Professional Documents
Culture Documents
Pertanyaan
Apa itu perdarahan? Sebutkan jenis perdarahan? Apa penyebab tersering perdarahan? Bagaimana penatalaksanaan perdarahan? Apa itu syok? Sebutkan jenis syok? Apa tanda awal syok? Bagaimana penatalaksanaan syok?
Pertanyaan
Bagaimana etika merujuk pasien kegawatdaruratan? Jika terjadi bencana masal, bagaimana pengaturan pemilihan pasien untuk ditangani? Apa kasus kegawatdaruratan pada thoraks? Apa kegawatdaruratan pada trauma thoraks? Bagaimana penanganannya? Apa kasus kegawatdaruratan pada abdomen? Apa kegawatdaruratan pada trauma abdomen?
Pertanyaan
Apa kegawatdaruratan pada kasus keracunan? Bagaimana penanganannya? Apa kegawatdaruratan pada kasus intoksikasi? Bagaimana penanganannya? Apa kegawatdaruratan pada kasus gigitan binatang? Bagaimana penanganannya? Apa penyebab kasus henti jantung? Bagaiamana penanganannya?
Content
Perdarahan dan syok Trauma abdomen Trauma thorak Transportasi Pasien Pertolongan pertama pada kegawatdaruratan medis lain :
Keracunan Keracunan narkoba Gigitan binatang berbisa Serangan jantung
Primary Survey
Airway Breathing Circulation Disability Exposure/enviroment
Secondary Survey
Head to toe examination Anamnesis : AMPLE
Alergi Medikasi Past Illness Last meal Event/environment
Pemeriksaan fisik
Perdarahan
Kehilangan volume darah sirkulasi secara akut Volume normal darah : 7 % BB Perdarahan merupakan penyebab syok yang paling umum Perdarahan paling sering disebabkan oleh mekanisme trauma
Cont'
Kehilangan darah secara signifikan dapat menyebabkan syok dan kematian Kontrol perdarahan yang cepat dapat mencegah terjadinya syok Perdarahan berdasarkan asalnya dibagi :
Ekternal Internal : arteri, vena, kapiler
14
Perdarahan
Internal External
Internal Bleeding
Umumnya terjadi pada trauma tumpul Kejadian perdarahannya didasarkan pada mekanisme injury Dapat menyebabkan syok dan mengancam jiwa Sulit mengontrol dan menghentikan perdarahannya
Trauma Tumpul
Penyebab umum kejadian perdarahan internal
Jatuh Kecelakaan kendaraan bermotor Kecelakaan pada pejalan kaki Blast injuries
Penetrating Trauma
Yang umum :
Gunshot wounds Stab wounds Impaled objects
External Bleeding
Spurting Steady
Mekanisme kompensasi
Vasokonstriksi di kulit, otot dan sirkulasi visceral untuk menjaga aliran darah yang cukup ke ginjal, jantung dan otak Peningkatan detak jantung Meningkatkan tahanan perifer Heart rate x stroke volume = cardiac output Stroke volume :
Preload Myocardial contractility Afterload : fluid : pump : pipe
Syok
Gangguan sirkulasi yang ditandai dengan kolapsnya hemodinamik tubuh berupa perfusi yang tidak adekuat pada kulit, ginjal dan sistem syaraf pusat Pada setiap pasien trauma dengan akral dingin dan takikardia dianggap dalam syok sampai terbukti sebaliknya
Syok
Hemorragik Non hemorragik
Syok Perdarahan
Sangatlah berbahaya untuk menunggu kondisi pasien-pasien trauma sampai jelas tanda-tanda syok Resusitasi cairan harus segera dimulai ketika tanda-tanda dan gejala dini kehilangan darah mulai tampak atau diduga
Kelas IV >2000
%
Pulse rate Blood pressure Pulse pressure Respiratory rate Urine output (ml/hr) Mental status Fluid replacement
Up to 15%
<100 Normal Normal or increase 20 >30 Slightly anxious Crystalloid
15% - 30%
100 120 Normal Decreased 20 30 20 30 Mildly anxious Crystalloid
30% - 40%
120 140 Decreased Decreased 30 40 5 15 Anxious, confused Crystalloid and blood
>40%
>140 Decreased Decreased >35 Negligible Confused, lethargic Crystalloid and blood
Penatalaksanaan
Stop perdarahan dan penggantian volume cairan/ darah yang hilang ABCDE Bolus cairan hangat secepatnya 1-2 liter untuk dewasa dan 20 ml/kg untuk anak-anak Jumlah darah dan cairan yang diperlukan sulit diprediksi 3:1
Cont
Adalah sangat penting untuk menilai respon pasien terhadap resusitasi cairan dengan adanya bukti perfusi dan oksigenasi organ yang adekuat Penilaian :
Urin output : 0.5 ml/kg/jam Tingkat kesadaran Perfusi perifer
Respon
Respon cepat : hemodinamis tetap normal setelah bolus cairan awal Respon sementara : memberikan respon setelah bolus namun hemodinamik turun kembali Respon minimal atau tidak adanya respon
Trauma
Trauma Thoraks
Penyebab mortalitas yang sangat bermakna Hipoksia, hiperkarbia, asidosis Hipoksia merupakan manifestasi klinis yang paling serius Tatalaksana :
Primary survey Resusitasi fungsi vital Secondary survey Penanganan definitif
Tension Pneumothoraks Open Pneumothoraks Flail chest dan Kontusio paru Hemothoraks masif Tamponade jantung
Tension Pneumothoraks
One-way valve Udara didorong masuk kedalam rongga thoraks tanpa ada celah untuk keluar sehingga memicu paru kolaps Mediastinum terdorong ke sisi berlawanan, penurunan aliran darah balik vena dan penekanan pada paru di sisi yang berlawanan Bisa dari komplikasi simple pneumothoraks pasca trauma tumpul
Cont
Nyeri dada Air hunger Distress nafas Takikardia Hipotensi Deviasi trakea Hilangnya suara nafas pada salah satu sisi Distensi vena leher sianosis
Penatalaksanaan
Dekompresi segera Penusukan jarum kaliber besar pada ruang interkostal kedua pada garis midklavicula (tension pneumothoraks menjadi simple pneumothoraks) Definitif : pemasangan chest tube pada SIC V disisi anterior dari garis midclavicula
Open Pneumothoraks
Sucking chest wound 2/3 diameter trakea Udara mengalir melalui defek dinding thoraks pada setiap upaya pernafasan
Penatalaksanaan
Occlusive dressing steril pada 3 sisi Saat pasien inhalasi, penutup ini akan menyumbat luka, mencegah udara masuk dan saat ekspirasi, lubang terbuka dari penutup Definitif : bedah
Flail Chest
Fraktur segmental multiple costa Defek ini tidak menyebabkan hipoksia tapi nyeri saat bernafas yang menyebabkan hipoksia
Penatalaksanaan
Pressing pada costa yang patah Ventilasi adekuat Pemberian oksigen Pemberian cairan Analgesia
Hemothoraks Masif
Perdarahan > 1500 ml Luka tembus yang merobek pembuluh darah atau trauma tumpul Perdarahan akan disertai hipoksia Hilangnya suara nafas dan perkusi redup
Penatalaksanaan
Restorasi volume darah Dekompresi kavitas thoraks Torakotomi : chest tube
Tamponade Cordis
Pericaridum terisi darah Luka tembus Triad Becks :
Peningkatan tekanan vena Penurunan tekanan arteri Suara jantung yang menjauh
Kausmaull respiratory
Diagnosis
Ekokardiogram Focused assessment sonogram in trauma (FAST)
Penatalaksanaan
Pericardiosintesis Pemberian cairan intravena
Simple Pneumothoraks
Udara yang masuk dalam ruang potensial antara pleura visceralis dan parietalis Luka tembus maupun tumpul Dislokasi fraktur tulang belakang Suara nafas menurun pada sisi yang sakit dan perkusi hipersonor
Penatalaksanaan
Pemasangan chest tube SIC IV/V sedikit anterior dari garis mid-axilaris Underwater seal apparatus
Hemothoraks
Perdarahan < 1500 ml Penatalaksanaan :
Chest tube Operasi eksplorasi
Trauma Abdomen
Rongga abdomen dapat terisi darah dalam jumlah banyak tanpa perubahan dramatis dalam penampilan ataupun ukuran dan tanpa tanda iritasi peritoneal yang jelas Hantaman langsung, deselerasi, atau trauma tajam pada batang tubuh harus dianggap cedera organ atau cedera vaskuler sampai dibuktikan bukan
Cont
Rongga abdomen :
Rongga peritoneum : diafragma, liver, limfa, kolon transversum Rongga retroperitonum : aorta abdominalis, vena cava inferior, duodenum, pankreas, ginjal, ureter, colon ascenden posterior dan descenden Rongga pelvis : rektum, kandung kencing, pembuluh darah iliaca, organ reproduksi
Cont
Cedera pada struktur organ retroperitoneal sulit dideteksi karena area ini jauh dari pemeriksaan fisik dan tidak segera menimbulkan tanda dan gejala Mekanisme cedera :
Trauma tumpul Trauma penetran
Trauma tumpul
Hantaman langsung : kemudi kendaraan, Cedera shearing : seat belt Cedera deselerasi Air-bag :
Limfa Liver Usus halus : 40 -50 % : 35 -45 % : 5 10 %
Trauma Penetrans
Luka tusuk
Liver Usus halus Diafragma Kolon
:
: 40 % : 30 % : 20 % : 15 %
Luka tembak
: 25 %
Luka ledak
Penilaian
Anamnesis
Kecepatan tabrakan Tipe tabrakan Posisi pasien Waktu cedera Tipe senjata Jarak dari penembak Jumlah tusukan Perdarahan eksterna
Penilaian
Pemeriksaan fisik :
Inspeksi Auskultasi Perkusi Palpasi
Penilaian
Pemeriksaan lain :
X-ray FAST Diagnostic Peritoneal lavage CT scan
Laparotomi
Trauma tumpul abdomen dengan hipotensi dan FAST positif atau terdapat bukti klinis perdarahan intraperitonela Trauma tumpul abdomen dengan DPL positif Hipotensi dengan luka penetrans abdomen Luka tembak melintasi rongga peritoneum atau visera/vaskuler retroperitoneum Eviserasi Perdarahan dari lambung, rektum, atau saluran genitourinary dari trauma penetran
Laparotomi
Peritonitis Udara bebas, udara retroperitoneal, atau ruptur hemidiafragma setelah trauma tumpul Ruptur saluran cerna, cedara kandung kencing, cedera pedikel ginjal, cedera parenkim visera berat akibat trauma penetrans atau tumpul
Keracunan
Bahan kimia Obat-obatan Makanan
Cont
Rute
Bisa diketahui lewat bau mulut, muntahan, luka bakar pada mukosa mulut, warna urin dan penemuan klinis
Diagnosis
Alloanamnesis Pemeriksaan klinis Pemeriksaan penunjang gas darah, EKG
: radiologi, analisis
Penatalaksanaan
Stabilisasi : ABC Dekontaminasi :
pulmonal Menurunkan pemaparan Mengurangi absorpsi Mencegah kerusakan
Cont
Dekontaminasi :
Pulmonal : oksigen lembab 100%, jauhkan dari inhalasi zat, ventilator Mata : ditengadahkan, miring kesisi mata yang terkena, irigasi larutan aquades atau NaCl 0,9% Kulit : dicuci dengan air mengalir Gastrointestinal : induksi muntah, kumbah lambung
Cont
Eliminasi :
Diuresis paksa Hemodialisa Arang aktif
Gambaran Klinik
Penurunan kesadaran Gangguan sistem pernafasan Pin point Nadi lemah Hipotensi Spasme saluran cerna Edema paru Kejang Aritmia jantung
Penatalaksanaan
Kegawatdarurat : ABC Penilain klinis Dekontaminasi racun : arang aktif, pencahar, pemberian obat perangsang muntah, kumbah lambung Antidotum : naloksone Terapi suportif Observasi dan konsultasi Rehabilitasi
Ular
Ciri ular berbisa :
Kepala segi empat panjang Gigi taring kecil Bekas gigitan : luka halus berbentuk lengkungan Terdapat 3 bekas gigitan
Gambaran Klinis
Gejala lokal :
Edema Nyeri tekan pada luka gigitan Ekimosis
Cont
Gejala sistemik :
Hipotensi Kelemahan otot Berkeringat Menggigil Mual Hipersalivasi Muntah Nyeri kepala Pandangan kabur
Cont
Gejala khusus :
Hematotoksik : perdarahan di tempat gigitan dan organ-organ, hemoptoe Neurotoksik : paresis, ptosis, kejang, koma Kardiotoksik : henti jantung Sindroma kompartemen
Penatalaksanaan
Diistirahatkan dalam posisi horizontal Jangan memanipulasi daerah gigitan Dilarang berjalan dan minum alkohol ABC SABU perinfus jangan infiltrasi lokal pada luka
Kalajengking
Ada yang berbisa dan tidak berbisa Bisa : hemolitik dan neurotoksik Gejala :
Nyeri seperti terbakar Peradangan disertai parestesi lokal Gelisah Keringat berlebihan Kejang Syok
Penatalaksanaan
ABC Dekontaminasi :
Cuci luka Tetanus profilaksis Jangan diberi es pada lokasi luka dan jangan , melakukan insici lokal serta penghisapan
Serum skorpion
Cont
4 irama penyebab henti jantung :
VF VT PEA Asistole
Penatalaksanaan
Airway : head tilt chin lift atau jaw thrust Breathing :
Mulut ke mulut Mulut ke hidung Mulut ke sungkup Dengan kantung pernafasan
Circulation
: CPR
BCLS
Rantai kelangsungan hidup :
Early Access Early CPR Early defibrillation Effective ACLS Integrated post Cardiac Arrest Care
Menghentikan CPR
Pertolongan sudah optimal Ada pertimbangan keracunan dan overdosis obat Henti jantung yang tidak disaksikan penolong Asistole menetap 10 menit atau lebih