You are on page 1of 7

Periodontic Journal Vol. 1 no.

2 Jan-Juny 2010; 41-47

Patogenesis, diagnosis dan perawatan delayed tooth eruption (DTE)


Iwan Ruhadi, Pande Putu Lily Trisnadewi Departemen Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga Surabaya Indonesia

ABSTRACT Eruption is a dynamic process that includes a completion of the tooth root development, periodontal formation, and maintenance of functional occlusion. Delayed tooth Eruption (DTE) represents a deviation from the normal eruption time which is most commonly found. Delayed eruption can bring about direct influence on the accurate diagnosis and treatment planning as a whole. Physical obstruction is a common local cause of the DTE of at least 1 tooth. This obstruction can result from many different causes, including mucosal barrier. Mucosal barrier is also suggested as an etiologic factor in the DTE. Soft tissue barrier at the eruption is not visible on radiographs, but whatever the etiology, obstruction should be treated with an uncovering procedure that includes enamel exposure.

Key words: Delayed Tooth Eruption (DTE), mucosal barrier Korespondensi (correspondence): Iwan Ruhadi, Departemen Periodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga. Jl. Mayjend. Prof. Dr. Moestopo No. 47 Surabaya 60132, Indonesia.

PENDAHULUAN Erupsi adalah suatu gerakan

yang diterima sering diamati dalam praktik klinis. Erupsi prematur pernah diamati, tetapi delayed tooth eruption (DTE) merupakan penyimpangan dari waktu erupsi normal yang paling umum ditemukan.1 Delayed tooth eruption (DTE) adalah kemunculan gigi ke dalam

aksial gigi dari posisi non fungsionalnya dalam tulang ke oklusi fungsional. Akan tetapi, erupsi sering digunakan untuk menunjukkan waktu kemunculan gigi ke dalam rongga mulut. Erupsi normal gigi decidui dan gigi permanen ke dalam rongga mulut terjadi selama kisaran usia kronologis yang luas. Faktor ras, etnik, seksual, dan faktor individual dapat mempengaruhi erupsi dan umumnya dipertimbangkan dalam menentukan

rongga mulut yang secara signifikan menyimpang dari norma yang telah ditentukan untuk ras, suku, dan jenis kelamin merupakan manusia. manifestasi DTE primer sering atau

standard erupsi normal. Penyimpangan yang signifikan dari norma waktu erupsi

manifestasi tunggal dari patologi lokal atau patologi sistemik. Keterlambatan


41

Periodontic Journal Vol. 1 no. 2 Jan-Juny 2010; 41-47

erupsi dapat berpengaruh langsung pada diagnosa perawatan pemilihan pasien yang akurat, perencanaan dan untuk DTE

Sedangkan faktor lingkungan antara lain adalah trauma, ekstraksi dini atau

secara waktu

keseluruhan, perawatan Jadi,

kehilangan gigi decidui (dengan atau tanpa kehilangan space), retensi gigi decidui, tulang.2 Beberapa mekanisme yang terbentuknya kista,

ortodontik.

berpengaruh signifikan pada perawatan kesehatan pasien secara tepat. Meskipun banyak istilah digunakan untuk

abnormalitas endokrin, dan penyakit

mengkarakterisasi DTE, semua istilah itu merujuk pada yang dua parameter

mengakibatkan DTE dalam sebagian kondisi lokal dan kondisi sistemik. Obstruksi fisik menjadi penyebab lokal yang umum untuk DTE sedikitnya 1 gigi. Obstruksi ini dapat disebabkan oleh banyak penyebab, termasuk

terpenting

mempengaruhi

fenomena ini: 1) perkiraan waktu erupsi gigi (usia kronologis), yang berasal dari banyak studi, dan yang ditunjukkan akar sering 2) erupsi biologis, oleh gigi. pakai progresi Usia untuk

mucosal barrier. Mucosal barrier juga disampaikan sebagai faktor etiologik dalam DTE. Ketidakmampuan folikel dari gigi erupsi untuk bersatu dengan mukosa menyebabkan keterlambatan

perkembangan kronologis

menggambarkan DTE. Kelebihan dari pemakaian norma erupsi kronologis

terletak pada kemudahannya. Meskipun tidak mesti merepresentasikan usia

breakdown (pecahnya) mukosa dan menjadi barrier bagi emergence. Istilah emergence menggambarkan digunakan waktu untuk kemunculan

biologis, perkiraan waktu erupsi gigi sering berguna dalam membentuk dasar untuk evaluasi DTE klinis pasien selanjutnya.1

sebagian cuspis atau mahkota melalui gingiva. Emergence bersinonim dengan moment digunakan Beberapa of eruption, sebagai kondisi yang sering erupsi. yang

diklasifikasikan

menjadi dua kelompok penyebab, yaitu faktor herediter/ keturunan dan faktor lingkungan. Faktor herediter/keturunan antara lain adalah gigi supernumerary, cleft lip dan cleft palate, cleidocranial dysostosis, odontomes, rasio

petanda sistemik

menyebabkan DTE salah satunya yaitu pengaruh gizi pada kalsifikasi dan

erupsi tampak kurang signifikan jika dibanding dengan faktor lain, karena hanya kekurangan gizi sangat parah
42

gigi/jaringan abnormal, retardasi erupsi generalis, gingival fibromatosis.

Periodontic Journal Vol. 1 no. 2 Jan-Juny 2010; 41-47

yang berpengaruh pada erupsi gigi. Meski demikian, keterlambatan erupsi sering dilaporkan pada pasien yang kekurangan zat gizi esensial. Kebutuhan metabolism yang tinggi pada jaringan yang sedang tumbuh berpengaruh pada proses erupsi.1

pembengkakan, dan perlekatan frenal fibrous atau frenal padat. Observasi dan palpasi yang seksama pada alveolar ridge secara buccal dan lingual biasanya memperlihatkan tonjolan gigi dalam proses erupsi. Nyeri palpasi, crackling, atau gejala lain seharusnya dievaluasi lebih lanjut untuk patologinya. Beberapa teknik telah disarankan untuk perawatan DTE. Pertimbangan utama untuk gigi yang terkena DTE adalah: 1) keputusan untuk mengambil atau mempertahankan

Gambar 1. Gambaran mucosal barrier pada gigi insisivus rahang atas.

gigi atau gigi-gigi yang terkena DTE; 2) pemakaian operasi bedah untuk

Diagnosa

DTE

yang

akurat

menyingkirkan obstruksi; 3) surgical exposure (pembukaan lewat

merupakan proses yang penting tetapi cukup rumit. Ketika gigi tidak erupsi pada waktu yang diharapkan, evaluasi yang seksama harus dilaksanakan untuk menentukan perawatannya. riwayat etiologi Peran dan rencana dari perlu keluarga

pembedahan) untuk gigi yang terkena DTE; 4) penggunaan traksi ortodontik; 5) kebutuhan penciptaan ruang dan pemeliharaan ruang; dan 6) diagnosa

penting pasien

dan perawatan penyakit sistemik yang mengakibatkan DTE tersebut.1 Teknik gingivektomi banyak

medis

dipertimbangkan.

Informasi

dan informasi dari pasien yang terkena kondisi ini harus dikaji. Pemeriksaan klinis sebaiknya dilakukan berdasarkan metode dan harus dimulai dengan

dilakukan di masa lampau. Membaiknya pemahaman penyembuhan metode flap tentang dan yang mekanisme pengembangan lebih canggih kurang

evaluasi fisik pasien secara keseluruhan. Pemeriksaan intraoral harus mencakup inspeksi, palpasi, perkusi, dan

mengakibatkan

gingivektomi

berperan dalam sejumlah teknik yang ada saat ini. Akan tetapi, gingivektomi tetap menjadi bentuk perawatan yang efektif ketika diindikasikan.

pemeriksaan radiografik. Klinisi harus memeriksa kasar, patologi scar/ jaringan lunak parut,

jaringan

Gingivektomi berarti eksisi gingiva,


43

Periodontic Journal Vol. 1 no. 2 Jan-Juny 2010; 41-47

dilakukan untuk mengeliminasi atau menyingkirkan poket periodontal.

Dengan mengambil dinding poket, yang menciptakan sebuah lingkungan yang cocok untuk penyembuhan gingiva dan untuk restorasi kontur gingiva fisiologis. Teknik gingivektomi dilakukan dengan beberapa tahapan sebagai berikut:3
Gambar 3. (a). Insisi permukaan labial. (b). Insisi permukaan palatal dengan menggunakan scalpel.

Tahap 1, poket ditandai dengan pocket marker. Setiap poket ditandai dalam beberapa area untuk menggambarkan perjalanannya pada masing-masing

Tahap 3, ambil dinding poket yang dieksisi, bersihkan area (Gambar 4a dan 4b).

permukaan (Gambar 2).

Gambar 4. Eksisi dinding poket.

Tahap 4. Tutup area dengan


Gambar 2. Poket ditandai dengan pocket marker.

surgical

pack

(periodontal

pack)

(Gambar 5). Tahap 2, pisau periodontal, scalpel digunakan untuk insisi pada permukaan labial dan permukaan

palatal, serta gunting digunakan sebagai alat pelengkapnya. Insisi dimulai apikal pada titik-titik yang menandai

perjalanan poket dan diarahkan secara koronal (Gambar 3a dan 3b).


Gambar 5. Pemasangan periodontal pack.

44

Periodontic Journal Vol. 1 no. 2 Jan-Juny 2010; 41-47

sel

epitel

di

pinggir

luka

mulai

bermigrasi ke jaringan granulasi, yang memisahkannya dari lapisan permukaan bekuan darah yang terkontaminasi.

Aktivitas epitel di tepi ini mencapai puncaknya dalam 24 sampai 36 jam.


Gambar 6. Jaringan setelah di eksisi dimasukkan ke dalam cairan formalin 6% sebelum dikirim ke lab untuk pemeriksaan histopatologi.

Sel-sel epitel yang baru muncul dari lapisan spinous basal dan lapisan

spinous yang lebih dalam pada epitel tepi luka dan bermigrasi ke luka di atas

Respon gingivektomi

awal berupa

setelah terbentuknya

lapisan fibrin yang kemudian diresorpsi dan digantikan oleh dasar jaringan ikat. Sel-sel epitel bergerak maju dengan aksi berguling-guling, dimana sel-sel

bekuan darah permukaan yang bersifat protektif, mengalami sedikit yaitu jaringan akut, dasar dengan itu

inflamasi

menjadi terfiksasi ke substrat dengan hemidesmosome dan basement lamina baru.3 Sesudah 5 hari sampai 14 hari, epitelisasi permukaan umumnya cukup sempurna. Selama 4 minggu pertama setelah gingivektomi, keratinisasi

nekrosis.

Bekuan oleh

darah

kemudian

digantikan

jaringan

granulasi. Dalam waktu 24 jam, terjadi peningkatan sel jaringan ikat baru, terutama angioblast, tepat lapisan nekrosis, permukaan pada hari dibawah dan

inflamasi ketiga,

banyak

berkurang lebih banyak jika dibanding sebelum pembedahan. Perbaikan epitel secara sempurna butuh waktu sekitar satu bulan. Vasodilasi dan vaskularitas mulai berkurang setelah hari keempat penyembuhan dan tampak hampir

fibroblast muda menempati area ini. Jaringan pembuluh granulasi darahnya yang tumbuh banyak secara

koronal, yang menciptakan tepi gingival baru dan bebas serta sulkus. Kapilerkapiler yang berasal dari pembuluh darah periodontal ligament (PDL)

normal pada hari ke-16. Perbaikan sempurna jaringan ikat butuh waktu sekitar 7 minggu. Aliran cairan gingival pada manusia awalnya meningkat

bermigrasi ke dalam jaringan granulasi, dan dalam waktu 24 jam, mereka bergabung dengan pembuluh darah

sesudah gingivektomi dan berkurang signifikan setelah proses penyembuhan


45

gingival. Setelah 12 sampai 24 jam, sel-

Periodontic Journal Vol. 1 no. 2 Jan-Juny 2010; 41-47

berlangsung. Flow maksimal dicapai sesudah satu minggu, yang bersamaan dengan Meskipun terjadi waktu inflamasi maksimal. yang

secara waktu

keseluruhan, perawatan Jadi,

dan untuk

pemilihan pasien

ortodontik.

DTE

berpengaruh

perubahan pasca

jaringan

signifikan pada perawatan kesehatan pasien secara tepat. Obstruksi fisik menjadi penyebab lokal yang umum untuk DTE sedikitnya 1 gigi. Obstruksi ini dapat disebabkan oleh banyak

penyembuhan

gingivektomi adalah sama pada seluruh individu, tetapi waktu yang diperlukan untuk penyembuhan secara sempurna berbeda-beda, bergantung pada area permukaan yang dipotong dan gangguan dari iritasi lokal dan infeksi lokal.3

penyebab, termasuk mucosal barrier. Mucosal barrier juga disampaikan

sebagai faktor etiologik dalam DTE. Ketidakmampuan folikel dari gigi erupsi

PEMBAHASAN Erupsi adalah suatu proses

untuk

bersatu

dengan

mukosa

menyebabkan

keterlambatan

fisiologis yang berpengaruh besar pada perkembangan normal kompleks

breakdown (pecahnya) mukosa dan menjadi barrier bagi emergence.1 Beberapa teknik telah disarankan untuk perawatan DTE. Pertimbangan utama untuk gigi yang terkena DTE adalah 1) keputusan untuk mengambil atau mempertahankan gigi atau gigi-gigi yang terkena DTE, operasi bedah 3) untuk 2) pemakaian menyingkirkan exposure

kraniofasial. Erupsi merupakan suatu proses dinamis yang meliputi

penyelesaian perkembangan akar gigi, pembentukan periodontium, dan

pemeliharaan oklusi fungsional. Erupsi gigi dimulai setelah pembentukan akar gigi telah dimulai. Selama erupsi gigi, banyak proses akar berlangsung gigi secara

obstruksi,

surgical

bersamaan:

memanjang,
1

(pembukaan lewat pembedahan) untuk gigi yang terkena DTE, 4) penggunaan traksi ortodontik, ruang dan 5) kebutuhan

prosesus alveolar bertambah tinggi dan gigi bergerak melewati tulang. DTE manifestasi sering primer atau

merupakan manifestasi

penciptaan

pemeliharaan

ruang, dan 6) diagnosa dan perawatan penyakit sistemik yang mengakibatkan DTE tersebut.1 Barrier jaringan lunak pada erupsi tidak terlihat pada

tunggal dari patologi lokal atau patologi sistemik. Keterlambatan erupsi dapat berpengaruh langsung pada diagnosa yang akurat, perencanaan perawatan

radiografi, tetapi apapun etiologinya,


46

Periodontic Journal Vol. 1 no. 2 Jan-Juny 2010; 41-47

obstruksi harus dirawat dengan prosedur operasi bedah untuk menyingkirkan dilakukan atau periodontal. jaringan yang

terlihat pada radiografi, tetapi apapun etiologinya, obstruksi harus dirawat dengan prosedur operasi bedah untuk menyingkirkan obstruksi. Gingivektomi dilakukan untuk mengeliminasi atau menyingkirkan Meskipun terjadi poket periodontal. jaringan yang

obstruksi. untuk

Gingivektomi mengeliminasi poket

menyingkirkan Meskipun terjadi

perubahan pasca

penyembuhan

perubahan pasca

gingivektomi adalah sama pada seluruh individu, tetapi waktu yang diperlukan untuk penyembuhan secara sempurna berbeda-beda, bergantung pada area permukaan yang dipotong dan gangguan dari iritasi lokal dan infeksi lokal.3 Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa diagnosa DTE yang akurat merupakan proses yang penting tetapi cukup rumit. Ketika gigi tidak erupsi pada waktu yang yang seksama

penyembuhan

gingivektomi adalah sama pada seluruh individu, tetapi waktu yang diperlukan untuk penyembuhan secara sempurna berbeda-beda, bergantung pada area permukaan yang dipotong dan gangguan dari iritasi lokal dan infeksi lokal.

DAFTAR PUSTAKA 1. Suri L, Gagari E, Vastardis H. Delayed tooth eruption: Pathogenesis, diagnosis, and treatment. A literature review. American and Association of

diharapkan,

evaluasi

harus dilaksanakan untuk menentukan etiologi dan rencana perawatannya. 2.

Orthodontists

Dentofacial

Obstruksi fisik menjadi penyebab lokal yang umum untuk DTE sedikitnya 1 gigi. Obstruksi ini dapat disebabkan oleh banyak penyebab, termasuk 3.

Orthopedics 2004; 126(4): 432-45. Noar J, Cobourne M, Morris D. Management of uneruptedmaxillary incisors. 2010. Takei HH, Carranza FA. Gingival surgical clinical techniques. periodontology. Carranzas 10th ed.

mucosal barrier yang juga disampaikan sebagai faktor etiologik dalam DTE. Ketidakmampuan folikel dari gigi erupsi untuk bersatu dengan mukosa

Saunders; 2006. p. 9125.

menyebabkan

keterlambatan

breakdown (pecahnya) mukosa dan menjadi barrier bagi emergence.

Barrier jaringan lunak pada erupsi tidak


47

You might also like