You are on page 1of 2

Lingkaran Emas Ada seorang temanku yang sangat piawai membawakan materi saat dia presentasi di depan kelas.

Teman-temanku begitu antusias menyimak, walaupun masih ada satu-dua anak yang kurang berminat. Tapi sesi presentasi dan kelas tetap kondusif, berjalan dengan tenang. Tak sedikit pula teman-teman yang mengajukan pertanyaanmotivasi karena nilai keaktifan ataupun mereka tulus ingin mengajukan pertanyaankarena topik yang dia bawakan menarik dan disampaikan dengan sederhana. Gimana caranya sih, kok kamu bisa presentasi semudah ngobrol biasa? Tanyaku padanya, di sela-sela waktu saat jam istirahat. Sebenarnya dalam hatipun aku grogi, khawatir jika presentasiku berjalan tidak seperti yang aku inginkan. Tapi aku coba berusaha dulu, aku pelajari dan pahami materi yang akan aku presentasikan. Kemudian sebelum maju presentasi, aku pikirkan ada lingkaran emas yang bersinar terang saat aku duduk di sini, lalu lingkaran itu berpindah ke tempat di mana aku akan berdiri untuk presentasi. Aku akan nyaman berdiri di sana, seperti aku duduk di bangku kelas. Begitu ujarnya sambil menatap serius padaku. Senyumnya bijak sekali. Aku kagum pada temanku satu ini. Pada kesempatan presentasi berikutnya, aku mencoba mengajukan diri untuk menjadi presenter. Karena saat itu adalah tugas kelompok. Teman-teman satu kelompokku pun setuju dan mendukungku.

Hey, ternyata presentasi itu tak sesulit yang dibayangkan! Justru karena ketakutan pikiran kita sendirilah yang memberi kesan presentasi itu menakutkan. Terima kasih atas nasehatnya yang berharga, teman. Dia tersenyum dari belakang, di deretan kursi kelompokku.

You might also like