktu 24 jam, mereka bergabung dengan pembuluh darah
berlangsung. Flow maksimal dicapai sesudah satu minggu, yang bersamaan dengan Meskipun terjadi waktu inflamasi maksimal. yang
secara waktu
dan untuk
pemilihan pasien
ortodontik.
DTE
berpengaruh
perubahan pasca
jaringan
signifikan pada perawatan kesehatan pasien secara tepat. Obstruksi fisik menjadi penyebab lokal yang umum untuk DTE sedikitnya 1 gigi. Obstruksi ini dapat disebabkan oleh banyak
penyembuhan
gingivektomi adalah sama pada seluruh individu, tetapi waktu yang diperlukan untuk penyembuhan secara sempurna berbeda-beda, bergantung pada area permukaan yang dipotong dan gangguan dari iritasi lokal dan infeksi lokal.3
sebagai faktor etiologik dalam DTE. Ketidakmampuan folikel dari gigi erupsi
untuk
bersatu
dengan
mukosa
menyebabkan
keterlambatan
breakdown (pecahnya) mukosa dan menjadi barrier bagi emergence.1 Beberapa teknik telah disarankan untuk perawatan DTE. Pertimbangan utama untuk gigi yang terkena DTE adalah 1) keputusan untuk mengambil atau mempertahankan gigi atau gigi-gigi yang terkena DTE, operasi bedah 3) untuk 2) pemakaian menyingkirkan exposure
pemeliharaan oklusi fungsional. Erupsi gigi dimulai setelah pembentukan akar gigi telah dimulai. Selama erupsi gigi, banyak proses akar berlangsung gigi secara
obstruksi,
surgical
bersamaan:
memanjang,
1
(pembukaan lewat pembedahan) untuk gigi yang terkena DTE, 4) penggunaan traksi ortodontik, ruang dan 5) kebutuhan
prosesus alveolar bertambah tinggi dan gigi bergerak melewati tulang. DTE manifestasi sering primer atau
merupakan manifestasi
penciptaan
pemeliharaan
ruang, dan 6) diagnosa dan perawatan penyakit sistemik yang mengakibatkan DTE tersebut.1 Barrier jaringan lunak pada erupsi tidak terlihat pada
tunggal dari patologi lokal atau patologi sistemik. Keterlambatan erupsi dapat berpengaruh langsung pada diagnosa yang akurat, perencanaan perawatan
obstruksi harus dirawat dengan prosedur operasi bedah untuk menyingkirkan dilakukan atau periodontal. jaringan yang
terlihat pada radiografi, tetapi apapun etiologinya, obstruksi harus dirawat dengan prosedur operasi bedah untuk menyingkirkan obstruksi. Gingivektomi dilakukan untuk mengeliminasi atau menyingkirkan Meskipun terjadi poket periodontal. jaringan yang
obstruksi. untuk
perubahan pasca
penyembuhan
perubahan pasca
gingivektomi adalah sama pada seluruh individu, tetapi waktu yang diperlukan untuk penyembuhan secara sempurna berbeda-beda, bergantung pada area permukaan yang dipotong dan gangguan dari iritasi lokal dan infeksi lokal.3 Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa diagnosa DTE yang akurat merupakan proses yang penting tetapi cukup rumit. Ketika gigi tidak erupsi pada waktu yang yang seksama
penyembuhan
gingivektomi adalah sama pada seluruh individu, tetapi waktu yang diperlukan untuk penyembuhan secara sempurna berbeda-beda, bergantung pada area permukaan yang dipotong dan gangguan dari iritasi lokal dan infeksi lokal.
DAFTAR PUSTAKA 1. Suri L, Gagari E, Vastardis H. Delayed tooth eruption: Pathogenesis, diagnosis, and treatment. A literature review. American and Association of
diharapkan,
evaluasi
Orthodontists
Dentofacial
Obstruksi fisik menjadi penyebab lokal yang umum untuk DTE sedikitnya 1 gigi. Obstruksi ini dapat disebabkan oleh banyak penyebab, termasuk 3.
Orthopedics 2004; 126(4): 432-45. Noar J, Cobourne M, Morris D. Management of uneruptedmaxillary incisors. 2010. Takei HH, Carranza FA. Gingival surgical clinical techniques. periodontology. Carranzas 10th ed.
mucosal barrier yang juga disampaikan sebagai faktor etiologik dalam DTE. Ketidakmampuan folikel dari gigi erupsi untuk bersatu dengan mukosa
menyebabkan
keterlambatan