You are on page 1of 23

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab II ini akan di uraikan secara singkat teori-teori yang melandasi dalam penulisan ini adalah sebagai berikut: A. Pengajaran Bahasa Indonesia Kelas I B. Metode SAS C. Asas keperagaan D. Model alat peraga X E. Model alat peraga Y 1. Latar belakang penyusunan 2. Contoh-contoh gambar

3. Model kartu kata 4. Langkah-langkah /titian SAS 5. Pedoman penggunaan. F. Prestasi Belajar

A. Pengajaran Bahasa Indonesia Kelas I Sebelum dibahas secara lebih luas tentang pengajaran Bahasa Indonesia kelas I, perlulah diuraikan pengertian dan fungsi bahasa. Adapun yang dimaksud pengertian bahasa adalah bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota ma syarakat berupa symbol bunyi yang dihasilkan oleh alat

13

14

ucap manusia.1 Sebagai alat omunikasi bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, melatihkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan sesama warga. Ia mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan merencanakan dan mengaharkan masa depan kita. Ia juga memungkinkan manusia menganalisa masa lampaunya untuk memetik hasilhasil berguna masa kini dan masa yang akan datang. Untuk uraian arti bahasa, By Charlton laird berbpendapat: Language a serious business grammar is a means of using the logical and creative aspects of the mind to reveal meaning and emotions through the use of known grammatical dewless. That is, the use of language is the us the minds learning to use language carefully would seem long been considered so.2 Yang kurang lebih artinya sebagai berikut: Bahasa marupakan masalah yang serius dan penting. Tata bahasa mempunyai arti penggunaan logika dan kreasi dari pikiran untuk mengatakan maksud atau emosi, melalui pengggunaan pengetahuan dan tujuan gramatika. Penggunaan bahasa itu juga merupakan penggunaan dari pikiran. Belajar menggunakan bahasa dengan hati-hati kelihatannya seperti berlatih menggunakan piiran dengan hati-hathi dan hal itu mempunyai pertimbangan yang mendalam. Sedangkan di dalam filsafat ilmu IA, juga diuraikan: Bahasa adalah merupakan lambing dimana rangkaian bunyi membentuk suatu arti tertentu, suatu missal: gunung, merpati, mangga. Dan juga diuraikan lewat bahasa manusia menyusun sandi-sandi yang membuka rahasia alam sehingga manusia tidak dikuasai oleh alam
Goys Keraf, DR, Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa, Penerbit Nusa Indah, Percetakan Arnoldus Ende, Flores, 1980, hal. 1. 2 By Charlton Loird, The Mirache of Language, Frocatt Publucation, INC Grenwich. Conn Member of American-Book Publishers Council INC, hal. 283.
1

15

melainkan manusia menjinakkan dan mengolah kebahagiaan umat manusia dan lingkungannya.3

alam

demi

Diatas telah diuraikan arti bahasa dan dibawah ini akan diuraikan fungsi bahasa. Pada umumnya fungsi bahasa sebagai berikut: a. Untuk tujuan praktis untuk mengadakan antar hubungan dalam pergaulan sehari-hari. b. Menjadi kunci mempelajari pengetahuan-pengetahuan lain. Selain mempunyai fungsi umum, setiap bahasa mempunyai fungsi khusus sesuai dengan kepentingan nasional dari suatu bangsa. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional republic Indonesia juga mempunyai fungsi khusus sebagai: a. Alat untuk menjalankan administrasi Negara b. Alat pemersatu berbagai suku di Indonesia c. Alat sebagai pembinaan kebudayaan nasional.4 Demikianlah secara garis besar tentang arti dan fungsi bahasa dalam kehidupan manusia, mengingat begitu besarnya diatas, kiranya tidak kalah pentingnya dari fungsi diatas, bahwa sebagai pengantar ilmu pengetahuan dan sebagai alat untuk mempelajari studi yang lain, dan apabila boleh dikatakan kegagalan bidang studi bahasa akan berakibat gagalnya bidang studi lainnya. Untuk memasyarakatkan pengguna bahasa, khususnya bahasa

Indonensia, pemerintah telah mengambil kebijaksanaan bahwa saluran bidang


Buku IA Filsafat Ilmu, Materi Dasar Pendidikan Program Akta Mengajar V, Dep. P&K Dirjen Pend. Tinggi 1983/1984, hal. 52. 4 Goys Keraf, Drs., Tata Bahasa Indonesia, Nusa Indah, Jakarta, 1969, hal. 15.
3

16

studi di sekolah dasar disampaikan dengan menggunakan pengantar bahasa Indonesia. Maka dapatlah disimpulkan pengajaran bahasa merupakan pengajaran kunci, merupakan pengajaran yang betul-betul mendapatkan penanganan yang lebih khusus, disamping itu dalam pengajarannya khususnya untuk kelas satu memerlukan guru yang professional penuh pengabdian dan disertai tanggung jawab yang tinggi. Untuk ini sekali lagi, penulis sampaikan sekali lagi. Tanpa memiliki kemampuan berbahasa, anak-anak akan mengalami kesulitan dalam menerima bidang studi yang lain. Oleh sebab itu pendidikan bahasa merupakan bagian yang sangat penting. 1. Tujuan pengajaran bahasa Indonesia kelas I SD Agar anak-anak kelas I SD mampu: a. Membaca dengan teknik yang baik, 5 kalimat sederhana maksimal 5 kata dalam waktu 5 menit. b. Menyuarakan tanda-tanda bunyi tulis dengan huruf kecil dari abjad: A, I, u, b, p, m, w, t, n, k, e, o, r, l, h, g, y, j, c ditambah dengan ng, ny, au, ai. c. Membaca huruf besar A, T, O, E, U, D, P, M, N, H, S, W, E, K dan seterusnya. d. Menuliskan kalimat-kalimat dengan huruf bersambung e. Mampu mengungkapkan pengalaman dengan mengungkapkan tulis latin tegak

kalimat-kalimat sederhana dan dapat dipahami oleh orang lain.

17

f. Mampu menangkap dan menanggapi apa yang dikatakan orang lain.5 2. Tes wacana a. Keluarga b. Rumah c. Sekolah d. Antara rumah dan sekolah e. Perkawinan /adat istiadat 3. Alokasi waktu a. Alokasi waktu tiap catur wulan Catur wulan I = 96 jam pelajaran Catur wulan II = 96 jam pelajaran Catur wulan III = 96 jam pelajaran Sebenarnya tiap 1 cawu disediakan 112 jam pelajaran yang 16 jam pelajaran untuk mengulang atau THB. b. Alokasi tiap minggu jam pelajaran tiap minggu Bahasa Indonesia di kelas I disediakan waktu 8 jam pelajaran tiap minggu. Setiap minggu diatur sebagai berikut: Cawu I MMP 6 jam, penegtahuan bahasa 2 jam Cawu II MMP 6 jam, penegtahuan bahasa 2 jam Cawu III MMP 5 jam, pengetahuan bahasa 3 jam.6 f. Lalu lintas g. Peternakan h. Kesehatan i. Tabungan

Bahasa Indonesia Pedoman Guru Membaca dan Menulia Permulaan I, Diterbitkan Dep Dik Bud RI, 1975, hal. 50. 6 Bahasa Indonesia Pedoman Guru Membaca dan Menulis Permukaan I. Diterbitkan Dep Dik Bud RI, 1978, hal. 50.

18

c. Alokasi waktu tiap hari Dikelas I tiap-tiap jam pelajaran disediakan waktu 30 menit, tiap hari 2 jam dalam 1 minggu 4 hari. 4. Sumber pelajaran tiap hari Bahan pengajaran bersumber dari: a. GBPP bahasa Indonesia bagian III, bahan pengajaran untuk kelas I. b. Buku pedoman bahasa Indonesia jilid I. c. Buku bahasa Indonesia membaca dan meulis permulaan jilid aI, bI, c d. Bahan karangan guru 5. Membaca permulaan tanpa buku bertujuan/baca gambar a. Member bekal penguasaan bahasa pada anak b. Menggunakan tanda bunyi (huruf) c. Member pengathuan dasar untuk membaca dan menulis . Pengertian membaca permulaan tanpa buku yang dimaksud membaca gambar. Adapun lamanya 8-10 minggu kalau memang memungkinkan dapat dipersingkat 4-5 minggu, tergantung: a. Tingkat inteligensi b. Latar belakang pendidikan anak sebelum masuk SD c. Fasilitas yang disediakan oleh guru d. Cara guru mengajar e. Prakarsa guru dan sebagainya.

19

6. Cara mengajar membaca menulis permulaan tanpa buku. a. Merekam, guru melakukan pengamatan pengalaman berbahasa anak dengan memperhatikan percakapan anak, sebelum pelajaran dimulai missal: ayah pergi, aku punya adik, ibu memasak. b. Tanya jawab Hasil rekaman dikembangkan dalam pelajaran di kelas. Missal; siapa nama dik? c. Cerita guru Isi cerita diarahkan kepada bahan yang henda diajarkan untuk katakata: ibu, bapak, kakak, adik, dan sebagainya. d. Membaca gambar/analisa gambar Guru menanyakan gambar keluarga budi dan masing-masing gambar keluarga budi dan gambar keluarga budi secara terpisah. Asosiasi dengan gambar, dengan gambar kalimat guru memperkenalkan kalimat di bawah gambar. Cukuplah jelas bahwa penagjaran bahasa di kelas I dimulai dengan membaca tanpa buku atau membaca gambar. Setelah itu untuk menyampaikan pengajaran bahasa Indonesia kelas I digunakan metode SAS. Langkah-langkah mengajar sesuai dengan buku murid. 1. Membaca gambar keluarga hal 1 2. Membaca gambar keluarga hal 2 3. Membaca gambar, dibawah gambar sudah terdapat kalimat suatu

20

missal gambar itu, di bawahnya ada kalimat: Ini budi budi hal 3

4. Latihan membaca seperti hal 6.7 Ini Ini Ini Ini Ini Ini budi budi budi budi budi budi

B. Metode SAS 1. Latar belakang Yang melatar belakangi metode SAS adalah adanya gagasangagasan pembaharuan pendidikan sejak tahun 1968 dan baru tahun 1970 an barulah mengambil langkah-langkah yang antara lain diadakan seminar pengajaran bahasa Indonesia sekolah dasar tanggal 23-25 Maret 1970, saying dalam gambar seminar tersebut tidak membuahkan hasil yang diharapkan. Setelah itu pemerintah mengadakan PKMM (Proyek kurikulum dan Metode Mengajar) dengan melalui berbagai penyelidikan dan percobaan maka tersusunkanlah metode SAS sebagai metode yang diettapkan untuk dikembangkan. Metode SAS di pilih untuk pengajaran
Bahasa Indonesia Ia Belajar Membaca dan Menulia, diterbitkan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 1982, hal. 1 sampai 6.
7

21

bahasa Indonesia.8 2. Dasar metode SAS a. Struktur bahasa Setiap bahasa memiliki struktur artinya terdiri atas organ atau bagian-bagian. Oleh karena itu struktur bahasa juga merupakan organisasi yang membentuk kesatua bahan. b. Bentuk bahasa Umumnya kita mengakui bagian bahasa yang terkecil adalah kalimat, satu kalimat harus mengandung atau menyertakan satu pengertian yang cukup jelas dan lengkap (bentuk, fungsi maupun isi). Namun kadang-kadnag kalimat atau bahasa itu dinyatakan dengan bentuk satu kata saja, satu ucapan saja, atau satu tanda saja, kata ini berdiri sendiri. Untuk mengajar bahasa tentu saja tidak dimulai dari mengajar suku kata atau kata. Selain dari dasar bahasa itu sendiri metode SAS di dasari pula oleh ilmu jiwa Gestal: bahwa pengamatan manusia terhadap sesuatu benda atau perwujudan adalah secara totalitas/keseluruhan atau global. Karena keingintahuan dari anak itu sendirinya akan dianalisa dan selanjutnya keseluruhan. akan dihubungkan kembali/disintesakan menjadi

Tim Penatar Keliling p3D Cabang Jawa Timur, Bahasa Indonesia Bahan Up Grading Guru/ Kepala Sekolah Dasar di Jawa Timur, hal. 19

22

3. Prinsip-prinsip metode SAS a. Bahasa baik lisan maupun tulisan adalah satu keselurhan satu struktur yang terorganisir. b. Kalimat adalah struktur bahasa yang terkecil, kalimat dapat dianalisa menjadi kata, suku kata dan huruf. c. Pada saat anak masuk SD telah membawa pengalaman berbahasa, maka pengalaman tersebut harus diperhatikan dan dikembangkan. d. Proses kejiwaan manusa menyerap rangsangan dari luar melalui struktur-struktur, baru kemudian mengenal unsure-unsurnya. e. Manusia memiliki kecenderungan sifat ingin tahu untuk memenuhi keinginan tersebut menggunakannya daya analisa dan sintesa. f. Pemahaman suatu makan selalu dalam hubunga dengan struktur. 4. Pengertian metode SAS SAS singkatan dari Struktur Analitik Sintatik a. Struktur artinya menurut struktur, susunan yang teratur yang merupakan bentuk tertentu, tapi pada hakekatnya terdiri dari bagianbagian tertentu pula. b. Analitik memiliki arti menurut analisa, secara analisa berarti bagianbagian atau organ, bagian dalam struktur akan Nampak setelah dianalisa. Hasil analisa akan merupakan bentuk analitik menganalisa berarti memisahkan, menceraikan, mengupas, atau menguraikan. c. Sintetik berarti secara sintesa atau menurut sintesa, sintesa berarti gabungan atau rangkaian hasil sintesa akan merupakan bentuk sintetik.

23

Secara logis orang setelah mengenal bagian-bagian dan fungsinya ada keinginan untuk mengenal kembali struktur. Dalam pengajaran bahasa setelah anak mengenal bagianbagian/kata, suku kata, huruf, hendaknya dibimbing untuk

mensintesakan lagi menjadi kalimat. 5. Tujuan metode SAS Metode SAS bertujuan agar anak secepat-cepatnya dapat membaca dan meulis bahasa Indonesia dan diharapkan anak lebih trampil berbahasa Indonesia. SAS mengutamakan keterampilan dari pada pengetahuan bahasa, pengetahuan bahasa diajarkan dengan dikemangkan pemakaian bahasa sebagai kebiasaan. 6. Keguanaan pemakaian bahasa sebagai kebiasaan Metode SAS digunakan untuk mengajarkan bahasa Indonesia, selain itu juga untuk pengajaran bidang studi yang lain. 7. Alat peraga Untuk mengajarkan bahasa Indonesia khususnya kelas I disediakan gambar-gambar, kartu kalimat, kartu kata, kartu suku kata dan kartu huruf, dalam penggunaannya ditempelkan pada kain planel. Alat peraga ini khususnya untuk klasilkal.

24

C. Model Alat Peraga Y Alat peraga ini diperoleh dari pemerintah atau paket dari Departemen Perdidikan dan kebudayaan Republik Indonesia. Adapun jenis-jenisnya sebagai berikut: 1. Kain flanel yang berfungsi untuk menempelkan gambar dan kartu huruf. 2. Gambar-gambar yang antara lain gambar keluarga, gambar ayah, ibu, budi, wati, dan gambar-gambar lainnya. 3. Kartu-kartu kalimat, kata, suku kata dan huruf-huruf. Gambar 1 sebagai alat untuk membaca gambar

Gambar 2 sebagai alat untuk membaca gambar yang dibawahnya sudah ada kalimatnya Gambar 3 kain Planel

Kartu suku kata - Bu - Wa - Sa Kartu huruf - A - S - R

- ru - gu - tu -t -h i

25

Kartu kalimat - Ini Budi - Ini rumah wati - Itu kerbau Kartu kata - Bapak - Ibu - Iwan Dengan diuraikannya pengajaran bahasa Indonsia kelas I, metode SAS maupun teori-teori yang mendukungnya, secara teoritis penulis dapat menarik kesimpulan bahwa; anak kelas I SD tidak akan mengalami kesulitan belajar membaca dan meulis. Namun, kenyataanya lain, seperti yang telah diajukan penulis dalam alasan pemilihan judul yang antara lain; keluhan-jkeluhan dari orang guru sendiri yang merasa sulit mengajar membaca dan menulis. Atas dasar keluhan-keluhan tersebut enulis mencoba mengadakan diagnose: kesulitan belajar anak dalam hal ini membaca dan menulis, mungkin hanya disebabkan karena kurang dapat membantunya alat eraga yang digunakan (kurang membantu dalam belajar membaca). Dari diagnose penulis diatas, penulis ingin mengadakan remidi denga mencoba membuat sebuah model alat peraga X.

D. Asas Kepegaraan Pada bab I, dalam, pembatasan istilah telah diuraikan tentang model alat peraga X, yang oleh penulis dikatakan bahwa model alat peraga X adalah merupakan model alat peraga yang dirancang oleh penulis sendiri dan bertujuan untuk membantu siswa-sisiwi dan guru kelas I agar lebih mudah dalam melaskanakan metode SAS dalam proses belajar membaca dan menulis permulaan.

26

Dalam ditaktik dan metodik juga diuraikan, peragaan adalah penting. Adapun yang dimaksud peragaan adalah: Memberikan variable dalam caracara guru mengajar dan mewujudkan bahan ajar secara nyata baik dalam bentuk aslinya maupun tiruan (model-model) sehingga murid dapat mengamati dengan jelas, dalam peragaan lebih tertuju untuk mencapai hasil yang diinginkan.9 Selain diatas ada juga yang mengatakan Di dalam ilmu mengajar meragakan itu penting: 1. Untuk memenuhi tiap tipe murid ada yang bertipe visual, akuatis, motoris dan taktil. 2. Untuk menarik perhatian anak dan membangkitkan aktivitas anak, memang banyak dikatakan orang bahwa dasar didaktik peragaan, keaktifan dan pemusatan perhatian merupakan tri tunggal.10 Apabila digambarkan /dibagankan seperti di bawah ini: Perhatian Peragaan keaktifan

Dari kedua definisi tersebut kiranya cukuplah jelas bahwa alat peraga adalah sangat penting dan dapat membentu untuk emnarik perhatian dan juga menambah keaktifan, sehingga dengan digunakan alat peraga di dalam proses belajar mengajar akan meningkatkan prestasi belajar, maka dari dasar ini penulis lalu menyusun sebuah model alat peraga X digunakan untuk belajar membaca permulaan.
Imanayah Alipandie, Drs., Didaktik-Metodik Pendidikan Umum, Penerbit Usaha Nasional, Surabaya, 1984, hal. 24. 10 Ag.Soeyono, Didaktik Metodik Umum, Solo, 1974, hal. 81.
9

27

E. Penyusunan Model Alat Peraga X Pada bab II sub E ini akan dibahas yang antara lain adalah: 1. Latar belakang penyusunan 2. Contoh gambar, sebagai alat untuk membaca gambar yang dilemgkapi dengan kalimat di bahwa gambar. 3. Model langkah-langkah atau titan SAS 4. Pedoman penggunaan. 1. Latar Belakang Penyusunan Penyusunan model alat peraga X ini diperkirakan oleh penulis, setelah penulis mempelajari teknologi pendidikan pada definisi 3 disebutkan: Instructional technology is a sub set of educatational technology, based on the concept that intruption is a sub set of educational. Instructional technology is a complex, in tegrated procces moolving people, prose durse ideas devices, and organization for analyzing problems and devising, implementing, evaluating and managing salutions to those problem, in situasions in which learning is purposive and controlled.11 Yang artinya: Teknologi instruksional adalah perangkat bagian dari teknologi pendidikan. Teknologi instruksional adalah proses yang terpadu dan kompel yang melibatkan orang, prosedur, ide-ide alat dan organisasi untuk menganalisa dan merencanakan, melaksanakan, menilai dan mencari pemecahan terhadap masalah tersebut dalam situasi belajar yang bertujuan dan terkendali.12

Kiranya cukuplah jelas arti dari teknologi instruksional. Di muka


11 12

The Definition Of Educational Tehnology, A. Summary Chapter I, Summary 3. Satuan Tugas AECT. (alih Bahasa Moh. Noer Soekmono dkk.) Pengantar DR. Iskandar W. MSc., Tehnologi Pendidikan (Definisi), Penerbit UD Budhi Agung, Surabaya.

28

telah dikemukakan bahwa anak mengalami kesulitan dalam belajar membaca, mungkin disebabkan karena tidak ada atau kurang

berufungsinya alat peraga yang ada. Maka dalam penyusunan model alat peraga X ini penulis berusaha memenuhi konsep teknologi

pendidkan/teknologi instruksional, yang dihubungkan dengan pengajaran bahasa yang cara penyampaiannya dengan menggunakan metode SAS. Di dalam metode SAS anak dituntut untuk menganalisa dan mensintesa, namun karena keterbatasan anak dalam menerima ide-ide SAS bias berakibat anak tersebut mengalami kesulitan dalam belajar membaca. Agar anak lebih mudah menggunakan metode SAS untuk belajar membaca, kiranya sangatlah perlu disediakan bagan SAS atau langkahlangkah SAS, sebagai titian untuk mengetahui ide-ide SAS dalam menganalisa dan mensintesa kalimat/kata. Karena yang akan dianalisa dan disintesa adalah kalimat/modul kartu kata yang urut-urutannya disesuaikan dengan buku paket bahasa Indonesia belajar membaca menulis permulaan IA dan IB atau buku sumber lain. Sehingga anak-anak tinggal menggunting kartu kata yang dikehendaki. Adapun langkah-langkah penggunaannya model alat peraha X ini sebagai berikut: o Membaca gambar/cerita gambar o Membaca kalimat yang ada di bawah gambar o Menggunting kartu kata yang akan dianalisa dan disintesa.

29

o Meletakkan dan memidnahkan kartu kata sesuai dengan gambargambar kotak yang tersedia sebagai proses analaisa dan sintesa. Dalam kegiatan terakhir ini anak diwajibkan membaca dan menulis sesuai dengan proses pemindahan. Berikut ini dismapaikan contoh-contoh gambar lengkap dengan kalimat makna gambar yang ada di bawahnya, gambar-gambar kotak titian SAS, model kartu kata dan pedoman penggunaan.

2. Langkah-Langkah /Titian SAS

30

3. Modul Kartu Kata IA


i i b n m p b r s b n s k t u n n u a a a o u e a a a e e n i i d n m p l m p b s p r b t i a a a a a e i i i a u a h d a i i n n m p b r s b n s k t u t t a a a a o u e a a a e e n i i n n m p l m p b s p r b t i a a a a a e i i i a u a u k n o t p a i h d a g g b s m g g b t j e a a u u i a s p t j r l k l e m a u u a a a u a u a p a j r l n s k e t a u a n d a h a h t u

Catatan : Guntinglah kata perkata sesuai dengan kebutuhan Oleh : ACHMAD

31

4. Pedoman Penggunaan Setelah segala sesuatunya dipersiapkan yang antara lain lembar peraga klasikal, buku peraga untuk murid dan niat pemotong kartu huruf, guru member contoh cara memotong kartu huruf yang telah tersedia pada modul kartu kata, missal yang dipotong: Selanjutnya dipotong : Lagi menjadi
b u d b i u d i

Agar kita tidak salah tafsir mengenai cara penggunaannya khusu gambar contoh kotak-kotak di bawah ini diberi nomor atau kode. Kotak nomor I :

Kotak nomor II: 1

Kotak nomor III: 1

Kotak nomor IV : 1

Kotak nomor V: Langkah-langkah penggunaan o Guru meletakkan potongan huruf :


b u d i

Pada kotak no I menjadi:

o Guru member contoj membaca, b u d i, anak menirukan membaca dan dilanjutkan menulis b u d i. o Guru mengambil pada kotak No. II2
b

dari kotak No. I lalu di pindahkan

32

o Guru member contoh membaca b u , anak menirukan membaca dan dilanjutkan menulis, b u . o Guru mengambil
d i

dari kotak No. I lalu di pindahkan

pada kotak Nomor II2 o Guru member contoh membaca d i anak menirukan membaca dan dilanjutkan menulis, d i o Guru mengambil huruf pada kotak No. III 1. o Guru member contoh membaca, b, anak menirukan membaca dan dilanjutkan menulis, b o Guru mengambil huruf pada kotak No III2. o Guru member contoh membaca u , anak menirukan membaca dan dilanjutkan menulis u. o Guru mengambil huruf pada kotak No. III3. o Guru member contoh membaca d , anak menirukan membaca dan dilanjutkan menulis, d . o Guru mengambil huruf pada kotak No. III4. o Guru member contoh membaca I , anak menirukan membaca dan dilanjutkan menulis i . o Guru mengambil huruf
b i d u b

dari kotak No. II1 lalu dipindahkan

dari kotak No II1 lalu dipindahkan

dari kotak No II2 lalu dipindahkan

dari kotak No. II2 lalu dipindahkan

dari kotak No. III1 dan huruf

33

dari kotak No. III2, lalu dileakkan pada kotak No III1, menjadi
b u

o guru memberi contoh membaca, b u, anak menirukan membaca dan dilanjutkan menulis b u. o Guru mengambil huruf
i

dari kotak No. III3 dan huruf

dari kotak No. III4, lalu diletakkan pada kotak No IV2


d i

menjadi

o Guru mengambil dari kotak menjadi


b u

dari kotak No. IV1 dan

no. IV2, lalu diletakkan pada kotak no. V


d i

o Guru member contoh membaca, b u d i anak menirukan membaca dan dilanjutkan menulis b u d i .

Dengan

selesainya

langkah-langkah

tersebut

diatas

anak

diharapkan dapat membaca dan memiliki tulisan seperti di bawah ini: budi bu di budi bu di budi

Apabila anak sudah mengetahui cara penggunaannya, selanjutnya pengguntingan kartu huruf, membaca dan menulis dapat dikerjakan di rumah.

34

Catatan: o Pada proses atau langkah-langkah kotak No. III 1


b

Guru menanamkan kepada anak agar dapat mengucapkan lambing bunyi/artikulasi bunyi o Setiap anda menaruh anak untuk menulis, waktu dari peralihan tanggapan ke psycho motorik, perhatikan baik-baik gerak otot tangan untuk membentuk huruf/lambang bunyi.

F. Prestasi Belajar Dalam kegiatan belajar mengajar, sebenarnya tidak hanya sekedar guru melaskanakan tugasnya, dalam hal ini hanya menyampaikan informasi atau pengetahuan, sedangkan murid hanya menerika dan berarti tugas guru dan murid sudah selesai. Kegiatan belajar mengajar tersebut diatas, belumlah dianggap selesai, karena guru dan masing-masing murid belum mengetahui sejauh mana daya s erap materi yang diterima oleh murid, dan apabila dinilai dengan angka, berapa nilainya? Maka untuk mengetahui keberhasilan proses belajarmengajar harus diakhiri dengan evaluasi. Sedang evaluasi dilaksanakan, bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keberahasilan proses belajar mengajar, apabila tidak berhasil apa yang menajdi kendalanya. Dan apabila berhasil factor-faktor mana sajakah yang mendukungnya.

35

Adapun yang dimaksud prestasi belajar adalah hasil evaluasi, baik dalam bentuk tes obyektif atau subyektif dan mungkin juga dilakasanakan dengan non tes. Yang materinya telah disusun sedemikian rupa, dilengkapi kunci jawaban dan juga skor penilaian, bias kwantitatif atau kualitatif. Umpamanya baik, sedang dan kurang atau 1-10 dan 1-100. Sehingga s eelsai diadakan evaluasi, langsung bias dikorelasi dan yang terakhir dari masingmasing peserta akan mendapatkan nilai. Dan nilai inilah yang diangkat sebagai prestasi belajar.

You might also like