You are on page 1of 44

Deti (20611011) Meyta (20611005) Salawati

BIOLOGI, SITH - ITB 2011

A. MEAN 2 POPULASI, TIDAK BERPASANGAN

2 populasi dikatakan tidak berpasangan/saling bebas apabila populasi 1 dan populasi 2 tidak saling mempengaruhi, melibatkan 2 populasi objek yang berbeda. Pembagian kasus untuk uji hipotesis mean 2 populasi tidak berpasangan: 1. 12 dan 22 Diketahui 2. 12 dan 22 Tidak Diketahui

Jenis H0 dan H1 : 1. Uji Hipotesis 1 arah H0 : (1- 2) = 0 H1 : (1- 2) < 0 H0 : (1- 2) = 0 H1 : (1- 2) > 0

2. Uji Hipotesis 2 arah H0 : (1- 2) = 0 H1 : (1- 2) 0

/2

/2

1. 12 dan 22 Diketahui

Apabila pada suatu kasus nilai 12 dan 22 diketahui, maka dilakukan pengujian hipotesis dengan statistik uji z.

Setelah diperoleh nilai Z, dilanjutkan dengan menetukan nilai z pada tabel distribusi z untuk taraf signifikansi .

2. 12 dan 22 Tidak Diketahui

Apabila pada suatu kasus, nilai 12 dan 22 tidak diketahui, maka harus dilakukan asumsi-asumsi. Asumsi tersebut ada 2 macam, yaitu: Asumsi 12 = 22 Asumsi 12 22

a. Asumsi 12 = 22

Untuk asumsi 12 =22, maka dilakukan pengujian hipotesis dengan statistik uji t:

Setelah diperoleh nilai T, dilanjutkan dengan menetukan nilai T pada tabel distribusi t dengan taraf signifikansi . Derajat kebebasan yang digunakan:

b. Asumsi 12 22

Untuk asumsi 12 22, maka dilakukan pengujian hipotesis dengan statistik uji t:

Setelah diperoleh nilai T, dilanjutkan dengan menetukan nilai T pada tabel distribusi t dengan taraf signifikansi . Derajat kebebasan yang digunakan:

B. MEAN 2 POPULASI BERPASANGAN

Ciri 2 populasi berpasangan adalah: a. Jumlah data untuk setiap populasi sama b. 2 populasi dikenai perlakuan yang sama c. Dilakukan terhadap objek yang sama Untuk menguji 2 populasi yang berpasangan, dilakukan dengan cara: Membuat populasi baru dengan cara menghitung selisih antara kedua populasi. Menghitung nilai rata-rata untuk populasi baru Menghitung nilai Sd (standar deviasi) untuk populasi baru Menggunakan statistik uji t:

Menentukan daerah Kritis untuk taraf signifikansi dan

Jenis H0 dan H1 : 1. Uji Hipotesis 1 arah H0 : d = 0 H1 : d < 0 H0 : d = 0 H1 : d > 0

2. Uji Hipotesis 2 arah H0 : d = 0 H1 : d 0

/2

/2

RINGKASAN

SOAL LATIHAN

CONTOH SOAL UH MEAN 2 POPULASI, 12 DAN 22 DIKETAHUI

Oncologist melakukan penelitian untuk melihat pertumbuhan tumor pada tikus dengan bahan kimia A dan B. 30 ekor tikus diberi zat kimia A dan 30 ekor lainnya diberi zat kimia B. Setelah 4 minggu, diperoleh data bahwa tikus yang diberi zat kimia A memiliki berat tumor rata-rata 1,28 g dengan standar deviasi 0,31 dan tikus yang diberi zat kimia B memiliki rata-rata 1,53 g dengan deviasi 0,38. Dengan signifikansi 5%, buktikan bahwa zat kimia A dan B mempengaruhi pertumbuhan tumor!

SOLUSI

Diketahui: X 1 =1,28
1 = 0,31
2

X 2 = 1,53

2 = 0,38
2

1 = 0,0961 2 = 0,1444
n1 = 30 n2 = 30

= 0,05

Ditanya: a. H1 0 b. H1 < 0 c. H1 > 0

Solusi pertanyaan a

H0 : (1- 2) = 0 H1 : (1- 2) 0 = 0,05 Statistik uji:

Daerah Kritis Untuk = 0,05, nilai Z tabel = 1,96


Daerah Kritis Daerah Kritis

-1,96

1,96

Statistik uji dengan data sampel

= -4,412

Kesimpulan Tolak H0 karena Zhit < -1,96, pada = 5%. Dengan kata lain, zat kimia A dan B yang digunakan oleh oncologist mempengaruhi pertumbuhan tumor.

Solusi jawaban pertanyaan b

H0 : (1 - 2) = 0 H1 : (1 - 2) < 0 = 0.05 Nilai T hitung = -4,412 Daerah kritis :


Untuk = 0,05, nilai z tabel = 1,645
Daerah Kritis

Kesimpulan: Tolak H0 karena Zhit < -1,645 pada = 5%. Jadi, ada pengaruh dari zat kimia A ataupun zat kimia B terhadap pertumbuhan tumor.

-1,645

Solusi jawaban pertanyaan c

H0 : (1 - 2) = 0 H1 : (1 - 2) > 0 = 0.05 Nilai T hitung = -4,412 Daerah kritis :


Untuk = 0,05, nilai z tabel = 1,645
Daerah Kritis

Kesimpulan: H0 gagal ditolak karena Zhit < 1,645 pada = 5%. Jadi, zat kimia A ataupun zat kimia B berpengaruh kecil terhadap pertumbuhan tumor atau dapat tidak berpengaruh sama sekali.

1,645

CONTOH SOAL UH MEAN 2 POPULASI, 12 DAN 22 DIKETAHUI

Seorang peneliti melakukan penelitian mengenai dua cara menangkap ngengat, yaitu cara A dan cara B. Dari penelitian ini diperoleh data sebagai berikut:
Banyaknya Ngengat Yang Ditangkap Dengan Cara A (ekor) 39 34 33 36 40 25 31 37 34 Banyaknya Ngengat Yang Ditangkap Dengan Cara B (ekor) 54 57 62 55 64 57 56 55

Ujilah: a. Beda mean banyaknya ngengat yang tertangkap dengan cara A dan cara B lebih dari 5. b. Kurang dari 5. c. Tidak sama dengan 5.

12 DAN 22 DIASUMSIKAN SAMA

Dengan asumsi 1 2 = 2 2 ujilah: a. Beda mean banyaknya ngengat yang tertangkap dengan cara A dan cara B lebih dari 5. b. Kurang dari 5. c.Tidak sama dengan 5.
Diketahui

X 1 = 34.33 X 2 = 57.5 S1 = 20.5


2

S 2 =12.86
2

= 16.935

Sp = 4.12

Solusi jawaban pertanyaan a

H0 : (1 - 2) = 5 H1 : (1 - 2) > 5 = 0,05 Statistik uji

Daerah kritis

Daerah Kritis

1,753

Dengan = 0,05 dan

= 9 + 8 - 2 = 15 ,

maka nilai T tabel = 1,753.

Statistik uji dengan data

= - 14,071

Kesimpulan: Thit < 1,753, maka H0 gagal ditolak pada = 5%. Jadi, beda mean ngengat yang tertangkap dengan cara A dan cara B adalah sama dengan 5.

Solusi jawaban pertanyaan b

H0 : (1 - 2) = 5 H1 : (1 - 2) < 5 = 0.05 Nilai T hitung = -14,071 Daerah kritis : T tabel utk = 0,05 dan df = 15 adalah -1,753
Daerah Kritis

-1,753

Kesimpulan: Tolak H0 karena Thit < -1,753 pada = 5%. Jadi, beda mean ngengat yang tertangkap dengan cara A dan cara B adalah kurang dari 5.

Solusi jawaban pertanyaan c

H0 : (1 - 2) = 5 H1 : (1 - 2) 5 = 0,05 Nilai T hitung = -14,071 Daerah kritis : T tabel utk /2 = 0,025 dan df = 15 adalah 2,131
Daerah Kritis Daerah Kritis

-2,131

2,131

Kesimpulan: Tolak H0 karena Thit < -2,131 pada = 5%. Jadi, beda mean ngengat yang tertangkap dengan cara A dan cara B adalah tidak sama dengan 5.

12 DAN 22 DIASUMSIKAN TIDAK SAMA

JAWAB
Diketahui: X 1 = 34.33
X 2 = 57.5 S1 = 20.5
2

S 2 =12.86
2

n1 = 9 n2 = 8

Ditanyakan: a. H1 : (1 - 2) > 5 b. H1 : (1 - 2) < 5 c. H1 : (1 - 2) 5

a.

H0 : (1 - 2) = 5 H1 : (1 - 2) > 5 = 0.05 Statistik uji

Daerah kritis
Daerah Kritis

1,761

Dengan = 0,05 dan maka nilai T tabel = 1,761 H0 ditolak jika t > 1,761

= 13,604 ~ 14

Statistik uji dengan data: = - 3,432

Kesimpulan H0 gagal ditolak karena nilat Thitung < Ttabel = -3,432 < 1,761, tidak berada pada daerah penolakan H0 (daerah kritis) pada = 5%. Beda mean banyaknya ngengat yang ditangkap dengan cara A dan cara B tidak lebih dari 5.

b.

H0 : (1 - 2) = 5 H1 : (1 - 2) < 5 = 0.05 Statistik uji

Daerah kritis
Daerah Kritis

-1,761

Dengan = 0,05 dan

= 13,604 ~ 14

maka nilai T tabel = - 1,761 H0 ditolak jika t < -1,761

Statistik uji dengan data: = - 3,432

Kesimpulan H0 ditolak karena nilat Thitung < Ttabel = -3,432 < - 1,761, berada pada daerah penolakan H0 (daerah kritis) pada = 5%. Beda mean banyaknya ngengat yang ditangkap dengan cara A dan cara B kurang dari 5.

c.

H0 : (1 - 2) = 5 H1 : (1 - 2) 5 = 0.05 Statistik uji

Daerah kritis
Daerah Kritis Daerah Kritis

/2
-2,145

/2
2,145

Dengan = 0,05; /2 = 0,025 dan maka nilai T tabel = 2,145 H0 ditolak jika t < -2,145 atau jika t > 2,145

= 13,604 ~ 14

Statistik uji dengan data: = - 3,432

Kesimpulan H0 ditolak karena nilat Thitung < Ttabel = -3,432 < - 2,145, berada pada daerah penolakan H0 (daerah kritis) pada = 5%. Beda mean banyaknya ngengat yang ditangkap dengan cara A dan cara B tidak sama dengan 5.

2 POPULASI BERPASANGAN

Dari penelitian Comparison of Sorbic Acid in Country Ham Before and After Storage diperoleh data yang menyangkut perbandingan sisa asam sorbat (dinyatakan dalam bagian per sejuta) dalam daging ham setelah dicelupkan pada asam sorbat dan setelah disimpan selama 60 hari sebagai berikut:
Potongan 1 2 3 4 5 6 7 8 Sisa Asam Sorbat dalam Ham Sebelum disimpan (ppm) 224 270 400 444 590 660 1400 680 Setelah disimpan (ppm) 116 96 239 329 437 597 689 576

Pertanyaan: Ujilah bahwa lama penyimpanan selama 60 hari menyebabkan penurunan asam sorbat tidak sama dengan 100 ppm. Ujilah bahwa lama penyimpanan selama 60 hari menyebabkan penurunan asam sorbat lebih dari 100 ppm. Ujilah bahwa lama penyimpanan selama 60 hari menyebabkan penurunan asam sorbat kurang dari 100 ppm.

JAWAB
Diketahui:
Populasi 1 1 2 3 4 5 6 7 8 Rata-rata 2 224 270 400 444 590 660 1400 680 583,5 137504,9 Populasi 2 116 96 239 329 437 597 689 576 384,875 50982,7 Populasi Baru (d) 108 174 161 115 153 63 711 104 198,625 44169,41

Ditanyakan: a. H1 : d 100 b. H1 : d > 100 c. H1 : d < 100

a.

H0 : d = 100 H1 : d 100 = 0.05 Statistik uji

Daerah kritis
Daerah Kritis Daerah Kritis

/2
-2,365

/2
2,365

Dengan = 0,05; /2 = 0,025 dan maka nilai T tabel = 2,365 H0 ditolak jika t < -2,365 atau jika t > 2,365

= 7

Statistik uji dengan data: = 1,2415

Kesimpulan H0 gagal ditolak karena Thitung> Ttabel = 1,2415> -2,365 dan Thitung < Ttabel = 1,2415 < 2,365, tidak berada pada daerah penolakan H0 (daerah kritis) pada = 5%. Dengan kata lain, lama penyimpanan selama 60 hari menyebabkan penurunan asam sorbat sebanyak 100 ppm.

b.

H0 : d = 100 H1 : d > 100 = 0.05 Statistik uji

Daerah kritis
Daerah Kritis

1,895

Dengan = 0,05 dan maka nilai Ttabel = 1,895 H0 ditolak jika t > 1,895

= 7

Statistik uji dengan data: = 1,2415

Kesimpulan H0 gagal ditolak karena nilat Thitung < Ttabel = 1,2415 < 1,895, tidak berada pada daerah penolakan H0 (daerah kritis) pada = 5%. Lama penyimpanan selama 60 hari menyebabkan penurunan asam sorbat tidak lebih dari 100 ppm.

c.

H0 : d = 100 H1 : d < 100 = 0.05 Statistik uji

Daerah kritis
Daerah Kritis

-1,895

Dengan = 0,05 dan maka nilai T tabel = 1,895 H0 ditolak jika t < -1,895

= 7

Statistik uji dengan data: = 1,2415

Kesimpulan H0 gagal ditolak karena nilat Thitung > -Ttabel = 1,2415 > - 1,895, tidak berada pada daerah penolakan H0 (daerah kritis) pada = 5%. Lama penyimpanan selama 60 hari menyebabkan penurunan asam sorbat tidak kurang dari 100 ppm.

TERIMA KASIH

You might also like